1.1
Riku membuka matanya dan hal yang pertama Riku lihat adalah pemandangan aneh yang identik gelap dan terdapat hijau emeraldnya.
Riku bangkit dari posisinya dan mengedarkan pandangannya sekeliling. Ini di mana?
Riku mengucek matanya, dan pemandangannya masih sama. Riku mulai bingung. Hal yang terakhir kali Riku ingat adalah ia menonton tv di ruang tunggu selepas acara kemarin. Dan sekarang?
Clek
Pintu terbuka dan menampilkan sosok yang sangat-sangat Riku kenal. Tapi, kok pakaiannya aneh... lebih ke baju raja gitu..?
"Erin...?"/ "Yaotome-san?"
"Eh?"
Riku dan pria di depannya itu saling terdiam.
"Yaotome-san? Ngomong apa kau?" Pria mirip Gaku itu menatap Riku heran.
Eh...?
Pria itu melirik Riku dengan tatapan aneh. "Oi, ada apa dengan pakaianmu? Aneh banget?" Pria itu menunjuk pakaian Riku yang berwarna merah dengan dagunya.
Baju Riku yang Aya maksud adalah baju Riku di story 4 ya ^^
"Eh... menurutku... yang aneh di sini adalah Yaotome-san.." balas Riku.
"Yaotome-san itu siapa?" Pria itu mendelik.
"Kau... kan Yaotome-san?"
Pria itu berdecih heran. "Hei, apa kau amnesia atau semacamnya? Aku sedang tidak ingin bercanda."
"Ta-tapi aku tidak bercanda, Yaotome-san."
"Namaku bukan Yaotome-san! Oy Erin sialan, berhentilah bercanda, dan ganti pakaian anehmu itu dengan pakaian biasa!"
"Erin? Namaku bukan Erin! Dan satu lagu, pakaianku memang begini!"
"Memang begini, katamu? Sepertinya kau memang ingin bermain denganku!" Pria itu mengeluarkan pedang dari sarung pedang yang melekat di pinggangnya. "Entah kenapa aku jadi ingin merutuk diri kenapa kau bisa bangun-" Pria itu mengayunkan pedangnya.
"AH-WAH!" Riku langsung terjatuh dari kasur itu. Gila, ini leader Trigger malah pake pedang-pedangan! Ini bukan filmkan? Ataukah..
Ini mimpi...
"ORYAAAA!!" Pria itu mengayunkan pedangnya lagi.
Beruntung, Riku mundur beberapa langkah sehingga hanya beberapa helai rambutnya yang melayang akibat serangan itu.
Bentar deh, kalau kayak gitu, berarti...
INI BUKAN MIMPI???
"Pakaian aneh itu kau curi darimana?!"
Riku berdiri dan menjauh dari pria yang super mirip ama Gaku, atau mirip bang Soba dekat agensinya itu.
"Aku ti-tidak mungkin mencuri! Ini aku beli dengan hasil kerja kerasku-uwaah!" Riku lagi-lagi beruntung bisa menghindar dari serangan pria itu.
"Kerja keras? Bohong!!"
"A-aku tidak bohong!!"
Riku berlari menuju pintu kamar dan pandangan punggungnya menghilang begitu saja dari pandangan pria itu.
"ERIN!! KE SINI KAU!!"
Riku mana mau berhenti.
Ia tetap berlari tanpa tahu arah.
Jujur saja, Riku tidak mengerti kenapa ia tiba-tiba berada dalam kondisi aneh ini. Awalnya Riku kira ini adalah mimpi, tapi sayangnya inilah kenyataan yang harus ia hadapi sekarang
"BERHENTI, KATAKU!" Pria itu menebaskan pedang ke arah Riku.
Riku mempercepat langkahnya 0.7 second. TEMAN-TEMAN!! TOLONG!!!
Sial, anak ini aneh sekali! Pria mirip Gaku itu mengejar Riku. Ia curiga, apa orang ini beneran bukan Erin? Yah, harusnya ia sudah tahu itu. Tapi, masa iya?
Sebentar, kenapa bisa? Jangan-jangan.. pria itu memutuskan untuk memperlambat larinya dan kemudian langsung melompat melewati Riku dan mendarat di depan Riku.
Ia langsung berbalik dan menodongkan pedang. "Jangan bergerak, atau lehermu koyak!"
Riku langsung membeku. Kakinya terasa meleleh saking takutnya, bahkan wajahnya memucat.
Tahu bahwa Riku tidak mungkin melawan, pria itu menarik pedangnya dan memasukan pedang itu kembali ke sarungnya.
"Hah..." Riku terduduk. Tubuhnya bergetar shock. Gimana gak syok coba, ditodong pedang tajem gitu juga.
"Maafkan aku sebelumnya," pria itu menyamakan tingginya dengan Riku. "Sepertinya kau bukan orang yang aku kenal."
Riku mengangguk pelan.
"Siapa namamu? Darimana asalmu? Dan bagaimana kau bisa di sini? Tambahan, Erin mana?"
Apa gunanya kata 'dan' itu sebenarnya?
Riku menatap lawan bicaranya takut-takut, otomatis itu terlihat seperti puppy eyes.
"Ah," yang nanya malah salah tingkah. "Aku rasa aku perlu ngenalin diri, tunggu. Kau tahu namaku kah?"
Riku menggeleng.
"Baiklah, namaku Orion. Kau?"
"Nanase...Riku.."
"Panjang juga. Kau darimana?"
"Tokyo."
"Tokyo? Daerah mana itu?" Orion berdiri dan mengisyaratkan Riku untuk mengikutinya.
"Apa kau tidak tau Tokyo?"
"Tidak," Orion menggeleng. "Apa itu sebuah kerajaan baru?"
"Bukan, Tokyo itu kota."
Orion berbalik menatap Riku dengan tatapan heran. Ia tidak mengerti dengan orang ini, hal-hal aneh yang dikatakan Riku memang tidak terdengar cocok dengan lingkungan Orion.
Namun, ada satu hal yang Orion yakini daritadi. Sebagai seorang raja, Orion telah dididik tentang dua dunia yang saling terkait satu sama lain. Entah apa gunanya waktu itu, Orion tidak tahu. Yang jelas setiap raja harus mempelajari itu bagaikan sebuah pengetahuan wajib.
Dan sekarang, Orion sudah mengerti hal itu.
Kesimpulan yang Orion dapat tentang Riku adalah, Riku berasal dari dunia yang terkait dengan dunia yang Orion tempati sekarang ini.
Tapi, masih menjadi pertanyaan, bagaimana Riku bisa berada di sini dan kenapa Erin bisa menghilang.
Seolah-olah, Riku datang untuk menempati posisi-
"Kenapa anda melamun?" tanya Riku yang mendapati Orion melamun daritadi.
"...tidak.." Orion kembali berjalan dan Riku mengikutinya.
"Apakah ini tempat tinggalmu?" tanya Riku sambil melihat suasana sekitar. Perabot, dan arsitektur tempat ini sangat mewah.
"Iya."
"Kau pasti sangat kaya."
".... begitulah," Orion mengambil jeda. "Hei."
"Ya?"
"Kau tahu sekarang berada di mana?"
Riku memutar bola matanya lalu mengangkat bahu. "Tidak, aku tidak tahu. Kalau boleh jujur, ini seperti bukan di Jepang. Aku merasa berada di sebuah tempat asing yang tidak aku kenali."
"Hmmm," Orion hanya merespon dengan gumaman. Dalam otaknya sedang memikirkan kata "Jepang" yang keluar dari mulut Riku.
Tokyo, Jepang, dua kata yang baru pertama kali Orion dengar. Mungkin tebakan Orion memang benar.
Hanya saja, Orion masih belum bisa menebak fakta lain tentang-
"Ano... aku akan dibawa kemana?" lagi-lagi suara Riku mengacaukan pemikirannya.
Sudahlah wajahnya mirip, suaranya mirip, anak ini dan si Erin sama-sama senang mengangguku, ucap Orion dalam hati. Tapi, anehnya Orion tidak bisa mengeluarkan amarahnya pada Riku.
Seolah-olah, hal yang Riku lakukan itu adalah sifat polos yang memang datang dari Riku itu sendiri. Beda jauh dengan Erin yang memang senang menjahilinya.
Orion menghela. "Kita akan ke perpustakaan."
///
Maaf sudah lama menunggu 2 bulan terhadap work ini.
Aya tidak percaya banyak dari pembaca yang bertanya-tanya tentang kelanjutan work ini. "Kapan update kak?" atau "Ff ini lanjut gak?" dan lain sebagainya
Jujur saja, Aya senang kalian nanya. Itu tandanya work ini menimbulkan rasa penasaran. Itu tandanya work ini lumayan worth it. Padahal work ini masih satu chap, tapi kalian rela nyimpen di perpus/list bacaan seolah yakin adanya kepastian dari sini//jia elah. Aya terhura banget.
Work ini kurasa agak cerdas jalan ceritanya, jadi ini menimbulkan kesulitan untuk diriku yang senang menulis cerita kebodohan-penistaan yang tidak berfaedah (baca: AnG)
Saking kerennya ini work, AnG yang udah gede aja, gak ada yang nanyain wkkw berarti work cerdas yang masih sedikit isinya bisa menang dari work nista yang sudah gede hahah.
Yah, inti dari kebacotan ini adalah Aya akan berusaha keras untuk meneruskan 3 work Aya baik SoS, AnG, dan MHS (singkatan work malah kayak singkatan gelar)
Btw MHS juga dinotis ya! Kasian sepi 😂
Sayang kalian
-Aya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro