Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 3

"Hah....." hembusan keluhan penat dihembus berat oleh si tampan , Putera Mahkota Edward Jeon Jungkook .

Bulan dan bintang kini menghiasi cermin bumi . Mata Jungkook kembali bertukar sayu tatkala dia teringat akan Mendiang Ibunya .

"Kenapa Ibu pergi dahulu dari Jungkook ? Sepatutnya Jungkook yang pergi dahulu..."

"Dunia memang berat sebelah bukan ? Sesuka hati mengambil orang yang aku sayang pergi dari hidup aku ."

"Ya ... sepatutnya kau yang mati dulu ! Kau hanya menyusahkan orang !" Tersentak Jungkook apabila suara asing itu menerpa hawa telinganya .

Mata Jungkook kembali berair . Air matanya jatuh mengalir perlahan dipipi .

"Anakanda Jungkook , kenapa tidak tidur lagi ?" Permaisuri Anastasia Kim Reeha menghampiri Jungkook .

Tangannya didepa luas . Memberi ruang untuk si anak melepaskan tangisannya .

"Bonda , Jungkook rindu dengan Ibu . Jungkook ada beli gaun berwarna krim khas dari United Kingdom untuk Ibu ."

"Tidak mengapa Anakanda Jungkook , simpan sahaja gaun itu . Berikannya kepada bakal permaisuri hatimu suatu hari kelak . Bonda yakin dia mesti suka" kata Permaisuri Anastasia Kim .

Hatinya meronta-ronta untuk kembali ke kerajaannya hanya untuk menjenguk ahli keluarganya . Namun apalah nasib dirinya yang telah dibuang sendiri oleh rakyatnya .

"Terima kasih Bonda . Bonda pergilah tidur dahulu . Jungkook mahu pergi meronda kawasan istana sebelum melelapkan mata" Jungkook memeluk erat sebentar tubuh Bondanya sebelum berlalu keluar .

Permaisuri Anastasia masih duduk dikatil Jungkook . Matanya menatap gambar keluarga disebelah katil Putera Mahkota .

Gambar dicapai lembut . Matanya kembali bertakung air jernih . Potret mendiang rakan baiknya diusap .

"Joorin , apa khabar kau di sana ? Anak kau sudah pulang ke tanah airnya . Aku harap kau sentiasa jaga anak kau , Jungkook walaupun jarak kita hanyalah kematian ."

"Aku dapat merasakan bala akan membadai anakmu kelak . Aku harap kau sentiasa lindungi dia . Aku juga akan jaga suamimu dan anakmu dengan baik . Aku sayangkan kau Joorin..." kata Permaisuri Anastasia Kim Reeha .

Gambar sahabat baiknya dipeluk erat sebelum terlelap di atas katil Jungkook . Esakkannya semakin kuat kemudian matanya mula melabuhkan tirai .

⚜️⚜️⚜️

Jungkook bersiar-siar disekitar kawasan istana sambil angin malam meniup lembut rambut perang gelapnya .

Hatinya tiba-tiba tergerak untuk melihat kawasan berdekatan bilik sementara budak penceroboh Haewon itu .

Matanya menangkap juntaian tali rafia yang panjang yang tergantung dari atas atau lebih tepat , dari tingkap bilik Mikayla Park Haewon .

Perlahan-lahan tangannya mencapai tali rafia itu lalu menariknya sekuat hati . Bunyi jeritan seorang wanita dapat didengarinya .

⚜️⚜️⚜️

Mikayla Park Haewon duduk menatap wajahnya di cermin besar itu . Hembusan keluhan dilepaskan , berat .

Cermin mewah itu tiba-tiba sahaja berubah rupa kepada cermin usang yang berdaun hitam yang lebat .

Haewon membesarkan matanya . Ah sudah ! Memang dia akan memakan bebelan nyaring dari si tua kerepot itu .

"Mikayla Park Haewon ...." serunya perlahan . Meremang bulu roma Haewon dibuatnya .

"Ib-ibu..."

"Aku bukan Ibu kau !" Jerit si tua itu sambil mukanya berubah berang . Haewon tersentak .

"Aku ingin ingatkan kau ya Mikayla Park Haewon . Kalau misi kau tidak lunas dan berjaya , kau akan turut bertarung nyawa dengan aku !"

"Aku bagi kau masa 3 hari untuk lunaskan tugasan kau . Ingat itu !" Ugutnya . Haewon sudah mula menggeletar .

Serta merta cermin usang itu kembali ke bentuk asal . Haewon sudah mati kata dan akal .

"Aku harus lepaskan diri dahulu dari Istana ini tapi aku tidak boleh pulang ke kampung nenek tua itu ."

Otaknya tiba-tiba bermain semula memori pita dimana Putera Mahkota Jungkook mengugutnya siang tadi .

"Kau lari , kau mati"

"Ah tidak kisahlah , asalkan aku dapat lepaskan diri !" Haewon lantas berdiri lalu rambut perang panjang mengurainya dilepaskan keluar tingkap .

"Tak kira , aku mesti keluar juga ." Kata Haewon untuk memberi semangat kepada dirinya .

Tidak sampai beberapa ketika....

"Ah sakit !" Kata Haewon sambil dia mengusap lembut kepalanya .

"Siapa yang gila betul pergi tarik rambut aku ? Pantang betul aku bila ada yang suka hati menarik rambut aku !" Katanya lagi . Kakinya dipercepatkan melangkah ke arah tingkap .

Matanya membulat besar . "Memang aku mampus malam ini" desis hatinya .

⚜️⚜️⚜️

Raja Darvian Jeon dan Permaisuri Anastasia Kim duduk ditempat mereka . Kepala diurut perlahan .

Anakanda mereka , Jungkook sudah naik angin . Permaisuri Anastasia Kim Reeha menepuk bahu Jungkook .

"Anakanda Jungkook , sabar . Kita soal dahulu apa tujuan dia ingin melarikan diri ."

Jungkook mengangguk . "Bonda duduk dahulu . Biar Jungkook selesaikan" arah Jungkook .

Matanya kembali memandang tepat ke arah Mikayla Park Haewon .

"Aku sudah beri amaran bukan ? Kenapa keras kepala ? Memang mahu cepat-cepat jumpa Tuhan ?" Soal Jungkook dengan wajah berangnya .

"Saya— saya..."

"Saya apa ?! Aku sudah kata . Kalau kau ingin dilepaskan , baik kau mengaku tentang tujuan kau datang ke mari . Tapi kau bengap !" Sindir Jungkook . Dadanya berombak naik turun .

"Saya....sebenarnya perlu buat sesuatu ."

"Sesuatu apa ! Ada sahaja alasan kau ya ?"

"Sesuatu .... kerana Putera Mahkota ...." ayat Haewon tersekat-sekat akibat dimarah dan ditengking oleh Jungkook .

"Kenapa dengan aku ?" Hati Jungkook semakin tidak tenteram .

"Putera Mahkota ... harus menjaga diri dengan baik . Kerana .... akan ada bala yang bakal menimpa Putera Mahkota Edward Jeon Jungkook ."

Raja Darvian Jeon sudah terkejut apabila dia terdengar ayat yang dilontarkan oleh perempuan itu .

Permaisuri Anastasia Kim Reeha sudah menekup mulutnya . Adakah perasaannya sebentar tadi adalah benar ?

Benarkah akan ada bala yang bakal menimpa Putera Mahkota ? Hatinya diketuk perasaan takut . Matanya tertancap pada rantai berlian gadis dihadapannya . Dahinya mula berpeluh kuat .

"Kakanda , adinda ingin masuk ke kamar dahulu . Rasanya badan tidak berapa sihat sekarang ." Raja Darvian Jeon pun mengangguk dah sekaligus pergi bersama sang isteri .

"Jungkook , Ayah serahkan semuanya pada kamu" Jungkook mengangguk faham .

Matanya kembali memandang tepat ke arah Haewon .

"Apa maksud kau ? Bala apa ?" Haewon menggeleng tidak tahu .

"Saya sendiri tidak pasti Putera Mahkota . Tapi ini hanyalah amaran keras dari saya . Ingat itu"

"Jangan merepeklah ! Arthur Kim Namjoon , bawa dia pergi ke biliknya ! Kunci tingkap biliknya ! Jangan sampai dia terlepas" arah Jungkook .

"Menurut perintah Putera Mahkota" .

⚜️⚜️⚜️

Jungkook langsung tidak dapat melelapkan matanya . Badannya mula terasa hangat . Terus sahaja dia mencabut baju dari tubuh badannya .

"Apa maksud dia dengan bala ? Ah aku tidak boleh tidur disebabkan ini ."

"Ah ! Ini semua salah kau !" Jerit Jungkook perlahan . Penumbuknya dikepal kuat .

Tiba-tiba ada suara asing yang berbisik ke telinganya .

"Kau .... patut .... jatuh ke .... tangan aku Putera Mahkota Jeon Jungkook ! HA HA HA !" Dengan pantas Jungkook menekup telinganya .

"Ah ! Pergi pergi ! Aku tidak akan biarkan kau sentuh aku walaupun sejengkal !" Jerit Jungkook . Dadanya berombak laju .

Suara siapakah itu ?

Bersambung ...

Hah ayok ayok ! Suara siapa tu ? Ehe

Jangan lupa beri hadiah bintang oren dan komen ya rakan-rakan !

Abaikan typo ehe ! Minta maaf kalau hambar ㅠㅠ"

©ChemIppie_
[ 2019 ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro