BAB 3
"Hah....." hembusan keluhan penat dihembus berat oleh si tampan , Putera Mahkota Edward Jeon Jungkook .
Bulan dan bintang kini menghiasi cermin bumi . Mata Jungkook kembali bertukar sayu tatkala dia teringat akan Mendiang Ibunya .
"Kenapa Ibu pergi dahulu dari Jungkook ? Sepatutnya Jungkook yang pergi dahulu..."
"Dunia memang berat sebelah bukan ? Sesuka hati mengambil orang yang aku sayang pergi dari hidup aku ."
"Ya ... sepatutnya kau yang mati dulu ! Kau hanya menyusahkan orang !" Tersentak Jungkook apabila suara asing itu menerpa hawa telinganya .
Mata Jungkook kembali berair . Air matanya jatuh mengalir perlahan dipipi .
"Anakanda Jungkook , kenapa tidak tidur lagi ?" Permaisuri Anastasia Kim Reeha menghampiri Jungkook .
Tangannya didepa luas . Memberi ruang untuk si anak melepaskan tangisannya .
"Bonda , Jungkook rindu dengan Ibu . Jungkook ada beli gaun berwarna krim khas dari United Kingdom untuk Ibu ."
"Tidak mengapa Anakanda Jungkook , simpan sahaja gaun itu . Berikannya kepada bakal permaisuri hatimu suatu hari kelak . Bonda yakin dia mesti suka" kata Permaisuri Anastasia Kim .
Hatinya meronta-ronta untuk kembali ke kerajaannya hanya untuk menjenguk ahli keluarganya . Namun apalah nasib dirinya yang telah dibuang sendiri oleh rakyatnya .
"Terima kasih Bonda . Bonda pergilah tidur dahulu . Jungkook mahu pergi meronda kawasan istana sebelum melelapkan mata" Jungkook memeluk erat sebentar tubuh Bondanya sebelum berlalu keluar .
Permaisuri Anastasia masih duduk dikatil Jungkook . Matanya menatap gambar keluarga disebelah katil Putera Mahkota .
Gambar dicapai lembut . Matanya kembali bertakung air jernih . Potret mendiang rakan baiknya diusap .
"Joorin , apa khabar kau di sana ? Anak kau sudah pulang ke tanah airnya . Aku harap kau sentiasa jaga anak kau , Jungkook walaupun jarak kita hanyalah kematian ."
"Aku dapat merasakan bala akan membadai anakmu kelak . Aku harap kau sentiasa lindungi dia . Aku juga akan jaga suamimu dan anakmu dengan baik . Aku sayangkan kau Joorin..." kata Permaisuri Anastasia Kim Reeha .
Gambar sahabat baiknya dipeluk erat sebelum terlelap di atas katil Jungkook . Esakkannya semakin kuat kemudian matanya mula melabuhkan tirai .
⚜️⚜️⚜️
Jungkook bersiar-siar disekitar kawasan istana sambil angin malam meniup lembut rambut perang gelapnya .
Hatinya tiba-tiba tergerak untuk melihat kawasan berdekatan bilik sementara budak penceroboh Haewon itu .
Matanya menangkap juntaian tali rafia yang panjang yang tergantung dari atas atau lebih tepat , dari tingkap bilik Mikayla Park Haewon .
Perlahan-lahan tangannya mencapai tali rafia itu lalu menariknya sekuat hati . Bunyi jeritan seorang wanita dapat didengarinya .
⚜️⚜️⚜️
Mikayla Park Haewon duduk menatap wajahnya di cermin besar itu . Hembusan keluhan dilepaskan , berat .
Cermin mewah itu tiba-tiba sahaja berubah rupa kepada cermin usang yang berdaun hitam yang lebat .
Haewon membesarkan matanya . Ah sudah ! Memang dia akan memakan bebelan nyaring dari si tua kerepot itu .
"Mikayla Park Haewon ...." serunya perlahan . Meremang bulu roma Haewon dibuatnya .
"Ib-ibu..."
"Aku bukan Ibu kau !" Jerit si tua itu sambil mukanya berubah berang . Haewon tersentak .
"Aku ingin ingatkan kau ya Mikayla Park Haewon . Kalau misi kau tidak lunas dan berjaya , kau akan turut bertarung nyawa dengan aku !"
"Aku bagi kau masa 3 hari untuk lunaskan tugasan kau . Ingat itu !" Ugutnya . Haewon sudah mula menggeletar .
Serta merta cermin usang itu kembali ke bentuk asal . Haewon sudah mati kata dan akal .
"Aku harus lepaskan diri dahulu dari Istana ini tapi aku tidak boleh pulang ke kampung nenek tua itu ."
Otaknya tiba-tiba bermain semula memori pita dimana Putera Mahkota Jungkook mengugutnya siang tadi .
"Kau lari , kau mati"
"Ah tidak kisahlah , asalkan aku dapat lepaskan diri !" Haewon lantas berdiri lalu rambut perang panjang mengurainya dilepaskan keluar tingkap .
"Tak kira , aku mesti keluar juga ." Kata Haewon untuk memberi semangat kepada dirinya .
Tidak sampai beberapa ketika....
"Ah sakit !" Kata Haewon sambil dia mengusap lembut kepalanya .
"Siapa yang gila betul pergi tarik rambut aku ? Pantang betul aku bila ada yang suka hati menarik rambut aku !" Katanya lagi . Kakinya dipercepatkan melangkah ke arah tingkap .
Matanya membulat besar . "Memang aku mampus malam ini" desis hatinya .
⚜️⚜️⚜️
Raja Darvian Jeon dan Permaisuri Anastasia Kim duduk ditempat mereka . Kepala diurut perlahan .
Anakanda mereka , Jungkook sudah naik angin . Permaisuri Anastasia Kim Reeha menepuk bahu Jungkook .
"Anakanda Jungkook , sabar . Kita soal dahulu apa tujuan dia ingin melarikan diri ."
Jungkook mengangguk . "Bonda duduk dahulu . Biar Jungkook selesaikan" arah Jungkook .
Matanya kembali memandang tepat ke arah Mikayla Park Haewon .
"Aku sudah beri amaran bukan ? Kenapa keras kepala ? Memang mahu cepat-cepat jumpa Tuhan ?" Soal Jungkook dengan wajah berangnya .
"Saya— saya..."
"Saya apa ?! Aku sudah kata . Kalau kau ingin dilepaskan , baik kau mengaku tentang tujuan kau datang ke mari . Tapi kau bengap !" Sindir Jungkook . Dadanya berombak naik turun .
"Saya....sebenarnya perlu buat sesuatu ."
"Sesuatu apa ! Ada sahaja alasan kau ya ?"
"Sesuatu .... kerana Putera Mahkota ...." ayat Haewon tersekat-sekat akibat dimarah dan ditengking oleh Jungkook .
"Kenapa dengan aku ?" Hati Jungkook semakin tidak tenteram .
"Putera Mahkota ... harus menjaga diri dengan baik . Kerana .... akan ada bala yang bakal menimpa Putera Mahkota Edward Jeon Jungkook ."
Raja Darvian Jeon sudah terkejut apabila dia terdengar ayat yang dilontarkan oleh perempuan itu .
Permaisuri Anastasia Kim Reeha sudah menekup mulutnya . Adakah perasaannya sebentar tadi adalah benar ?
Benarkah akan ada bala yang bakal menimpa Putera Mahkota ? Hatinya diketuk perasaan takut . Matanya tertancap pada rantai berlian gadis dihadapannya . Dahinya mula berpeluh kuat .
"Kakanda , adinda ingin masuk ke kamar dahulu . Rasanya badan tidak berapa sihat sekarang ." Raja Darvian Jeon pun mengangguk dah sekaligus pergi bersama sang isteri .
"Jungkook , Ayah serahkan semuanya pada kamu" Jungkook mengangguk faham .
Matanya kembali memandang tepat ke arah Haewon .
"Apa maksud kau ? Bala apa ?" Haewon menggeleng tidak tahu .
"Saya sendiri tidak pasti Putera Mahkota . Tapi ini hanyalah amaran keras dari saya . Ingat itu"
"Jangan merepeklah ! Arthur Kim Namjoon , bawa dia pergi ke biliknya ! Kunci tingkap biliknya ! Jangan sampai dia terlepas" arah Jungkook .
"Menurut perintah Putera Mahkota" .
⚜️⚜️⚜️
Jungkook langsung tidak dapat melelapkan matanya . Badannya mula terasa hangat . Terus sahaja dia mencabut baju dari tubuh badannya .
"Apa maksud dia dengan bala ? Ah aku tidak boleh tidur disebabkan ini ."
"Ah ! Ini semua salah kau !" Jerit Jungkook perlahan . Penumbuknya dikepal kuat .
Tiba-tiba ada suara asing yang berbisik ke telinganya .
"Kau .... patut .... jatuh ke .... tangan aku Putera Mahkota Jeon Jungkook ! HA HA HA !" Dengan pantas Jungkook menekup telinganya .
"Ah ! Pergi pergi ! Aku tidak akan biarkan kau sentuh aku walaupun sejengkal !" Jerit Jungkook . Dadanya berombak laju .
Suara siapakah itu ?
Bersambung ...
Hah ayok ayok ! Suara siapa tu ? Ehe
Jangan lupa beri hadiah bintang oren dan komen ya rakan-rakan !
Abaikan typo ehe ! Minta maaf kalau hambar ㅠㅠ"
©ChemIppie_
[ 2019 ]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro