Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 81

Siapa sangka, jika ternyata Jinyoung tak menyerah begitu saja akan Yn. Bahkan pria itu rela mencari dimana Yn bekerja setelah lulus kuliah selama hampir setengah tahun itu. Meskipun Yn melarangnya untuk mencari atau mendekati nya, Jinyoung tak menggubris ucapan Yn. Jinyoung tak bisa melepas Yn begitu saja.

Usahanya ternyata tak sia-sia, akan koneksinya terhadap beberapa kenalan di beberapa rumah sakit. Akhirnya dia menemukan keberadaan wanita yang sangat dia cintai.

Jinyoung berjalan dengan percaya diri ketika memasuki sebuah rumah sakit. Beberapa pasang mata menatapnya takjub dan ada yang hanya biasa saja. Wajahnya yang tampan, tubuh yang tinggi dan tegap, berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan santai.

Dia optimistis, jika hari ini akan bertemu dengan Yn. Karena berkat informasi dari orang kenalannya di rumah sakit ini, dia mengetahui jadwal kerja Yn.

Dan benar saja, dia bisa melihat seorang wanita yang dia cari kini berdiri 5 meter darinya berpijak.

Dia berjalan mendekat dan berdiri tepat dihadapan wanita itu, yang kini terkejut ketika melihatnya.

"Annyeong Yn"sapa Jinyoung, dengan sapa yang penuh nada keceriaan

Yn menatap terkejut sosok Jinyoung dihadapannya"saem? Ngapain disini?"tanyanya

"Bertemu dengan mu"jawab Jinyoung santai

Yn menghela nafasnya kasar, terlihat wajahnya menunjukkan raut wajah kesal disana.

"Ngapain mencari ku? Ah tunggu , tahu dari mana jika aku disini?"tanya Yn

"Tidak susah untukku mencari mu. Dengan banyaknya kenalanku di beberapa rumah sakit, cukup mencari tahu tentang keberadaan mu"ucap Jinyoung

"Sudah ku bilang, jangan pernah mencari ku atau mendekati ku. Apa kurang jelas?"tanya Yn kesal

Jinyoung hanya mengangkat kedua bahunya acuh, mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan dan dia mencoba mendekati wanita itu. Wajah kesalnya, masih menjadi favoritnya hingga sekarang. Akhirnya Jinyoung bisa melihat wajah kesal itu lagi.

"Melihat wajah kesal mu padaku, aku menyukainya. Wajahmu terlalu imut saat kesal"ucapnya, dengan tangan kanan yang berniat untuk mengelus pipi Yn

Yn yang melihat tangan Jinyoung akan menyentuhnya, segera mundur memberikan jarak "jangan macam-macam"ucap Yn memperingati

Tangan kanan Jinyoung terdiam di udara. Dia tersenyum ketika Yn memundurkan tubuhnya. Jinyoung kembali menurunkan tangannya. Matanya tak lepas menatap wajah Yn yang masih kesal.

"Yeuppeuda"ucap Jinyoung

"Saem, lebih baik anda pergi dari sini. Anda tidak memiliki kepentingan disini kam?"tanya Yn

Jinyoung tersenyum "aku memiliki kepentingan disini"jawabnya

Yn menukikkan alisnya bingung "Baiklah, kalau begitu aku yang permisi. Karena aku tidak ada kepentingan denganmu"ucapnya

Yn berniat pergi, namun Jinyoung segera menarik tangan Yn. Membawanya ke dalam pelukan.

Yn memberontak, berusaha melepaskan. Tapi Jinyoung menguatkan tenaganya, tidak membiarkan Yn lepas dari pelukannya.

"Saem"ucap Yn kesal

"Aku merindukanmu. Aku tidak bisa menjauh darimu. Ku mohon, mulailah hubungan denganku. Aku sungguh tidak bisa melupakan mu, Yn. Aku tidak bisa kehilanganmu"ucap Jinyoung

Yn semakin dibuat kesal oleh tindakannya. Tanpa dia duga, Yn berhasil mendorongnya dengan kasar dan tamparan Jinyoung terima dari Yn di pipinya.

Plak

"Sudah ku bilang, jangan mencariku lagi"ucap Yn dengan nafas yang terengah, karena marah

Jinyoung memegangi pipinya yang tak seberapa sakitnya akibat tamparan Yn, dia justru tersenyum dibuatnya.

"Kenapa tersenyum?"tanya Yn heran

Jinyoung menatapnya dengan senyuman yang belum juga hilang "tamparan mu, membuatku candu. Ternyata, kamu bisa bermain kasar juga"ucapnya

Yn mengerutkan keningnya. Wanita itu heran dengan tingkah pria dihadapannya ini.

"Gila"

Yn memandang Jinyoung dengan ekspresi kesal dan bingung. Pria di hadapannya saat ini, sungguh berbeda dengan pertama kali dia temui. Maksudnya, Jinyoung yang sekarang nampaknya telah gila akan cinta. Yn jadi takut.

"Saem, tolong jangan berusaha untuk mendekatiku kembali. Aku mohon, lupakan aku. Aku juga sudah berusaha melupakanmu"ucap Yn

"Tidak bisa"ucap Jinyoung

"Saem. Aku mohon. Perasaan kita tidak bisa Kita lanjutkan"ucap Yn dengan nada sedih

Jinyoung melangkah maju kembali di hadapan Yn secara perlahan dan menggenggam tangannya.

"Eomma dan Appa sudah setuju dengan hubungan kita, kamu tidak perlu khawatir. Aku bukan bagian dari keluarga Jung, aku hanya anak angkat. Mereka tidak bisa melarang aku untuk menjalin hubungan denganmu"ucap Jinyoung

Yn menatapnya dalam diam, tak merespon ucapannya.

"Yn?"ucap Jinyoung

Tak ada respon dari Yn, Jinyoung membawanya ke dalam pelukan. Memeluk tubuh wanita yang sangat dia cintai, membuat jantung nya berdegup tak semestinya.

Jinyoung mencium kening Yn dengan sayang, mengelus kepalanya dan mengeratkan pelukannya. Jinyoung tersenyum, di kala Yn tak memberontak.

"Aku mencintaimu, Yn"bisiknya di telinga Yn

Tak dia duga, Yn kembali mendorongnya dan kembali melayangkan tamparan dengan keras di pipinya. Bunyinya sangat nyaring. Hingga membuat pipi Jinyoung sedikit memerah.

Plak

"Cukup saem. Tolong lupakan aku. Aku sudah berhasil melupakan kamu. Aku harap kamu pun begitu"ucap Yn

Jinyoung terdiam menatapnya, hatinya sakit mendengar ucapan dari wanita yang dia cintai.

"Tapi aku mencintaimu, Yn"lirihnya

Yn menitikkan air matanya, dia menangis.

"Sst hei, jangan menangis. Aku minta maaf jika menyakitimu. Yn, mianhae"ucap Jinyoung

Jinyoung tak bisa melihat Yn menangis, hatinya sakit.

"Saem, aku mohon"lirih Yn

Jinyoung kembali terdiam mendengarnya.

"Sebegitu inginnya, kamu mau aku melupakanmu?"tanya Jinyoung

Yn menganggukkan kepalanya "kamu wanita pertama yang membuat ku jatuh cinta. Aku tidak bisa begitu saja melupakanmu. Kamu sudah membuatku jatuh sejauh ini, dan kamu ingin aku melupakanmu?"tanya Jinyoung

"Saem. Meskipun kamu dan aku tidak memiliki hubungan darah dalam keluarga Jung, kita sudah menjadi keluarga sedari awal. Kamu sejak kecil di rawat oleh keluarga Jung, aku di rawat Appa semenjak Eomma memutuskan menerima lamaran Appa. Kita keluarga, saem. Apa saem tega, mengkhianati keluarga saem yang telah merawat saem sedari kecil, memberikan semua yang saem mau? Bahkan saem jadi seperti sekarang ini. Apa saem tega?"tanya Yn

Jinyoung terdiam mendengarnya. Pria itu tidak mampu berkata apapun lagi. Hati dan pikirannya kini bersimpangan. Ucapan Yn, bagaikan pencerahan dalam sebuah ruangan gelap.

"Pikirkan kembali saem, apa saem sanggup mengkhianati keluarga Jung? Keluarga yang telah memberikan kamu figur keluarga yang lengkap, sejak saem kehilangan keluarga saem. Apa saem sanggup?"tanya Yn kembali

Jinyoung kembali diam. Matanya memanas, mengingat bagaimana dirinya bisa sampai berada di titik ini. Semua berkat keluarga Jung. Tapi cintanya pada Yn, tak ada hubungannya dengan keluarga Jung.

"Aku tahu apa yang saem pikirkan"Jinyoung menatap Yn "memang benar, urusan hati saem tidak ada hubungannya dengan keluarga Jung. Tapi apa saem sanggup, melukai perasaan mereka? Melukai perasaan Orang tua yang sudah merawat saem, Hanya demi ke egoisan mu? Kalau aku jadi kau, aku akan tetap mempertahankan keluarga yang telah merawatku dan memberikan semuanya untukku. Masalah cinta, masih banyak pria yang lebih baik untukku. Daripada aku harus melukai keluarga yang telah memberikan semuanya untukku"ucap Yn

Yn meraih tangan Jinyoung, menggenggam tangannya. Jinyoung terdiam, menatap tangannya yang di genggaman Yn.

"Saem, Percaya padaku. Kita, bisa menemukan pasangan yang lebih baik. Perasaan saem, akan terbalas oleh orang yang tepat. Aku minta maaf, kalau aku sempat memiliki perasaan untukmu. Sekarang aku sadar, kalau kita seharusnya tetap menjadi keluarga. Kamu adik Appa, samchun ku. Maaf"ucap Yn

"Kenapa minta maaf? Tidak ada yang salah tentang itu"ucap Jinyoung

"Saem"lirih Yn

Mereka terdiam, menatap satu sama lain. Keduanya menitikkan air mata. Perasaan mereka sama hancurnya.

"Yn?"

Yn dan Jinyoung sontak menatap seorang pria, yang menyebut nama Yn.

"Doyoung oppa?"ucap Yn

Mereka menatap sosok pria, yang ternyata Doyoung. Teman satu grup Jaehyun.

Doyoung mendekati keduanya, menatap bingung dengan apa yang terjadi.

"Kamu baik-baik saja, Yn?"tanya Doyoung

Yn segera melepaskan tangannya dari Jinyoung dan tersenyum menatap Doyoung.

"Ne, aku baik-baik saja. Oppa sedang apa disini?"tanya Yn

"Aku hanya sedang mengantar Eomma medical check up. Kamu, kerja disini juga?"tanya Doyoung

"Ah ya, kebetulan aku kerja disini"ucap Yn

Diyoung mengangguk, kemudian menatap Jinyoung yang terdiam menatapnya "dia temanmu?"tanya Doyoung

Yn menatap Jinyoung, begitu pun Jinyoung menatap Yn

"Dia Jinyoung samchun. Adiknya Jaehyun Appa"ucap Yn

"Ah Jinyoung hyung"ucap Doyoung

"Ne?"ucap Yn bingung

"Ani. Aku pernah ingat, Jaehyun pernah menyebut nya dengan sebutan Jinyoung Hyung. Tanpa kata samchun"ucap Doyoung

Yn mengangguk mengerti "ah aku baru tahu. Kenalin, dia Jinyoung samchun. Samchun... ini Doyoung, teman satu grup Jaehyun oppa"ucap Yn memperkenalkan

Doyoung mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Jinyoung "Doyoung"

"Jinyoung"

Uluran tangannya berlangsung cepat

"Kalian masih ada keperluan?"tanya Doyoung

"Ne? Ani. Aku akan kembali ke ruangan. Kebetulan tadi bertemu dengan Jinyoung samchun disini. Wae?"ucap Yn

Doyoung mengangguk "ani. Sebenarnya, sedari tadi aku ragu apakah wanita yang aku lihat itu kamu atau bukan. Ternyata benar itu kamu. Akhirnya aku mendekati mu"ucap Doyoung

"Ah ne. Ngomong-ngomong, apa Eomma mu sakit oppa?"tanya Yn

"Ani. Eomma hanya melakukan medical check up, jadi aku menunggu nya disini"ucap Doyoung

Yn menganggukkan kepalanya "Hmm baiklah. Oh Mianhae aku harus kembali ke ruangan kerjaku, karena masih banyak kerjaan yang harus aku selesaikan"ucapnya

"Arraseo. Sampai ketemu kembali"ucap Doyoung

Yn tersenyum "pembicaraan kita belum selesai, Yn"ucap Jinyoung

"Semua sudah selesai, samchun. Semua berakhir disini"ucap Yn tegas

Doyoung menatap bingung keduanya. Tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi sepertinya, Doyoung paham jika ada hal serius diantara kedua orang tersebut.

Jinyoung terdiam sejenak, kemudian mengangguk. "Arraseo. Kalau begitu aku pergi dulu. Jaga kesehatanmu"ucap Jinyoung

Yn mengangguk. Jinyoung pun pergi duluan, meninggalkan Yn dan Doyoung. Jinyoung melewati Doyoung, tanpa mengatakan apapun.

Yn menghela nafasnya, itu membuat Doyoung menatap Yn "kamu baik-baik saja Yn?"tanyanya

Yn menatapnya dan tersenyum "ya, i'm fine. Hmm oppa, aku harus kembali ke ruangan. Apa tidak apa-apa?"tanya Yn

Doyoung menganggukkan kepalanya "tentu"jawabnya

Yn tersenyum"aku permisi"ucap Yn

Yn baru akan melangkah, Doyoung menghentikannya "hmm Yn?"ucap Doyoung

"Ya?"balas Yn

"kamu selesai kerja jam berapa?"tanyanya

Yn menatap Doyoung "selesai kerja ku?"tanya Yn

Doyoung mengangguk "jam 2 siang"ucap Yn

Doyoung menatap jam di tangannya. Dia tersenyum "sekarang sudah jam 13.30. aku akan menunggumu disini, sekalian menunggu Eomma. Apa kita nanti bisa minum coffee bersama?"tanyanya

Yn terdiam sejenak kemudian mengangguk. Melihat respon Yn, Doyoung tersenyum lebar.

"Kalau begitu, aku permisi dulu"ucap Yn

"Ya. Aku akan menunggu disini. Sembari menunggu Eomma"ucap Doyoung

Yn mengangguk. Dia pun segera pergi untuk kembali ke ruangannya.

Kembali ke Jinyoung.

Pria itu sudah memasuki mobilnya. Dia terdiam di balik kemudi. Kemudian memukul setirnya, melampiaskan amarah.

"Kenapa harus seperti ini?"gumamnya

Pria itu menangis

Dia mencintai Yn, tapi hati kecilnya tidak bisa dibohongi. Jika dia tidak ingin membuat keluarga Jung kecewa.  Ibu dan Ayah Jung, sudah dia anggap orang tua kandungnya. Mereka yang merawat dirinya sedari kecil. Jinyoung serba salah.

"Lupakan cintamu itu. Jangan buat mereka kecewa. Mereka yang sudah memberikan segalanya untukmu selama ini. Jangan hanya karena ke egoisanmu, kamu menyakiti semua orang"

"Pikirkan kembali saem, apa saem sanggup mengkhianati keluarga Jung? Keluarga yang telah memberikan kamu figur keluarga yang lengkap, sejak saem kehilangan keluarga saem. Apa saem sanggup?"

Hati kecilnya memberontak apa yang Jinyoung lakukan dan ucapan yn terus terngiang-ngiang. Jinyoung menyandarkan kepalanya pada setir mobil. Menumpukkan semua beban hidupnya pada setir mobil.

Cukup lama, Jinyoung menegakkan tubuhnya dan pandangannya tak sengaja menatap sebuah foto yang tergantung. Foto dirinya bersama Ibu dan Ayah Jung, tersenyum lebar disana dengan Jinyoung memeluk keduanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro