Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[31] Stargazing the Stardust

Love me like you do, love me like you do

Love me like you do, love me like you do

Touch me like you do, touch me like you do

What are you waiting for?

(Love Me Like You Do—Ellie Goulding)

oOo

Selama beberapa saat Kejora hanya bisa mengikuti langkah Rigel. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dilakukan cowok itu tadi. Sekarang, Rigel bahkan menyeretnya pergi. Rigel yang dikenal Kejora tidak mungkin begini. Lalu apa yang membuatnya berubah?

"Kenapa lo menghilang?" Suara serak Kejora terdengar. Rasa sesak yang ditahannya sekian lama akhirnya terkuak juga. Padahal, dia ingin bertahan meski semua orang menentang. Asal ada Rigel, Kejora bisa tenang. Tapi cowok itu malah menghilang.

"Pertama, karena keberadaan gue nggak penting buat lo."

"Kenapa lo ngomong begitu?"

"Lo masih pakai topeng meski gue bilang jangan, Kejora!" Rigel menghentikan langkah dan berbalik menghadap Kejora. Tangannya masih menggenggam pergelangan cewek itu. "Gue berharap bisa berbagi masalah sama lo. Tapi lo malah menawarkan fake account buat berbagi. Buat apa dunia maya, kalau gue punya seseorang di dunia nyata? Gue pengen lo dukung gue, tapi lo nggak mau!"

Kejora menggigit bibirnya kuat-kuat supaya tidak menangis. Itu nggak benar, Rigel. Gue nggak bermaksud begitu. "Alasan kedua lo menghilang?"

"Gue menghormati nyokap lo. Dia minta gue mundur supaya isu ini teredam. Sayangnya setelah gue mundur, isu ini nggak kunjung padam. Ego gue makin ditantang sama orang-orang." Rigel menyipit keji. "Gue cowok Kejora. Jangan nantangin, apalagi nyinggung ego!"

"JADI CUMA KARENA EGO?! Apa gue ini mirip barang yang bisa lo perebutkan?" tukas Kejora. Tiba-tiba dia ingin marah. Sangat marah. Setelah berhari-hari cowok itu mengabaikannya, sekarang dia datang seenaknya. Hanya karena ego!

Rigel menatap Kejora dengan emosi meletup. Di seretnya cewek itu ke belakang auditorium yang sepi. Bisa-bisanya Kejora membentak pria yang egonya terluka. Berani-beraninya dia menentang singa yang murka! Ditatapinya Kejora lekat-lekat. Seolah itu belum cukup mengintimidasi, dikurungnya cewek itu dengan satu tangan.

Kejora tertunduk. Bukan karena takut, tapi karena marah, benci, sedih, juga lega bisa bercakap lagi dalam jarak sedekat ini. Indera penciuman bahkan menggiring ingatan Kejora pada wangi yang sama dengan jaket yang pernah dipinjamnya. Aroma yang masih serupa.

"Gue menahan diri buat nggak ngomongin perasaan gue ke lo, karena nggak mau mempersulit hubungan lo sama Lean."

Tatapan Rigel mematri Kejora di dinding. Jantungnya takut berdetak. Aliran darahnya tidak bergerak dan napasnya jadi sesak.

"Tapi sekarang, ngomongin perasaan atau nggak, gue tetep dihujat. Jadi, sekalian aja."

Terbata Kejora mengumpulkan kata-kata. "Se-sekalian a-pa?"

"Perlu diulang?" geram Rigel. "Sekalian jadi orang ketiga! Gue paksa lo suka sama gue, terus gue rebut! PUAS?!"

Mata Kejora membulat tidak percaya. "Kenapa dipaksa kalau—"

"Brisik, ah! Nikmati aja momen gue ngerebut lo. Jarang-jarang gue begini." Rigel kembali menyeret Kejora menuju kantin. "Udah ngobrolnya, gue lapar. Jangan macam-macam sama singa lapar!"

Kejora tersedak tawa. Rigel selalu begini. Galak dan tidak sadar bahwa dia juga lucu.

"Tunjukkan sama semua orang bahwa lo nggak sudi sama gue. Lo itu korban, gue perebutnya." Rigel menelengkan kepala sambil tersenyum sinis. "Gue bukan public figure. Hujatan mereka nggak ngaruh sama gue. Tapi lo? Bisa hancur dalam hitungan detik. NGERTI?" Bisik Rigel waktu mereka memasuki kantin yang penuh sesak.

Kejora ingin menyuarakan penolakan, tapi Rigel sudah menyeretnya paksa ke meja tengah bersama lima redaktur Intensitas. Asalkan kamu nggak ngelepasin tangan lagi, aku yakin bisa menghadapi ini. Aku nggak bakal pakai topeng lagi. Aku mau kamu di sini, Rigel.

"Kenapa ngelihatin gue kayak gitu?" kata Rigel pada Kejora yang menatapinya lekat. Cowok itu menggeser duduk supaya Kejora bisa berbagi bangku panjang dengannya, Vero dan Tama. Di depan mereka ada Lita, Dio dan Zinka. "Belom-belom udah terpesona!"

"Eh, udah berani gandeng Kejora lagi. Jiwa orang ketiga lo udah hidup lagi, Rig?" tanya Tama tidak kira-kira. Bibirnya mencebik menyembunyikan tawa.

"Yoi!" balas Rigel tanpa malu-malu. Dia melambaikan tangan ke konter minuman terdekat lalu memesan tujuh buah teh botol. "GUE TRAKTIR KALIAN SEBAGAI TANDA KEMBALINYA GUE SEBAGAI ORANG KETIGA!" Dia menepuk dada jemawa.

Rasanya Kejora ingin bersembunyi di kolong meja. Vero dan Lita memelototinya dengan tanda tanya besar. Sementara Zinka yang jarang bergabung terlihat bingung.

"Baru kali ini ada orang ketiga bangga. Pakai syukuran segala!" Dio menutupi muka.

"Rigel kok ngomongnya gitu?" Zinka menengahi perdebatan para cowok. "Nggak enak didenger orang. Nanti jadi gosip baru lagi lo!"

"Eh, ada Zinka. Tumben. Biasanya lo sama geng ibu-ibu arisan." Rigel menyeringai. Dibanding dengan kelima redaktur yang lain, Zinka memang lebih jarang nongkrong bareng. "Bukan gosip. Ini fakta. Gue emang lagi PDKT sama Kejora." Rigel menjawab santai sambil mengedipkan mata pada Kejora. Pipi cewek itu memerah seketika. Rigel memang sakit jiwa.

Obrolan barbar dengan volume kencang itu terdengar hingga meja-meja sebelah. Belum lagi gunjingan teman sekelas Kejora soal peristiwa di depan kelas tadi. Gosip makin menjadi-jadi. Beberapa bahkan mengarahkan ponselnya.

"Rigel, lo beneran mau ngerebut Kejora?" tanya cewek meja seberang.

"Kayak ganteng aja lo bersaingnya sama artis sekelas Lean!" keluh yang lain.

Rigel tidak menjawab. Bibirnya menyimpan senyum sangat samar, sambil menatapi cewek itu sampai salah tingkah. Masih yakin menuding Rigel tidak menawan?

"Kirain lo sama Zinka, Rig. Anak Intensitas kan, udah sepasang-sepasang. Daripada jadi orang ketiga. Atau sama gue?" Cewek cablak itu cekikikan meski pacarnya di sebelahnya.

"Jora, setiap mau sekolah berdoa dulu, deh! Jangan sampai kena pelet Rigel!"

Di luar dugaan, Kejora malah berani menjawab sambil tertawa. "Udah kepelet nih, gimana dong!"

Rigel melotot pada Kejora yang mengabaikan instruksinya tadi. Bukannya patuh, Kejora malah menertawai Rigel. Sudah kubilang kan, semua bisa kuhadapi, asal ada kamu di sini.

oOo

Kejora masih punya jatah cuti seminggu lagi. Tapi entah kenapa pihak production house memaksanya datang ke kantor hari ini. Dalam perjalanan ke kantor, Mama duduk di sebelah Pak Idam, tanpa sepatah kata. Setelah peristiwa deklarasi terbuka Rigel sebagai orang ketiga, mungkin ada gosip lebih panas lagi yang membuat Vanya kesal. Sayangnya, Kejora sudah tidak mau peduli lagi pada gosip. Dia tidak mau memakai topeng atau mendengar Rigel menceramahinya lagi soal,'Lo berkorban buat orang lain, tapi nggak cinta diri lo sendiri.'

Prim sudah menunggu di ruang kerjanya. Hanya ada Prim, Sam, Kejora dan Vanya tapi rapat langsung dimulai.

"Sori harus mengganggu libur kamu Kejora," kata Prim to the point. Dia menyerahkan kertas-kertas berisi berita gosip terbaru soal perkembangan hubungannya dengan Rigel. "Skandal kalian jadi semakin menarik. Setelah dipikir-pikir, mungkin ini satu-satunya cara meredakan hujatan sekaligus menaikkan rating Star's Fate kembali."

"Apa?" tanya Kejora penuh antisipasi.

"Maaf saya terlambat." Pintu terbuka dan Rigel muncul di baliknya. "Nyasar tadi."

Kejora terkejut. Dia tidak sedang berhalusinasi, kan? Sepertinya tidak, karena cowok itu lalu memilih duduk di sebelah Kejora setelah dipersilahkan Prim. "Kok lo di sini?" bisik Kejora pada Rigel.

"Di telpon, suruh ke sini." Rigel mengedikkan bahu.

"Jadi begini Kejora dan kamu ..." Prim membuka kertas di depannya, "... Ragil, eh Rigel. Kami berencana membuat gebrakan supaya rating Star's Fate makin meroket. Bagaimana kalau Rigel bergabung sebagai pemain pendukung dalam sinetron ini?"

Keterkejutan membayang di wajah Rigel, Kejora, dan terutama Vanya. Sam biasa saja. Mungkin Prim sudah memberitahunya.

"Aku tidak setuju!" Vanya langsung frontal menentang. "Image Kejora bisa hancur."

"Anda tidak mau episode Star's Fate diperpanjang lagi?" Sam ikut angkat bicara.

Vanya tergeragap. "Bukan begitu, gosip sudah menyebar bahwa anak ini terang-terangan mengatakan akan merebut Kejora dari Lean. Apa kata orang nanti? Aku tidak setuju Kejora dekat-dekat dengan bocah urakan yang bisanya cuma panjat sosial."

"Mama!" sergah Kejora. "Cukup aku yang Mama atur-atur, jangan Rigel juga."

"Bu Vanya, maaf, pertanyaan ini ditujukan kepada Rigel, bukan Anda. Kontrak kerja Kejora hanya terikat episode, bukan jalan cerita atau siapa lawan mainnya. Tolong profesional." Prim menengahi lalu berbalik pada Rigel, "Bagaimana, Rigel?"

Kejora memberi kode dengan tangan di bawah meja supaya cowok itu menolak. Bukan public figure saja dikecam, apalagi dia bermain sinetron.

Rigel menggesek ujung-ujung jarinya. Otaknya berpikir serius. "Boleh," celetuknya mengabaikan kode Kejora. "Dengan satu syarat."

Prim membuka tangan. Tanda bahwa dia menyilakan Rigel melanjutkan.

Rigel tersenyum menantang. "Kejora buat saya. Bisa?"

oOo

___________

Fun Fact about Starstruck Syndrome

Sekarang giliran tokoh Zinka Azalea, ya! Udah kenalan belum di IG-nya? Kehadiran tokoh ini dipicu oleh ketidakpercayaan author terhadap jatuh cinta sama tetangga. Nggak peduli berapa banyak bukti bahwa memang benar-benar ada orang yang beneran nikah sama tetangganya, author tetap keras kepala. Tetanggaku cakep luar binasa tapi kok, aku biasa aja? (Mata lo sehat, hati lo sakit, Ya? Enak aja!)

Diantara kalian ada yang jatuh cinta sama tetangga?

Apa lagi yang mau di-fun-fact-in?

___________

Author

Gimana part ini? Kurang gantung nggak? Hahaha...

Kalau teriliminasi kan, biar gantung setengah mati. Doain ya, semoga Starstruck Syndrome selamat. 

Terimakasih yang udah sayang cerita ini. Masih ada paket buku BWM3 menanti kamu yang aktif voment. Jangan lupa share sama temen biar bapernya ada yang nemenin, ya!

 Terimakasih juga yang udah ikut GIVEAWAY part 30. Yang belum ikut masih ditunggu. Yakin nggak mau giveaway suka-suka yang hadiahnya voucher buku?

Grup Chat Starstruck Syndrome udah penuh. Mimin nitip tanya, kalian masih ada yang pengen join emang? Saranku sih, nggak usah. Rusuh dan penuh tipu muslihat!

Love,

@ayawidjaja

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro