jeno, renjun, dan jaemin kini tengah duduk di salah satu kursi yang terdapat di kantin.

"jen," ujar renjun memulai percakapan. "kemaren hari gua liat salsa sama siyeon berantem di ruang loker" sontak kedua temannya tersebut terkejut seketika.

"anjrit, serius lo bor?!" jaemin sangat terkejut, janggalnya, jeno ga kaget...

"hah? terus kenapa?"

"ya sekarang lu realitis sama pinter dulu deh" jaemin mulai sedikit geram atas tindakan jeno tersebut.

"nah, tul tuh si jaem, ngerti kagak?" jeno menggeleng mantap.

gua ga mau tau urusan cewek asal tau aja lo pada!

"hadeuh... siyeon siapa?" tanya renjun pada jeno, "anak ipa 11-C" singkatnya.

"PURA-PURA GA TAU LU!" teriakan jaemin cukup membuat para warga kantin memfokuskan perhatian pada mereka bertiga.

"siyeon anjir, masa lu lupa? dia. siapanya. elu! masa lupa???" jeno menghela napas mendengar omongan yang 'nggak guna' dari kedua temannya tersebut.

"kenapa sih? lu pada juga pura-pura lupa." tekannya, sekarang, ia ingin beranjak dari duduknya.

namun ditahan oleh jaemin.

"nah, bukan begitu, berarti, salsa ada sangkut pautnya sama siyeon dan elu" jeno mematung, berusaha mencerna perkataan renjun.

"masalah apa? gue putus juga baik-baik, nggak neko-neko kok"

"sticky notes!" jeno sedikit membelalak mendengar kata-kata jaemin dan renjun.

"ma-maksud lo..."

"tapi kita belum tau kebenarannya jen, ini cuman spesifikasi gue aja. lo jaem?"

"setuju, salsakan juga sekelas sama haechan"

pagi ini, saat istirahat, lee jeno telah dibuat pusing oleh sebuah teori konspirasi na jaemin dan huang renjun.

-ralat, teori sok tahu.