[04] Wanita Penggoda Jilid II
Tak kenal maka tak sayang...
Noooh jadi KaSev kasih penampakan Yuka dari pandangan KaSev...
Diaaa imuut kata Umi Mont dan KaSev langsung setuju pilih dia jadi cast Yuka.. 😁😁😁😁
Untuk Om El, kalau dalam A Nur Kedua, dia cast-nya si Cemal Faruk, hahhah, ganti nggak? 😂😂😂
Yodaah. Apapun cast-nya, serah pembaca aja deeh bayangin wajah Yuka dan Om El gimananya hehehhee..
Yodah, happy reading ya...
🌀
🌀
🌀
🌀
🌀
🌀
🌀
Tak kenal maka tak kembali. Untuk itu, tahap satu proses mendekati mantan suami adalah dengan memastikan status si mantan apakah masih duda atau sudah dapat pengganti. Yuka harus mastiin Om El udah menikah lagi atau belum. Artinya kalau pun Om El udah ada pacar tapi belum menikah, maka kesempatan buat Yuka ngambil Om El masih menganga lebar selebar kuali.
Yuka menikah sama Om El itu pas banget habis Ujian Nasional. Nekat banget itu anak diijabin padahal belum tentu tuh dia lulus apa enggak dari sekolah. Habis UN, Yuka langsung pergi ke kampungnya Om El, seperti yang udah diceritain Yuka, dia pakai cara licik dengan mancing-mancing libidonya Om El. Walaupun berhasil menikah tapi sayang cara licik Yuka nggak tahan lama. Karena akhirnya Om El nyerein Yuka empat puluh hari kemudian. Bertepatan banget sama pengumuman kelulusan SMK.
“Mulai sekarang kita pisah. Kita nggak bisa bersama karena aku nggak akan bisa balas perasaan kamu. Kamu nggak akan bahagia hidup denganku.”
Dengan kalimat itu, Om El pergi membawa separuh hati Yuka bikin Yuka nggak mau makan seminggu. Kerjaannya nangis dan minta Pak Apan buat bujukin Om El. Sayangnya, nggak ada yang bisa melenturkan hati Om El, pria itu tetap nggak mau rujuk sama Yuka.
Namanya orang lagi patah hati, plus nangisin status yang enggak banget sebagai janda, Yuka nggak kepikiran buat kuliah. Dia mau merantau aja ke Ibu Kota dan akhirnya dia berada di kota yang sangat kejam ini sampai sekarang.
“Ini deh kayaknya kamarnya suami gue,” Yuka memicingkan mata buat lihat nomor apartemen yang ada di handphone-nya.
“Bismillah,” Yuka memencet bel.
Pikiran nakalnya langsung aktif, Yuka menunduk biar Om El dalam sana nggak bisa melihat wajah Yuka dari lubang pengintai. Kalau sampai Om El tahu Yuka datang bertamu, pastilah suami gantengnya itu nggak akan sudi buka pintu. Yuka tertawa setan, memperlihatkan gigi gingsulnya.
Pintu dibuka dari dalam. Rencananya kalau Om El buka pintu, Yuka bakalan nyengir sambil bilang 'Hay Om' terus lambai tangan kayak Miss Universe. Tapi sekarang Yuka malah terpelongok sambil nelan air ludah. Alamak, Om El seger banget. Mata Yuka yang rada-rada sipit sedikit itu berusaha kebuka lebar-lebar. Apalagi mulutnya, mangap nggak beradab. Jelek banget.
Om El mendengkus terus mau nutup pintu. “Eeits tunggu tunggu, Om Elang!” Yuka majuin tangannya melewati ambang pintu, kalau Om El tega nutup, maka tangan Yuka bisa patah kayak ranting kayu mati. Untungnya si Om nggak tega nutup pintu, jadinya tangan Yuka selamat.
“Om tinggal sendirian? Ah, Om pasti belum move on dari Yuka?” tangan gatel janda satu ini sudah ngelus dada Om El yang dibalut kaus polo putih yang ngebentuk otot-ototnya. Gimana Yuka nggak mupeng coba, tubuh depannya Om El ngegiurin gini. Apalagi nih ya, Yuka udah pernah lihat tuh Om El polos. Yuka pengen gigitin itu sabun batang. Gemes gemes gemes.
Om El jauhin tangan Yuka dari badannya, terus berdiri sambil lipat tangan. “Mau apa kamu kesini?”
“Nuntasin apa yang belum selesai di antara kita,” Yuka kedip-kedip ganjen. Dia duduk di sofa panjang dengan meluruskan tangannya ke samping kayak anak kecil main pesawat terbang-pesawat terbangan.
“Pulang sana! Buka sendiri pintunya,” Om El pasti malas meladeni Yuka. Bukan Yuka namanya kalau nggak bikin Om El melihat dia.
Waktu Om El balik badan dan jalan mau ninggalin Yuka, gadis Jepang KW ini melancarkan satu cubitan di leher kanan Om El yang bikin pria itu teriak kesakitan.
“Yuka!” Om El marah banget sambil ngusap-ngusap bekas cubitan Yuka.
“Om mending marah-marah deh dari pada diemin aku.” Yuka memajukan bibirnya dengan mata berkilat kesal. Sok ngambek agar kayak Natasha Wilona yang lagi marah. Padahal bukannya tambah cantik justru gadis Jepang KW ini lebih mirip bebek.
“Om galak-galak gini tambah maco loh Om, nggak sekalian Om marahnya sambil robek-robek apa gitu?” Yuka kedip-kedip nista menggoda. Yang dikedipin malah buang napas dengan bosan.
“Om, coba deh Om rasakan. Di sini masih ada detakan yang kuat buat Om El,” Yuka narik tangan Om El dan menekan telapak tangan besar itu ke dadanya.
Tindakan Yuka kali ini udah nggak bisa ditolerir lagi oleh pria itu. Om El marah besar. “YUKA! JAGA TANGAN KAMU!” Om El mendorong pundak Yuka membuat tubuh kecil itu terseret mundur.
“Makanya ngomong, bisa nggak kalau aku bicara itu ditanggapin jangan diam aja.”
“Ya udah, sekarang mau kamu apa? Ingat, bicara dua menit, habis itu pulang. Udah malam,” Om El udah nurunin emosinya.
“Iiih pasti khawatir sama aku iya kan? Kalau udah malam, biar aman ya aku nginap sini aja,” delikan Om El bikin Yuka nyengir.
“Becanda, Om. Aku tidur di sini kalau Om nikahin aku lagi.” Sekali lagi Om El balas dengan pelototan.
“Aaaih nggak bisa diajak guyon aah Om Elang. Oke aku serius.”
“Satu menit,” Om El mengingatkan.
“Hiiish! Om, jujur! Om El udah menikah lagi atau belum?”
“Jangan panggil om, bisa nggak?”
Yuka melirik dengan seringai, “Hayo, mikir apa Om? Nggak enak ya denger panggilan itu waktu mendaki gunung lewati lembah bareng Yuka?”
“Waktu habis.”
Tubuh Yuka melayang waktu tangan Om El dilingkarkan ke pinggangnya dan mengangkat Yuka dari belakang. Lalu dengan tanpa rasa kasihan Om El menjatuhkan Yuka di luar pintu apartemen hingga gadis Jepang KW itu terjelepok di lantai.
“Pulang!” Om El mau nutup pintu. Tapi sewaktu pria itu akan melangkah, Yuka segera majuin kakinya membuat Om El jatuh kesandung kaki Yuka yang nggak panjang-panjang amat.
“YUKA SIERRA!” Om El bangkit dari jatuh gantengnya terus balik badan dia negakin Yuka dari duduk leha-lehanya.
“Jangan bikin aku marah Yuka! Kamu sama sekali nggak lucu.”
“Aku nggak pengen juga diketawain Om. Aku nggak pengen bikin Om marah. Aku cuma mau tanya, Om udah nikah lagi atau belum?”
Om El buang napas, “Belum. Sekarang puas? Silakan pulang ke habitatmu,” ucap pria itu datar.
“Belum nikah? Sama Om, Yuka juga. Masih janda kembang ini, Om. Lagian kan nggak ada sur--”
Blam.
“--rat cerai.”
Pintu apartemen itu tertutup depan hidung Yuka sebelum Yuka nyudahin kalimatnya. Yuka nggak kesal, nggak marah, dan nggak tersinggung. Hati Yuka sekarang senang karena Om El masih duda bekasan Yuka. Senangnya.
“Gue akan bikin kita menjadi adam dan hawa lagi, Om. Om El tunggu Yuka, ya!”
***
“Serius itu Kaza masih empat belas?” Kushi bisik-bisik sambil lirik-lirik Kazasaki yang lagi main PS di ruang tamu.
“Buat apa juga boong, masih kelas delapan itu bocah.” Yuka menepuk-nepuk perut ratanya yang hanya dibalut tangtop hitam.
“Menurut lo, beda usia tujuh tahun itu jauh banget nggak?”
Pertanyaan Kushi bikin Yuka melirik curiga, “Apa maksud lo jarak tujuh tahun?”
“Ya gue sama Kaza, kayaknya cocok. Kaza adek lo ganteng banget. Serius dia adek kandung lo Ka?”
“Kurang ajar ya mulut lo, Kabhi Kushi Kabhi Gham. Maksud lo gue bukan kakak kandung itu bocah? Lo pikir gue anakku bukan anakku tapi anak tetangga sebelah?”
“Kalian beda banget. Lo mirip Upiak Isil yang belum mandi tapi adek lo mirip Aaron Yan, gue jadi curiga Ka.”
“Hiiih hiiih mulut lo awas ya lo, Kabhi Kushi!” Yuka ngulek-ngulek bibir Yuka pake pantat sendok bekas dia makan bikin gadis berambut ikal itu ngejambak rambut pendek Yuka sebagai pelampiasan.
“Kakak-kakak berdua lagi ngapain sih? Nggak malu sama umur, sudah tua masih aja kelahi kayak cabe-cabe sekolahan.”
Yuka berhenti ngulek bibir Kushi dan Kushi berhenti jambak rambut Yuka. Kushi ngebenarin rambutnya lalu tersenyum sangat cantik kepada Kazasaki yang lewat dekat mereka mau ambil snack di kulkas.
“Kaza, mau ditemenin nyari cemilan nggak? Biar Kak Kushi yang traktir deh mau jajan apa?” Kushi beraksi dan Yuka membuang napas geli. Apa bagusnya coba si Kaza, tidur aja masih di ketek Buk Siyah.
“Beneran Kak?”
Dasar bocah.
“Iya, ayo.” Kushi berjalan ke arah Kazasaki yang tinggi banget. Beneran, ini adek Yuka kayaknya mencuri gen pertumbuhan Yuka makanya tinggi Kazasaki kebangetan sementara Yuka Sierra bantet.
“Gue ikut!” Yuka nyusul Kushi dan Kazasaki yang udah duduk aman di kursi depan.
“Ngapain lo naik?” Kushi bertanya sewot.
“Gue mau beli pengaman.”
“Pengaman apaan? Jangan ganggu deh, Jakula!” Kushi nggak terima acara kencannya sama Aaron Yan keganggu oleh janda kurang belaian kayak Yuka.
“Gue mau beli pengaman untuk nananana biar nggak hamil, puas lo!”
Kazasaki berbalik ke belakang dan menimpuk kepala Yuka dengan garang. “Ada anak kecil di sini,” tandas remaja laki-laki itu.
Yuka mencebik.
“Mulut lo nggak disekolahin ya, Ka? Ada adek lo di sini, kalau ngomong itu saring dulu pake saringan teh!”
“Lonya banyak tanya. Yaudah cepat jalan, ntar nggak nyampe-nyampe,” Yuka merintah seenak udel.
“Gue serius. Gue bakalan jadi wanita penggoda jilid dua supaya lo mau sama gue lagi, Om.”
***
Pindah ke Dreame. Baca lengkap di aplikasi Dreame dengan ketik judul cerita ini atau akun Sevyent.
TBC
12122017
Murahlah pada bintang ya readers 😁😁😁
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro