Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 9

"Saking uniknya cinta, kita jadi sering terjebak hingga tak bisa keluar dari sana."

***
 

   
Kayla, Tyas dan Elsa masih berada di kelas untuk menyalin materi yang ada di papan tulis. Suasana sekolah mulai sepi karena bel pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu.
     
"Gue udah selesai, cabut yuk," ajak Tyas sambil merenggangkan tangannya.
    
Elsa bergegas memasukkan penanya ke dalam kotak pensil. "Gue juga udah, yuklah."
   
"Eh, bentar-bentar. Dikit lagi, nih." Kayla langsung melanjutkan menulisnya dengan terburu-buru. Biarlah tulisannya mirip ceker ayam, yang penting cepat selesai.
    
Setelah selesai, Kayla cepat-cepat memasukkan semua alat tulisnya ke dalam ransel.
   
Tyas dan Elsa keluar lebih dulu. Sampai di depan pintu, keduanya dikejutkan dengan keberadaan Rangga yang sedang bersandar di dinding dekat pintu dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam sakunya.
    
"Kak Rangga, ngapain di sini?" tanya Tyas dengan kening berkerut.
    
"Kaylanya masih di dalam?" tanya Rangga tak mengindahkan pertanyaan Tyas sebelumnya.
   
"Oh, Kayla. Kayla, dicariin Kak Rangga, nih!" teriak Tyas memanggil Kayla yang baru saja menanggalkan ransel ke punggungnya.
    
"Iya, bentar. Nggak usah teriak-teriak, ih. Aku enggak tuli."
    
Kayla segera keluar dari kelas dan meraih sepatunya yang berada di rak. 

"Ada apa, Kak?" tanya Kayla sambil memasang sepatu ke kakinya.
    
"Pulang bareng."
     
Tyas dan Elsa melongo tidak percaya. Apa mereka tidak salah dengar, seorang Rangga mengajak Kayla pulang bersama? Setelah tersadar, keduanya langsung menoleh ke arah Kayla dengan tatapan meminta penjelasan. Sedangkan yang ditatap seperti itu hanya menggaruk tengkuknya, tak tahu harus menjawab apa.
      
"Em, ya udah. Gue sama Elsa duluan ya, Kak Rangga, Kay. Bye ...."
      
Setelah kedua sahabat Kayla pergi, suasana menjadi canggung.
   
"Yuk, pulang."
     
Dalam hatinya, Kayla memekik kegirangan. Perasaannya benar-benar campur aduk, senang, gugup dan tidak percaya. Ah, andai dia bisa salto, dia akan melakukannya sekarang juga.
      
Sekarang, keduanya telah berada di atas motor dalam keadaan yang super awkward. Sesekali, Rangga melirik ke arah Kayla lewat kaca spionnya. Sama halnya dengan Kayla, dia juga sesekali melirik Rangga yang sedang fokus menyetir. Sampai tiba-tiba tatapan mereka bertemu, barulah keduanya gelagapan.
     
Tanpa Rangga sadari, Kayla sedang berusaha mengontrol detak jantungnya yang terus berdegup kencang. Kayla berusaha mencari cara supaya suasa tidak semakin canggung.
    
"Kak."
    
"Kay."
    
Ucap keduanya bersamaan. Spontan, Rangga menggaruk tengkuknya, salah tingkah. "Lo duluan."
    
"Emm ... Kak Rangga kok tumben banget ngajak aku pulang bareng. Biasanya kan Kak Rangga suka kabur kalau ketemu aku."
    
"Pengin aja," jawab Rangga singkat.
    
Kayla mengerutkan keningnya bingung. "Kok gitu?" tanyanya penasaran.
   
"Ya emang gitu."
   
"Oh."
    
Setelah itu, keduanya kembali diam dengan pikirannya masing-masing.
    
"Emangnya kenapa?" tanya Rangga tanpa menoleh ke samping.
   
"Kenapa apanya?" tanya Kayla polos.
   
"Ck! Emangnya kenapa kalau gue ngajak lo pulang bareng? Lo nggak suka?" ulang Rangga.
   
"Eh, bu-bukan gitu maksudnya.  Cuma—"
     
"Udah sampai," ucap Rangga memotong ucapan Kayla.
    
"Ha? Oh, em ... terima kasih ya Kak udah mau nganterin."
    
Saat Kayla hendak membuka pintu mobil, Rangga kembali berujar, "Besok pagi gue jemput."
     
Mendengar ucapan Rangga membuat bibir Kayla tak tahan untuk menarik sudut bibirnya ke atas.
   
"Oke."
       
Setelah mobil Rangga menjauh, Kayla langsung menarik napas sebanyak-banyaknya. Bagaimana tidak? Setiap kali Rangga menyunggingkan senyumnya, dia jadi salah tingkah dan sulit bernapas dengan baik. Kalian tahu, rasanya Kayla ingin terbang saat ini juga. Satu motor dengan seseorang yang disukai, tak pernah terbayang sebelumnya.
    
Sambil melompat kegirangan, Kayla masuk ke rumahnya.
     
"Bibiiiii ...!" pekik Kayla sambil berhambur ke pelukan Bi Ijah.
      
Bi Ijah yang sedang memasak seketika terkejut.
    
"Astaghfirullah! Kunaon Non Lala? Kok teriak-teriak," ucap Bi Ijah kaget.
    
"Lala lagi senang banget, Bi."
   
"Senang karena apa? Sok atuh cerita sama Bibi," ucap Bi Ijah sambil mengelus rambut Kayla dengan lembut.
    
"Tadi Lala pulang bareng calon imam, Bi. Eh, salah. Maksudnya calon pacar, kalau udah jadi pacar baru deh jadi calon imam, hehehe."
     
Bi Ijah menggeleng melihat tingkah anak majikannya ini. Namun, dalam hati ia bersyukur Kayla masih bisa tersenyum meski beban masalahnya yang begitu banyak.
     
"Ya udah, Non Lala ganti baju gih. Abis itu langsung makan. Bibi udah masakin "
     
Kayla mengangguk semangat, "Siap BukBos," ucap Kayla dengan sikap hormat.
      
    

🌂🌂🌂
    
    
Kayla baru saja menyelesaikan tugas ekonominya. Dan sekarang waktunya dia berleha-leha sambil menonton film yang baru saja di-download. Kali ini Kayla memilih film action daripada drama korea.
      
Kayla begitu menikmati sepanjang film itu berlangsung. Hingga bunyi notif dari ponselnya mengalihkan perhatian Kayla.
      
Rey :
La....

Kayla :
Ya?

Rey :
Lagi ngapain?

Kayla :
Nonton film

Rey :
Film mulu, awas aja kalau sampe
begadang.

                                   
Kayla :
Iya-iya ngga begadang.      
Bawel deh😝

Rey :
Jam 10 harus
udah tidur, ya.

Kayla :
Iya bang Rey😴

Rey :
Besok aku jemput ya..
   
Kayla hampir saja membalas "iya" kalau saja dia tak ingat ucapan Rangga siang tadi.

       
Kayla :
Maaf ya, Rey, Lala udah janji sama
Kak Rangga...

Rey :
Oh, ya udah.
   
Read
     
Di lain tempat, Rey tengah mengumpat kesal. Lalanya telah berubah. Dulu, Kayla tak pernah menolak ajakan darinya. Dan ini semua gara-gara Rangga. Cowok itu telah berhasil merebut Kayla darinya dan Rey tidak suka itu.
    
"Pokoknya gue nggak akan biarin Rangga milikin Lala. Lala hanya milik gue," tekannya.
    
"Gue akan rebut perhatian Lala lagi. Walau dengan cara apa pun," ucapnya seraya tersenyum miring.
     
"Hanya gue yang boleh milikin lo, Lala. Gue sayang sama lo," gumamnya.
        
    

🌂🌂🌂
       
Pagi yang cerah, secerah hati Kayla. Pagi ini ia sengaja bangun lebih awal agar Rangga tidak lama menunggunya nanti. Kayla mengamati pantulan tubuhnya di depan cermin. Hari rabu, yang artinya setiap murid SMA Jaya Bakti diwajibkan mengenakan seragam batik kotak-kotak berwarna krim khas SMA Jaya Bakti. Seperti yang dikenakan Kayla saat ini, tak lupa sweater berwarna navy yang membalut seragamnya. Wajahnya ia poles dengan bedak bayi meski hanya tipis. Karena bibirnya yang memang sudah pink dan lembab tanpa pewarna bibir, jadi ia hanya perlu menambahkan lipgloss di bibirnya.
    
Kayla terkekeh. "Cantik juga ya Kayla," pujinya pada diri sendiri.
         
"Non, temennya udah nungguin tuh di ruang tamu," seru bi Ijah sambil mengetuk pintu kamarnya.
    
"Iya, Bi. Sebentar lagi Lala ke bawah," sahut Kayla.
    
Bi Ijah langsung turun dan menghampiri Rangga. "Tunggu sebentar ya, Den, Non Lalanya sebentar lagi turun kok."
     
Rangga mengangguk sopan. "Iya, Bi."
    
Lala?
   
"Jadi, nama panggilannya di rumah, Lala?" gumamnya dalam hati.
       
Kayla segera memakai ransel birunya dan bergegas menuruni tangga.
    
"Maaf ya, Kak, udah lama nunggunya?"
   
Rangga menoleh "Enggak kok," jawabnya dengan senyum tipis.
     
"Ya udah, yuk. Langsung berangkat aja," ajak Kayla.
    
"Nggak sarapan dulu?"
    
"Nggak deh, aku bawa bekal kok. Sarapannya nanti aja di sekolah."
    
Rangga mengangguk singkat. "Ya udah, yuk."
     
Setelah menempuh beberapa menit di perjalanan, akhirnya mereka sampai di parkiran. Saat keduanya keluar dari mobil, banyak pasang mata yang menatap keduanya dengan aneh. Hal itu membuat Kayla merasa tidak nyaman. Ia merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia lupa kalau Rangga adalah cowok tampan yang banyak dikagumi kaum hawa di sekolahnya.
    
Kayla hampir saja terjungkal kalau saja Rangga tidak dengan sigap menahannya. Dan kalian tahu apa yang dirasakan Kayla? Malu. Kenapa sih ia selalu saja ceroboh saat di depan Rangga?
    
"Makanya, kalau jalan itu lihat ke depan juga, bukan ke bawah aja," ledek Rangga.
    
Kayla mencebik. "Ya udah si, namanya juga nggak lihat. Udah ah Kayla duluan. Bye!"
    
Setelah mengucapkan itu, Kayla langsung berlari terbirit-birit meninggalkan Rangga. Bukan apa-apa, dia hanya tidak ingin Rangga semakin mengejeknya.
      
Cowok itu tertawa kecil melihat tingkah Kayla yang malu-malu, "Dasar cewek aneh."
    
    
     
    
       
     
       
       
               
         
      
     
        
       
     
    

      

     

    

      

      

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro