Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog




Wanita paruh baya itu bolak-balik menengok jam di pergelangan tangan kirinya. Raut cemas tergambar jelas di wajahnya. Tangan kanannya menarik gadis kecil di sampingnya keluar mobil. "Ayo Star, cepat! Keburu Papa pulang!"

"Sebentar Ma, aku masukin buku dulu," jawab si gadis kecil.

Sayangnya, wanita itu mengabaikan permohonan Star. Dia membiarkan tas putrinya terburai di jok belakang. Langkahnya gegas masuk ke rumah. Star pontang-panting menyejajarkan langkah.

"Tunggu-tunggu!" Mama mengeluarkan tisu dari dalam tas. "Hapus dulu make up kamu!"

"Kenapa make up-nya dihapus?" Sebuah suara menyahut dari ruang tengah. "Takut ketahuan?"

Wanita itu pucat seketika. Darah tidak lagi mengaliri kepalanya.

"Papa!" Mengabaikan make up yang belum terhapus, Star berlari menghampiri Papa yang duduk di depan TV. Dia langsung duduk di pangkuan Papa. "Papa nonton TV kok nggak ada suaranya." Tangan gadis kecil itu mengambil alih remote dari tangan Papa.

"Pa-Papa sudah pulang?" Mama menemukan suaranya kembali. Lututnya gemetar. "Kok mob-mobilnya nggak ada?"

"Kalau mobilnya ada, kamu pasti menghapus make up Star dulu, sempat nyari alasan dulu, terus siap-siap ngajak Star bohong dulu. Gitu?" tanya Papa dingin. Walau begitu, tangannya tetap membelai Star dalam pangkuannya.

Mama berjalan mendekat. "Pa, aku bisa—"

"Mama, Mama! Itu ada aku di TV!" Star memotong percakapan. Tangannya menunjuk-nunjuk TV dengan remote. Jari-jari mungilnya menekan tombol volume.

Sekarang wanita itu tidak bisa mengelak lagi. Sosok putrinya terpampang jelas di lacar kaca. Cantik dan menggemaskan. Meski cuma figuran, dia tetap mencuri perhatian.

Mama meneguk ludah. Wajahnya pucat pasi. Tangannya mengepal dibalik lipatan baju. Kaca-kaca di matanya nyaris pecah.

"Jadi sejak kapan kamu mengajari Star bohong? Les katamu? Persiapan lomba! Festival sekolah! Apa lagi sekarang?" Ekspresi pria itu berubah keras. Harga dirinya sebagai kepala rumah tangga diinjak-injak. "Sudah kubilang, aku tidak suka Star capek-capek syuting! Capek-capek casting! Aku mau dia sekolah dengan benar! Biar dia menikmati masa kecil! Kenapa kamu keras kepala, Van?!"

"Star berbakat. Apa salahnya merintis karir sejak kecil?" Mama mengajukan pembelaan. "Mungkin sekarang dia cuma figuran, tapi aku yakin, sebentar lagi dia akan jadi artis besar. Terkenal dan dibayar mahal."

"Apa uang yang kuberikan kurang, Vanya?" Papa turun dari sofa. "Uang saku Star kurang? Biaya sekolah belum lunas? Rumah ini kurang besar? Mobilmu perlu ganti?"

"Apa salahnya Star punya penghasilan sendiri?"

"Star atau kamu? Jangan melampiaskan obsesi kamu pada anak kita!"

Tidak ada jawaban yang bisa diberikan Mama. Dia hanya menangis sesenggukan tanpa beranjak dari posisinya. Star turun dari sofa. Berlari kecil menghampiri Mama.

"Papa jangan marah. Kasian Mama. Star suka syuting." Gadis kecil itu memeluk Mamanya erat-erat. Dia benci melihat Mamanya menangis. Benci sekali.

oOo



Author :

Demi bersama kalian, aku rela melego tiket konser Sheila on 7 malam ini. Semoga cintaku pada kalian nggak bertepuk sebelah tangan ya *curcol deh, maap*​

Ada yang nyari adegan baper? ​Sabar dulu, belum juga kenalan sama tokoh utamanya. Karena baper tanpa kenalan seperti mantan yang nggak pernah jadian.

Part 1-nya diunggah besok. Siap-siap ketemu Rigel dan Kejora. Stay tuned ya!​ Dijamin lebih seru ;)​



Ps: sambil mantengin respon kalian, enaknya dengerin lagu So7 yang mana ya?


Love,

Aya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro