Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[15] The Star is Blind

I just don't wanna meet her

Are you gonna keep her

Cause I don't wanna see you with her

I don't wanna see her face

(I Dont Wanna See You With Her—Maria Mena)

oOo

Jam istirahat pertama, Kejora langsung ke kelas XI IPA 4 untuk mengembalikan buku Vero. Meski Rigel yang meminjamkan, Kejora berniat mengembalikan dan berterima kasih secara langsung. Baginya, ungkapan langsung berarti lebih menghargai. Seperti ucapan terima kasih ketika Rigel memberitahunya tentang Nirmana—meski tidak ditanggapi dengan baik oleh cowok itu.

Sayangnya, Vero sudah tidak ada di sana. Kejora akhirnya digiring menuju kantin oleh teman sekelas. Ketika melewati kantor Intensitas yang pintunya setengah terbuka dan sepatu-sepatu berserakan di depannya, Kejora yakin Vero ada di sana.

"Permisi," Kejora mengetuk pintu tapi kepalanya sudah mengintip ke dalam ruangan.

"Rigel ada yang nyari!" Empat redaktur Intensitas langsung berteriak kompak.

Tama bahkan melebarkan daun pintu supaya Kejora bisa masuk. Tapi itu justru membuat Kejora melihat Rigel dan Zinka yang duduk saling merapat memperhatikan sebuah buku.

Kejora salah tingkah buru-buru menggoyangkan tangan. "Gue cari Vero, kok." Meski berkata begitu, matanya tetap tertuju pada Rigel yang hanya menatapnya sekilas, lalu berpaling lagi pada Zinka. Kenapa Kejora disesapi rasa kesal?

"Kenapa Jora?" Vero bergerak mendekati Kejora.

"Mau balikin ini." Kejora mengangsurkan buku Vero sambil tersenyum. "Thanks, ya."

"Ya udah, gitu aja. Sori ganggu kalian semua." Kejora pamit.

"Nggak ganggu kok, Jora. Kita lagi ngobrolin profil Intensitas bulan depan. Gara-gara lo mundur, kita jadi bingung deh." Lita berkata dengan jujur.

Kejora tersenyum getir teringat kejadian kemarin.

"Balik jadi narsum dong, Jora," pinta Lita penuh harap.

Kejora menggeleng. "Jangan gue. Nanti Intensitas dikira majalah gosip." Diliriknya Rigel yang masih tidak mengacuhkannya. Padahal Kejora berniat menyindir.

Vero lalu ganti berkonsultasi soal rubrik girlstalk yang digarapnya. Kejora memberi banyak masukan, bahkan menawarkan beberapa kenalannya untuk diwawancarai.

"Gue duluan, ya. Bye semua." Zinka selesai berurusan dengan Rigel. Dia buru-buru pamit. Menyeret langkahnya pergi tanpa membetulkan tali sepatunya dengan benar.

"Ya udah Ver, nanti pulang sekolah gue antar lo ke sana. Gue balik dulu." Kejora pamit.

"Yah, kok udahan sih, Jora. Rigel-nya kan belom disapa." Mulut Tama minta disumpal.

"Rig, nggak usah sok-sok sibuk gitu-lah!" Ini Dio yang kurang ajar.

"Udah baikan, Rig? Kemarin kan, lo galau ditinggal Kejora." Vero minta dicekik.

"Bikin rubrik yang bener. Jangan ngurusin hidup orang!" Dengan wajah sangarnya yang tetap datar, Rigel bangkit berdiri lalu keluar ruangan.

Ruangan mendadak hening. Kejora ternganga. Mulut sadis Rigel ternyata memang ditujukan bagi siapa saja.

"Kalian nggak sakit hati digituin?" tanya Kejora sungguh-sungguh prihatin.

Keempat redaktur Intensitas cuma bertukar pandang. Wajah mereka tegang dan serius.

"Gimana cara kalian bertahan sama mulut pedasnya?" desak Kejora.

"Gimana, ya," Dio memegangi dagu. "Habisnya temenan sama Rigel menguntungkan."

"Setuju gue," sahut Lita. "Coba kasih tips anti mules berteman dengan Rigel, Tam."

"Gampang!" Tama menjentikkan jari. "Bawain dia ayam. Ikan juga boleh."

"Kenapa gitu? Dia suka?" Kejora lupa. Rigel kan singa. Karnivora jelas suka ayam dan ikan. Tapi Kejora masih tidak tahu apa hubungannya tips dan kekarnivoraan Rigel.

"Buat buka warung geprek!" seru empat orang itu bersamaan.

"Untung banyak lho, Jora. Pedes tanpa beli cabe!" Vero menjelaskan sambil tergelak.

Kejora bersungut-sungut. Mereka sama gilanya! Pantas cocok dengan Rigel.

oOo

Selepas bel pulang berdering nyaring, Kejora ke kelas Rigel untuk mengembalikan seragam Caleya. Kelas Bahasa sibuk dengan persiapan Festival Bahasa. Berbagai properti dan dekorasi disiapkan. Ada yang membentuk tim kecil untuk membahas teknis, lainnya berlatih sebagai pengisi acara, sedangkan Rigel dan Zinka berdempetan di dekat meja guru. Lagi-lagi berdua. Pemandangan itu mengganggu.

Kejora berusaha memanggil Rigel dari ambang pintu tapi bisingnya kelas membuat Rigel bergeming. Tangan Kejora melumat ujung bajunya sambil memberanikan diri mendekat.

"Rigel!" Kejora menepuk bahu cowok yang keasyikan mengobrol dengan Zinka itu.

Rigel berbalik dengan tampang keruh. Ekspresi Zinka juga tidak kalah tegang. Diam-diam Kejora menggigiti bibir bagian dalam. Menyesal sudah nekat.

"Kenapa lagi? Nggak tahu orang lagi sibuk?" Rigel berusaha santai tapi matanya menusuk.

Lainnya sih, sibuk, kalau kalian nggak tahu deh, sibuk ngapain. Kejora menekuk bibir. "Ya, maaf. Gue mau balikin ini." Kejora menyodorkan goody bag-nya dan langsung disambar Rigel. Melihat perlakuan tidak menyenangkan itu Kejora langsung berbalik.

"Rig, Kejora aja!" celetuk Zinka tiba-tiba. Cewek itu lalu menarik tangan Kejora supaya berbalik. Wajah keruh Zinka sekarang berbinar. "Jora, kita bisa minta bantuan buat make up-in performers pas Festival Bahasa nggak?"

Kejora terkejut bercampur heran dengan permintaan Zinka. Dia ini artis, bukan make up artist. Sementara Rigel terbelalak kaget seolah ingin menelan Zinka bulat-bulat.

"Lo gila, ya?" tegur Rigel pada Zinka. "Kebayang nggak sih, hasilnya kayak tante—"

"Gue bisa! Dan hasilnya dijamin nggak kayak tante-tante!" Kejora tertantang karena Rigel mengejek. "Tapi kalau mau lebih bagus, gue undangin temen make up artist pro."

"Ini kan acara sekolah, mana boleh pakai make up artist pro!" Rigel berdecak. "Semua dari kita untuk kita. Kebiasaan pamer kantong, deh!"

Kejora tersenyum miris. Cowok ini sensitif melebihi pantat bayi. Toh Kejora tidak menyuruh membayar. Dia bisa jadi donatur untuk MUA. "Kan temenan, bisa diatur soal itu."

Perdebatan terhenti lantaran tiba-tiba terdengar musik kencang dari ujung belakang.

"Kalau sama BTS atau EXO lo temenan juga nggak, Jora?" tanya Zinka sambil menutup kuping. "Bisa diundang? Daripada satu sekolah ngumpatin mereka." Zinka menunjuk sekelompok cowok yang sedang latihan koreografi di belakang.

Kejora membelalak. Kekesalannya berganti tawa tertahan. "Mereka ngapain?"

"Joget cacing kepanasan." Rigel melipat tangan dengan ekspresi dingin.

"Ngeyel mau tampil ala Idol KPop tapi malah kayak senam poco-poco," jawab Zinka prihatin. Tampangnya lemas. "Didemo bias-nya tahu rasa mereka."

Rigel mendesah. Ikut-ikutan menatap prihatin rekan-rekannya. "Untung gue nggak mau disuruh ngambil posisi siapa kemarin? Suh ... Wun ... Suhoo ... argh!"

"Sehun," Zinka membenarkan. "Apa mereka pikir lo sekeren itu sampai diminta ngisi formasi Sehun?" Meski kata-katanya mengejek, Zinka tetap menumpangkan siku ke pundak Rigel sambil menatap matanya.

Rigel mengendikkan bahu tak peduli. Kejora menatapi cara Zinka berinteraksi. Kenapa kalau sama Zinka Rigel bisa ngobrol santai? Mendadak kelas XI Bahasa 1 jadi gerah.

"Yang jelas Sehun nggak galak kayak lo." Zinka menambahkan sambil membentuk tanda V dengan kedua tangan. Dia tertawa dan Rigel tidak memasang tampang ganas. Hebat!

Apa mereka sedekat itu? Kejora termangu.

"Jadi gimana, Jora? Bisa nggak?" Suara Zinka memecah lamunan Kejora.

"Pentasnya tanggal berapa?" Kejora selalu ingin merasakan terlibat dalam masa SMA yang menyenangkan, punya lingkar pertemanan yang tidak melulu mengeruk kantong, tapi juga mengakui kemampuannya. Dan satu lagi, dia tidak diminta tampil. Dia akan berada di balik layar. Make up adalah sesuatu yang sangat dikuasainya. Di lokasi syuting, Kejora selalu menggunakan jasa make up artist padahal dia sendiri bisa. Kemampuannya ditolak lantaran pulasannya terlalu natural. Mereka butuh memoles Kejora supaya seumuran Lean.

"Tanggal 20," jawab Zinka.

Kejora meneguk ludah. Di tanggal itu, Mamanya sudah kembali dari touring keliling Eropa. "Eh, itu... Gue harus cek jadwal ke manajer dulu."

"Apa gue bilang ... Dia sibuk." Rigel menyunggingkan senyum miring. Jelas meledek. "Lo lupa dia siapa?" Alis Rigel naik sambil melirik Zinka.

"Gue bisa kok!" Tandas Kejora buru-buru. Rigel selalu tahu cara mendesaknya. "Gue bakal bilang ke Mbak Mirna buat ngosongin jadwal di tanggal itu."

Rigel dan Zinka bertukar pandang. Keduanya tersenyum penuh arti dan sekali lagi, Kejora memperhatikan interaksi keduanya. Perasaan ganjil memerangkap Kejora.

Zinka lalu membuat pengumuman pada seisi kelas bahwa Kejora akan membantu mereka. Hiruk pikuk memenuhi ruangan. Pujian mengalir pada Zinka yang berhasil meminta bantuan Kejora. Suasana heboh yang membuat Kejora sadar, Zinka adalah leader Festival Bahasa yang hebat. Pantas Rigel terpikat. Perasaan ganjil kembali mencuat.

"Yuk Rig, anter gue balik dulu, terus kita ke sini lagi." Zinka mencolek Rigel.

Loh, mereka pulang bareng? Firasat Kejora makin tidak karuan. Apa ini alasan Rigel mengabaikan kodenya kemarin? Kejora cuma punya kebebasan selama seminggu, tapi Zinka punya lebih banyak waktu untuk dihabiskan dengan Rigel. Zinka punya satu kelas penuh untuk menemaninya, tapi Kejora cuma punya segelintir teman parasit dan Rigel.

"Rigel nggak bisa!" Tahu-tahu suara itu meloncat keluar dari tenggorokan Kejora dan matilah dia mendapat sambaran mata tajam Rigel.

oOo

_____________________________

Fun Fact about "Starstruck Syndrome"

Pertama, hidup Kejora related sama remaja & tema #LoveYourSelfMore. Kedua, karena aku ketemunya sama Kejora dan beberapa orang terdekat dia. Jadi sudut pandangnya lengkap. Ketiga, masalah banyak orang. Mendamba jadi Kejora, terkenal, pintar, materi berlimpah, sempurna secara fisik, memuja karena apa yang terlihat dipermukaan. Tidak banyak yang tahu rasanya jadi terkenal dan didewa-dewakan bisa jadi kutukan.

Secara fisik, mirip. Mungkin bisa 60-75%-nya. Profesi, sama seperti di cerita ini, dia artis.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena saya dikira artis. AKHIRNYAAAAA..... :D

Sumbangan pertanyaan lain, silahkan di sini.

___________________

Author :

Setelah kemarin dibikin uring-uringan sama Rigel, apa pendapat kalian soal part ini?

Kehabisan stok kata-kata, kalian boleh nyepam apa aja di line ini :D

Jangan lupa GIVEAWAY buat 3 orang pemenang di part 13 masih dibuka. Baca baik-baik baru komen di line yang disediakan ya. Spamming dan vote biar buru diundi. Nggak mau ada GIVEAWAY lagi apa?

Grup chat sudah dibuka ya. Terima kasih buat yang udah berpartisipasi para admin, tokoh kesayanganku dan tentu para member. Silahkan buka part 13 bagi yang mau join.

Terimakasih sudah meramaikan @ayawidjaja @bintangbintangtakbermakna @rigeldiorion (godain mulu, aku yang kena babat Rigel)

Share, vote dan komen kalian selalu kunanti untuk mengisi hari-hari gejeku.


Love,

Aya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro