Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

69

Penelitian Yn berjalan cepat, atas bantuan dosen pembimbingnya itu. Penelitian nya hanya memakan waktu 2 bulan. Yn sangat berterima kasih kepada dosennya itu, karena beliau benar-benar sangat membantu Yn. Pemikiran awal Yn tentang dosennya yang menyebalkan itu, seketika sirna semenjak dia sering bertemu untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Dan baru Yn sadari, dosennya itu bahkan terlalu baik kepadanya. Setiap Yn bimbingan, dosennya itu selalu menyediakan berbagai cemilan dan minuman favorit Yn. Pantas saja, dosennya itu pernah bertanya makanan dan minuman apa yang Yn sukai. Karena saat itu Yn tidak memiliki pikiran macam-macam, Yn kasih tahu lah apa makanan dan minuman favoritnya.

"Saya mau tanya, apa boleh?"

Yn yang sedang menatap laptop, mendongakkan kepalanya untuk menatap dosen dihadapannya.

"Apa saem?"tanya Yn

"Apa makanan kesukaan kamu? Makanan ringan gitu"

"Hmmm makanan ringan ya? Saya suka semuanya sih saem, kecuali berbau atau rasa vanila. Saya paling tidak suka. Oh rasa coklat yang paling saya suka"ucap Yn

"Kalau minuman?"

"Hmm minuman ya? Sama sih. Kecuali susu vanilla. Air putih juga, sudah menjadi favorit saya"ucap Yn

"Okay. Terima kasih infonya"

Begitulah ceritanya. Yn tanpa curiga atau pikiran macam-macam, menjawab pertanyaan dosennya itu. Yn sih senang ya, karena mendapatkan makanan gratis.

Yn berpikir, mungkin bukan hanya dirinya yang diperlakukan seperti itu. Tapi teman sesama bimbingan nya pun, diperlukan seperti itu. Tapi ternyata tidak. Saat Yn bertanya pada Bin Hee, pria itu justru bertanya balik.

"Bin Hee. Kamu kenyang ya, jika bimbingan dengan Jinyoung saem?"tanya Yn

Bin Hee mengerutkan keningnya bertanda, dia bingung.

"Kenyang dari mana? Aku saja jika bimbingan dengannya, harus membawa minum sendiri. Selain dia lama untuk mengecek tugas ku, dia cuek. Menawari minuman hanya sekedar basa-basi saja, tidak. Kamu diberikan dia minuman?"tanya Bin Hee

Yn terdiam mendengarnya. "Jadi, hanya dia yang diberikan hak istimewa itu?"

"Hey Yn? Kenapa melamun?"tanya Bin Hee

Yn tersenyum"tidak, tidak apa-apa. Aku hanya bertanya saja"ucapnya

"Dia itu terkenal dosen yang pelit. Sudah pelit nilai, pelit tidak menawarkan makanan atau minuman lagi"ucap Bin Hee

Yn hanya bisa terdiam mendengarnya saat itu, sebab hanya dirinya yang diperlakukan sangat baik.

Kembali ke saat ini, Yn menatap dosen dihadapannya. Dosennya itu sedang mengecek hasil tugas buatannya. Jika diperhatikan, dosennya ini masih terlihat sangat muda. Tapi Yn pernah sempat terlintas dalam pikirannya, dosennya ini sudah menikah atau sudah memiliki kekasih belum? Karena takut saja, jika tahu-tahu ada yang tidak suka atas kedekatannya dengan dosennya ini. Padahal, mereka hanya murni sebagai mahasiswi dan dosen saja. Apalagi, Jinyoung sangat baik dengannya akhir-akhir ini.

"Saem, boleh saya bertanya?"ucap Yn

Jinyoung mengalihkan pandangannya dari laptop, lalu menatap Yn.

"Apa?"ucapnya

"Saem sudah memiliki kekasih belum sih? Atau nikah gitu?"tanya Yn

Jinyoung mengerutkan keningnya tanda bingung.

Melihat reaksi dosennya itu, Yn jadi salah tingkah akan pertanyaan nya.

"Ani, saem jangan salah paham ya? Aku hanya, tidak ingin saja jika ada yang salah paham. Apalagi, karena kedekatan kita selama proses bimbingan ini"ucap Yn

"Tidak"

Yn terkejut mendengarnya "hah?"

"Tidak ada yang akan cemburu atau apapun. Saya masih lajang. Kamu tenang saja"ucapnya

Yn meneguk ludahnya susah payah. Di tatap Jinyoung intens begitu, membuat Yn jadi sedikit salah tingkah. Yn takut, jika dosennya akan marah atas pertanyaan nya.

"Mianhae saem, saya tidak sopan"ucap Yn

"Ani. Saya tidak marah. Saya hanya memberitahu, jika saya masih lajang. Kamu tenang saja, tidak akan ada yang marah atas kedekatan kita. Saya bisa sepuasnya dekat dengan siapapun. Terutama kamu"

Yn kembali terkejut atas ucapan akhir dosennya itu. Entah kenapa, jantungnya berdegup cepat.

"Ah saem, jadi... Bagaimana tugasnya?"tanya Yn, mencoba mengalihkan pembicaraan

Jinyoung masih menatapnya. Yn mencoba untuk tidak berkontak mata dengannya.

"Yn?"ucap Jinyoung, dengan nada suara yang dalam

Yn mendengar itu, langsung menatap Jinyoung "ne?"ucapnya

"Tidak usah khawatir, tidak akan ada yang marah atas kedekatan kita"ucap Jinyoung

Yn terdiam, kemudian mengangguk tanpa sadar. Jinyoung terlihat tersenyum dengan respon Yn.

"Minumlah. Kamu tumben, dari tadi hanya diam"ucap Jinyoung

"Tidak apa-apa saem"ucap Yn

Jinyoung menatapnya, kemudian mengambil salah satu minuman kemudian membukanya dan menyodorkannya pada Yn.

Cesss tak

Suara terbukanya kaleng minuman dengan suara yang khas, terdengar. Yn menatap ke arah minuman yang sedang di buka itu.

"Minumlah"ucap Jinyoung

"Ne?"ucap Yn membeo

"Minumlah, agar tidak haus. Saya tahu, kamu suka soda"ucapnya

Yn menerima nya dengan ragu "terima kasih saem"ucap Yn, kemudian menenggak minuman itu

"Ini sudah saya periksa. Tinggal nanti kamu ubah saja, di tulisan yang saya beri warna. Karena tulisannya sedikit ambigu untuk penjelasan itu. Kamu ubah, dengan bahasa baku. Mengerti?"tanyanya

Yn mengangguk "ne saem"jawabnya

Jinyoung menutup laptopnya dan memberikannya pada Yn.

"Kalau begitu, saya permisi saem. Terima kasih"ucap Yn

Jinyoung mengangguk "hm"

Yn segera berdiri setelah membereskan tas nya. Belum sempat dia berjalan, suara Jinyoung menginterupsi.

"Yn, makanannya bisa kamu bawa"ucapnya

Yn menatap dosennya itu "untuk saya? Tidak usah saem, saya punya cemilan sendiri di rumah"ucap Yn

"Ambillah. Saya sengaja membeli nya, memang untuk kamu"ucapnya, dengan memasukkan semua cemilan dan minuman di meja nya kedalam sebuah paperbag

Yn dengan ragu menerimanya dan mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih saem. Kalau begitu, saya permisi"ucap Yn

"Ne"

Yn segera keluar dari ruangan Jinyoung, dengan membawa tas nya dan Paperbag berisi makanan dan minuman dari Jinyoung.

Yn memperhatikan paperbag tersebut. Sangat penuh dengan cemilan dan minuman yang Jinyoung berikan.

"Dia sengaja, menyediakan cemilan dan minuman untukku? Woah"gumam Yn

Yn segera masuk ke lift, yang akan mengantar nya ke lantai dasar. Karena hari ini dia juga sudah selesai shift praktek, jadi dia bisa langsung pulang.

•••••

Yn berjalan keluar dari lobby rumah sakit, namun langkahnya terhenti ketika ada mobil yang berhenti dihadapannya.

Yn menatap mobil tersebut dan terlihat seorang wanita tua, berada di dalamnya.

"Jaehyun halmeoni?"gumamnya

Yn terkejut bukan main, ketika melihat neneknya Jaehyun dari pihak Ibu nya itu berada di hadapannya.

"Masuklah"ucap perempuan tua itu

Yn terdiam mendengarnya, karena dia terlalu bingung.

"Masuk. Kamu tidak mendengar ucapan ku?"ucapnya dengan nada marah

Yn meneguk ludahnya susah payah, dia pun berjalan ke sisi kanan mobil dan masuk ketika pintu mobil terbuka. Mobil pun jalan, meninggalkan halaman rumah sakit.

Di dalam mobil, Yn hanya terdiam. Dia tidak tahu, apa yang akan dilakukan wanita tua itu. Yn terlalu takut. Dia bertanya-tanya, apakah dirinya membuat kesalahan atau apa? Sehingga membuat nenek dari Jaehyun itu, repot-repot mendatanginya ke rumah sakit.

Yn bingung, karena mobil berjalan bukan menuju ke rumah. Tapi entah kemana, mobil itu melaju.

Dengan hati-hati, Yn bertanya "hm joseonghabnida. Kita... Mau kemana ya, halmeoni?"tanya Yn

Wanita tua itu tersenyum "halmeoni? Memangnya kau siapa, menyebut ku halmeoni? Aku hanya mempunyai cucu 1, yaitu Jaehyun"ucapnya

Yn terdiam. Dia menggigit bibir bawahnya. Hatinya sedikit sakit mendengar itu. Air mata, tanpa sadar sudah berkumpul di matanya menjadi bayangan dimata.

Yn kemudian diam, tidak mengeluarkan sedikit pun suara. Yn hanya bisa menahan tangisnya, dan mengeratkan genggamannya pada tas laptop dan paperbag yang diberikan Jinyoung tadi.

Mobil berhenti, ketika mereka sudah membelah jalanan selama 15 menit.

"Keluarlah"ucap wanita tua itu

Yn mengangguk dan segera keluar dari mobil. Berdiri di dekat wanita tua itu dan mengikutinya di belakang.

Sebuah kondominium, menjadi tujuan mereka. Yn bingung, karena dia dibawa ke sebuah kondominium. Dimana itu adalah tempat, penyimpanan abu orang yang meninggal.

Yn terus mengikuti wanita tua dihadapannya, hingga wanita tua itu berhenti di salah satu ruangan di lantai 6.

Yn menatap sebuah guci putih di dalam lemari dihadapan wanita tua itu. Yn belum bisa melihat fotonya, karena terhalang tubuh neneknya Jaehyun. Yn berinisiatif menggeser tubuhnya dan sekarang, bisa dia lihat foto seorang wanita cantik yang tersenyum lebar disana. Juga ada foto Jaehyun dan Appa nya.

"Jadi, ini tempat penyimpanan abu Eomma Jaehyun oppa"

"Dia Eomma nya Jaehyun, Hee sun. Jang Hee Sun. Eomma satu-satunya Jaehyun"ucap perempuan tua itu

Yn terdiam mendengarnya

"Aku tidak rela, posisi putriku di tempati oleh wanita lain. Apalagi Ibumu"ucapnya

Yn terkejut mendengarnya. Matanya kembali memanas, air mata kembali berkumpul dimatanya. Yn hanya diam.

"Minta Ibumu, untuk pergi dari kehidupan Min Sung dan Jaehyun selamanya"ucapnya

Yn terkejut mendengarnya "mwo?"ucap Yn

Wanita tua itu berbalik badan, menatap Yn.

"Sampai kapanpun, tidak akan aku biarkan posisi putriku di gantikan oleh orang lain. Ibunya Jaehyun hanya Hee Sun dan istri Min Sung hanya Hee Sun. Tidak ada yang pantas menggantikan posisinya"ucapnya

"Halmeoni"lirih Yn

"Jangan sebut aku halmeoni. Aku bukan nenekmu"ucapnya

Air mata berhasil lolos dari mata Yn. Dada Yn seketika sesak mendengar ucapan itu.

"Sebegitu salah kah, Eomma ku dan Appa saling mencintai? Jaehyun Eomma sudah tiada. Appa berhak bahagia dengan pasangannya yang baru, untuk bisa menjaganya. Jaehyun oppa juga. Dia juga butuh sosok seorang Ibu"

"Anda tidak tahu, seberapa terluka nya seorang anak ketika salah satu orang tuanya meninggalkannya. Entah itu karena kematian atau karena perceraian. Seorang anak hanya membutuhkan, sosok orang tua yang lengkap. Dan Eomma ku, bersedia untuk menjadi pelengkapnya. Lalu kenapa, anda bersikap egois seperti ini?"ucap Yn

"Egois katamu? Aku hanya tidak ingin posisi Putri ku digeser. Aku hanya tidak ingin, putri ku terlupakan. Putri ku bertaruh nyawa selama melahirkan Jaehyun dan mengabdikan dirinya untuk suaminya itu. Ketika dia tiada, sosoknya malah tergantikan begitu saja. Aku tidak suka itu"ucapnya

"10 tahun. 10 tahun Appa dan Jaehyun oppa bersedih untuk putrimu. Apa masih kurang? Anda egois nyonya. Semuanya tidak harus berpusat kepada putri anda. Putri anda sudah tiada, putri anda sudah tenang. Dia pasti juga bahagia, jika melihat suami dan putranya akhirnya menemukan kebahagiaan mereka kembali semenjak kepergiannya"ucap Yn

Plak

Yn terkejut. Pipinya terasa memanas dan perih akibat tamparan yang diberikan oleh wanita tua dihadapannya. Nafas Yn memburu. Pipinya sakit, tapi tidak sesakit hatinya.

"Jaga ucapan mu. Aku hanya ingin mempertahankan posisi putriku"ucapnya

Air mata terus mengalir dari mata Yn. Yn hanya bisa diam saat ini.

"Dengar. Minta Ibumu meninggalkan Min Sumg secepatnya. Jika tidak, aku akan berbuat lebih dari tamparan itu padamu. Terutama Ibumu"ucapnya

Wanita tua itu kemudian meninggalkannya di ruangan abu Ibunya Jaehyun. Yn hanya terdiam, memperhatikan punggung wanita tua itu yang kian menjauh.

Sepeninggalnya neneknya Jaehyun, Yn menangis semakin kencang. Yn menjatuhkan dirinya ke lantai. Hatinya sangat sakit saat ini.

Hiks hiks haaaa

Tangisan Yn, bagi mereka yang mendengar pasti akan ikutan sedih. Dan mungkin mereka berpikir, jika Yn sudah ditinggalkan oleh orang yang paling dia sayangi. Padahal, bukan karena itu.

"Apa dia baik-baik saja?"

"Aku ikut sedih mendengar tangisannya"

Cukup lama Yn menangis, dia segera menghapus air matanya. Menatap foto Ibunya Jaehyun, Yn segera berdiri.

"Jaehyun Eomeoni"gumam Yn

Air mata kembali membasahi pipinya "Apa Eomma ku salah, menjadi bagian dari keluarga mu? Apa aku juga salah, menjadi adik tiri Jaehyun oppa? Appa dan Jaehyun oppa berhak melanjutkan hidup mereka, begitupun Eomma ku"

"Kenapa, Ibumu sangat jahat Jaehyun Eomeoni? Bolehkah aku membencinya? Tapi dia nenek Jaehyun oppa, aku tidak bisa membencinya"ucap Yn ditengah tangisannya dengan menatap foto Ibunya Jaehyun

"Mianhae Jaehyun Eomeoni, aku tidak bisa meminta Eomma untuk pergi dari Appa. Karena aku tahu, mereka saling mencintai. Aku juga sayang Appa dan Jaehyun oppa. Mereka menerima ku, sebagai keluarga mereka. Mereka dengan senang hati, menyayangi ku layaknya keluarga kandung. Aku bahagia. Apa aku boleh egois, jika aku tidak ingin Eomma dan Appa berpisah? Aku tidak ingin Eomma kembali bersedih. Cukup kesedihan Eomma, didapatkan dari Ayah kandung ku saja"gumam Yn lagi

Yn mengelus foto Ibunya Jaehyun sebentar "mianhae Jaehyun Eomeoni"guman Yn

Yn segera menghapus air matanya dan segera keluar dari gedung tersebut. Menjauh dari sana.

Saat Yn keluar dari gedung, langit menyendu. Seperti merasakan kesedihan yang Yn alami.

Yn menatap sekeliling. Dia bingung harus pulang naik apa. Yn masih buta arah tentang Seoul.

"Eomma"lirih Yn

Tak lama, rintik hujan turun dan lama kelamaan menjadi deras. Yn segera berlari menuju halte terdekat dengan kondominium dan berteduh disana.

Yn kembali menangis. "Langit saja ikut bersedih"

Yn duduk di halte. Beruntung, halte sepi. Jadi Yn tidak malu ketika menangis.

"Aku pulang naik apa?"lirihnya, dengan memperhatikan Jalanan yang asing menurutnya

Yn segera mengeluarkan ponselnya. Namun sayang, ponselnya mati. Dia kehabisan daya baterai.

"Mati"gumamnya, memperhatikan ponselnya dan segera memasukkan kembali ke dalam tas

Yn terdiam memandangi derasnya hujan. Hari sudah sore dan semakin gelap, tubuhnya kedinginan. Yn menggigil karena udara sangat dingin.

"Eomma"lirih Yn dengan air mata yang terus mengalir

Tak lama, sebuah mobil berhenti dihadapannya. Keluarlah seorang pria dengan payung berwarna hitam, mendekatinya.

"Yn?"

Yn menatap sosok pria yang kini berdiri dihadapannya, sebelum matanya akhirnya terpejam.

"Yn?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro