Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8

Sepertinya aku tidak akan pernah bisa melupakannya. Aku sangat merindukannya.

Senandungan kecil keluar dari mulut gadis bermarga Sano itu. Ia sedang duduk membaca novel dengan bersandar pada dinding sofa. Arah bola matanya bergerak menyelusuri setiap kata untuk dibaca secepat yang ia bisa.

Mengabaikan Manjirou yang sedari tadi hanya diam memandanginya. "Nee Ana.. Aku bosan...," rengeknya.

"Pergi saja motoran sama Draken-san," balasnya simpel dengan tatapan yang terfokuskan hanya pada novelnya.

"Mager...," ujarnya masih dengan nada merengek seperti anak kecil.

"Yaudah tidur aja," balasnya lagi.

"Ga ngantuk"

"Rebahan aja"

"Pegel rebahan"

"Belajar-"

"Ogah"

Buku novel itu ditutup dengan kasar saking kesalnya menanggapi kakaknya yang terus membantah meski sudah dikasih saran. "Terus mau Nii-san apa?!"

"Kowaii~"

Menghela nafas lelah, gadis itu meletakkan novelnya. "Jadi Manjirou Nii-san maunya apa?"

"Menjahilimu~" jawabnya tanpa menunggu respon langsung menyerang Riana dengan gelitikan.

Menggeliat karena geletikan yang membuatnya geli. Riana meronta-ronta berharap bisa lepas dari kakaknya. "Ap- hahahahahahaha Nii-san-! Hahaha... Ja-jangan, itu geli!"

Tetapi itu tak cukup untuk membuat Manjirou berhenti. "Serang! Serang Anaa!"

"Hahahahahaha- Nii-san! Hahahaha- ge-geli... u-udah dong-hahahaha!"

"Ana lemah banget ama gelitikan gini doang,"

"Hahahaha- Hentikan! Perutku sakit karena tertawa kencang!" pintanya berusaha menahan tawa yang membludak keluar tanpa aba-aba.

Menghentikan aksinya, Manjirou tidak ingin Riana beneran jatuh sakit gara-gara digelitiki-

"Gomen-gomen ^^" ujarnya tampang tidak berdosa sama sekali.

Mengatur pernafasannya, Riana menyeka air yang tercipta di pucuk matanya karena ia tertawa terbahak-bahak hingga mengeluarkan air mata. "Huh.. Jangan menggelitik dong"

"Ya- tapi aku tidak janji"

"Dasar Nii-san jahil!"

"Aku tidak peduli. Huwee," balasnya menjulurkan lidahnya.

" Manjirou Nii-san!!!"

"Aku pasti akan merasa rindu jika aku tak bisa lagi menjahilimu," ujar Manjirou terkekeh jahil sembari menusuk-nusuk pipi Riana yang gembul menggunakan jari telunjuknya.

"Aku gamau sama Nii-san kalo terus dijahili, huhmp!"

"Loh... ngambek nih, kayak anak kecil aja..."

"Halah. Nii-san aja tingkahnya juga kek bocil"

- To be continued -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro