Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

-Chapter 12-

Putar video diatas sambil membaca untuk pengalaman lebih baik.
----------------------------------------------

(y/n)'s POV

Senjata kami beradu begitu juga nafasku yang memburu.
Aku sudah menahannya sekitar lima belas menit,mungkin karena kurang berlatih,nafasku jadi pendek.

Muzan : "Ada apa,(y/n)? Kau menyerah begitu saja,apa itu berarti kau sudah menerimaku?"

Nada suaranya semakin membuatku kesal,aku kembali mengencangkan genggamanku pada sabit.

(y/n) : "Jangan anggap aku sebagai gadis lemah!"

Sabitku lagi-lagi menabrak tentakelnya,sulit untuk memotongnya,tak semudah kelihatannya.

Muzan : "Sepertinya aku tak punya pilihan lain,selain memaksamu."

Tentakel lain menarik kakiku,membantingnya ke tanah.
Seketika menghentikan gerakanku sementara.
Kemudian dia melilitkan tentakelnya disekitar kaki dan tanganku,dia juga membuatku menjatuhkan sabit.
Dia mengangkat tubuhku yang tertahan,mendekatkan wajahku padanya,menatap lurus pada lensa mematikan miliknya.

Muzan : "Apa kau masih mau menolakku,(y/n)?"

Lensanya terus menusuk mataku,perasaanku dibuatnya bingung. Dia seperti menghipnotisku perlahan.
Ini sama seperti dulu,saat sisi gelapku berusaha menguasaiku dengan kata-katanya.
Aku tak bisa menggerakkan tanganku,jika begini terus,pikiranku akan dikendalikannya.

Muzan : "Apa perlu kubuat kau jadi milikku sekarang tanpa memerdulikan persetujuanmu?"

Seseorang kumohon bantu aku. Aku tak terima bersama orang sepertinya.
Seseorang kumohon...

Kyojuro!

Baru kusebut namanya dalam batin,bara api muncul dan melingkari Muzan.
Percikannya membakar tentakel miliknya,berhasil melepaskanku dari genggamannya.

Muzan : "Cih,kau..."

Seorang pria muncul diantara bara api,berjalan lurus padaku dengan membawa nichirinnya yang berwarna merah membara.
Lensa merah-emas miliknya menyala dalam gelap malam,bagai mentari pagi yang membangun kehangatan setelah dinginnya malam.

Kyojuro : "Apa kau tak mendengarnya? Dia menolakmu,Muzan."

Kyojuro muncul diantara aku dan Muzan,saat itu juga aku meraih sabitku dan kembali menyiapkan kuda-kuda.

Muzan : "Pfff...hahaha...wah wah,lihat apa yang kutemukan sekarang? Pangeran penyelamat tuan putri sudah datang rupanya."

Muzan seperti tak menganggap kehadiran Kyojuro sebagai ancaman. Dia seperti baru saja menemukan musuh yang cocok.

Kyojuro : "(y/n),tetap dibelakangku dan jangan pernah pergi jauh dariku."

(y/n) : "huh?"

Kyojuro : *menatapku* "Aku akan menyelamatkanmu darinya,karena itu tugasku menjadi sang mentari."

Kalimat barusan meyakinkanku bahwa Kyojuro yang sekarang bisa kupercaya. Kini aku berdiri di belakangnya,berharap malam ini adalah malam terakhir aku memandang wajah iblis itu.

Kyojuro : "Mari kita mulai,Muzan!"

Muzan : "Aku tak menolakmu."

Muzan : *gumam* "Karena sebentar lagi kau akan menjadi senjataku,Rengoku Kyojuro."

Pertarungan sengit terjadi,warna merah darah dan merah api ikut bertarung didalamnya. Memperebutkan posisi siapa yang akan mendapatkan gadis bulan malam ini.
Bulan purnama dimalam hari bergerak perlahan menuju titik tertinggi,saat itu juga pertarungan semakin mencapai klimaks.
Hingga detik penentuan muncul diatas langit,menunjukkan waktu bahwa bulan telah mencapai titik tertinggi.
Saat itu juga tiba-tiba Muzan menghentikan serangannya,dia mengarahkan pandangannya pada bulan purnama itu.

Kyojuro : "Kenapa kau berhenti?"

Muzan tertawa kecil,kini dia menatap Kyojuro dengan wajah penuh kemenangan.

Muzan : "Pertarungan baru saja dimulai,Rengoku. Kau akan merasakannya sebentar lagi."

Tiba-tiba gerakan Kyojuro berhenti,dia merasakan dentuman kuat dari dadanya.

Kyojuro : "A-apa...ini...?"

Dia merasakan kesadarannya mulai memburam. Rasa sakit terasa dari dada sampai kepalanya. Dia menjerit kesakitan akibatnya.

(y/n) : "Kyojuro!"

Kakiku berlari padanya,namun seketika terhenti saat Kyojuro memalingkan wajah padaku.
Mata kirinya berubah,membentuk suatu corak yang tak pernah kulihat sebelumnya. Semakin melebar sampai menguasai Kyojuro sepenuhnya.

Kyojuro : "(y/n)...lari..."

Selanjutnya,dia melempar serangan pernafasan api padaku. Membakar area disebelahku.

(y/n) : "Kyou,kau kenapa? Apa yang terjadi?!"

Kyojuro tak menjawab,dia semakin brutal melawanku dengan pernafasannya.
Aku merasa dia bukan Kyojuro yang kukenal lagi. Auranya sama seperti saat dia menyiksaku malam itu.

Muzan : "Hahaha! Bagaimana (y/n),apa kau masih mencintai pria yang menyakitimu?"

Muzan tertawa melihat Kyojuro yang sepenuhnya menjadi boneka penghancur miliknya.
Setiap gerakan Kyojuro dikendalikannya. Tak kenal ampun dan tak berbelas kasih,itu yang kurasakan dari tiap serangan yang dijatuhkan.

(y/n) : "Kyou,sadarlah!"

Muzan : "Percuma,dia sudah dalam kendaliku,(y/n)."

Benar katanya,Kyojuro tak lagi melihatku seperti dulu,dia menganggapku musuh,bukan yang lain.

Mau tidak mau...

Rela tidak rela...

(y/n) : "Kuatkan hatimu,(y/n)..."

Sekuat mungkin aku berlari padanya dan menggunakan jurus bulan yang semakin menyesakkan dada.

(y/n) : "Pernafasan bulan,jurus kedua,potongan sabit melingkar."

Serangan berbentuk sabit bertubi-tubi menyerang Kyojuro,tapi tetap saja dia masih bisa bertahan diantara bara api. Seranganku dilahap api yang menjulur dalam sekejap.
Aku menggunakan cara lain,menyerangnya dari arah belakang,kuharap aku bisa menggores punggungnya.

(y/n) : "Pernafasan bulan,jurus pertama,bayangan bulan."

Tubuhku seketika menghilang dalam gelap malam,kakiku terus berlari menuju bagian belakang dirinya selagi dia tak memasang kuda-kuda apapun.
Kemudian aku melompat tinggi ke arahnya,mengayunkan sabitku padanya dan mengambil nafas panjang.

(y/n) : "Pernafasan bulan,jurus ketiga,bumerang sabit."

Namun dia tau dimana keberadaanku. Sabitku ditahan nichirinnya,kemudian dia menarik tanganku,melempar tubuhku kearah bumerang sabit yang baru kuberikan.
Otomatis aku menangkap serangan sendiri,tubuhku digores serangan bumerang sabit berkali-kali,membuka banyak luka berdarah di kulit.

(y/n) : "Argh!"

Tubuhku terjatuh setelah dihajar bumerang yang berputar di udara.
Goresan darah terlukis di lantai atap itu. Aku berusaha kembali berdiri dengan nafas sesak dan rasa sakit di sekujur tubuh. Sabit bulan masih digenggaman,namun kekuatanku tak lagi disana. Aku bisa kehabisan tenaga jika begini terus.

Muzan menatapku kasihan dari kejauhan. Aku tak tau apa tatapan itu kasihan atau mengejek,melihat diriku tetap berdiri melawan sang mentari yang menjadi sandaran selama ini.

Muzan : "Ada apa? Kau kelelahan?"

Muzan : "Bangun,(y/n). Kau tak mungkin membiarkannya menang,kan?"

Muzan : "Kau hanya punya dua pilihan disini,(y/n)."

Muzan : "Kau...atau dia,Rengoku Kyojuro yang harus mati. Kau yang memilihnya sendiri."

Kyojuro tetap tak sadarkan diri,dia berjalan mendekatiku dengan api yang mengikutinya. Dia menatapku dengan tatapan haus darah.
Benar,memang benar apa yang dikatakan Muzan.
Antara aku...
Atau dirinya yang akan mati disini.
Aku tak siap harus kehilangan dia,tapi jika aku mati disini...
Tidak,aku tak bisa mati disini. Aku tak ingin bernasib sama seperti otou-san.

Aku akan membawamu kembali,Kyojuro.
Seperti kau membawaku kembali dulu.
Aku tak akan membiarkanmu.
Aku akan menyelamatkanmu.

Karena akulah bulanmu!

Muzan : "Hmm? Kenapa diam saja? Apa kau menyiapkan mental untuk kehilangan dirinya?"

Kalimat Muzan membuatku terkekeh,menggelitik perutku yang cukup banyak dipenuhi luka.
Lensaku kembali menatap lurus pada Muzan dan Kyojuro bergantian.

(y/n) : "Kehilangan katamu? Jangan bercanda."

Sabit bulan kugenggam erat,aku memfokuskan pernafasan,mengumpulkan segala kekuatan yang tersisa,kemudian berlari kearah Kyojuro.

(y/n) : "Justru kau yang akan merasa kehilangan,Muzan Kibutsuji!"

Kyojuro menyiapkan suatu pernafasan,berusaha melawanku yang berlari padanya.
Namun aku hanya menghindar dan terus berlari padanya.

Muzan : *gumam* "Apa yang dia lakukan?"

Saat jarakku cukup dekat dengan Kyojuro. Aku mengangkat sabitku,bersiap melempar serangan terakhirku
Kyojuro kembali melepaskan serangan tepat saat aku berada satu meter darinya.
Namun lebih dahulu aku menghindar dengan melompat ke pundaknya. Dimana pundak itu akan kugunakan sebagai tumpuan untuk melompat kearah muzan.
Muzan melihatku dengan raut terkejut dengan apa yang kulakukan.
Lompatan tinggi kuhasilkan,tubuhku melayang tinggi tepat menghalangi cahaya bulan.

(y/n) : "Pernafasan bulan,jurus terakhir,lima fase bulan!"

Fase bulan pertama,bulan mati,zona hitam muncul dibawah muzan,mematikan pergerakan tubuhnya perlahan.

Muzan : "A-apa ini?!"

Dia meronta agar dirinya bisa terlepas dari zona hitam yang menahan tubuhnya.

Fase bulan kedua,bulan sabit,potongan sabit berputar melayang di udara,memotong tentakel milik Muzan.

Fase bulan ketiga,bulan separuh,potongan setengah lingkaran muncul dari atas-bawah Muzan,memotong tubuhnya menjadi dua.

Muzan : "Arghh!!"

Aku tau itu tak seberapa menyakitkan untuk seorang oni,dia hanya merintih sedikit.
Fase bulan berlanjut,keempat : Bulan bungkuk,fase menuju sempurna. Dimana energi Muzan kuserap untuk membuat fase sempurna.

Sampai pada akhir,Fase kelima : Bulan purnama. Serangan secepat cahaya dengan mengenakan kekuatan penuh,berhasil menebas leher Muzan.
Mengakhiri pertarungan bulan purnama malam ini.
Corak hitam diwajah Kyojuro memudar,dia kembali mendapat kesadarannya.

Kyojuro : "Urgh...apa...yang kulakukan?"

Dia kebingungan,melihat sekitarnya sudah dipenuhi cipratan darah dan bara api.
Sampai lensanya mendapatiku berdiri di dekat Muzan,dengan tubuh penuh luka yang masih basah.

Kyojuro : "(y/n)!"

Dia berlari padaku,berniat merangkulku saat itu.
Aku berniat menjawab rangkulan itu,dengan berjalan sempoyongan padanya.
Sesaat sebelum akhirnya lantai yang kupijak retak--hancur--runtuh. Membuatku dan mayat Muzan terjatuh menuju lantai dasar.

Muzan : *gumam* "Jika aku mati...maka kau harus ikut denganku,(y/n)."

Telingaku masih bisa mendengar jelas gumaman yang muncul dari mulutnya.
Tapi mata bahkan telingaku tak bisa menangkap jelas sosok Kyojuro diatas sana.
Terus memanggil namaku dan berusaha menangkap tanganku yang tak tergapai.

Sesulit inikah bulan untuk mencapai matahari?

Aku hanya ingin merasakan kehangatanmu dalam hidupku.
Tapi sepertinya bumi tak membiarkanku bisa bersamamu.

Apa ini akhir dari semuanya?
Apa semua momen kita dimasalalu berakhir seperti ini?

Apa pada akhirnya aku akan menjadi "Bulan mati"?

------------------------------------------------------
To be continued?

Halo reader semua!
sudah hampir sampe ke ending nih,pada penasaran nggak? hehehe~
Maaf kalau thor kurang jelas atau kurang bagus nulisnya,maklum thor masih belajar nulis.
Kalau ada yang salah atau nggak masuk akal,tinggal komen aja kesalahannya dimana,biar bisa thor koreksi :3

Thankyou and Stay tune,semua!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro