1
Aku mempunyai seorang adik
Namanya Sano Riana...
Langit kebiruhan membentang indah di atas dengan sekumpulan burung kecil yang bercicitan, memperdengarkan cicitannya yang merdu. Malam telah berganti pagi menandakan hari baru dimulai.
Jam beker pun telah berbunyi keras, berupaya membangunkan seseorang yang masih terlelap di dalam tidurnya.
Seorang bersurai pirang tertidur dengan posisi yang tidak waras— maksutnya tidak rapi dan normal. Surainya mencuat ke mana-mana dan bahkan cairan bening keluar dari mulutnya yang terbuka. Sepertinya suara beker sama sekali tidak mempan untuk membangunkannya.
Jadi... Seperti rutinitas di setiap harinya...
Gadis bersurai hitam yang merupakan adik dari lelaki itu masuk ke dalam kamar. Dengan membawa sebuah wajan. Seperti biasa gadis itu melemparkan dengan sekuat tenaga wajan itu ke lantai hingga menimbulkan suara keras yang mengganggu pendengaran, tak berhenti sampa di situ... Mungkin karena apesnya, wajan yang dilempar itu entah bagaimana ceritanya... memantul dan jatuh tepat di kepala Sano Manjirou yang sebenarnya sudah terbangun karena suara keras dari wajan.
"Ittteeeeeeeeeee!!" jerit orang yang menjadi korban.
"Pfftt– bwahahahahahahahahaha," tawa keras keluar dari gadis itu. Tertawa terbahak-bahak sampai memegang perutnya sendiri yang menjadi sakit.
"Ana...," Mikey menyebutkan nama anak itu dengan memasang aura yang menyeramkan.
"Hahaha... Aku tidak tau bakal sampe kena kepalamu Mikey," balasnya berusaha menghentikan tawanya. Ia mengusap bulir-bulir air mata yang bersarang di pucuk matanya, yang tercipta karena ia tertawa berlebihan.
Lantas ia menghampiri Mikey, merasa kasihan dan lucu— Ia mengusap bagian kepala lelaki itu yang terbentur wajan. "Hush hush sakit menghilang sana!" serunya.
Merasa gemas melihat adik perempuannya, Manjirou menyubit kedua pipi gembul milik gadis itu. "Kamu sudah besar Ana! Jangan bersikap kekanak-kanakan"
"A-awh! Lepaskan pipiku Mikey!" lawannya berusaha menyelamatkan pipinya yang dicubit oleh Manjirou.
"Ucapkan selamat pagi dulu pada kakakmu ini," pinta Manjirou dengan mata puppy eyes.
"Itu aja?" tanyanya menahan gemas karena kakaknya yang meminta ucapan selamat pagi dengan memasang mata andalannya. Anggukan diberikan oleh Manjirou sebagai jawaban.
Setelah mendapat jawaban, tanpa basa-basi Riana mengabulkan permintaan kakaknya. Dengan senyum manis yang diperlihatkan, ia berkata, "Ohayou, Nii-san!"
"Anak pintar," balasnya tersenyum puas. Lantas melepaskam cubitan dari pipinya dan kini beralih untuk mengusap lembut kepalanya. "Ohayou mou, Sano Riana"
- To be continued -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro