#14 2gether with you
Suasana di lapangan pertandingan sepak bola kian memanas begitu babak kedua dan terakhir dimulai.
Waktu pertandingan yang berlangsung selama 90 menit, dan dibagi menjadi dua babak itu kini hanya tersisa lima menit. Pertandingan yang sengit dibawah sinar matahari yang bersinar cerah itu benar-benar menarik perhatian siapapun yang melihatnya.
Kedua tim berjuang melancarkan serangan demi serangan, mencetak goal demi goal. Dan kini mereka terjebak dalam kondisi skor yang seri, yaitu 3-3.
Terlihat jelas bahwa kedua tim telah berlatih sangat keras dari cara mereka bermain. Bahkan kedua coach dari masing-masing tim pun terlihat bangga dengan kerja keras setiap anggota yang berusaha mempertahankan posisi mereka.
"Blaze Adhnan!!! Semangat!!!!" Ice, dari pinggir lapangan berteriak lantang. Menyemangati sang kekasih.
Blaze yang tengah memegang kendali bola pun langsung berkobar semangatnya begitu mendengar teriakan semangat itu. Ia berlari menggiring bola menuju gawang lawan dan dengan sigap mengopernya pada seniornya yang berdiri lebih dekat dengan gawang lawan.
Namun ditengah sorak sorai dan permainan yang sengit itu, sesuatu yang tak terduga pun terjadi.
Senior Blaze, yang kini berlari menggiring bola hasil operan Blaze ke arah gawang lawan tiba-tiba saja dicurangi oleh salah satu anggota tim lawan yang menyandung kakinya dengan kasar hingga membuatnya langsung terjatuh.
Jeritan pilu dari senior itu pun menggema. Seluruh anggota tim berlari menghampirinya dengan panik, demikian juga dengan para pemandu sorak dan penonton yang menyaksikan secara langsung tindak kecurangan itu.
"kak!!"
Blaze berlari menghampiri seniornya, membantunya bangun dengan perasaan was was. Pasalnya, jeritan kesakitan dari seniornya itu terdengar cukup keras sehingga dapat dipastikan sandungan yang diterimanya itu tak main main.
Entah disebut beruntung atau tidak, senior Blaze itu terjatuh tepat di area pinalti yang artinya tendangan pinalti akan dilakukan. Namun dengan kondisi seniornya yang terluka, tentu saja ia khawatir. Terlebih lagi ia malah dipercayakan oleh seniornya dan anggota tim yang lainnya untuk melakukan tendangan pinalti itu.
Kini waktu pertandingan hanya tersisa satu menit. Blaze sudah berdiri dengan bola di kakinya di dalam area pinalti yang menghadap pada gawang lawan. Kiper lawan pun telah bersiap di tempatnya.
Semua anggota timnya dan tim lawan berada di belakangnya. Memperhatikan dan memberi dukungan dari dalam. Suasana lapangan yang tadinya ramai, kini mendadak hening. Suara sorak sorai dari para pemandu sorak dan penonton sudah tidak ada lagi. Semuanya menyaksikan momen penentuan ini dengan nafas tertahan.
Jika Blaze berhasil mencetak gol, maka secara otomatis tim sepak bola Universitas Pulau Rintis akan menang. Namun jika Blaze gagal, maka akan diperlukan waktu ekstra untuk bermain babak tambahan.
Menarik nafas panjang , Blaze pun mundur beberapa langkah. Wasit telah mengangkat peluitnya dan bersiap membunyikannya. Tiupan Peluit yang akan menjadi penentuan dari momen bersejarah ini.
Apakah Universitas Pulau Rintis akan membawa pulang kemenangan, atau malah harus menerima kekalahan yang menyedihkan?
Blaze seperti dapat mendengar detak jantungnya sendiri ditengah kesunyian itu. Suara tiupan peluit pun terdengar begitu keras di telinganya. Diambang rasa bimbang dan takut, keberanian dalam dirinya mendorongnya untuk berlari dan menendang bola di depannya.
***
🎶"Ada saat saat dimana kita bingung melihat orang di sekeliling,
Tapi saat aku melihatmu, aku yakin bahwa itu hanya kamu."
"Jika kita berakhir jatuh cinta, maka aku akan mencintaimu seumur hidupku,
Karena aku menemukan duniaku, saat aku bertemu kamu"🎶
Lagu yang baru saja selesai dinyanyikan Solar disambut meriah oleh sorak sorai dan tepuk tangan penonton.
Sudah tiga lagu dinyanyikannya, dan tak ada satupun yang gagal dibawakannya dengan sempurna. Seperti sihir, ia mampu menguasai semua lagu yang mereka mainkan dengan sangat baik, bahkan penampilan vokalnya sungguh memikat hati para penonton dan juri.
Solar itu spesial. Seakan tak ada yang tidak bisa dilakukannya, ia selalu berhasil melakukan segala sesuatunya dengan sempurna bahkan melebihi ekspektasi orang-orang. Ia telah membuktikannya melalui berbagai hal yang dilakukannya, dan tak pernah sekalipun ia gagal dalam apa yang ia lakukan.
Mungkin kata sempurna saja tidak cukup untuk mendeskripsikan dirinya. Ia lebih dari itu. Sosok istimewa yang memikat hati Halilintar . Ia membuktikan kapasitas dirinya yang jauh melebihi apa yang dimiliki orang lain di sekitarnya.
Dan sekali lagi, ia membuktikannya malam ini, di tempat ini.
Sesaat setelah melodi terakhir selesai dimainkan, Solar tersenyum dan menatap seluruh barisan penonton yang ada di depannya.
"saya sangat bahagia bisa berdiri disini, hari ini.." Solar memulai kata-katanya.
"event sebesar ini.. adalah yang pertama bagi saya. Dan saya bersyukur bisa berdiri di sini saat ini, rasanya benar benar seperti mimpi
dulu.. orang yang saya cintai, berjuang untuk meraih kemenangan di tempat ini.. namun sayang sekali, ia belum mendapatkan kesempatan untuk melakukannya.. "
Solar melirik pada Halilintar, kemudian tersenyum tipis.
"Tapi tidak apa apa.. karena hari ini, di sini.. saya yang akan mendapatkan kemenangan itu untuknya"
Ucapan Solar itu langsung disambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh penonton. Jangan lupa dengan anggota band nya yang berdiri di panggung yang sama, turut menyoraki dan menggoda mereka. Sedangkan Halilintar hanya tertunduk dengan wajah memerah.
"untuk lagu terakhir yang akan saya nyanyikan.. adalah lagu kesukaan dari orang yang saya cintai.."
Halilintar menengok cepat mendengar ucapan Solar barusan. Netra nya melebar seakan tak percaya saat Solar mengatakan kata-kata selanjutnya.
Bahkan tanpa mendengar judul lagu itu pun, Halilintar sudah mengetahuinya. Ia hanya memiliki satu lagu yang paling ia sukai di dunia ini, namun ia tidak ingat pernah mengatakannya pada kekasihnya itu.
Lagipula, lagu itu..bukanlah lagu yang seharusnya menjadi lagu terakhir mereka.
Tapi melihat reaksi anggota band yang lain serta Gempa yang berdiri di belakang panggung yang tak nampak sedikitpun terkejut dengan itu, ia sudah tau bahwa ini merupakan rencana mereka. Bahkan Solar yang berdiri di sini menggantikan posisi vokalis, juga merupakan bagian dari rencana mereka.
"walaupun saya tidak mendengarnya langsung dari mulutnya, namun saya paham mengapa ia sangat menyukai lagu ini..
Sebuah lagu tentang kisah cinta, seseorang yang memberikan segalanya untuk orang yang ia cintai.. karena untukmu.. i will do everything"
Suasana sekali lagi menjadi riuh usai Solar mengatakan kata-kata yang nyaris memanah hati semua orang yang ada di sana. Tak terkecuali Halilintar.
Ia hanya berdiri mematung di sana sampai Solar mengulurkan tangan padanya.
"dan aku akan merasa terhormat.. jika orang itu bersedia untuk bernyanyi bersamaku"
Para Staff yang bertugas di belakang panggung tau-tau saja keluar dan membawa sebuah standing mic, kemudian meletakannya di depan Halilintar.
"s-sebentar! kok aku??" Halilintar berbisik panik.
Solar terkekeh "lalu aku harus nyanyi sama siapa? masa sama kak Gempa?" ia balas berbisik.
"t-tapi kan!"
"udah..jangan protes~ lakukanlah demi band mu..demi semua penonton di sini, dan demi aku"
Bersamaan dengan itu, Supra mulai menabuh drum nya disambung dengan permainan bass Theo dan Glacier, memenuhi gedung itu dengan alunan musik lembut yang merupakan awalan dari lagu yang hendak dinyanyikan.
Solar menyenggol pelan tangan Halilintar, kemudian mengambil mic nya sendiri dan mulai bernyanyi.
🎶Akan aku lakukan segalanya, Aku akan mencoba segala cara
Itu membuatku tahu betul bagaimana keadaannya nanti
Kita memang baru bertemu, namun hanya melihat matamu
Membuatku tahu betul bagaimana keadaannya nanti
Sebuah kode yang ditunjukan Solar di tangannya membuat lamunan Halilintar buyar seketika. Ia terkejut karena sempat terbuai dengan suara merdu Solar yang menyanyikan lagu kesukaannya itu, namun ia langsung tau apa yang harus ia lakukan saat ini.
Alunan musik yang sengaja dimainkan oleh para anggota sebagai jembatan penyambung lagu begitu indah. Sesaat, Halilintar tertegun saat bertemu pandang dengan sosok di sampingnya.
Berapa lama mereka saling mengenal? Percakapan-percakapan konyol, tawa, airmata, semuanya telah mereka lalui sepanjang satu tahun yang berharga. Lagu yang dinyanyikan terasa seperti sebuah belati yang menusuk tepat ke dalam hati.
Waktu yang dihabiskan Halilintar, menunggu terlalu lama hanya untuk memiliki sosok didepannya. Perasaan yang sungguh tak dapat terlukiskan.
Mati-matian ia menahan dirinya untuk tidak menangis, Halilintar segera memetik gitar yang sedari tadi berada di tangannya.
🎶Bahkan jika kamu memiliki orang lain, aku tidak peduli, tidak peduli seperti apa kenyataannya
Aku tak tahu, Aku hanya memiliki kamu dihatiku
Akan aku lakukan segalanya, Aku akan mencoba segala cara
Untuk membuatmu merasa hangat di hatimu bersamaku🎶
Suara penonton yang ikut bernyanyi mengiringi kedua insan yang tengah bernyanyi bersama di atas panggung.
Tak sampai disitu, para anggota pemandu sorak dan club sepak bola yang telah menyelesaikan urusan mereka pun mulai berdatangan memenuhi ruangan aula itu. Seragam oranye yang khas menarik perhatian Solar, dan Ice serta Blaze yang berdiri di barisan terdepan pun mengangkat kedua tangannya dan bersorak untuk mereka.
🎶Bahkan jika kamu memiliki orang lain, aku tidak peduli, tidak peduli seperti apa kenyataannya
Aku tak tahu, Aku hanya memiliki kamu dihatiku
Rasanya Halilintar benar benar ingin memeluk Solar saat ini. Ia ingin berterima kasih pada Solar karena telah mencintai dan merawatnya hingga saat ini. Kesabaran tiada batas yang dimilikinya, kasih sayang yang tak pernah gagal ia lampiaskan.
Halilintar benar benar beruntung memiliki Solar Light sebagai kekasihnya.
🎶Akan aku lakukan segalanya, Aku akan mencoba segala cara
Untuk membuatmu merasa hangat di hatimu bersamaku
Tidak peduli sampai berapa lama, bahkan saat bintang bintang di langit mulai memudar
Aku akan selalu bersamamu🎶
Para pemandu sorak serta semua yang hadir kini ikut menyanyi mengiringi suara merdu Solar dan Halilintar. Blaze dan Ice yang berdiri di barisan terdepan pun ikut menyanyi dengan tangan yang saling menggenggam di antara ramainya penonton.
Semuanya terasa begitu indah hari ini, begitu sempurna. Begitu berkilauan.
Kecuali untuk satu orang.
Taufan tengah duduk menyendiri di sebuah tangga darurat yang terletak tak jauh dari panggung. Sudah hampir satu jam ia duduk di sana seorang diri, menyaksikan penampilan dari Solar dan Halilintar yang terlihat begitu indah dari kejauhan. Ia bahkan bisa melihat bagaimana kedua sahabatnya, Blaze dan Ice ikut hadir di antara tribun penonton dan turut bersorak untuk kedua insan itu.
Ia tidak ikut berpartisipasi dalam event 2U , namun entah mengapa ia berada di sini.
Niat awalnya adalah untuk menyemangati teman-temannya yang akan berpartisipasi dalam lomba, namun setelah apa yang terjadi di depan matanya. Ia pun memutuskan untuk duduk menjauh.
Ponsel di tangannya ia pandangi lama sekali. Seperti tengah menunggu seseorang , ia menghela nafas berkali kali.
Solar dan Halilintar terlihat begitu sempurna di atas panggung yang megah, berdiri berdampingan, tersenyum satu sama lain. Sangat indah, sangat berkilauan, sangat bahagia.
Begitu pula dengan Blaze dan Ice. Berasal dari kedua club yang berbeda, cinta keduanya seakan tak pernah habis dan begitu mesra setiap harinya. Mengingatkan dirinya bahwa ia juga memiliki satu..
satu orang.. yang begitu istimewa di hidupnya.
Tepat sebelum Taufan memutuskan untuk bangun, sebuah panggilan video yang masuk ke ponselnya membuatnya terkejut.
Netra biru safir itu melebar kaget, senyumnya mengembang begitu sadar bahwa Voltra adalah orang yang meneleponnya dan tanpa ragu mengangkat panggilan video itu.
"kak Voltra!"
"yo! kucing kecilku! bagaimana kabarmu??"
Taufan mendengus "sudah kubilang jangan panggil aku begitu, kak!!" protesnya.
"aw?? tapi kau begitu imut dengan pakaian kucing itu.."
"kaak!!"
Dapat ia dengar Voltra tertawa terbahak bahak di seberang sana.
"ramai sekali disana.. kau sudah ada di gedung event itu?"
Taufan mengangguk angguk "adikmu sedang tampil tuh kak! sebentar.." Ia mengatur kamera ponselnya yang menghadap langsung pada panggung , sehingga Voltra dari seberang sana pun dapat melihat penampilan Solar dan Halilintar di atas panggung.
"heee.. kukira.. vokalisnya perempuan..?" Voltra terkekeh "apa yang si bensin itu lakukan disana??"
"menggantikan vokalis yang sakit kak.." jawab Taufan, ia kemudian kembali membalikan kameranya dan menatap sendu pada Voltra.
"kak..." Taufan menghela nafas "aku merindukanmu.."
"ey?? tak biasanya kau mengatakan itu duluan??"
"ish kak! aku serius!" sentak Taufan, hingga pihak yang ada di seberang sana sedikit terkejut.
"dulu..aku berpikir bahwa..hubungan seperti ini akan baik baik saja.. asalkan kau selalu mengabariku setiap hari.." Taufan menghela "tapi setelah melihat Solar.. aku sadar bahwa itu saja tidak cukup.."
Keduanya terdiam, tertegun selama beberapa saat. Lalu kemudian Voltra pun berkata.
"lalu.. apa yang ingin kamu lakukan sekarang?"
"menunggumu kembali" Taufan menjawab tanpa ragu.
Voltra tersenyum tipis.
"kamu adalah pacar yang terbaik yang pernah ada untukku, fan.." senyumnya "apa kau ingin kubawakan hadiah saat aku kembali nanti?"
Taufan terdiam sesaat.
"aku... hanya ingin kak Voltra"
"aku..hanya ingin kak voltraa"
Suara ejekan yang tau-tau muncul di tengah momen pasangan LDR itu refleks membuat Taufan menengok. Ia memutar bola matanya dengan malas saat menyadari sosok yang barusan mengejeknya tak lain dan tak bukan adalah pasangan yang tengah kasmaran.
Siapa lagi kalau bukan Blaze dan Ice.
Dan saat itu jugalah ia tersadar bahwa pertunjukan band Halilintar pun sudah berakhir dan penilaian juri telah dimulai. Ia pasti terlalu fokus berbicara dengan Voltra sampai-sampai tak memperhatikan hal di sekitarnya.
"Taufan..aku.. ya?? sebentar!-"
Kata-kata Voltra terputus begitu mendengar suara memanggilnya.
"Taufan! aku harus kembali kerja sekarang- dan..um, aku akan kembali secepatnya..karena itu, tunggu aku ya?"
Taufan menyeka setitik air mata yang nyaris jatuh dari pelupuk matanya, kemudian mengangguk.
"aku akan menunggumu, kak.. aku mencintaimu"
"aku juga mencintaimu"
"aku mencintaimuuu"
Blaze lagi-lagi menirukan kata-kata Taufan dengan nada mengejek. Ice yang ada di sebelahnya pun langsung menyikutnya. Walaupun begitu, Taufan tidak marah sama sekali dengan kelakuan pasangan komedi itu.
"bawel banget sih kalian!" Taufan terkekeh lalu bangkit dan merangkul kedua sahabatnya "kok kalian disini?? Solar mana??"
"kamu nanyain Solar??" Blaze bertanya balik. Hanya dengan melihat raut Blaze dan Ice saja, Taufan sudah tau jawabannya tanpa perlu bertanya.
Sudah pasti Solar sedang menikmati waktu-waktu bucinnya bersama sang kekasih yang sudah tak ditemui dua minggu lamanya. Memang dasar pasangan bucin.
"kami mencarimu yang tiba-tiba hilang! ayo balik kesana! pengumuman pemenang sebentar lagi!"
Taufan mengangguk setuju.
"baiklah, ayo"
***
"Terima kasih semuanya! Sekali lagi, kami adalah Honey Butter cupcake!!"
"kami adalah Skullhead! Terima kasih!"
Kedua band yang berpartisipasi dalam babak final dari ajang lomba telah kembali berdiri di atas panggung. Memperkenalkan diri untuk yang terakhir dan menghipnotis seluruh peserta di dalam aula.
Tak lama setelah itu, dua orang pembawa acara pun menaiki panggung dengan memegang masing-masing kertas di tangan mereka.
Para anggota band saling berangkulan, kecuali Solar dan Halilintar yang saling bergenggaman tangan. Mereka saling bertukar pandang sebentar sebelum suara dari pembawa acara mulai menggema memenuhi area panggung.
"Dan sekarang adalah saat yang sudah kalian tunggu tunggu!! Pemenang dari Festival Musik 2U akan diumumkan!!"
Baiklah, ini adalah babak final. Yang berarti band-band lain yang juga turut berpartisipasi telah dinyatakan tidak lolos seleksi untuk berdiri pada panggung besar ini. Pihak Universitas sudah memutuskan, bahwa hanya yang terbaik dari yang terbaik saja yang layak untuk berdiri pada panggung ini. Karena itulah Gempa mati-matian mendorong para anggotanya untuk memberikan penampilan yang terbaik.
Band Skullhead, mereka juga memiliki penampilan yang tak kalah bagusnya, dan sorakan penonton yang tak kalah kerasnya. Gitaris mereka, Cahaya memiliki popularitas yang besar yang setara dengan Solar. Karena itu tak heran jika band mereka juga mendapat banyak dukungan dari para penonton. Namun pendukung dari Honey Butter Cupcake pun tak kalah riuhnya, terlebih sebagai band yang berasal dari tuan rumah, mereka menyandang banyak harapan.
"dan pemenang dari festival musik 2U 2022... adalah..."
"Honey Butter Cupcake!! Honey Butter Cupcake!!"
"Skullhead!! Skullhead!"
Teriakan dan jeritan memenuhi ruangan itu. Sebagian bersorak untuk Honey Butter Cupcake sementara sebagian lainnya bersorak untuk Skullhead. Musik berupa drumrolls pun dinyalakan untuk meningkatkan ketegangan dan antusiasme yang sukses memaksa Halilintar meremas tangan Solar hingga sang empu meringis.
"Selamat kepada...."
"...."
"Kepada..."
"....."
"Teriakan nama band yang kalian inginkan menang!!"
"Honey Butter Cupcake!!!"
"Skullhead!!!"
Aksi tarik ulur yang dibuat oleh pembawa acara rasanya membuat Halilintar ingin maju dan meninjunya. Ia yang begitu tegang kini semakin tegang menantikan apa yang akan dikatakan selanjutnya.
"Selamat kepada..... Honey Butter Cupcake!!!"
Semua anggota band melompat, melompat dan melompat dengan kebahagiaan yang seakan menampar mereka di wajah. Sial! Mereka hampir saja terkena serangan jantung karena ketegangan itu, kemudian kembali terkena badai kebahagiaan yang membuatnya nyaris pingsan.
Sedangkan Band lainnya pun turut berteriak menyesali kekalahan mereka. Angin nampaknya yang paling tidak menerima kekalahan ini dan langsung mengumpat kemudian berlari turun dari panggung tanpa menunggu yang lainnya.
Anggota lain menyusulnya, dan Cahaya adalah orang yang terakhir menuruni panggung. Sebelum turun, ia sempatkan menengok pada Halilintar dan Solar yang tengah berpelukan riang. Ia tersenyum tipis kemudian turun dari panggung itu tanpa mengatakan apa apa.
Semuanya terjadi begitu cepat, dari acara pengumuman pemenang sampai pemberian hadiah. Halilintar bahkan tak mengingatnya, ia hanya ingat bahwa teman-teman anggota band nya tiba-tiba saja meninggalkannya berdua dengan Solar di atas panggung setelah pemberian hadiah selesai.
Dan entah darimana, sebuah buket bunga besar berisi mawar merah telah bersanding manis di tangan Solar.
Suara riuh kekacauan pun berangsur angsur berhenti. Halilintar masih mematung disana, bingung dengan apa yang terjadi saat Solar berjalan ke arahnya kemudian menyodorkan buket bunga itu kepada Halilintar.
"untuk kemenangan kita.." ujar Solar.
Halilintar masih melamun, karena itu ia tidak menjawabnya. Namun sesaat kemudian ia pun tersadar dan menerima buket bunga yang disodorkan padanya.
"Sol.. apa ini.." Halilintar melirih malu malu, memandangi bunga di tangannya.
"kau ingat tradisi club musik, bukan?" Solar bertanya balik.
Pada saat itu, pembawa acara yang masih ada di atas panggung pun kembali berbicara.
"Sesuai tradisi club musik, grup pemenang dari event 2U akan tampil sebagai pertunjukan pembuka untuk bintang tamu hari ini! Karena itu, kita sambut kembali.. Honey Butter Cupcake!"
Halilintar mengetahui tradisi itu, namun sesaat ia melupakannya ditengah bahagianya. Ia dan anggota yang lain sudah bersepakat dan menentukan lagu untuk acara ini, namun kemudian ia dibuat kebingungan dengan para anggota lain yang tak kunjung naik ke atas panggung.
Cahaya terang yang menerangi panggung perlahan mulai berkurang hingga mati sepenuhnya. Dan saat itu menyala, Halilintar dan Solar hanya ada berdua di atas panggung itu, disoroti oleh nyala lampu. Dan yang lebih mengejutkan, Solar berdiri di depannya memegang sebuah gitar akustik.
Tidak ada orang lain, bahkan sisi penonton pun digelapkan seakan hanya mereka berdua sajalah yang berada di ruangan saat itu, berdiri di tengah sorotan. Halilintar dibuat kebingungan luar biasa dengan apa yang sedang terjadi saat ini, seperti orang linglung yang tidak tau apa apa.
Ditengah kebingungan yang melanda, Solar mulai mengambil microfon dari stand yang ada di depannya dan mulai berbicara.
"Sebenarnya... aku berencana untuk memberi kejutan, sekaligus memenuhi taruhanku dengan teman-teman dari Fakultas Hukum.."
Suara ricuh mulai terdengar kembali, bahkan kali ini disertai dengan suit suitan dari para anggota lainnya yang menyaksikan dari belakang panggung.
"taruhan tentang kekasihku.." Solar berputar menatap Halilintar, lalu tersenyum lembut "jika band ini menang malam ini, aku akan membawakan sebuah lagu yang kutulis di depan semua orang. Jika tidak, aku akan menyimpan lagu ini dan membiarkannya menjadi rahasia untuk diriku sendiri"
Tertegun, Halilintar hanya berdiri disana dengan wajah memerah. Ia tak menyangka Solar bahkan mempersiapkannya hingga seperti ini.
"Lagu yang akan kunyanyikan.. judulnya '2gether with you' , lagu buatanku sendiri.."
"...."
"Halilintar Thunderstorm, pacarku.. ini untukmu"
Solar menatap Halilintar sebelum ia mulai memetik gitarnya. Seluruh aula yang tadinya dipenuhi suara teriakan, tiba-tiba terdiam hingga hanya suara petikan gitar saja yang menggema.
Halilintar tidak tahu harus berkata apa, harus melakukan apa. Netra ruby itu tak dapat berhenti menatapi Solar, mencoba menemukan cara untuk menahan airmatanya agar tidak kehilangan kendalinya.
Ia tidak ingat kapan terakhir kali hatinya tersentuh seperti ini. Ia selalu menjadi sosok yang kuat, dengan hati yang kuat. Setiap bagian dari ingatannya sejak ia pertama kali bertemu dengan Solar di ruangan orientasi itu mulai datang kembali.
Hubungan sebagai senior-junior yang mereka miliki, hingga keduanya bisa datang sejauh ini. Semuanya seakan terggambar dalam lagu yang dinyanyikan Solar.
🎶Mata kami tidak sengaja bertemu di hari itu.
Walaupun sesaat, walaupun sakit, tapi terasa sangat berharga.
Duniaku sangat bahagia di hari itu,
Namun aku tidak mengerti mengapa hatiku berdetak seperti itu saat aku melihatmu
Aku seseorang yang tidak sempurna
Tapi kau mencari dan menungguku seakan tak melihat hari esok
Aku tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu
Tapi sekarang aku mengerti kata hatiku dan mencintaimu
Bersama denganmu, aku jadi lebih bahagia dari siapapun.
Bahkan mengalami hal hal buruk, aku tetap mencintaimu.
Dunia yang luas, tapi tidak pernah bisa menandingi besarnya cintaku padamu.
Kamu dan aku, we're always 2gether.
Tidak peduli apapun yang terjadi
Tidak peduli masalah yang menimpa
Aku akan selalu mencarimu di antara jutaan bintang
Ingatlah bahwa aku jatuh cinta dengan segalanya tentangmu
Mencintaimu seperti tak ada hari esok, hidup bahagia hingga kita menua.
Karena aku baru tau apa itu cinta.. saat aku bertemu denganmu🎶.
Lagu berakhir dengan tepuk tangan meriah dari seluruh penonton yang ada di sana. Sedangkan Halilintar, dengan emosi yang menggenang di dadanya tak dapat lagi menahan airmatanya. Saat itu, Solar tersenyum menatapnya.
Kedua insan itu tersenyum satu sama lain sebelum akhirnya ia berjalan menghampiri Halilintar . Hanya dengan pandangan yang terkunci, tidak ada yang disia-siakan. Keduanya saling memahami hanya dengan satu tatapan itu.
"diantara jutaan bintang yang mengelilingiku , aku akan selalu mencarimu. Kini, dan sampai kapanpun..."
Solar mengambil sebelah tangan Halilintar dan mengecupnya.
"aku mencintaimu.."
Suara jeritan dan pekikan penonton mulai tak terkendali sama seperti suasana hati Halilintar yang seakan siap meledak keluar dari dadanya. Rasa malu dan bahagia yang tiada tara mengalir melalui airmatanya. Tak dapat dipungkiri bahwa ia merasa seakan menjadi orang yang paling bahagia di dunia saat ini.
Tak lama setelahnya, band terkenal 'Scrubb' yang disewa oleh Universitas Pulau Rintis naik ke atas panggung dan melakukan penampilan mereka. Solar dan Halilintar pun sudah melangkah turun dari panggung. Berusaha menghindari atmosfer yang menyesakan dari kerumunan penonton dan langsung menuju ke belakang panggung.
Semua anggota band menunggu mereka disana. Memberikan sambutan sambutan konyol dan menyenangkan atas kemenangan mereka. Solar sendiri hanya tertawa mengikuti arus, keringat turun di wajahnya yang terlihat lelah, namun ia masih berani menggoda Halilintar.
"kamu menatapku tanpa berkedip di panggung tadi, jadi apa menurutmu laguku itu bagus?"
Halilintar tersenyum tipis, berusaha untuk menenangkan wajahnya yang terasa panas.
"itu..lagu yang indah.." jawabnya.
"benarkah?"
"uhm.." Halilintar mengangguk.
"lalu..?"
"aku sangat malu..."
"...."
"tapi... terima kasih.. aku benar benar tak tau harus berkata apa lagi.."
Melihat wajah Halilintar yang tersipu, seakan menjadi sebuah alarm bagi para anggota band yang lain untuk segera pergi meninggalkan keduanya. Begitu hanya Solar dan Halilintar yang tersisa disana, Solar berbalik dan menangkup kedua pipi Halilintar.
"tidak.. akulah yang seharusnya berterima kasih. Terima kasih karena kamu sudah menungguku.. terima kasih karena kamu berbicara denganku di hari itu"
Halilintar hanya mengangguk.
Banyak hal..banyak sekali hal yang ia syukuri hingga sekarang. Misalnya, ia yang ditunjuk sebagai ketua himpunan tahun lalu, pemberontakan Solar saat orientasi, teman-teman yang baik serta Gempa yang selalu mendukung dan menguatkannya, kakaknya Voltra, dan masih banyak lagi. Ia percaya bahwa ia tidak akan datang sejauh ini, jika itu semua tidak terjadi.
"baiklah, apa kamu siap untuk keluar dan menikmati sisa pertunjukan?"
"baiklah- ayo!"
Ia tau sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk bernostalgia. Kemenangan sudah diraih, namun malam masih panjang. Mereka harus menikmati momen ini karena ini mungkin hanya akan terjadi sekali di sepanjang kehidupan Universitas mereka.
Mengambil tempat berdiri terdepan, Solar merangkul pinggang kekasihnya agar ia tidak terdesak dan terdorong oleh riuhnya penonton lain. Saat penyanyi di depan mereka mengangkat suaranya melalui mikrofon, perhatian mereka pun langsung tertuju padanya.
"biarkan aku mendengar teriakan dari orang orang yang memiliki kekasih!!"
"Whooooooooo!!!"
Solar dan Halilintar turut berteriak, meramaikan suasana itu lalu tertawa terhadap masing-masing.
"Bagi mereka yang memiliki kekasih dan berpegangan tangan sekarang , aku ingin kalian tahu bahwa kalian berada disini karena takdir yang mempertemukan kalian! -
- Saling mencintai! Bahkan jika suatu hari pasanganmu meninggalkanmu, percayalah ini! Jika kalian ditakdirkan untuk bersama, kalian akan selalu bersama!"
Bunyi drum ditabuh, bass pun mulai bermain kembali memeriahkan suasana itu.
"lagu terakhir kami! Untuk kalian- yang memiliki kekasih! 'Still Together' "
Riuh tepuk tangan kembali terdengar, termasuk Solar dan Halilintar yang turut bertepuk tangan dan menari mengikuti alunan musik. Band Scrubb yang selalu disukai oleh Halilintar, sebuah lagu yang menggambarkan keduanya. Semuanya berada di pihaknya sekarang ini.
🎶Berjalan melewati kerumunan orang yang asing
Seperti biasanya, pemandangan yang biasanya
Mari melihat pada ingatan yang lewat, mungkin hanya aku yang tau
Seperti biasanya, seperti sebelumnya
Hari , bulan, Tahun berlalu seperti angin.
Tapi hanya kamu yang membuatnya begitu berarti
Seseorang yang membuatku merasa dihargai
Seseorang yang bersamaku
Satu orang telah mengubah segalanya, hanya dia yang bisa membuatku tersenyum
Tidak peduli seberapa sedihnya
Tidak peduli seberapa sulitnya
Aku akan terus mencarimu, aku akan terus bersamamu
Satu orang yang mengubah pandanganku tentang cinta,
Satu orang yang membuatku tau apa arti cinta
Aku tidak tahu, dan aku tidak mengerti
Mungkin, karena kita memang ditakdirkan untuk bersama.🎶
[FIN]
Kelar! :v yay!
Tapi eits! Ada extra story nya! Pendek sih- aku post besok XD
Makasih kalian semua yg udh baca dan ngikutin perjalanan dari 2gether with you sampai Still 2gether saat ini~
Book 2gether series dengan ini resmi tamat! ~ ga ada season 3 🤣
Terima kasih semuanya! Luv you all!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro