20.
Apa yang salah dari ciuman sama suami sendiri? Gak ada yang salah... yang salah adalah gue sekarang gak bisa tidur karena suami gue yang mencium gue tadi.
Gue gak tau kenapa tapi bayang-bayang akan dosen galak tuh gak ilang sama sekali dari benak gue. Gue ngeliat dia tetep sebagai dosen galak walaupun sekarang dia lagi terlelap dengan wajah damai di samping gue.
Gue masih belum bisa menganggap dia sebagai suami gue, bahkan sampai saat ini.
Gue pun akhirnya memilih untuk bertanya sama orang yang lebih berpengalaman dari gue.
Imarasti
Inggits udah tidur belum im?
Imarasti baru mau tidur, kenapa?
Inggits weh malem amat tumben
Imarasti malem jumat git, kan sunah rasul
Inggits alasan lo ya nyeeeettt
Imarasti kalau udah nikah mah jadi ladang pahala nyettttt!
Inggits :((
Imarasti kenapa? Lo ama Pak Arya belom emang?
Inggits boro anjiiir! Gue masih takut sama dia. Tadi dia marah gara-gara gue pergi gak bilang-bilang :(
Imarasti Lah elu bego malah pergi sama pacar pas udah punya suami
Inggits you know what i feel right? Huhuhu jangan nge judge gitu disaat lo pernah merasakan di posisi gue nyeeeet
Imarasti marahnya Pak Arya kalau di rumah gimana? Sama kaya di kampus?
Inggits beda sih im... dikit
Imarasti apa bedanya?
Inggits kepo lo njirrrr
Imarasti terus lo ngapain nge chat gue malem malem?
Inggits gue belum bisa nerima dia jadi suami gue :(
Imarasti denger ya git, nikah itu gak main-main meskipun keluarga lo persiapannya kaya main-main. Gimanapun juga dia suami lo sekarang. Belajar lah buat nerima dia
Inggits gimana caranya?
Imarasti perbanyak skinship
Inggits ARE YOU KIDDDING MEEEE?!!!!
Imarasti Alay lo
Inggits lo mah gak pengertian :(
Imarasti lo udah pernah meluk dia pas tidur belom? Seenggaknya dia kalau lagi tidur kan gak galak-galak amat
Inggits belom... gue belom pernah meluk dia
Imarasti HHHHHH bodo ah, gue jadi ikutan pusing kan
Inggits im? Gue harus gimana
Read
Inggits jangan di read doang anjir
Read
Inggits IMARASTI MAUREEN FATHINA!
Imarasti GUE UDAH NGASIH TAU LO TADI! BERISIK GUE CAPEK MAU TIDUR!
Inggits 😢😢😢😢😢
Handphone gue akhirnya balik, Pak Arya tadi tiba-tiba ngasih ke gue gatau karena apa. Mungkin dia kesambet.
Gue pun sedikit mendekatkan badan gue ke Pak Arya sesuai dengan saran iim.
Gue sempet mundur lagi karena ragu, tapi gue akhirnya memberanikan diri dan mendekat ke arah dia.
Sesuai perintah iim gue memeluk Pak Arya yang sedang tertidur, dan untungnya dia gak kebangun. Gue menyamankan posisi gue dan melihat wajah Pak Arya dari dekat.
Dia ganteng... sayangnya galak.
Meluk dia ternyata rasanya jauh lebih hangat dari memakai selimut, dan gue pun tertidur dengan lelap.
*****
Paginya gue terbangun karena sinar matahari yang cukup silau menyinari kamar kami, sekarang tangan Pak Arya malah ada di pinggang gue dan memeluk gue.
Gue mengucek mata untuk memastikan jam yang berada di dinding kamar gue berfungsi dengan baik.
"Jam tujuh?!!!"
Gue segera menjauhkan Pak Arya dari tubuh gue dan menggoyangkan tubuhnya.
"Mas kita telat!"
Pak Arya terlihat cukup terkejut, dan kami berdua segera buru-buru mengambil handuk. Kami berdiri kikuk karena sama-sama ingin menggunakan kamar mandi.
"Biar saya di kamar mandi luar," kata Pak Arya yang gue angguki.
Gue keluar kamar mandi setelah selesai membersihkan diri, gue lupa membawa pakaian ke dalam kamar mandi yang biasanya selalu gue lakukan, dan sepertinya hal itu terjadi juga dengan Pak Arya.
Kita sama-sama canggung parah karena gak pernah ngeliat tubuh masing-masing yang lagi andukan.
"Kita udah telat," kata Pak Arya yang membuat gue tersadar.
Akhirnya kami berganti baju bersebelahan.
"Jangan ngintip,"
Gue sebenernya gak tau ngomong hal itu untuk Pak Arya atau untuk diri gue sendiri. Yang jelas bibir dan mata gue udah ternodai banyak.
"Ba- Mas tumben gak bangun pagi?" Tanya gue mencoba menghilangkan atmosfir kecanggungan diantara kami.
"Alarmnya mati," jawab Pak Arya.
Gue sedikit susah mengaitkan rok gue di bagian belakang yang membuat Pak Arya membantu mengaitkan dan menseletingkannya.
Dan ketika gue berbalik, kemejanya belum terkancing secara sempurna yang membuat tangan gue bergerak untuk mengancingkannya.
Sial! Perut kotak-kotaknya bikin muka gue merah gak karuan!
Jenara adalah temen gue yang bilang kalau Pak Arya itu hot pas lagi ngajar, dan gue baru merasakan itu sekarang.
Gara-gara kemarin dia mencium gue dan juga tadi pagi gue ngeliat perut kotak-kotak punya dia gue sama sekali gak bisa konsentrasi sama apa yang dia ajarin.
Gue jadi memperhatikan segala tentang dia. Mulai dari cara jalannya, cara dia menulis di papan tulis, bagaimana bibirnya bergerak untuk menjelaskan materi kuliah yang sama sekali gue gak ngerti ini.
Jenara is true! He's so hot!
Gue merinding disaat mata kami tidak sengaja bertemu pandang di sela-sela dia menjelaskan materinya. Tatapannya bikin gue lemah jantung.
Gue harus protes sama iim karena gue sekarang jadi gila gara-gara ngikutin saran dia semalem. Tapi rengkuhan yang gue rasakan saat bangun tidur tadi gak bisa gue deskripsikan dengan kata-kata.
"Lo tadi kenapa telat? Untung Pak Arya telat juga jadinya lo aman," tanya Rara.
Gue kan telatnya bareng dia...
"Kesiangan gue," jawab gue jujur.
"Balik jam berapa lo sama Kara?"
"Jam sepuluh gue udah sampe di apartemen kok,"
"Kurang malem kali."
"Hari ini kan kuliah anjir!"
"Kok bisa telat lo?"
"Keenakan tidur," jawab gue sekenanya.
"Kalian yang dibelakang, kalau masih mau ngobrol keluar dari mata kuliah saya," kata Pak Arya dingin.
Se hot-hotnya Pak Arya, dia tetep galak.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro