Stop chasing me,sensei! [Chapter 7]
(y/n)'s POV
Ada apa sih orang ini memanggilku saat istirahat?
udah bilangnya selalu "harus",pake tersenyum pula.
Sempat ku berpikir begitu,panggilannya menghancurkan jam istirahat berhargaku.
Padahal aku sudah memikirkan apa yang akan kulakukan di atap sekolah.
Setiap langkahku ke ruang guru menggerutu saja isinya.
Berat sekali berjalan kesana.
Langkahku berhenti saat berada di depan sebuah ruangan paling kubenci,ruang guru.
Perlahan aku mengintip ruangan itu dari pintunya, sampai kudapati seseorang duduk sendiri sambil membaca buku miliknya dengan serius disana.
Saking seriusnya,sensei tak merasakan keberadaanku yang sedari tadi berdiri di depan pintu.
lebih baik tak usah kuganggu,mungkin lain waktu.
Tapi saat berniat keluar dari sana,tatapannya menangkapku.
"ah (f/n)-san, sudah datang rupanya."
deg!
Jantungku sempat berdegub karena ucapan tiba-tiba.
"H-hai' sensei..."
Sensei menutup bukunya,berjalan padaku.
"Ikut aku."
Ku ikuti dia tepat dibelakangnya,punggungnya berasa tak asing lagi bagiku.
Mungkin karena kesan awal aku menabrak punggungnya di hari pertama.
Sensei menuntunku ke UKS.
di bagian resepsionis UKS terdapat shinobu-sensei membolak-balik buku absensi UKS,gabut.
"ara~ konnichiwa rengoku-san,ada perlu apa kemari?"
Tanyanya sambil melihaku mengikuti rengoku-sensei dari belakang.
"Sepertinya kau terluka,apa yang telah terjadi?"
Shinobu-sensei mengamati fisikku yang dipenuhi luka dimana-mana,
Sedangkan rengoku-sensei mencari-cari sesuatu.
"Shinobu-san,kotak P3K dimana ya?"
"Disana"
"Arigato!"
Rengoku-sensei mengambil kotak P3K dari sebuah lemari kecil,lalu berjalan kembali ke resepsionis.
"Anoo shinobu-san,bisa biarkan kami berdua saja? aku perlu privasi."
"Oh,tentu saja silahkan! sekalian tolong jaga UKS-nya ya~"
Shinobu-sensei berdiri dari kursinya dan pergi begitu saja.
Meninggalkan kami berdua saja.
Oi,chotto matte! kenapa aku harus sendirian bersama orang ini?!
"(f/n)-san,kochi!"
Rengoku-sensei menepuk-nepuk salah satu kasur UKS,mengisyaratkan agar aku duduk disana.
"Iyada."
Jawabku singkat,sambil membalikkan badanku,menolak ajakannya.
"...Baiklah"
Tiba-tiba kerah baju bagian belakangku ditariknya ke kasur tadi.
"Lepaskan! kau mau apakan aku?!"
aku meronta-ronta walau tau hasil selalu nihil.
"Mengobati lukamu."
...eh? gimana? gimana?
perkataannya membuatku terdiam seribu bahasa,tak terasa aku sudah berada diatas kasur itu.
"Kemarikan lenganmu."
Saat kuulurkan lenganku yang penuh dengan lebam,sejenak sensei mengamatinya dan berbisik.
"Kurus sekali..."
Kemudian dia melepas perban dan plester yang ku tempel ngawur sebelumnya.
Dioleskannya betadine pada lukaku dengan lembut,kemudian memerbannya.
"Gulung celanamu"
"Eh?! untuk ap--"
"Saya tau disana juga terluka."
B-bagaimana dia bisa tau?
Dengan pasrah,ku gulung celanaku sampai paha atasku yang memiliki luka sayat paling banyak.
Rengoku-sensei terlihat sedikit cemas,sejenak dia menghembuskan nafas.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Nggak ada apa-apa,hanya tercakar kucing."
"Tercakar kucing tidak menyebabkan lebam--."
"Hanya tercakar kucing."
Dia hanya diam,kemudian mulai mengangkat kakiku.
Seketika rasa geli muncul disana,walau tangannya terlihat kekar tapi tiap usapannya begitu lembut.
aku menutup mulutku,berusaha menyembunyikan rona merah dan degub jantungku yang mulai mengencang.
Mengetahui itu sensei terkejut,
"G-gomen,apakah terasa perih?"
"Tidak tidak,lanjutkan saja."
aaaa...kamisama,kumohon akhiri saja hari ini.
Hanya perlu sedikit waktu untuknya mengobati lukaku.
"Sudah selesai!"
Perbanannya begitu rapi,berbeda denganku.
Setidaknya sekarang aku bisa bernafas lega setelah menahan semua tadi.
Sensei membereskan P3K-nya,lalu duduk di kursi resepsionis sambil menatapku dengan senyumnya lagi.
"Nah,karena sudah diobati. (f/n)-san harus menjaga UKS bersama saya ya!"
HAH?!
BERHENTILAH MEMAKSAKU DENGAN SENYUM-MU,BODOH!!!
-------------------------------------------------------
Tbc...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro