Epigraf
Saat aku pulang, mengunjungimu, merapalkan berbagai doa hingga tanpa sadar berbicara padamu, menanyakan kabarmu, apa kamu mendengarnya? Apa kamu juga berdiri di dekatku, atau mungkin melihatku dari kejauhan?
Ketika bercerita padamu melalui buku catatan yang kamu berikan padaku, tentang semua hal yang aku lalui dan dapati, apa kamu melihatnya? Apa kamu juga terduduk di sampingku, atau mungkin membacanya saat aku tertidur?
Tapi tentu saja tanah yang aku pijaki, yang kini jadi tempat semayammu, tidaklah seperti dunia pada drama dan novel fantasi. Dunia di mana ketika sang kekasih kembali pada Sang Pencipta, dan mereka akan tetap bersama meski raga tak lagi kasat mata.
Pun langit yang sebelumnya tidak pernah kupandangi, tidaklah selalu biru dan jingga atau gemerlap penuh bintang seperti pada puisi. Sama halnya dengan manusia sang makhluk paling sempurna yang juga diciptakan-Nya, aku dan kamu hanyalah sementara.
Tidak sedikit pun aku membayangkan kalau kamu akan mengusap kepalaku di kala tertunduk menangis. Tidak pernah juga aku berpikiran bahwa kamu ikut mendengar apa yang mereka bicarakan. Dan, tidak setitik pun aku ingin kamu tetap berada di sini, bertanggungjawab atas setiap asa yang tak lagi bersuara. Dan, tidak pula aku berharap kamu kembali, menyuar segala gelap yang tak lagi terasa.
.
.
.
A/N:
[WARNING] Sangat-sangat disarankan baca INSPIRASA lebih dulu karena ini sekuelnya.
Udah lama nggak nyapa lewat cerita, ya?
ALOHA!!! Apa temen temen yang biasa atau udah pernah baca tulisanku masih ada yang aktif baca di Wattpad? Apa kabar? Semoga kabarmu baik ya! ^^
Btw, salam kenal buat kamu yang mungkin baru ketemu di sini. Selamat datang!
Terima kasih banyak udah baca pembuka cerita ini. Mudah mudahan kamu berkenan masukin cerita ini ke perpustakaanmu. Terima kasih!!! 💛💛💛
Salam hangat,
- Andins -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro