Hari ini adalah hari kencan musim dingin keduamu dengan Hanaru. Namun, gadis itu entah mengapa terlihat lebih kesal dari biasanya. Kau yang yakin bahwa Hanaru akan memberitahukan sendiri alasannya padamu di tengah kencan kalian nanti akhirnya pura-pura tidak menyadari apapun sepanjang kencan.

Namun, semakin lama kau pun semakin menyadari bahwa gadis itu tidak memiliki masalah apa pun dengan dirimu, melainkan dengan sarung tangan yang saat ini kau kenakan. "Hanaru, ada apa dengan sarung tanganku?"

Hanaru yang tepergok menatap terus-terusan, tersentak kecil sebelum membuang muka menghindari tatapanmu. "A-anu, sa-sarung tangan yang kau kenakan sekarang tampak tidak cocok denganmu."

Kau membelalakkan mata. Apa benar hanya karena hal seremeh itu? Hanaru yang kau tahu tidak akan mempermasalahkan hal-hal kecil seperti bagus atau tidaknya sarung tangan yang kau kenakan saat ini.

Belum sempat kau bertanya mengenai perilaku aneh gadis di hadapanmu, Hanaru mengeluarkan sepasang sarung tangan dari saku jaketnya. Kau menghela napas langsung mengerti.

"I-ini, pakai yang ini saja. Lebih cocok denganmu dan lebih hangat dipakai, karena ini buatanku sendiri ...." Meski gadis itu bergumam mengenai alasannya, kau tetap dapat mendengar segalanya dengan jelas.

Kau tertawa kecil hingga rona wajah Hanaru semakin sewarna dengan rambut dan mata gadis itu. "Jangan tertawa!"

"Baik, baik, maafkan aku. Terima kasih banyak, aku sangat suka hadiahnya."

Hanaru yang tadinya hendak protes kembali bungkam. Lalu sebelah tangannya dia ulurkan kepadamu dengan ragu. "Ka-karena sarung tangannya sudah samaan, tidak masalah kalau kita berdua berpegangan tangan sekarang, 'kan?"