Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[Extra Story]

Ckrek.

Jepret!

"kak Hali! selamat atas kelulusannya!"

Memandangi foto dirinya tengah memegang gulungan di tangannya, foto yang baru saja diambil Solar dengan kamera ponselnya. Halilintar tersenyum tipis.

Hari ini merupakan hari yang bersejarah Universitas Pulau Rintis. Seluruh Mahasiswa tahun ke empat berkumpul hari ini, di hari kelulusan mereka sebagai mahasiswa. 

Halilintar dan Gempa sudah berada di tempat sejak pagi, dan Solar baru datang kemudian. Hal itu wajar saja, karena Solar memang sangat sibuk akhir akhir ini. 

Sibuk dengan kelas dan club pemandu sorak, serta..  sebagai ketua himpunan tahun ini. 

Ya, sejak hari dimana kegiatan orientasi berakhir. Solar telah memikirkannya dan memutuskan untuk mengambil jabatan ketua himpunan, seperti yang ditawarkan padanya dua tahun lalu. Ia mungkin tak dapat melakukannya sebaik Halilintar, namun ia merasa terhormat dapat mewarisi jabatan yang menjadi kebanggaan kekasihnya itu selama ini. 

Di tengah suara tawa dan celoteh dari para mahasiswa yang telah lulus, mereka dikejutkan dengan kedatangan sekelompok mahasiwa junior dari berbagai Fakultas yang masing-masing memakai almamater kebanggan Universitas Pulau Rintis. Mereka berbaris dan bergandengan tangan, membentuk tiga baris lingkaran besar mengelilingi kelompok senior ini. 

"Junior! Berikan sambutan penghormatan untuk para senior! dimulai!" 

Dan seketika para junior dari berbagai fakultas itu meraungkan sebuah yell yell dengan semangat dan antusiasme yang sangat tinggi. Mereka bersorak sekuat tenaga , seolah berusaha masuk ke dalam hati para seniornya itu. Jenis persatuan yang hanya bisa didapatkan melalui pelatihan yang sudah diberikan para seniornya itu. Semuanya dilakukan untuk memberi selamat pada para senior yang telah berjasa selama dua tahun terakhir. 

Sorakan berhenti, dan beberapa senior terlihat meneteskan air mata. Termasuk Halilintar, sang mantan ketua himpunan pun tak sanggup menahan airmatanya. Namun bukan Halilintar namanya jika ia menangis di depan para juniornya, karena itu ia cepat cepat menyembunyikan wajahnya di balik bunga yang diterimanya. 

Adapun Solar, yang berdiri di barisan terdepan dari para junior ini, pandangannya hanya tertuju pada satu orang. 

Rupanya ini merupakan rencana yang disusun oleh Solar, untuk memberikan semangat dan penghormatan kepada para senior yang sudah membantu mereka saat masih menjadi junior tingkat terbawah.

Berbalut seragam Fakultas hukum yang berwarna biru tua, Solar terlihat begitu tampan dan berwibawa. Ia adalah gambaran tepat untuk ketua himpunan yang sedang naik daun, bahkan kabarnya hampir seluruh junior perempuan menaruh hati pada ketua himpunan itu. Tapi semua itu tidak artinya, karena hingga saat ini dan untuk waktu yang sangat lama kemudian.. ia hanya mencintai satu orang. 

Solar adalah orang yang meneriakan perintah itu. Dan meskipun yell yell telah selesai diteriakan, matanya tak dapat lepas dari sosok Halilintar yang berdiri tak jauh darinya. Menggenggam gulungan dan bunga di tangannya, berusaha menyembunyikan wajahnya yang terharu. Tanpa sadar bahwa orang yang tadi terlihat jauh, kini berdiri tepat di hadapannya. 

"kak Halilintar.." Solar berucap seraya tersenyum "sekali lagi.. selamat untuk kelulusannya" 

Kata kata yang ia dengar tadi sekarang diucapkan lagi. Bagi orang biasa, kata-kata itu hanyalah pesan ucapan selamat yang diungkapkan seorang junior kepada seniornya yang akan lulus. Tapi dibalik itu, Halilintar tahu bahwa mata Solar yang menatap padanya memiliki makna yang jauh lebih dalam dari itu. 

Solar berbicara padanya sebagai seseorang yang lebih dari sekedar junior dan senior... seseorang yang istimewa.

"t-terima kasih.." 

Berbicara di tengah suaranya yang serak karena menangis, Halilintar perlahan menyeka air matanya dan memberanikan diri untuk menatap Solar di depannya. 

Mantan ketua himpunan yang terkenal dingin dan tegas, ditakuti seluruh junior yang ada di bawahnya, kini terlihat canggung dan malu malu. Suara tegas nan lantangnya pun kini berubah menjadi sebuah gumaman malu. 

Para senior dan junior pun kini sibuk berbaur dan mengambil foto sendiri-sendiri, meninggalkan Solar dan Halilintar menikmati momen pribadinya. Di saat itulah Solar menarik Halilintar mendekat dan mengelus rambut kekasihnya itu. 

"akhirnya kamu lulus..hm?" 

Halilintar mengangguk kecil "Ya..." 

"aku masih ingat saat aku tahun pertama, dan kamu adalah ketua himpunan yang membentakku. Waktu terasa begitu cepat.. untuk kita juga.." 

Halilintar mengangguk lagi, kali ini ia sedikit tersipu saat Solar menyinggung mengenai hubungan mereka. 

"kita akan semakin sibuk setelah ini.. kau dengan pekerjaanmu, dan aku dengan urusan ketua himpunan dan club pemandu sorak.. mungkin kita tidak dapat menghabiskan waktu sebanyak dulu.. tapi kau tau aku selalu menyayangimu.." 

Kali ini, Halilintar benar-benar tak dapat menyembunyikan rasa malunya. Dengan netra ruby nya yang berkaca-kaca, ia menatap Solar kemudian menyenderkan kepalanya pada pundak Solar yang langsung memeluknya. 

"aku juga menyayangimu..sangat menyayangimu.." Halilintar berkata lirih, mengendusi leher Solar seperti seorang harimau kecil terhadap ibunya. 

Kehidupan Universitas berakhir, statusnya sebagai mahasiswa pun selesai. Ia sejujurnya sangat ingin memperpanjang momen ini sedikit lagi.. walaupun hanya beberapa detik. Ia sangat menghargai masa-masa nya menjadi seorang mahasiswa, dimana ia mempelajari dan mengalami banyak hal dalam hidupnya, dan juga menemukan orang yang dicintainya. 

Sudah berulang kali ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa hidup itu terus berjalan. Ia hidup untuk berjuang , berperang dengan diri sendiri dan orang di sekitarnya. 

Tapi tetap saja, tempat ini akan selalu ia rindukan. Universitas Pulau Rintis, tempat ia menempuh ilmu selama empat tahun. Sebuah tempat yang membantunya tumbuh sebagai pribadi yang dewasa, menjalin persahabatan dan berbagai relasi. Baginya, tempat ini adalah salah satu bagian dari dirinya yang paling berharga. 

Dan tentu saja.. orang yang tengah memeluknya saat ini akan selalu dirindukannya. Orang yang melengkapi dunianya, dan membuatnya menjadi siapa dirinya sekarang. Orang yang sangat ia cintai. 

Orang di hadapannya itu menghela nafas panjang. Ia dengan lembut mengelus rambut Halilintar seraya berkata dengan nadanya yang jauh melunak. 

"aku tau bahwa dunia kerja di luar sana pasti akan sangat sulit.. berbeda dengan kehidupan di Universitas..tapi.." 

Solar berhenti sejenak. Menarik diri dari pelukan itu kemudian menatap mata Halilintar dengan tatapan lembut, nyaris terlihat memohon. 

"harap pikirkan aku juga.. Halilintar" 

Menggeleng seolah tak percaya, Halilintar tertunduk dengan senyum tipis di wajahnya. Lalu ia mengangkat wajahnya dan menatap Solar dengan senyum penuh percaya diri. 

"aku tau.. kamu juga, harap pikirkan aku" 

Tidak hanya mengulangi hal yang sama.. namun ini merupakan sebuah janji. Janji yang akan mengikat keduanya pada jenjang yang lebih serius. 

Tidak peduli apa yang akan terjadi di masa depan, namun kali ini..disini, sekarang.. mereka akan selalu mencintai satu sama lain. Mereka akan tetap memiliki satu sama lain. 

Mereka akan tetap bersama. 

"Hali!! ayo kita berfoto!" 

Gempa dari kejauhan tau-tau memanggil. Halilintar pun berbalik dan berteriak. 

"Ya! aku datang sebentar lagi!" 

Ia sebenarnya hanya ingin memperpanjang percakapan ini bersama kekasihnya.. rasanya ia masih sangat merindukan Solar, walaupun apa yang ia lakukan hanyalah akan mengulangi jawaban yang sama lagi dan lagi. 

"apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya Halilintar. 

"tugas ketua himpunan.. aku meninggalkan junior-junior itu sebentar untuk datang kesini, dan aku harus segera kembali.." 

Halilintar mengangguk mengerti. 

"kamu.. setelah ini wawancara untuk pekerjaan barumu itu kan?" 

Solar berkata dengan yakin, seolah dirinya sudah tau apa saja yang akan dilakukan kekasih tercintanya itu. Dan ia tidak salah, karena ucapan Solar tadi disambut oleh sebuah anggukan kecil dari Halilintar. 

"kalau begitu.. berjuanglah! aku senang melihatmu menjadi ketua himpunan yang berwibawa! kutitipkan junior-junior itu padamu, ya..Solar?" 

Halilintar berkata seraya meletakan tangannya pada dada Solar, merasakan debaran jantung kekasihnya yang kian cepat. Ketika netra keduanya bertemu, Solar segera menutup jarak diantara mereka dan mengecup singkat bibir mungil seniornya itu. 

"Haliii! semua orang udah pada foto loh!" 

Gempa memanggil sekali lagi. 

"aku pergi dulu ya.." 

Solar mengangguk sambil tersenyum. Halilintar pun membalas senyumannya dengan malu malu. Keduanya saling melambaikan tangan saat mereka berpisah ke arah yang berlawanan. 

"aku akan menunggumu di rumah" ujar Solar. 

"Ya.. sampai jumpa" 




Dan demikianlah, kehidupan universitas Halilintar berakhir, dan kini ia akan membuka sebuah bab baru dalam hidupnya bersama kekasihnya, Solar Light dalam cerita yang tidak akan dituliskan lagi oleh Author karena udah mager bikin season baru lagi. 

HAHAHA :v 







Oke beneran end :v 






Terima kasih semuanyaa sekali lagi yang udah ngikutin perjalanan dari 2gether with you sampai Still 2gether !

Mungkin (?) Kalo gak mager aku bakal bikin special edition semacam one shot atau two shot tentang kehidupan cinta duo pangeran kampus ini. Tapi inget, kalo ga males yaa 🤣 kalo males yaa nggak wkwk

Maklum author agak mageran :v

sampai jumpaa di cerita selanjutnyaaa!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro