Chapter 83
Hari-hari Yn berjalan seperti biasanya, tak ada yang spesial. Namun yang berbeda, pria bernama Doyoung yang merupakan member grup sang kakak itu menjadi sering menghubungi nya di waktu senggang pria itu. Atau bahkan, tidak segan-segan mendatangi nya hanya untuk menjemput Yn pulang kerja.
Yn sudah membicarakan hal tersebut pada Jaehyun, tapi pria itu hanya menjawab seadanya.
"Bagus dong. Kebetulan juga Doyoung hyung belum punya pacar, bisa tuh membantu kamu melupakan Jinyoung samchun secepatnya"
Yn sebenarnya tidak masalah, apalagi Jinyoung juga tak gentar mendekatinya. Pria itu tetap berusaha meluluhkan nya kembali. Dengan adanya Doyoung, itu juga bagus untuk membuat Jinyoung menjaga jarak. Tapi Yn tidak ingin memanfaatkan Doyoung, dia juga tidak ingin memberikan harapan pada pria itu. Karena Yn masih berusaha menata hatinya, tidak ingin terlalu cepat membuka hati.
Tapi ngomong-ngomong tentang Jinyoung, Yn baru sadar kalau hampir dua minggu ini pria itu tidak ada kabar. Terakhir, sejak pembicaraan di rumah sakit waktu itu. Yn sih merasa lega, dia berharap jika Jinyoung memang menyerah. Yn sudah tidak ingin berharap apapun lagi, walaupun nyatanya dalam hati kecilnya mengatakan jika Yn memang masih menyayangi Jinyoung. Sosok Jinyoung, membuat Yn tidak begitu saja bisa dia lupakan. Berbeda dengan Hee Jun. Padahal Hee Jun jika dilihat waktu kenal dengannya, lebih lama dari Jinyoung. Tapi sosok Jinyoung malah, lebih sulit untuk Yn lupakan dengan cepat.
"Yn?"
Yn menatap rekannya yang memanggil namanya, perempuan yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu berhasil mengambil atensinya dari lamunan akan Jinyoung.
"Ada apa?"tanya Yn
"Ada seorang pria mencari mu"
Yn mengernyit bingung "siapa? Kamu tanya namanya tidak?"tanya Yn
Perempuan itu menggelengkan kepalanya "tidak. Sudah sana, kasihan pria tampan menunggu lama"
"Dia menunggu dimana memangnya?"tanya Yn
"Di deket resepsionis lantai utama"
"Hah di bawah?"tanya Yn ulang, rekannya itu hanya mengangguk
"Ya sudah deh, aku ke bawah dulu ya? Kalau ada yang nanyain aku..."ucapan Yn terhenti
"Iya tenang saja, udah sana. Kasihan kayanya dia sudah menunggu terlalu lama"
Yn menganggukkan kepala dan segera menuju lantai utama, dimana orang yang dimaksud itu sudah menunggu.
"Siapa sih? Kenapa tidak menghubungi aku coba, kalau memang ada perlu?"gumamnya
Yn segera masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai utama.
Pintu lift terbuka, dia segera keluar dan berjalan ke arah resepsionis.
Yn bisa melihat seorang pria berdiri membelakanginya di dekat resepsionis, sedang mengobrol dengan satpam.
"Ah itu nona Yn"
Yn tersenyum dan mengangguk, ketika mendengar satpam berbicara. Pria itu berbalik badan dan menatapnya.
Yn melunturkan senyum nya, ketika melihat pria yang menunggu nya.
"Kalau begitu, saya permisi nona Yn"
Yn mengangguk dan membiarkan satpam itu pergi.
"Ternyata Saem masih tidak menyerah ya?"tanya Yn, membuka pembicaraan
Jinyoung tersenyum mendengarnya"Tentang kamu, tidak akan pernah ada kata menyerah, Yn"ucapnya
Yn menghela nafasnya kasar, dia bersedekap dada menatap pria di hadapannya.
"Untungnya apa sih saem, sampai begini? Tidak lelah apa, terus mengejarku?"tanya Yn
"Tidak"jawabnya singkat
Yn memutar matanya, malas meladeni pria itu.
"kamu sungguh-sungguh sudah tidak menyukaiku? Sebegitu cepat, melupakan ku?"tanya Jinyoung dengan menatap Yn sendu
Yn menatapnya dan mengangguk "siapa bilang cepat? Nyatanya sulit. Tapi walau sulit, aku berhasil. ini bukan pertama kalinya bagiku merasakan kecewa atau patah hati. Jadi bagiku, melupakanmu dan perasaanku yang baru sesaat saja tidak ada apa-apanya"ucap Yn
Jinyoung masih menatapnya sendu, kemudian tersenyum dengan tulus. untuk sesaat, Yn tertegun melihat senyuman tulus yang Jinyoung tampilkan. ada senyum kesedihan disana yang terpampang, hati Yn mengilu melihatnya. Dia pun mengalihkan pandangan ke arah lain.
"maaf, jika membuatmu terluka dengan sikap ku yang terus mengejarmu. Karena kamu wanita pertama yang membuatku membuka hatiku dan rela melakukan apapun"ucap Jinyoung
Yn kembali menatapnya, menghela nafas perlahan "saem tidak membuat salah, tapi aku yang salah karena menyukai saem. Saem hanya terjebak dengan perasaanku"ucap Yn
"tidak, kita sama-sama salah"ucap Jinyoung
Yn terdiam, mengangguk kemudian. Ya memang, mereka sama-sama salah. Mereka tidak seharusnya memiliki perasaan itu, mengingat status mereka dosen dan mahasiswa. Dan bertambah salah, karena ternyata mereka paman dan keponakan sambung.
"Aku minta maaf untuk semuanya"ucap Jinyoung
"Tidak perlu minta maaf Saem"ucap Yn
"Mengenai Ibumu, dia sepertinya menyesal sudah menyuruhmu pergi dari rumah. Dia terus berusaha mencarimu dengan minta bantuan orang lain. Keluarga Ibumu juga sudah mengetahui apa yang terjadi, orang yang mencarimu adalah tangan kanan kakekmu"ucap Jinyoung
"Saem tahu dari mana?"tanya Yn
"Aku pernah melihatnya bertemu seorang pria. Saat itu aku penasaran karena Min Sung tidak bersamanya. Aku mencoba mencari tahu, ternyata dia membicarakanmu dan menyuruh pria itu untuk mencarimu lebih keras lagi. Aku simpulkan, itu orang suruhannya. Dan ternyata benar, dan itu merupakan tangan kanan kakekmu"ucap Jinyounng
Yn terdiam mendengarnya. Keberadaannya mungkin sebentar lagi akan ketahuan, tapi Yn tidak akan berusaha untuk lari. Biarkan sang Ibu, mengetahui keberadaannya dan membuktikan kepadanya jika Yn mampu hidup tanpa orangtuanya. Meskipun memang, Yn ditampung oleh neneknya Jaehyun. Dia juga ingin mengetahui, apa yang akan Ibunya lakukan jika dia sudah mengetahui keberadaan Yn.
"Aku ingin tahu, Apa Eomma akan segera menemuiku jika sudah mendapatkan kabar keberadaan ku atau tidak"ucap Yn
Jinyoung terdiam menatap Yn "mianhae, semua gara-gara aku. Seandainya aku tidak mengatakan tentang perasaanku, kamu tidak di usir olehnya dari rumah"ucap JInyoung penuh penyesalan
Yn tersenyum "semua sudah berlalu, Saem. sudah terjadi juga. Tidak perlu menyesal"ucap Yn
"Aku juga akan berusaha melupakanmu, seperti kamu yang sudah berhasil menghilangkan perasaanmu. Sebenarnya, aku datang kesini bukan untuk mengganggumu. Tapi ini merupakan pertemuan terakhir kita"ucap Jinyoung
Yn terkejut mendengarnya, menatap Jinyoung dengan perasaan campur aduk "Saem mau kemana?"tanyanya
Jinyoung tersenyum "aku ada tawaran di rumah sakit New York, tempatku dulu sempat magang selama setahun. Mereka membutuhkanku, dan aku menerimanya. Itu merupakan kesempatan bagus untukku, bukan?"ucapnya
"Saem tidak perlu pergi. Aku yakin saem juga bisa melupakanku, tanpa harus pergi"ucap Yn
Jinyoung tersenyum "tidak ada tempatku disini. Aku bukan bagian dari keluarga Jung. Jika aku tetap ada, aku takut akan merusak keluarga Jung"ucapnya
Yn terdiam mendengarnya. Itu merupakan keputusan Jinyoung, Yn tidak bisa melarangnya. Mungkin dengan ini, Jinyoung benar-benar bisa melupakannya.
"Baiklah, aku mengerti, Saem. Semoga, Saem bisa melupakanku dan bertemu wanita yang lebih baik dariku"ucap Yn
Jinyoung mengangguk
"Kalau begitu, aku pergi ya. Aku akan langsung ke bandara hari ini"ucap Jinyoung
"Hari ini juga, saem akan pergi?"tanya Yn
Jinyoung mengangguk dan tersenyum
Yn mengigit bibir bagian dalamnya. Ada rasa sedih, yang dia rasakan disaat mengetahui jika hari ini pria itu akan pergi. Matanya memanas, embun mata mengumpul dipelupuk mata.
"Apa boleh, aku memelukmu saem?"tanya Yn
Jinyoung menatapnya terkejut, kemudian mengangguk. Yn langsung menerjangnya dengan pelukan. Tinggi Yn hanya sebatas dada Jinyoung, membuat Yn hanya bisa memeluk bagian pinggangnya dan menyandarkan kepalanya di dada Jinyoung.
Yn menitikkan air matanya di baju Jinyoung, menghirup aroma wangi khas pria itu yang sewaktu bimbingan, sering dia hirup aromanya yang menguar. Pelukan ini untuk yang terakhir dan aroma wanginya, biar Yn rasakan untuk yang terakhir juga.
Jinyoung membalas pelukannya. Dia mencium kepala Yn, menghirup aroma rambut yang mengeluarkan aroma wangi dari shampoo yang sering Yn gunakan. wangi coklat.
Mereka melepaskan pelukan mereka dan tersenyum "hati-hati di jalan, Saem. Semoga sampai ditujuan dengan selamat"ucap Yn
Jinyoung mengangguk
"Kamu harus hidup bahagia disini"ucap Jinyoung
"Saem juga"ucap Yn
Jinyoung tersenyum, dia melangkah mundur. Melambaikan tangan pada Yn, dibalas kembali dengan lambaian tangan Yn sebagai perpisahan.
Sebelum berbalik badan, Jinyoung mengatakan sesuatu "Doyoung orang yang baik. Aku harap, kau bisa membuka hatimu untuknya"ucapnya, kemudian berbalik badan dan segera melangkah pergi
Yn terdiam mendengar ucapan Jinyoung "Doyoung oppa?"gumamnya
Yn teringat akan semua tindakan Doyoung padanya dan kejujuran pria itu. Yn sudah tahu Doyoung menyukainya, karena Doyoung secara blak-blakan mengatakannya.
Yn hanya tersenyum mengingatnya.
.
.
Beberapa chapter lagi akan tamat
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro