Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1 || G3luT si4

HELLOW~!! JANGAN LUPA VOTE + KOMEN !
Happy Reading !

*****

"Opini gue lebih valid, dari jurnal ini aja udah jelas banget."

"Tapi setelah diteliti, hasilnya beda. Lo minim literasi sih."

"Kok elo nyolot sih? Gak terima lo kalah dari gue?"

(Name) melipat kedua tangannya di depan dada, menampilkan senyum penuh kemenangan atas perdebatannya dengan lawan bicaranya. Sedangkan Shirabu dengan poni tidak simetrisnya itu hanya mendengus kesal.

Sudah menjadi pemandangan sehari-hari di kelas 11 IPA 1, kelas yang berisi anak-anak unggulan dengan otak seencer kuah bakso dan kemampuan berpikir secepat menghabiskan sepiring nasi padang di kala lapar.

Namun, sepintar apapun manusia di kelas tersebut, akan selalu ada dua orang terpintar di ruangan mereka, Shirabu dan (Name), dengan benteng permusuhan setinggi harapan orang tua dan sebesar **** Toji. Jadi jangan heran, kalau dari jarak sejauh satu meter pun, sudah terdengar teriakan argumen dari kedua belah pihak yang sama-sama enggan mengalah dari kelas mereka.

Kalau kalian pikir kelas 11 IPA 1 terasa seperti sekumpulan profesor di lab, kalian salah besar. Karena sekali salah satu dari mereka berdua membuka pertengkaran, seketika suasana berubah bak panggung debat politik bagi keduanya.

Tidak hanya saingan dalam perdebatan di tengah pelajaran, hawa permusuhan di antara Shirabu dan (Name) semakin terasa tatkala ujian akhir tiba dimana keduanya akan saling memperebutkan peringkat satu.

"Kali ini gue yang bakal peringkat satu, cebol."

"Tai, gak akan. Lihat aja nanti, gue yang bakal ambil peringkat satunya. Lagian, jarak tinggi gue sama lo cuma 2 cm, anjing."

Shirabu menatap tajam cewek bersurai sedada di hadapannya. Keduanya saling melempar tatapan maut bak kucing memperebutkan ikan pindang di tempat sampah. Bahkan sebulan sebelum ujian akhir pun, keduanya sudah mengibarkan bendera peperangan.

"Yakin? Mau taruhan?"

*****

Seminggu sebelum ujian akhir dimulai, suasana stres dan frustasi sudah mulai dirasakan oleh beberapa murid terutama di kelas unggulan 11 IPA 1. Bagaimana tidak? Dua murid terpintar di kelas mereka sudah nampak mempersiapkan bombardir maut di ujian akhir kelak.

Seperti biasa, pukul enam lebih tiga puluh menit, (Name) sudah tiba di sekolah dengan buku berisi deretan rumus kimia yang menghiasi tiap halamannya. Cewek itu melalui koridor dengan tenang sampai Ia tak sengaja bertemu dengan sosok musuh bebuyutannya.

Dahi (Name) berkerut heran sebab tidak biasanya cowok bersurai coklat itu tampak lemas tak berdaya bak yupi hidup. Belum sedetik (Name) bergerak, Shirabu langsung jatuh tergeletak ke arah (Name).

Cewek itu seketika panik kala tidak ada reaksi ketika tubuh Shirabu digoyang-goyangkan. Sedetik kemudian, (Name) segera menyeret tubuh Shirabu dengan kekuatan penuh ke arah UKS.

"Duh, jing, lo pagi-pagi ngapa udah nyusahin aja sih."

*****

"INI DIMANA!?"

(Name) yang duduk di samping ranjang putih sembari membaca buku rangkuman kimia itu seketika beranjak kaget kala Shirabu langsung terduduk dengan kedua mata yang melotot lebar. Cowok itu seketika menoleh ke samping kiri, mendapati manusia yang tampak terduduk dengan ekspresi yang sama kagetnya dengan dirinya.

"Apa sih lo ngangetin aja, sat."

Shirabu bengong lalu mengusak pelan rambutnya. "Ini gua di mana? Jam berapa? Lo ngapain disini, kampret?"

Cewek di hadapannya hanya mendengus pelan. "Lo di UKS gegara tadi pagi ada yang tiba-tiba pingsan di depan gue kalau lo lupa," jawab (Name) dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya.

Pandangan Shirabu kemudian berpindah ke arah jam yang tergantung pada dinding di hadapannya dan langsung melotot seketika. "Bangsat, kok lo gak bilang kalo udah jam setengah 8? Kan udah mulai pelajaran, bego!"

Cowok itu hendak beranjak dari ranjangnya namun segera ditahan oleh (Name). "Pelajaran pertama PpKN lagi kosong. Bu Anri lagi ada acara mendadak. Mending lo tidur lagi aja deh daripada bangun ngajak gue berantem mulu."

"Orang elo duluan yang ngajak berantem. Lagian, ngapain sih lo disini? Segitunya banget pengen liatin muka gua?" ledek Shirabu.

"Asal lo tahu aja nih, yang nyeret lo kesini itu gua. Perasaan tinggi lo gak tinggi-tinggi amat, napa berat banget sih lo?" tembak (Name) balik. 

"Badan gue itu isinya otot. Lo tahu nggak kalau massa otot cowok itu sekitar 70% dari badan? Memangnya elo tepos begitu kagak ada dagingnya," sergah Shirabu sambil merebahkan kembali badannya.

(Name) mendecak kesal, memilih mengalah mengingat orang di hadapannya belum sepenuhnya sehat setelah pingsan sejam yang lalu. "Terus, lo ngapain aja sih ampe bisa pingsan gini? Nyusahin orang mulu lo."

Tanpa diduga, wajah Shirabu seketika memerah kala (Name) bertanya dan langsung memalingkan badannya ke arah yang berlawanan. Cewek itu seketika heran, bingung dengan reaksi Shirabu yang seperti anak perawan malu-malu.

"Heh, kenapa sih? Jangan-jangan elo semalem bedagang buat col-"

"BUKAN, GOBLOK!" sergah Shirabu cepat. Keheningan menyelimuti keduanya beberapa saat sebelum cowok itu kembali membuka suara.

"G-gue belajar semaleman sampe gak tidur biar bisa ngalahin lo di ujian akhir besok, bodoh."

(Name) seketika membatu lalu terkekeh pelan. "Segitunya banget lo buat ngalahin gue. Duh, jadi terharu," ujar (Name) yang dibalas lemparan bantal oleh Shirabu ke arah wajahnya.

"CK, AWAS AJA YA LO! GUE KALAHIN LO BESOK DI UJIAN AKHIR!" 

Cewek itu berdiri lalu mengusap pelan dahi Shirabu. "Alah, banyak bacot mau ngalahin gue, orang badan sendiri aja kagak sehat. Nah kan bener, badan lo panas. Sini gua kompres." 

Tangan kanan (Name) kemudian meraih kompres air hangat yang baru saja disediakan oleh perawat UKS pada nakas putih di samping ranjang Shirabu. Tangannya dengan telaten menghalau poni Shirabu dari dahinya dan menggantinya dengan kain hangat itu.

Shirabu yang masih merasa kesal, merengut sambil memandang tajam kedua manik (Name). "Lo ngapain sih, nemenin gue?"

(Name) hanya mengendikkan bahunya. "Gak tenang hidup gue kalo musuh gue lagi sakit begini. Nanti saingan gue berkurang dong," ujar (Name) dengan senyum miringnya.

"Makanya, lo cepet sembuh biar besok kita bisa adu otak." Shirabu yang mendengar itu hanya mendengus sebal dan menutup matanya untuk beristirahat.

Dan mungkin, di balik semua itu, ada kasih sayang yang terselip di antara keduanya.

*****

To Be Continyuh

HEYWLO-!! GIMANA GIMANA?? Di sini Shirabu dan nem tu kaya love-hate relationship gitulo. Nah loh, namanya aja udah love hate, berarti nanti mereka falling in love gk? YA GATAU YAHAHAH. 

See you next chapter!

Quitela, 26 April 2023

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro