Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 6

"Bukankah luka diciptakan agar kita bisa berpikir lebih dewasa? Lantas, untuk apa masih menyalahkan keadaan? Kamu memang bisa berhenti sesuka hati. Tetapi, ingat satu hal. Waktu akan terus berjalan."

***
 

  
Kayla sedang berjalan menuju gerbang sekolah setelah bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu. Sesekali dia bersenandung kecil sambil berlenggak-lenggok tidak jelas. Di sebelah kanannya ada Tyas yang  sibuk dengan ponselnya. Sedangkan di sebelah kiri ada Elsa yang masih asyik menikmati lolipop berukuran besar.
     
"Kay, sebenernya lo ada hubungan apa sih sama si Reynald?" tanya Elsa penasaran.
  
Sebenarnya sudah sejak tadi mulut Elsa gatal ingin bertanya. Namun, tidak jadi karena Kayla terlihat asyik mengobrol dengan Rey.
   
Ya, setelah kejadian di UKS itu Kayla telah memaafkan Rey. Karena menurutnya itu bukan sepenuhnya kesalahan Rey.
      
"Kepo."
    
"Ih seriusan, Kay. Pasti lo ada something-something gitu kan sama dia?" tuding Elsa sambil memicingkan matanya menghadap Kayla.
    
"Oke-oke aku kasih tau."
   
Tak hanya Elsa yang penaran, sebab Tyas diam-diam juga ikut mendengarkan percakapan Kayla dan Elsa. Keduanya sudah merapat ingin mendengar jawaban Kayla.
   
"Jawabannya adalah ...."
     
"Buruan, Kay. Jangan bikin penasaran deh," gerutu Elsa.
     
"Jadi, hubungan aku sama Rey itu ...."
       
Tyas semakin kesal. Dicubitnya pipi Kayla dengan gemas sampai Kayla mengaduh kesakitan.
   
"Aduh duh! Sakit, Tyas. Iya-iya aku kasih tau." Kayla meringis sambil mengusap-usap pipinya.
    
Tyas memang sangat suka mencubit pipi Kayla. Katanya, pipi Kayla itu sangat mirip bakpao, makanan kesukaannya.
   
"Jadi, jawabannya adalah ... RAHASIAAA!"
   
Setelah mengucapkan itu, Kayla langsung mengambil langkah seribu meninggalkan Elsa dan Tyas yang masih melongo di tempat.
    
"KAYLAAA ...!" pekik keduanya bersamaan.
    
Tawa Kayla begitu menggelegar. Sementara itu, dia menjulurkan lidahnya pada Tyas dan Elsa yang tengah menatapnya dengan bibir bersungut kesal.
    
"Lala."

Kayla mengalihkan pandangannya. "Eh, Rey belum pulang?"
   
Rey menggeleng. "Aku nungguin kamu."
    
"Nungguin aku?" tanya Kayla dengan menunjuk dirinya sendiri.
   
"Iya, ya udah yuk aku antar kamu pulang. Tapi kita pergi ke suatu tempat dulu," ajak Rey.
     
"Tapi—"
    
"Ayolah, La, udah lama lho kita nggak jalan bareng," paksa Rey sambil menaik turunkan alisnya menggoda.
   
Kayla yang ditatap seperti itu pun jadi salah tingkah. "Hmm ... ya udah deh aku mau," putusnya.
      
Rey tersenyum semringah. "Nah, gitu dong," ucapnya sambil mengacak rambut Kayla dengan gemas.
    
Rangga yang kebetulan lewat, tampak membuang muka. "Sok romantis," batinnya.
     
Tin Tin!
    
Kayla yang posisinya memang di dekat gerbang seketika berjengit kaget. Sesekali beristighfar sambil mengusap dadanya.
    
"Kalau pacaran nggak di gerbang juga kali. Minggir, gue mau lewat," usir Rangga ekspresi datarnya.
     
Kayla segera menggeser tubuhnya ke samping motor yang ditunggangi Rey. Setelah itu, Rangga langsung melesat pergi tanpa melirik ke sedikit pun.
    
"Galak banget, sih."
    
"Kamu ngomong apa, La?" tanya Rey.
   
"Hah? Oh ... nggak. Aku nggak ngomong apa-apa," ucap Kayla gelagapan.
  
"Ya udah naik, yuk."
     
Kini keduanya sedang dalam perjalanan. Sejak tadi Kayla menanyakan akan ke mana mereka pergi. Namun, Rey sama sekali tidak menggubrisnya.
     
Kayla menikmati perjalanan ini. Sudah lama rasanya dia tidak jalan-jalan dengan motor. Tangannya sengaja dia rentangkan bermaksud menikmati semilir angin. Hal itu tak luput dari pengawasan Rey lewat kaca spionnya. Cowok itu mengulum senyum, ikut merasakan kebahagian gadis di belakangnya ini. Sudah sangat lama dia tidak melihat senyum itu. Senyum yang selalu dia rindukan di setiap saat.
    
"Lala, turunin tangannya. Nanti jatuh," tegur Rey.
     
"Enakan begini Rey, sejuk."

"Aku nggak tanggung jawab ya kalau kamu sampai jatuh."
    
Kayla tak menghiraukan ucapan Rey.
   
Ide jahil muncul di kepala Rey, dengan iseng dia menarik gas motornya dengan kencang membuat Kayla terpekik dan memeluk pinggang Rey secara spontan.
    
Rey tertawa melihat ekspresi terkejut Kayla lewat kaca spion.
   
Dug!
    
"Aduh! Kok dipukul sih," protes Rey saat Kayla memukul kepalanya dengan tas. Nasib baik dia memakai helm.
   
"Makanya, jangan modus. Kamu sengaja kan biar aku peluk kamu? Huh, dasar cowok modus," hardik Kayla dengan kesal.
    
"Siapa juga yang modus. Kamu kali yang pengin peluk aku. Sebegitu kangennya kamu sama aku, huh?" sahut Rey dengan PD-nya.
    
"Tau ah, aku ngambek sama kamu," ucap Kayla sambil mengerucutkan bibirnya.
   
"Bercanda, Lala. Aku cuma nggak mau kamu jatuh."
   
"Bodo."
    
Dengan segala bujuk rayu, akhirnya Kayla bersedia memaafkan Rey dengan satu syarat. Rey harus membelikannya banyak es krim. Cowok itu tentu saja tidak bisa menolak.
    
    

🌂🌂🌂
     

Di sinilah Kayla sekarang, duduk di sebuah bangku taman sambil menikmati es krim stroberi kesukaannya. Sedangkan Rey tadi pamit untuk membeli minuman dingin. Suasana sore ini memang sangat mendukung. Tidak seperti beberapa hari lalu.
    
"Nih." Rey seraya menyodorkan sebotol minuman pada Kayla.
   
"Terima kasih."
    
Rey duduk di samping Kayla. Dia memperhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh gadis itu. Rey tertawa kecil begitu melihat ujung hidung Kayla yang terkena sisa es krim.
   
"Kamu tuh nggak berubah, ya. Tiap makan es krim selalu aja belepotan. Kayak bocah," ucap Rey sambil mengelap ujung hidung Kayla dengan sapu tangannya.
     
Sedangkan Kayla hanya menyegir, menampilkan deretan giginya yang rapi di depan Rey.
 
Di sisi lain, Fikri dan Iqbal sedang duduk di bawah pohon setelah membeli gorengan di pinggir jalan.

"Fik, itu dedek manis bukan, sih?" tanya Iqbal sambil menunjuk ke arah Kayla dan Rey.
 
"Wah iya, samperin kuy." Fikri sudah berdiri dan hendak melangkahkan kakinya, namun dihentikan oleh Iqbal.

Iqbal menggeleng cepat. "Jangan ke sana, udah biarin aja. Mereka lagi kencan masa mau diganggu," larangnya.
 
"Yahhh ... ya udah deh."
    
"Mau nggak?" tawar Kayla sambil mengulurkan es krimnya di depan mulut Rey.
   
"Nggak ah, kamu aja yang habisin," tolak Rey.
    
"Ish, sedikit aja. Buka mulutnya, aaa ...."
   
Akhirnya, Rey membuka mulutnya. Dan terjadilah aksi suap menyuap antara mereka diselingi dengan candaan oleh Rey.
     
"Aku dengar bunda sakit, ya?" tanya Rey hati-hati.
     
Kayla hanya mengangguk. Sungguh, hatinya sangat sensitif jika ada yang membahas tentang keluarganya.
    
"Maaf, ya. Seharusnya aku nggak pergi saat kamu bener-bener lagi butuh aku," ucap Rey merasa bersalah.
    
"Nggak apa-apa, tante Irma lebih membutuhkan kamu. Jangan pernah merasa bersalah lagi, udah aku maafin kok," ucap Kayla.
    
Rey membawa kepala Kayla agar bersandar di bahunya. "Jangan pernah merasa sendiri lagi. Sekarang udah ada aku. Jadi, kapan pun kamu butuh aku, aku akan selalu ada."
     
Sudah lama rasanya Kayla tidak bersandar di bahu ini. Rasanya masih sama, hangat dan nyaman. "Terlalu banyak yang berubah setelah kamu pergi," ungkap Kayla sambil memejamkan matanya.
     
Di usapnya puncak kepala Kayla dengan lembut, "Aku tau."
    
Kayla berucap dengan suara parau, "Jangan pergi lagi."
    
"Iya, aku janji. Udah sore, nih. Pulang, yuk."
    
Kayla mengembungkan pipinya dengan sebal, "Nggak mau, masih pengin di sini."
    
"Tapi ini udah jam lima lebih, La."
    
Kayla tetap menggeleng. "Aku nggak mau pulang. Di rumah sepi," ucap Kayla dengan mata berkaca-kaca.
    
Rey mengembuskan napas berat. "Aku janji, besok kita main sepuasnya. Tapi, sekarang kita harus pulang,"  bujuk Rey.
    
Akhirnya Kayla mengangguk pasrah. "Ya udah iya, deh."
    
"Nah, gitu dong."
       
Kini, keduanya telah sampai di rumah Kayla saat sore menjelang petang dikarenakan Rey yang memaksa Kayla untuk makan terlebih dahulu.
    
Kayla turun dari motor dan Rey membantu melepaskan helm dari kepalanya.
   
"Makasih ya, Rey, untuk hari ini."
    
"Iya, sama-sama. Ya udah masuk gih, jangan lupa mandi terus istirahat ya, Lala," ucap Rey sambil mengacak rambut Kayla.
     
"Iya. Ya udah kamu juga pulang. Hati-hati di jalan. Jangan ngebut-ngebut bawa motornya."
    
"Siap."
       
     
                       
     
    
       
      
     
      
    
      
    

       
        
       
Hayooo siapa Rey?
          
      
                
    
Kalau udah sampai bawah, jangan lupa tekan 'vote' dan 'komentar'😙
   
To Be Continue➡
           

    

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro