[2] Two Ghosts
"I’ll send Ser Rodrick to watch over the boys, ‘cause tomorrow you’ll ride south to Stormlands.”
Catelyn Stark menatap nanar putra sulungnya.
“No.”
Dua manusia yang mengisi ruang tenda menengok bersama-sama, tampak perempuan yang tempo hari Robb temui berdiri tak jauh dari mereka.
“Robb, dia siapa?”
Si laki-laki berdiri, “Diam disitu.”
Alia mengerutkan dahi, buru-buru memberi penjelasan atas tujuannya mengatakan hal tadi. “Theon tak bisa kau percayai.”
“Berbicara apa kau ini.”
“Ayahnya Theon masih menaruh benci.”
“Darimana kau tahu semua itu?”
Sebelum Alia membuka mulut, sebilah pisau tajam menggelitik leher pucat. Membuat perempuan itu tegang sekejap, namun berakhir menaikan sebelah alis dengan tatapan ironis.
“Seorang mata-mata? Robb?” Suara laki-laki yang Alia sepenuhnya ketahui mengguruh pada gendang telinga tiap manusia yang berdiri di sana. Posturnya sepantar dengan si perempuan, sedikit lebih kurus dari Robb sendiri.
Theon Greyjoy berdiri di balik Alia.
“A knife?” Alia memasang senyum yang entah kenapa serasa tak asing pada memori Robb.
“A motherfucking knife.”
Tak lama, pisau itu terlempar—genggaman yang terbuat dari kayu lepas dari pegangan si laki-laki bau. Dengan cepat, pisau itu menancap tepat di samping kaki si anak sulung.
“Kau—“
“Go away.”
Ini yang Robb tidak ketahui. Banyak hal mengejutkan datang dari si figur perempuan, selain pertunjukan kecil yang melibatkan pisau barusan— suara perintah dikeluarkan terdengar ditemani suara asing cukup berat. Bukan hanya pita suara Alia yang digunakan, ada milik entitas lain.
Lantas dengan tidak elitnya Theon bergerak seperti orang kerasukan, pemuda itu buru-buru berbalik badan dan semakin jauh figurnya berjalan.
Alia masih bergeming.
Dengan netra yang sulit dibaca, segala hal tentang perempuan ini terasa asing. Bagi Robb dan Catelyn, kebingungan menyapa kepala diikuti resah menegur hati. Lagi-lagi melempar tanya, siapa perempuan ini?
“Kau ... penyihir?”
“Bukan.” Alia menghela nafas berat, rambut hitamnya digerai panjang dengan ujung sedikit ikal—menggelitik lengan atas tanpa menggunakan pelbagai hiasan.
“Just trust your mother, in this case.” Alia menatap Robb lamat-lamat.
Netra perempuan itu beralih pada Catelyn, “Dan, jangan naif.”
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro