Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 42

Jaehyun masuk ke dalam ruang perawatan, dspat dia lihat seorang perempuan terbaring di ranjang pesakitannya dengan beberapa alat medis yang belum terlepas.

Dia berjalan mendekat ke ranjang itu, membuat seorang perempuan yang sedang terlelap dalam ketidaknyamanan karena sambil duduk itu langsung terbangun ketika menyadari kehadirannya.

"Jae? Kau datang?"tanya perempuan yang tadi terlelap sambil duduk

Jaehyun menatap Ibu sambungnya itu

"Ne eomma. Jae datang"

"Kemarilah. Lihat adikmu lebih dekat"ucap Ibunya

Jaehyun mendekat dan berdiri disebelah Ibunya. Menatap adik sambung perempuannya itu, yang sedang tidak berdaya.

"Yn tidak apa-apa kan, eomma?"

"Yn sudah berhasil masa kritisnya, tapi dokter belum melepaskan alat medis itu karena untuk memantau keadaan Yn. Jika Yn sudah sadar dan perkembangannya semakin menunjukkan stabil, alat medisnya akan dokter lepas"jelas Ibunya

Jaehyun mengangguk. Tangan kirinya di genggam oleh Ibu sambungnya, dia menatap Ibunya itu.

"Maafin adikmu ya? Jika dia buat salah padamu. Mianhae, eomma selalu meminta kamu untuk menjaganya. Karena eomma khawatir, sesuatu terjadi padanya"ucap Ibunya

Jaehyun menggenggam balik tangan Ibu sambungnya itu.

"Eomma, itu sudah kewajiban Jaehyun untuk menjaga Yn. Karena Yn sudah menjadi adikku. Aku tidak keberatan, jika eomma menyuruhku untuk selalu menjaganya. Atau eomma menyuruhku untuk mengorbankan hidupku untuknya, aku juga rela"

Ibunya itu menangis dan memeluknya "gomawo Jae, sudah menerima Yn sebagai adikmu. Tadinya aku takut, kamu tidak akan menerimanya sebagai adik sambungmu"lirihnya

"Eomma tidak usah khawatir, ya?"

Jaehyun melepaskan pelukannya dan menatap Ibu sambungnya. Ibu sambungnya itu tersenyum dan menyuruhnya duduk.

"Duduklah, eomma akan keluar"ucapnya

Jaehyun mengangguk dan duduk di kursi yang tadi ditempati Ibunya itu.

Ibunya beneran keluar, meninggalkannya didalam ruangan bersama Yn yang masih memejamkan mata.

Jaehyun menggenggam tangan kanan adiknya itu, yang tak terhalang infus.

"Yn? Oppa disini. Kamu harus cepat bangun, jangan membuat kami semua khawatir. Kamu sudah melewati masa kritis mu, tapi kenapa kamu belum mau bangun juga? Tidak lelah, dari kemarin tertidur?"ucap Jaehyun

"Katakan padaku, siapa yang membuat mu seperti ini? Apa kamu melihat pelakunya? Apa kamu, bahkan mengenalnya? Jawab Yn"ucap Jaehyun lagi

Dia tak bisa menahan tangisnya saat ini, hatinya sakit melihat perempuan yang hadir dalam hidupnya dan menjadi adik sambung nya itu tak berdaya seperti ini.

"Kamu janji padaku, bisa menjaga dirimu. Tapi kenapa, kenapa kamu tidak menepati janji mu? Yn, jebal. Bangunlah. Oppa mohon"ucap Jaehyun, dengan menggenggam tangan Yn dan dia tempelkan di pipinya

"Aku janji, aku akan memberinya pelajaran karena sudah berani menyakitimu. Dia harus merasakan sakit yang kamu rasakan"ucap Jaehyun, dengan tangan yang mengelus pipi Yn

°°°

"Oppa mau kemana?"

Jihyo berjalan mendekati Songkang, yang terlihat terburu-buru keluar dari gedung kampus

"Ke rumah sakit"jawab Songkang

"Siapa yang sakit?"tanya Jihyo

"Yn. Dia menjadi korban penusukan"jawab Songkang

Jihyo terkejut mendengarnya "jinjja?"tanyanya

"Hm dan sekarang aku akan kesana"ucap Songkang

"Aku ikut, aku juga mau lihat keadaan Yn"ucap Jihyo

Songkang melanjutkan langkahnya, tanpa menjawab ucapan Jihyo. Melihat itu, Jihyo segera menyusul sepupunya itu dan masuk ke dalam mobil Songkang.

Mobil melaju menuju rumah sakit, tempat Yn di rawat saat ini.

Tak lama, mereka sampai. Keduanya berlarian di lorong rumah sakit.

"Oppa, tunggu aku"ucap Jihyo, berusaha mengejar Songkang

Songkang tak mengindahkan ucapan Jihyo, dia tetap berlari menuju lift.

"Oppa, memangnya kamu tahu dimana ruang perawatan Yn?"tanyanya

Songkang menghentikan langkahnya dan menatap Jihyo.

"Kenapa? Apa kamu khawatir, jika aku sudah mengetahui ruang perawatan Yn?"tanya Songkang

Jihyo mengerutkan keningnya bingung "mwo?"tanyanya

"Kamu kan, yang menyuruh orang untuk melukai Yn?"tanya Songkang

Jihyo kembali terkejut atas tuduhan yang Songkang lontarkan kepadanya itu. Sebab, dirinya sama sekali tidak melakukan apapun pada Yn. Jihyo pun tidak mempunyai masalah dengan perempuan itu.

"Mwo? Kau menuduhku, melukai Yn?"tanya Jihyo

"Iya. Siapa lagi, jika bukan kamu? Karena Hee Jun tidak bisa membuka hatinya untukmu, jadi kamu bisa saja benci dengannya kan?"tanya Songkang

Mata Jihyo berkaca-kaca mendengar tuduhan itu "Dengar ya oppa. Meskipun aku mencintai Hee Jun dan Hee Jun tidak menyukaiku karena menyukai Yn. Aku, sama sekali tidak membenci Yn. Aku sama sekali, tidak berniat jahat padanya. Lantas, kenapa kamu bisa menuduh ku?"tanya Jihyo

Songkang terdiam mendengarnya. Dia menatap Jihyo yang matanya berkaca-kaca, bahkan sudah meneteskan air matanya.

"Kamu boleh khawatir sama Yn, tapi tidak dengan menuduhku. Aku sepupu mu sendiri. Bahkan, aku sama sekali tidak membenci Yn. Kau keterlaluan oppa"ucap Jihyo dan dia pergi meninggalkan Songkang dengan perasaan bersalahnya

"Jihyo-nie"

°°°

Songkang terus menerus memanggil nama Jihyo, tapi sepupunya itu terus berlari meninggalkan rumah sakit.

Songkang memukul tembok terdekatnya. Melampiaskan amarahnya.

"Argh sialan"gumamnya

Ting

Lift terbuka dan Songkang segera masuk kedalam lift. Dia segera menuju ruang perawatan Yn.

Tahu darimana Songkang mengenai ruang perawatan Yn? Dari Haera tentunya. Maksudnya, Ibunya bertanya pada Haera dimana ruang perawatan Yn dan Ibunya memberitahu Songkang akan itu. Jadi itu alasannya, kenapa Songkang bisa langsung berlari menuju ruangan Yn tanpa bertanya dulu, seperti yang Jihyo tanyakan tadi.

Songkang berjalan mendekati ruang perawatan Yn, ketika dia keluar dari lift.

Melihat beberapa orang yang menunggu di depan ruangan Yn, Songkang melangkahkan kakinya mendekat.

"Imo?"ucap Songkang

Perempuan yang di panggil itu, menatap ke arahnya.

"Songkang-a?"

Songkang berjalan mendekati mereka

"Bagaimana keadaan Yn?"tanyanya

"Sudah melewati masa kritisnya, tapi belum sadar"

"Lalu, untuk pelakunya?"tanya Songkang

"Pelakunya sudah berhasil ditangkap. Dia istri ku dan anak buahnya"

Ucap seorang pria yang Songkang tidak kenali.

"Nuguseyo?"tanya Songkang

"Dia Mahesa, Ayah kandung Yn"jawab Min Sung

Songkang terdiam, dia mengangguk. Dia mengingat tuduhannya tadi kepada Jihyo. Kini dia benar-benar merasa bersalah pada sepupu nya itu.

"Ada apa Songkang-a?"tanya Haera

Songkang menatapnya. Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya "aniyo imo. Hmm aku permisi, karena aku baru teringat jika aku memiliki janji dengan orang"uca Songkang

"Loh kenapa buru-buru? Tidak ingin menjenguk Yn dulu?"tanya Haera

"Nanti saja, aku akan kembali lagi"ucap Songkang

"Arraseo. Gomawo sudah kesini"ucap Haera

"Ne imo. Ah iya, ini dari eomma"ucap Songkang, memberikan sebuah bungkusan

Haera menerimanya "sampaikan pada eomma mu, terima kasih untuk pemberiannya"ucapnya

"Ne imo. Kalau begitu saya permisi"ucap Songkang

"Ne. Hati-hati dijalan"

Songkang hanya mengangguk dan segera pergi dari sana.

"Jihyo-nie. Mianhae. Aku sudah menuduhmu" batinnya

Songkang berjalan dengan cepat untuk segera ke parkiran dan segera ke rumah Jihyo, untuk meminta maaf karena sudah menuduh Jihyo.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro