Bounjor indonesian!!
Langkah kaki yang semakin cepat, hingga nafas ku tak teratur. Seperti biasa, aku tidur terlalu larut. Hingga akhirnya bangun siang dan terlambat ke sekolah.
Hari ini, Dewi Fortuna tidak bersama ku. Gerbang sekolah sudah di tutup. Sialnya, satpam di sekolah ku tidak bisa di suap. Ia melarang siapa pun masuk jika terlambat.
Akhirnya aku menunggu di depan gerbang, sampai akhirnya guru BK kesayanganku tiba.
Jangan aneh jika aku seperti ini, selama 3 tahun, entah sudah berapa ratus kali aku terlambat.
Hingga akhirnya, wanita paruh baya dengan rambut di sanggul dan bibir merah Maroon eummm bibir Bu Asti seperti tidak memakai lipstik melainkan seperti habis di pukuli warga.
Bagaimana tidak? Bibir yang monyong dan merah:( hmmmm maaf kan aku Tuhan:(
"Saron saron" lipatan tangan di dada nya sudah biasa ku lihat. Gaya klise untuk seseorang yang sombong.
"Shereun ibu bukan Saron"
"Bibir siapa?"
"Ya bibir ibu lah, mana mau saya punya bibir kaya gitu" ucap ku pelan.
"Apa kamu bilang" aduhhhh kenapa aku tidak bisa mengecilkan volume suara ku😢
"Ikut saya ke ruangan!!"
Aku hanya bisa menurut perintah guru langganan ku. Dan entah berapa ratus juga aku mengunjungi ruangan ini selama hampir 3 Tahun.
"Kali ini apa alasan kamu terlambat"
Aku diam, tak tau harus berucap apa. Karena stok alasan untuk guru tercinta ini sudah habis.
"Apa Saron?"
"Shereun ibu.."
Bu Asti dengan memukul meja dengan keras. Hingga aku spontan latah.
"Ayam ayam.."
"Terserah namamu siapa. Yang ibu tanya kan apa alasan kamu terlambat? hah?" Kini wajah nya benar benar menujukan kegarangannya.
"Apa? Saron" Ucap Bu Asti untuk namaku salah, ya pasti aku betulkan.
"Shereun ibu.."
"Diaaaaaaaammmmmm" bibir nya teriak dengan sangat nyaring, seakan akan gendang telinga ku jebol seketika.
"Jawab!!!!"
"Apa? Kamu mengerjakan tugas? Drakor? Maling kucing tetangga? Bangunin serigala? Ngasih makan buaya? Ngasih obat lari cepat untuk kura-kura? Ngasih obat peninggi badan untuk belalang? Bantu ngelahirin ayam? Ngasih obat tidur ke koala? Itu kan alasan kamu jika terlambat selama 485 hari selama hampir 3 tahun?" Mata ku membelalak mendengar ucapan Bu asti.
"Sebenarnya, yang ibu katakan ngga beda jauh Bu, untuk kali ini alasan saya karena saya ngebantu induk ayam nyusu-in anak nya" mulut Bu Asti terbuka.
"Ya Tuhannnnnnnn, Saron jujur, sebenarnya ibu gak ngerti kenapa kamu selalu terlambat."
"Tapi Bu nama aku shereun.."
"Diammmmm!!! Terserah saya mau panggil kamu apa!!" Lagi-lagi Bu Asti berteriak.
"Iya saya jujur, saya insomnia Bu, setiap malam saya selalu bangun pukul 02.00. Setelah itu, tiba-tiba saya nangis. Saya terjaga sampai pukul 05.00."
"Kenapa kamu ngga coba buat ngga tidur lagi?"
"Sering sekali saya coba, tapi pagi harinya saya akan pusing sekali buu"
"Kamu udah coba buat tidur di waktu yang ngga larut?"
"Sudah Bu"
"Udah coba periksa ke dokter?"
"Saya gak berani"
"Hmmmm saya maklumi kamu, tapi saya sayang sama kamu, saya pengen kamu sukses dengan disiplin"
"Kamu ke kelas sekarang" lanjut nya
Hatiku berteriak senang, aku tidak berbohong, memang kenyataan nya seperti itu. Tapi ada sedikit yang di tambahi. Xixi maaf kan aku Bu.
Aku berlari dari ruang BK ke arah kelas di lantai 2. Lorong nampak sepi, tak aneh, karena memang sekarang jam KBM. Hanya ada beberapa siswa atau siswi yang lewat. Mungkin untuk mengambil sesuatu yang di perintah guru pengajar.
Saat di lorong lantai 2, aku berlari semakin cepat. Rambut hitam kecoklatan alami ku kini pasti berantakan. Aku berlari semakin kencang hingga tidak tau ada apa di depan sana.
Brughhh
Arghhhh tubuhku ambruk di atas lantai lorong, dagu ku terasa sakit sekali. Rupanya ada yang sengaja menyandung kaki ku.
Saat aku kembalikan badan, ternyata terpampang jelas wajah Rexi anak XII IPA 3. Siapa tak kenal dia? Rexi ketua geng cruel, dia bukan bad boy, seperti di cerita novel. Ia hanya berdarah dingin. Ia bisa menyiksa siapapun yang telah mengganggunya. Semua terlihat takut kepada Rexi.
Kecuali aku, yaiyalah tidak seorang pun yan membuat ku takut kecuali Tuhan, guru, dan orang tua. Meski terhadap guru dan orang tua aku sedikit melawan.
"Berani lo sama gue?" Pautan kedua alis dan bibir Rexi menyungging meremehkan.
"Gue takut sama lo? Haha gada sejarahnya Rexi takut sama cewe bodoh kaya lo" berani sekali si Rexi mengatakan bodoh pada seorang keponakan Einstein ini? Ya meski sering remed. halu dulu ngga apa apa kali.
Raganya meninggalkan ku, tanpa kata-kata.
"Lo bilang bodoh sama keponakan Einstein?" Teriak ku kepada Rexi. Dengan lumayan keras.
"Bye stupid girl" aku mencengkam tangan ku sendiri, muncul ide jahil dalam benaku.
Aku melepas sepatu lalu melempar nya ke arah kepala Rexi.
Brughhh
Tepat sasaran, Rexi disana nampak memegangi kepala nya. Senang sekali rasanya menjahili seseorang.
Aku berteriak kegirangan.
"Yessss!!!Mampus loooo rexiii!!! Jangan sombong luuu. Hahaha"
"Syut berisik sharon sedang KBM"tiba tiba pria paruh baya keluar dari kelas.
Aku hanya cengengesan untuk menanggapi perintah seorang guru pria yang kerap di sebut pak muchtar.
Tapi di sana, nampak Rexi kesal denganku, ditangannua ada sepatuku. Lambat cepat dia pasti mengejar ku.
Dan benar saja, ia mengejarku. Dengan segenap jiwa raga aku berlari kencang.
Untung sekali, kelas ku tak jauh dari sana. Sehingga aku bisa masuk kelas meski tidak mengetuknya.
Aku sudah berada di alam kelas dengan tanganku masih menempel di knop pintu. Aku masih mengatur nafas dan memegang dadaku.
"Haaaaa akhirnya"
"Sharon, salam dulu"
"Maaf Bu, tadi ada maung Bandung" ucapku kepada Bu Ana sang guru fisika. Masuh dengan mengatur nafas.
Aku duduk si bangku IPA, bukan karena aku pandai, tapi karena aku memaksa saat nilai test ku keluar. Saat itu nilai ku D terpaksa aku masuk kelas IPS, karena 2 sahabatku masuk IPA dengan jurus 1000 bayangan aku memaksa kepada panitia.
"Sepatumu mana?" Semua siswa di kelas ku melihat kaki kiri tanpa sepatu.
"Tadi dalam sepatunya ada ularnya Bu"
Dengan sekejap kelas ku menjadi riuh tak jelas.
"Ulaarrrrrrr"
"Yaallah aku belum nikahhh"
"Aduhhhhh ularrrr"
"Yaallah aku belum beli focallure nya Tasya farasya"
"Ulaaarrrrrr"
"Apa ulat?"
"Uleur begoooo"
"Apa? Duit?"
"Oray steh oray, teu nyaho ular mah"
"Aaaaaaaa ularrrrr"
"Aaaaaa orayyyy"
"Maafin Desi ya mak, Desi punya salah"
"Mak, maapin boy mak, tadi ngambil duit di kantong mak ngga bilang dulu"
"Aaaaaa padahal gue belum ketemu cimoy montok, kok udah mau mati aja"
"Yaallah ampuni hambamu yang cantik ini yaallah"
Teriakan dan ekspresi mereka, membuat ku tertawa terbahak-bahak.
"Tenang gengs, ularnya udah gue singkirkan dengan jurus hokage gue. Dan jurus pimpim pom nya Upin-ipin."
Kelas hening kembali. Tiba-tiba tepuk tangan menyerbu Ku.Sedangkan Bu Ana, hanya menggelengkan kepala. Kayanya dia tau kalo gue ngelantur.
"Sudah Sharon, ibu harap kamu bisa berubah, jangan terlambat lagi. Kita lanjut kembali"
✨✨✨
Lanjut gak nich?
Vote dulu lah:)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro