Pohon Jeruk Paman Gendut
"Tanya kamu mau ikut Main sepak bola tdk?... "
teman-teman sekolah Tanya siang itu terlihat ramai.
"Aq belum pamit pada bu maryam, tdk berani... " kata Tanya
"Sekali kali tdk pamit ngk apa apa kan?.. Memangnya... Ibu pengasuh mu itu sangat galak yah?... "
Kata Will teman sekolah tanya
Tanya menggeleng
" ibu Maryam sayang padaku melebihi Sayangnya pada anak-anak lain"
jawab Tanya banggakan Ibu Maryam yang sudah dianggapnya seperti ibu kandungnya sendiri
" kalau Bu Maryam itu sayang padamu pasti kamu tidak akan dimarahi nya ..ikut lah.. ikut sama kami..."
Tanya terlihat mulai tergoda dengan bujukan teman-temannya ia mulai berfikir kemudian
" ya deh aku ikut !"
"Horee!"
teman-teman tanya yang berjumlah 10 anak itu bersorak bersama-sama mereka lalu beriring berjalan menuju lapangan yang letaknya di bukit dekat sekolah Bukit dekat sekolah berada di belakang SMA di sepanjang Jalan Dr ke kaisaran mereka dengan cepat melepas seragam sekolah dan meletakkan seragam dan tas mereka di bawah pohon beringin yang besar yang letaknya di ujung sebelah kanan lapangan
" bolanya mana?"
Kata Will pada Endro
"sedang diambil Ifra di rumahnya"
Tak lama kemudian ifra sudah datang dengan membawa bola Mereka pun mulai bertanding karena jumlah mereka 10 dibuat menjadi 2 tim
Tanya seorang anak perempuan namun ia bisa mengimbangi seorang anak laki-laki dalam permainan sepak bola
Tanya menyumbangkan satu gol untuk timnya lalu permainan berlangsung dengan seru
" eh... sudah jam berapa ini? sepertinya sudah sore sekali ya?"
Ifra Ingatkan
Tanya seperti terlonjak
"Wah pasti terlambat 04.00 kan waktunya korve! gawat aku harus pulang !nanti bisa di Tegur ,aku bisa dimarahi oleh ibu Maryam"
Tanya mulai mengenakan seragam nya kembali
" baru jam 3 lebih 30 menit kok korvenya jam 4 kan ?"
endro sudah hafal dengan jadwal kegiatan di asrama tempat Tanya tinggal
Setelah anak-anak yang lain pulang tinggallah Tanya bersama will ,Afri dan endro
mereka berjalan meninggalkan Bukit menelusuri perkampungan di daerah pinggir ke kaisaran
"Eh... kita petik jeruk yuk "
ajak endro tiba-tiba
mata Tanya melotot
Will dan Afri saling berpandang
endro lalu menunjuk kearah sebuah rumah yang terkesan Angker
"pohon Jeruk paman gendut ?"
mereka bertiga mengucapkannya bersamaan
Tanya melotot ,di rumah paman gendut? Ngak salah?jangan bercanda!
Paman gendut itu kan terkenal pelit dan galak!, Mana berani minta buah jeruk pada Paman gendut !
mau disemprot?!
" tidak ah !..tidak mau!.. Paman gendut kan serem banget orangnya !..."
Afri yang pertama protes ngeri pikirannya
kata kebanyakan orang
orang gendut itu pasti lucu tapi tidak dengan paman gendut yang satu ini ,Paman gendut yang ini orangnya sangat keras dan galak, kumisnya yang tebal begitu menakutkan apalagi kalau sedang marah matanya pasti meletus seperti bola pingpong yang mau mengelinding hiiiyy!
"Jangan!.. itu sama saja mencuri itu salah dan berdosa kata ibu Maryam"
Kali ini Tanya membuka suara
Endro dan ifra hanya Saling pandang dan kemudian tersenyum
" lihat deh buah jeruk kuning itu pasti Manis deh.."
Tanya dan ifra jadi menelan ludah
Aduh ...mulai tergoda deh kayaknya
"Paman gendut itu kan Pelit ,kamu berani minta jeruk kepada orang pelit ¿"
Kata Tanya pada endro
"kita tdk harus meminta kan ?"
Tanya dan Afri melotot
"jika tidak harus meminta berarti kita mencuri ?!"
"biar Saja!.. Paman gendut perlutahu rasa agar tdk menjadi org pelit! "
Ifra terlihat ragu-ragu
Tanya jadi Teringat Pesan ibu Maryam kalau kita tidak boleh mengambil barang milik orang tanpa seizin yang punya karena itu sama saja dengan mencuri dan mencuri itu tidak dibolehkan karena akan mendapat dosa Tanya jadi bergidik sendiri, ia tidak akan pernah mau mencuri, takut hukuman Tuhan X
" Enggak ah ...kalian nggak takut ketahuan paman gendut? kalian nggak takut dosa ?"
"ah tdk apa² di rumah paman gendut ini sunyi, Lagian kita bisa sekalian memberi pelajaran pada paman gendut agar jadi orang yang tidak pelit "
tukas endro cepat
walaupun semula ragu tapi akhirnya Tanya jadi tergoda juga dengan bujukan teman-temannya
Tak lama kemudian mereka berempat terlihat mengendap-ngendap ke samping pohon jeruk Paman gendut
rumah paman gendut terlihat rapi
"Ayo Tanya kamu kan pandai memanjat kamu dulu yang naik ya!"
ucap Endro
dengan sedikit gemetar Tanya mulai memanjat pohon jeruk itu ada rasa takut jika sampai ketahuan
sesaat kemudian Tanya terlihat sudah mulai memetik buah jeruk yang terlihat sudah matang
Dan memberikan buah jeruk jeruk itu kepada teman-temannya yang berada di bawah dan mereka berusaha menangkapnya
"Tanya! ada paman gendut!"
Kata endro tiba-tiba
mereka bertiga terlihat panik dan cepat berlari meninggalkan pekarangan rumah paman gendut
wajahnya Tanya terlihat pucat Pasi saat Paman gendut mengacungkan sebatang tongkat ke arah teman-temannya sambil marah-marah, matanya yang besar begitu menakutkan.
keringat Tanya mulai membasahi kening dan sekujur tubuhnya saat paman gendut mendekat kearah pohon jeruk tiba-tiba mendongakkan kepalanya dan Ups! ketahuan deh
" Ayo anak nakal turun !"
bentak Paman gendut perlahan dan penuh rasa takut tanya turun dari pohon jeruk dengan hati-hati kepalanya tertunduk dalam-dalam tanya mulai mendekat kearah Paman gendut
Paman gendut menatap tajam ke arahnya
Sejenak kemudian dipegangnya tangan Tanya dan di bawanya masuk ke dalam rumah paman gendut
Tanya masih saja tak berani mengangkat wajahnya apalagi Paman gendut berkali-kali mengetukkan tongkat yang dibawanya ke meja tamu
" jangan-jangan Nanti aku dipukulnya"
batin Tanya ketakutan
istri paman gendut keluar dari ruangan tengah dengan membawa 2 gelas minum diletakkannya di meja tepat di depan Tanya
" jangan cuma dipandang Ayo diminum"
celetupan paman gendut dengan suara beratnya
"Kenapa? takut melihat kumis paman yang lebih lebat seperti Pak Raden ?atau takut lihat perut teman yang besar ?"
Kata paman gendut kemudian tertawa terbahak-bahak
bahunya terlihat bergoncang juga perutnya yang buncit itu begitu lucu seperti badut badut sirkus
sebenarnya Tanya ingin ikut tertawa tapi ia takut ia salah
apa paman gendut menjadi marah padanya jika ia tertawa
jadi senyumannya Ia simpankan saja dalam hati
"kenapa teman kamu tadi lari saat melihat Paman?"
Kata Paman gendut
Tanya menatap takut-takut
"Ya Tuhan Semoga aku tidak mendapat masalah besar"
hanya berharap dalam hati semoga Paman gendut tidak mengadukannya ke panti
kalau sampai Ibu Maryam dan para pengasuh tahu dia
dia pasti dapat hukuman yang akan diterimanya sangat berat
pertama tidak mendapat uang saku, kalau itu sih tidak masalah baginya karena Tanya Memang tidak suka jajan ,yang paling ditakutinya adalah hukuman kedua !yaitu tidak boleh bermain atau keluar dari Panti Asuhan dan bermain dengan teman sekolahnya lagi !
Bayangkan saja kalau dia Dilarang main sepak bola padahal sebentar lagi mereka akan bertanding
"kamu tidak berani memandang paman?"
Kata paman gendut kali ini suaranya tidak menakutkan lagi perlahan tanya mulai mengangkat wajahnya dan menatap Paman gendut dengan matanya
"Siapa namamu ?"
"Tanya degurechaff Paman .."
jawab tanya lirih
" itu namamu bagus ...kok tidak sesuai dengan perilakunya,Siapa nama orang tuamu ?Di mana tempat tinggalmu ?"
Paman gendut semakin menyelidik
"Sa... Sa.. saya sudah tidak punya orang tua Paman ,saya tinggal di Panti Asuhan kaisaran tempat anak-anak yatim piatu dari Anggota militer yang gugur "
"Panti Asuhan ?...Oh pantas saja.."
Kata Paman gendut sambil melintir kumis tebalnya
pantas? Tanya merasa tersinggung
"pantas Apa maksud paman?,Paman mengira anak-anak Panti Asuhan suka mencuri ?!
Saya tidak mencuri Paman sungguh !"
Tanya mencoba menyakinkan
Paman gendut malah tersenyum kecil
Seenaknya saja menuduh! Batin tanya
"Lalu tadi mengambil barang milik orang lain tanpa meminta izin apa namanya kalau bukan mencuri ?"
"iya juga ya Paman .."
Pikir Polos Tanya dalam batinnya
"tapi sungguh Paman, tadi saya tidak bermaksud mencuri, tadi teman-teman saya mau maksa, Padahal saya sudah bilang kalau Mencuri itu berdosa"
Tanya berucap dengan polos apa adanya
kelihatannya paman gendut percaya padanya buktinya Paman gendut memandangnya tanpa berkedip Simpati
"iya Paman percaya dengan keterangan mu "
"Terimakasih Paman!"
" tinggal di Panti Asuhan Apa tadi yang kamu bilang ?"
Paman gendut mencoba mengingat-ingat keningnya terlihat berkerut
" Iya paman Panti Asuhan ke kaisaran Mk Kaisar militer yang ada di ujung jalan berun Agung yang dekat dengan Akpol "
"tidak jauh dari sini kan ?
paman beritahu ya ...biar teman-temanmu memaksa ,kamu harus berani menolaknya ,karena mencuri itu berdosa tidak boleh langsung kamu melakukan untung Di rumah paman kalau tempat lain bisa digebukin orang kamu"
"Iya paman! saya sudah kapok tidak akan melakukannya lagi!"
Tanya terlihat bersungguh-sungguh
"Ya sudah sekarang minum dulu minumannya dibuat istri paman"
Tanya tanpa menunggu lebih lama lagi minumnya Haus juga sih ...
teman-teman Tanya yang sedang berjalan menuju asrama tempat tinggalnya Oh ternyata teman-temannya masih menunggunya di sebuah gang kecil dekat Asrama
" Bagaimana Tanya? kamu diapakan sama paman gendut?apa kamu dihukum?" kata Endro
"dipukul sama tongkat Ularnya yang mengerikan itu ya?"
Tanya ifra menyusul
" atau digelitikin pakai kumisnya yang tebal itu ?"
Afri ikut-ikutan bertanya Sambil tertawa cekikikan membayangkan Anda dirinya yang ditangkap oleh Paman gendut
Tanya hanya tersenyum simpul menanggapi pertanyaan teman-temannya
teman-temannya yang tidak setia karena di saat dia berada dalam kesulitan mereka malah meninggalkannya sendiri
"Jawab dong jangan membuat penasaran" kata mereka
Tanya memperlihatkan bungkus plastik ini bawahnya mereka bertiga langsung melihat isi plastik itu serentak bertiga terbayang saat melihat di dalam bungkusan plastik itu penuh dengan buah jeruk yang terlihat sudah matang harumnya pun menusuk hidung anak-anak itu tangannya merebut masuk ke dalam plastik
Tanya dengan cepat menutup plastik yang dibawahnya dan mendekapnya erat
"Kok kamu bisa dapat jeruk-jeruk itu?!"
Kata Hendro heran
" Paman gendut orangnya baik tidak seperti yang kita pikirkan selama ini "
jelas Tanya bersemangat
"Paman gendut juga dermawan!"
Puji Tanya
" Dermawan!!?" teman-temannya saling berpandangan tak percaya masa sih orang Seram begitu dibilang Dermawan
" ah Kamu pasti bohong ..Paman gendut kan Orangnya galak sekali pelit lagi "kata mereka pasti
Tanya menggeleng
"Paman gendut baik kok Kalian tadi tidak ikut masuk ke rumahnya sih "
ucapannya
" masuk ke rumahnya?!"
kata mereka bersama lagi
tanya mangut-mangut kemudian ia bercerita Bagaimana paman gendut menjamunya
Tanya disuruh makan makanan istri paman gendut yang enak Tanya juga bercerita kalau dia dulu juga pemain sepak bola yang hebat bahkan pemain gendut bersedia untuk mengajarkan trik dalam bermain bola hingga dia mencetak gol yang hebat dan pulangnya Paman gendut memberikan Tanya satu plastik jeruk yang sudah matang Hendro ifra dan Will mendengarkan cerita Tanya dengan rasa tak percaya
" ya sudah ya aku mau pulang dulu"
pamit Tanya kemudian
"bagi jeruknya dong Tanya !"
Kata mereka bersama
Tanya tertawa
" minta saja pada Paman gendut! pasti dikasih ,Paman gendut baik kok "
jawab tanya cepat ketiganya hanya garuk-garuk kepala
tanya berjalan menuju ke asrama dengan wajah Riang, ternyata punya niat tidak baik itu akhirnya juga berakhir dengan tidak baik
*****
Sampai nanti ke Chapter selanjut nya!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro