Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[14] Star of Freedom

I can't look in the mirror

And see myself standing there

All I see is an illusion

Fighting a war against the ones that care

No need for saving just set me free

(Set Me Free—Yanni ft. Chloe Lowery)

oOo


"Nganter ke rumah lo yang mana ini?" Motor Rigel melaju keluar gerbang sekolah.

"Kalau rumah lo di mana?" Kejora memegangi ujung jaket Rigel.

"Kenapa tanya-tanya? Lo nggak boleh mampir!"

"Gue kan cuma tanya. Siapa juga yang mau mampir."

"Oh, iya. Gue lupa, lo kan seleb. Mana mau mampir ke rumah rakyat jelata."

Bisa nggak kalau penumpang ngelempar pengemudi tanpa penumpang ikutan jatuh? Kesal lama-lama ngomong sama Rigel. "Gue mau mampir, kalau lo nawarin."

"Ogah! Kakak gue galak!"

Tuhan tolong! Emang lo sendiri nggak galak! "Salah mulu ngomong sama lo!" geram Kejora. "Maksud gue tanya rumah lo, gue pulang ke rumah yang searah sama lo aja. Lo aja kepedean. Kalau lo nggak mau bilang ya udah, perempatan depan ke kiri aja."

Kejora dan Rigel berhenti di depan sebuah rumah berpagar tinggi. Rumah yang berbeda dari kemarin. Lebih besar dan megah. Kejora turun dari boncengan.

"Gue nggak mau mampir."

"Gue nggak nawarin!" sahut Kejora tidak kalah ketus. Lama-lama dia tertular galaknya Rigel. Dia melepas helm dan menyerahkannya pada Rigel.

"Kenapa dikasih ke gue? Itu kan, lo yang beli."

"Nggak kepake sama gue."

"Gue lupa, lo kan anak manja yang ke mana-mana diantar sopir pakai mobil." Rigel mengambil helm dari tangan Kejora.

Kejora mengempaskan napas dengan kesal. Sangat kesal. Ada yang salah dengan otak cowok ini. Sebentar baik, sebentar galak, sebentar sakit jiwa. Kejora menarik paksa helm dari tangan Rigel. "Gue yang simpan. Awas kalau lo nggak mau kasih gue tebengan lagi!"

Setelah mengatakan itu, Kejora langsung menggeser gerbang sebatas badan dan menghilang dibaliknya.

oOo

Alis Kejora bertaut melihat Pak Idam, sopir keluarganya, masih mengelap mobil di garasi. Seharusnya Pak Idam sedang mengantar mama ke bandara dan Kejora diantar jemput Mirna. Tapi Rigel menawarkan diri mengantar. Jadi, Kejora tidak menelpon Mirna. Lalu kenapa Pak Idam masih di sini? Jawabannya hanya bisa didapat kalau Kejora bergegas melangkah masuk ke dalam rumah. Jantungnya berdebar kencang.

"Dari mana Star?" Vanya bertopang kaki di salah satu sofa. Dua buah koper ukuran besar berjajar di sampingnya. Dia sudah berpakaian ekstra rapi. Branded dari ujung kaki ke ujung kepala dengan sepatu boots dan coat. Make up menempel sempurna di wajahnya.

"Mama kok belum berangkat?" Kejora menghampiri mamanya. Berusaha seriang mungkin menghambur dan memeluk wanita itu. "Nanti antri lama loh, di imigrasi. Belum lagi kalau macet di jalan."

"Mama tanya kamu dari mana?"

Kejora merenggangkan pelukannya. "Sekolah dong, Ma."

"Siapa yang antar tadi?" Vanya pasti sudah mengintai dari CCTV.

Tangan Kejora merenggut ujung roknya. Dia duduk di salah satu sofa. Ada ketakutan menyergap dirinya. Kejora menyayangi mama. Dia rela melakukan apapun agar mama bahagia dan tidak marah padanya. Kejora ingin menjadi berarti. "Teman sekolah, Ma."

"Orang tahunya kamu pacar Lean! Apa kata orang kalau sampai kalian ketahuan?"

"Aku kan, cuma diantar pulang, Ma." Lirih Kejora. Kepalanya tertunduk.

"Yakin cuma diantar pulang? Dia juga kan, yang bantu kamu kabur dari Persari? Bagaimana kamu bisa senekat ini, Star!"

"Ma, semua anak sekolah jalan sama temen sekolah mereka. Itu biasa. Nggak harus punya hubungan spesial."

"Tapi kamu bukan anak sekolah biasa! Kamu public figure!"

Kejora menggigiti bibir sambil tertunduk. Dia selalu takut mendengar mamanya bicara dengan keras. Vanya segera menyadari kesalahannya. Dia menurunkan intonasi suara. Menyesal berbicara sekeras itu pada putrinya yang berhati kembut.

"Mama nggak mau kamu dihujat. Mama suka Lean. Dia baik dan punya masa depan."

"Bu, mobilnya sudah siap." Pak Idam memecah percakapan mereka. "Nanti terlambat kalau tidak berangkat sekarang."

"Oh, iya Pak. Tolong angkat koper-koper ini." Vanya langsung teralihkan dengan cepat. Wajahnya berbinar antusias. Perjalanan keliling Eropa selama seminggu penuh membuat kemarahannya jadi tidak begitu buruk. "Star, Mama berangkat dulu. Telpon Mama kalau kamu mau dibawakan sesuatu. Mbak Mirna akan mengurus kamu selama Mama nggak ada."

Vanya memeluk Kejora yang masih canggung dengan perdebatan tadi. Meski begitu, Kejora mengulas senyum dan meminta mamanya berhati-hati.

Berkebalikan dengan sepinya ruang tamu, dada Kejora berdebar penuh euforia. Seminggu tanpa mama berarti 'selamat datang kebebasan'. Mirna akan mengatur ulang jadwalnya. Wanita itu selalu ada dipihaknya.

oOo

Kejora merebahkan diri di atas kasur tanpa berganti seragam. Tidak sabar segera menyusun wishlist selama seminggu ke depan. Tangannya sibuk mencoret-coret ketika sebuah notifikasi dari Instagram masuk ke ponselnya.

Deg! Entah kenapa jantung Kejora jadi berdebar dan senyumnya melebar. Kalau 'teman-temannya' tahu dia bebas selama seminggu, mungkin mereka akan mengajak pajamas party, shopping ke sana-sini dia yang membayari, menginap di hotel berbintang dan pesta di restoran terkenal, hangout ke mall sampai mau mati, dan sejenisnya. Tapi kalau Rigel ... apa jadinya? Tiba-tiba pikiran itu jadi menarik. Tapi bagaimana memberitahu singa liar itu? Kalau Kejora memberitahunya terang-terangan, cowok itu pasti akan menginjak-injaknya seperti tadi.

Kejora menjentikkan jari. Dia mengunggah capture lagu Set Me Free yang dimainkan Yanni bersama Chloe Lowery beserta potongan liriknya di stories Instagram.

Dengan hati berdebar, Kejora menunggu story-nya dilihat Rigel. Dia masih online kan?

Semenit. Dua menit. Lima menit berlalu. Stories-nya baru dilihat lima orang dan tidak ada nama @rigeldiorion. Kejora mencoba fokus kembali dengan wishlist, tapi gagal. Dia berganti baju dengan cepat lalu membuka Instagram penuh harap. RIGEL MELIHAT!

Tapi kenapa dia tidak berkomentar apa-apa? Mungkin sedang mengetik. Kejora menunggu, tapi tidak ada tanggapan yang masuk. Di direct message list nama Rigel terlihat online. Kejora menggusah pikiran untuk memulai percakapan lebih dulu. Kemarin dia sudah melakukannya. Cewek agresif terlalu mengerikan baginya.

Setengah jam kemudian, Kejora mulai kesal. Dia mengunggah story baru. Bird Set Free milik Sia.

Rigel orang pertama yang melihat story itu. Tapi lagi-lagi cowok itu tidak merespon. Apa mungkin kodenya kurang jelas? Apa dia harus mengunggah lagu Hari Merdeka supaya kodenya jelas?! Kejora mengentak-entakkan kakinya. Rigel kelewat bebal dan tidak peka!

Mungkin seharusnya dia tidak bicara soal 'kemerdekaan'. Seharusnya dia bercerita soal waktu luang dan sedikit tanda kesepian tanpa teman. Sedikit saja. Kejora menghela napas. Dia harus mencoba lagi. Bukan lagu, tapi caption puitis bernada sendu.

Lima belas menit kemudian pesan masuk dari @rigeldiorion. Kejora terlonjak kegirangan. Berguling-guling di atas kasur, mengentak-entakkan kaki gembira, sambil tertawa-tawa. Kejora sudah bergerak menyentuh notifikasi pesan lalu ... TUNGGU! Jangan membalasnya cepat-cepat. Cowok sengak itu bisa besar kepala. Jadi yang dilakukan Kejora adalah melahap makan siangnya yang tertunda, berlama-lama di kamar mandi dan berganti baju untuk off air di sebuah butik yang menunjuknya sebagai brand ambassador.

Setelah semua persiapan beres, Kejora memegang ponselnya hati-hati. Dia menarik napas, berdehem, dan jantungnya berdetak seperti akan lepas. Membayangkan apa yang mungkin dikatakan Rigel. Kalau Rigel menawarkan diri, mungkin Planetarium bisa jadi destinasi sweet escape selanjutnya. Dulu dia benci astronomi, tapi sekarang, dua bintang pergi ke Planetarium sepertinya lucu juga. Tanpa sadar Kejora tersenyum-senyum sendiri. Senyum itu tidak bertahan lama, karena langsung musnah begitu pesan terbuka.

'Lo update stories cari perhatian ke orang-orang yang nggak kenal lo? Kasian.'

SINGA NGGAK PUNYA PERASAAN!

Direct message Rigel berikutnya masuk lima menit kemudian. Kejora yang dipenuhi angkara murka langsung berdebar lagi karena kata-kata depan pesan Rigel di direct message list yang bisa terbaca tanpa membuka berbunyi, 'Lo besok sekolah?'. Pasti setelah sekolah Rigel menawarkan diri untuk menemani Kejora. Ya, kan? Kali ini, tanpa menunggu, Kejora langsung membuka pesan itu.

'Lo besok sekolah? Bawa buku catatan Fisika Vero yang kemarin gue pinjemin. Dia udah nanyain tuh.'

Hati Kejora yang sudah melambung tinggi terhempas jatuh berkeping dua kali. SINGA JAHANAM! TERKUTUK LO RIGEL KEVIAR ADYASTA!

oOo


______________________________

Author :

Ada yang pernah ngunggah stories cuma karena pingin dilihat sama gebetan?

Yang punya pengalaman seperti Kejora angkat tangan tinggi-tinggi! Share dong pengalaman paling menjengkelkan kalian sama gebetan yang nggak peka. Emang cowok di mana-mana nggak peka. Nggak manusia, nggak singa, sama aja.

Ada yang udah nemu atau stalk IG Rigel sebelum ini? Ngaku? Ngamuk tuh singanya kalian pada DM-DM.

Oh iya, kalian ngeh nggak, di awal part aku nulis bahwa cerita ini terinspirasi dari kisah nyata? Kalau aku bikin trivia tentang asli atau rekanan, kalian pengen tanya soal apa?

Buat yang belum ikutan GIEVAWAY DI PART 13, masih ditunggu ya. Jangan lupa tag temen dan spamming voment biar cepetan diumumin 3 pemenangnya. Huhuiiii :)

Yang mau join grup chat, silahkan cari infonya ke part 13 juga. Masih terbuka kesempatan buat kalian terhura sama Rigel dkk. (Thx to para admin, tokoh-tokohku & semua yg join).

Starstruck Syndrome update setiap Senin-Rabu-Jumat, jangan lupa tinggalkan jejak.

Love,

Aya 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro