Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Arc 17 : Pihak Yang Melakukan Pengkhianatan

W Author POV W






Tap.. Tap...

Aroki dan Rylan berlari menyusuri lorong rahasia milik markas Diga yang berupa terowongan bawah tanah, namun lebih kecil. Aroki mengikat Riza dibelakang punggungnya dengan besi hitam milik Kode Nama-- Black Steel Parcitel. Rylan ada di depan bertugas sebagai penunjuk jalan, dimatanya ada kacamata warna yang terhubung langsung dengan komputer utama Diga, komputer yang memantau segalanya.

"Di depan ada belokan. Kita belok kiri.!" cetus Rylan memberitahu.

Jush..

Lubang hitam tercipta dipertigaan sebelah kiri menampakkan sebuah kaki.

"!" Rylan mengeluarkan pistolnya dam menembak sebuah katana yang muncul dari pertigaan.

Tring.!

Via terdorong ke belakang sedikit terkejut melihat intuisi Rylan. Rylan mengundurkan tangan dan menendang lurus ke depan muka Via.

Skills : Invisible Hack

Wush!

"??"

Tendangan Rylan hanya menembus badan Via yang jadi transparan. Via menyusup ke bawah kiri Rylan dan menghunuskan pedang yang kembali dari ke-transparanan.

Katana itu tertahan oleh perisai baja hitam milik Aroki yang tiba-tiba hadir. Via kembali jadi transparan saat Rylan melakukan serangan balik. Via masuk ke dalam tembok dan muncul kembali dibelakang ketiganya(Riza juga ada).

"Gagal. Aku tidak menyangka ini terjadi.." gumam Via mendesah berat.

Sosok pria hadir disampingnya, ekspresi Aroki dan Rylan tetap datar walau mereka tahu jika pria itu sangat terkenal di Wattpad Paralel.

"Maaf, Shaker..aku gagal." kata Via melapor(?).

"Kau sudah bekerja dengan keras. Berkat kekuatanmu aku dapat sampai langsung ke sini. Tidak usah dipikirkan. Dan aku lihat kau berhasil lolos dari Kepala Penjaga Keamanan HELL." balas Shaker.

Via menggidikkan bahunya. "Kau bosnya.."

"Sekarang... Bisa kalian serahkan Riza.?" pinta Shaker.

"Aku lebih baik mati.." jawab Rylan cepat. Ia mengambil kapsul dengan dua warna, putih serta biru.

"Kapsul itu?" bingung Via. "Siapkan dirimu, Via. Itu bukan kapsul biasa.." peringatkan Shaker. "Itu Awaken Capsule!"

"Benda apa itu?"

"Kapsul yang dapat membangkitkan kekuatan terpendam seseorang.."

"Itu gawat, bukan?" gelagat Via mulai panik.

"Ya... Andai dia memakannya."

Shaker menggenggam tangannya sendiri dan kapsul hilang dari tangan Rylan.

"Beruntung aku 'memperlajari' Kode Nama Hako.." gumam Shaker yang baru saja mengambil kapsul. Shaker membuka telapak tangannya dan... Kosong.

"Maaf..aku pinjam sebentar."

"Tidak masalah.."

Shaker melirik ke Aroki yang memiliki kapsul Rylan. Dan memakannya.

"Shaker, aku bakal yang--?"

Dar!

Via di dorong Aroki membentur tembok terowongan hanya dengan tangannya, Rylan entah sejak kapan menggendong Riza(lagi).

Cras.!

Duri-duri hitam menusuk-nusuk dinding tak terlihat Shaker dan menggores wajah tampannya.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Shaker masih tenang. Pengalamannya bertarung dengan Allyn sudah memberinya pelajaran bahwa... Ada yang lebih kuat dari dirinya.






W SKIP POV W






Bounch!

Tongkat besi Civie kembali memantul di udara, memukul-mukul tombak petir yang terkirim kepadanya.

"Faith, aku tidak sanggup lagi.." beritahu Civie.

"Tahanlah sebentar.." balas Faith dingin. Faith muncul disela lengan Civie, tangannya mensejajarkan pistol yang membidik Dicky dikurungan petir.

"Headshot Gun akan selalu mengenai targetnya.." batin Faith.

Dor!

Faith menembak bersamaan dengan Poker yang menerjang Dicky. Poker menghilangkan kurungan, peluru Faith naik mengarah ke wajah, Dicky memiringkan kepalanya berhasil menghindari--- peluru itu berbalik arah setelah Dicky menghindar.

"......."

Terjadi jeda waktu. Dicky menyeringai lebar, arah peluru tergesek dan melewatinya saja. Peluru itu melesat menembus badan Poker dan melukai tangan Faith yang memegang Headshot Gun.

"Argh.!"

"Faith!"

"Hei, jangan hilang konsentrasi..!" bentak Poker.

Dicky melompat ke depan Poker, telapak kanannya diselimuti petir emas kehitaman.

"Gawa--!"

Blzz.!!

Dicky menyambar badan Poker dan tombak petir lewat dari tubuhnya, menyerang Civie dan Faith yang sudah kehilangan konsentrasi.

Blaarr.!?

Ledakan petir menyambar ketiganya dari atas langit-langit. Asap hitam menyelimuti mereka, ketiganya jatuh tak sadarkan diri.

"Kalian tidak bisa mengalahkan dewa.." kata Dicky.


















































Dasar sombong!

Syuut!

"!?"

Dicky menahan tembakan biru yang tiba-tiba datang kepadanya, tembakan itu dirubah Dicky menjadi tombak petir lalu melemparnya kembali ke asal(?).

Tebasan pedang membelah tombak itu dan lantai jadi terpotong dua.

Raka mendarat di tempat dengan Awakening Mode miliknya.

"Ho~ada pendatang baru." kaget Dicky. "Apa yang dilakukan OMEGA disini?!"

Raka mengibaskan pedang biru yang terbuat dari aura itu. "Padahal aku ada misi disini, siapa menyangka aku bertemu dengan orang yang merepotkan.."

"Memangnya apa yang kau harapkan.?"

"Ketuamu.?"

Dicky tiba-tiba tertawa. "Lupakan saja. Kau bukan tandingannya.." sindir Dicky.

"Kita tidak akan tahu sebelum mencoba.." Raka memasang kuda-kuda.

"Kalau begitu langkahi dulu mayatku.." dengan seringaian Dicky, pertarungan dimulai.






W Allyn vs William POV W






Cut!

Allyn mengibaskan jarinya membentuk gunting, setengah badan William terpotong tapi itu tidak membunuhnya. Bagian yang terpotong kembali seperti sediakala dikumpulkan jadi satu dari bola-bola ungu kehitaman.

"Ini merepotkan." decih Allyn. "Aku sangat yakin Diga menanamkan Dark Soul ke jiwamu, William."

" ...... " William tidak membalas perkataan Allyn. Sebuah longsword hitam bercak ungu keluar dari dadanya, William menggenggam pedang itu dengan satu tangan kiri sedangkan tangan kanannya membentuk perisai.

"Kau ingin beradu.? " pedang Red Knight merubah penampilan Allyn menjadi ksatria berzirah putih dengan cat merah.

"....."

"....."

Dash..

Keduanya melesat ke lawan mereka mengayunkan tebasan berat dan ringan. Terpaan angin kuat menghantam lingkaran tempat mereka beradu pedang. Allyn yang menyerang cepat dan William yang hanya dapat bertahan.

Trang.. Trang. Tring..

Allyn terus mengayunkan pedangnya menghantam perisai Wiliam, lawannya juga sesekali menusuk balik dengan longsword tapi dihindari dengan mudah.

Black Hole

Di satu kesempatan William menusuk armor Allyn dengan kuat mendorongnya ke lubang hitam yang ia ciptakan. Allyn hanya membiarkan dirinya terhisap ke dalam sana, sebelum itu Allyn melempar angka 1 keluar dari lubang hitam. Lubang hitam menutup dan angka 1 bersinar tepat dibelakang punggung William.

Jrassh..!

Tebasan kasar melukai bagian belakang William dimana pedang Red Knight menyerangnya disaat sama Allyn muncul dari cahaya itu.

Allyn menyebarkan banyak angka 3 dibadan William, angka itu meledak hebat. Dan Allyn melanjutkan serangannya mendorong pedangnya menembus jantung William, dan asap hitam muncul ditubuh William.

"Kembalilah tidur sana, dasar mayat hidup.." bisik Allyn sambil mencabut pedangnya.

Sosok William tertiup angin saat dirinya menjadi kumpulan asap hitam, Allyn kembali ke mode normal yaitu kemeja putih dan setelan hitam.

"......." Allyn diam menatap tembok mulus. "Siapapun yang bersembunyi dibalik tembok aku harap kau keluar sebelum kesabaranku habis." lanjutnya menatap dingin tembok.

"Hehe. Kau memang hebat, Allyn.."

Tembok itu jadi background kabut ungu kehitaman dan menampakkan Azalea yang mengenakan topeng Cry.

"Siapa orang ini?" pikir Allyn.

"Haa~sudah lama aku ingin bertemu denganmu, Allyn. Sayangnya aku ada misi disini.." kata Azalea agak merona, kesenangan setelah sekian lama tak bertemu.

"Siapa kau? Aku tidak mengenalmu.!"

"Kejam sekali. Ini aku lo, kakakmu, Azalea~!"

"Hah?" Allyn naik pitam. "Jangan ngaku-ngaku kakakku!" marahnya.

Azalea jadi sweatdrop. "Ini anak kenapa? Dia tidak bodoh selama aku pergi'kan?"

"Azalea tidak mungkin bertingkah konyol apalagi mengenakan topeng aneh itu. Itu tidak coolest!"

"Hoi~hoi, aku berkata jujur lo.."

"Kalau begitu lepaskan topeng itu.."

"Tidak mau.." Azalea membuang muka sambil melipat kedua tangannya.

"Grrr. Kau membuatku kesal!" Allyn melempar angka 1 disamping kiri Azalea seketika dirinya sudah ada disana seraya menghunuskan pedang Red Knight.

Tring!

Cutlass Azalea dengan sigap menangkis tusukan Allyn. Azalea menyingkirkan pedang itu ke samping dan menyebarkan kabutnya.

Melodi Kegelapan : Kabut Abadi Pelahap

Kabut ungu kehitaman memerangkap Allyn di dalam. Allyn sempat melepaskan angka 3 dan meledakkan bagian depan Azaela. Waktu berhenti saat Allyn mengaktifkan kekuatannya, Allyn berjalan ke arah ledakan yang membuat celah kabur dari kabut, jari Allyn membentuk gunting dan memotong dimensi di depannya.

Slash? Prk!

Potongan dimensi Allyn dilahap tebasan cutlass yang diselimuti kabut oleh Azalea.

Allyn men-klik lidahnya, angka 1 sudah ada dibelakang Azalea entah sejak kapan. Allyn menjadi cahaya dan berpindah ke sana.

Melodi Kegelapan : Aliran Kehampaan

Azalea menebas ke tempat Allyn berada tadi, di dimensi waktu Allyn terkunci oleh tangan-tangan kegelapan yang berasal dari cutlass Azalea.

Kode Nama-mu tidak diuntungkan melawan kekuatanku, adikku yang manis.

Allyn tertarik dari dimensi waktu ke dunia nyata. Dirinya kini dililit oleh kabut Azalea.

"Lepaskan aku.!" teriak Allyn marah-marah.

Azalea mendekati Allyn. "Aku terkejut melihat perubahanmu, adikku. Apa yang terjadi saat aku tidak ada.?"

"Kau bukan kakakku. Kakakku bukanlah orang narsis sepertimu! "

Jleb!

Panah imajiner menusuk dada Azalea.

"A-Allyn, itu kata yang m-menyakitkan, kau tahu."

"Dasar narsis. Aneh. Tidak normal!"

Jleb. Jlleb.. Jleb!

Retak sudah harga diri Azalea.






W Aroki vs Shaker POV W






Terowongan jalur rahasia melarikan diri Riza telah berubah menjadi medan pertempuran saat Shaker merubahnya jadi arena pertarungan. Medan itu menjadi lebih luas setelah dirubah menggunakan Reality Create, dan beberapa serangan besar dari kedua orang yang berdiri tegap ditengah arena.

"Kau orang ketiga yang berhasil bertahan melawan Almighty 'kondisi sempurna', aku ucapkan selamat.."

"..... " Aroki kembali hanya diam mendengar basa basi Shaker. Tetap tenang seperti biasa.

Aroki mengangkat benda-benda hitam kecil disekitarnya dan dilemparnya ke Shaker, perisai tak kasat mata Shaker kembali menahannya kali ini perisai itu berubah jadi hitam. Aroki merubah perisai lawannya jadi tombak hitam yang menusuk Shaker, Kode Nama Dodge diaktifkan, Shaker menghindari tusukan tombak dengan mudah.

Dari tangannya terlepas gelombang kejut yang meratakan tanah sampai ke tempat Aroki, terhenti.

"Orang itu hampir sama seperti tuan Diga tapi berbeda.." pikir Rylan. Dia tidak bisa apa-apa karena sebuah dinding menghalangi jalur kaburnya.

Rylan kembali memperhatikan pertarungan. "Sudah 15 menit saat orang ini menggunakan Awaken Capsule, hanya tersisa 5 menit lagi.."

Alasan kenapa Aroki dapat bertahan melawan Shaker itu karena Awaken Capsule. Dan dia tidak memiliki banyak waktu lagi.

"!?"

Aroki mengumpulkan semua partikel baja hitam yang tercerai berai akibat serangan asalnya, menjadikannya sebuah bola magnet hitam.

Black Art : Magnetic Energy Ball

Bola itu melesat sangat cepat menghantam pelindung Shaker.

Almighty's Shield

Bola magnet itu tertahan oleh pelindung emas bermotif sayap. Shaker menggunakan Bounch dan memantulkannya balik ke Aroki.

Aroki hanya diam dan bola magnet hitam itu melewati dirinya dan Rylan cepat. Bola itu meretakkan dinding Shaker dan memecahkannya.

Waktu 5 menit sudah berakhir.

"Dengan ini tugasku sudah selesai.." bisik Aroki terdengar.

"Kau. Jangan-jangan ini semua?!"

"Pergilah dan bawa Riza pergi. Cepat!" titah Aroki ke Rylan.

Rylan pergi tanpa protes satu kata pun.

Shaker menyerangnya dengan gelombang kejut tapi dihentikan oleh partikel hitam Aroki.

"Gawat. Andai saja orang ini tidak ada.." batin Shaker.

Shaker mendesah. "Selamat.." serunya. "Berkatmu Awakening Mode-ku tidak berkarat."

!!!!!

Medan digetarkan oleh tekanan aura Shaker, sontak saja membuat Aroki dan Rylan jatuh berlutut.

Awakening Mode--

"--Hei kak!"

"!!"

Jump!

Riisycho melompat melewati Shaker, mengarah ke Riza. "Maaf aku terlambat!"

Riisycho membakar kedua tangannya, menyerang Riza serta Rylan dikurungan api.

"A-argh.." Rylan hangus terbakar akibatnya, Riza terlihat jauh ada dibelakang tidak ada luka bakar satu pun di dirinya.

"Aku terkejut melihatmu dapat melindungi Riza.. " Riisycho berjalan melewati badan Rylan yang hangus. "Tapi semua itu sia-sia karena aku akan tetap membakarnya!" seringai kejinya di depan Riza(yang pingsan).

"Jangan terlalu berlebihan, Rii. Kita masih membutuhkan Riza.." ingatkan Shaker.

"Kakak tenang saja. Aku akan 'berhati-hati'.." Riisycho menyalakan kobaran api bersuhu tinggi.

Aroki mencoba bergerak tapi Shaker memunculkan rantai merah darah untuk menahannya.

"M-maaf, t-tuan.." bisik Rylan masih sadar.

"Lama tak berjumpa, Riza.!"

BURN!

Riisycho membakar Riza di dalam api merah darah.

"Hahahaha. Akhirnya aku ber--?!"

Bruash!!

Api Riisycho tiba-tiba lenyap dilahap kabut ungu kehitaman.

Melodi Kegelapan : Kabut Abadi Pelahap

Time Zone : Double Cut!

"Ap--??" Riisycho dilahap kabut ungu hitam dan terpental keluar penuh darah dengan luka sayatan disekujur badannya.

"Rii! Kalian berdua!?" tatap tajam Shaker.

Ditempat Riza ada Allyn serta Azalea yang baru saja melepaskan topeng Cry.

"Dasar kakak bodoh. Kenapa kau berakting aneh seperti tadi? Itu menyebalkan.." geram Allyn sambil merona.

"Maaf~~maaf~aku hanya ingin mencairkan suasana.." kata Azalea tersenyum lima jari.

"Hu-uh.."

"Azalea. Kenapa kau mengkhianatiku? Bukankah kau sudah bersumpah mengabdi kepadaku.."

"Maaf yang mulia tapi diperjanjikan kita tidak ada kontrak aku 'mesti' membunuh Allyn.." Azalea menepuk bagian rambut atas Allyn. "Terlebih lagi dia adalah adikku yang sangat kusayangi,"

Allyn merona saat Azalea mengatakan itu.

"Kau seharusnya tahu konsekuensinya karena mengkhianatiku... Kau akan mati!"

"Tapi aku tidak mati. Anda tahu kenapa.?"

"......"

"... Itu karena aku menghapus 'sumpah' yang tertanam pada tubuh Aza.."

Tap.. Tap...

Bayangan hitam hadir ditengah-tengah Allyn dan Azalea. Dia adalah Diga.

"T-tuan.?"

"Kau bekerja dengan bagus, Rylan. Beristirahatlah.."

"Diga... Kenapa kau masih hidup?" tanya Shaker kesal.

"Tadinya aku hampir mati tapi Aza menyelamatkanku.." liriknya ke Azalea. "Dan juga Shaker, aku dan Aza memiliki kontrak,"

"Apa maksud kalian?"

"Kami bekerja sama untuk melindungi Riza. Yang awalnya adalah menjebakmu ke markasku.."

"Tapi siapa sangka jika Allyn juga terseret. Maka dari itu kami merubah rencananya.." sambung Azalea melirik Allyn yang terlihat menggembungkan sebelah pipinya.

"Aku masih tidak mengerti. Kenapa kau mengkhianatiku? Kau tidak ada alasan untuk melakukannya.." geram Shaker.

"Itu tidak sepenuhnya benar. Memang benar aku tidak pantas dipanggil 'kakak' setelah meninggalkan adiknya, tapi apa salahnya menyelamatkan seorang adik. Aku lebih suka dipanggil siscon daripada adikku terluka.."

"Azalea.."

"Satu hal lagi, yang mulia Shaker. Aku... Juga anggota Pedia!"

"Kau apa--!?" Shaker syok mendengar pernyataan Azalea. "Dia anggota Pedia? Itu... Tidak..mungkin."

"Diga, serahkan disini padaku kau bawa Author pergi.." bisik Azalea merasakan keanehan pada tekanan aura Shaker. Diga mengangguk dan kali ini Diga yang menggendong Riza semantara Rylan dibawa Aroki yang sudah bebas.

"Kau juga, adikku.."

"Tidak mau~~"

"Kau bisa mati.."

"Emangnya aku peduli. Aku akan mengalahkan Shaker lalu membunuh Riza.."

"Kau tidak boleh melakukannya.."

"Kalau begitu aku siksa saja.."

"Itu lebih parah.." sweatdrop Azalea.

"Haaah. Terserah kau saja aku tidak bisa melindungimu.."

"Aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku sudah besar.."

Azalea tersenyum mengingat masa lalu dimana dia juga pernah melakukan hal yang sama diwaktu mereka kecil, dimana mereka dikepung sekelompok preman lalu mereka berdua menghajarnya.

"Kau sudah besar, Allyn.."

"......."

Drrtt!

"Pedia? Dia?"

Drrtt!!

Garis-Garis hitam jatuh disekitar Shaker dan tekanan aura kekuatannya meningkat dratis mencapai batas.

"Akan aku bunuh semua yang berhubungan dengan Pedia!" kata Shaker dingin.

Awakening Mode : One of All

Diri Shaker dikelilingi sulur pelangi dan kedua matanya bercahaya.

Drusssh!

Kabut hitam meledak dibelakang Azalea saat dirinya mengaktifkan Awakening Form juga. Allyn sudah memunculkan jam besar dibelakangnya. Diwaktu yang tidak tepat Riisycho bangkit, darahnya terbakar jadi api merah dan menyelimuti dirinya.

Awakening Form

Medan bertambah lebih hancur dari sebelumya. Dan pertarungan antar adik dan kakak pun dimulai.



















































































Preview Next Arc

A : Malam all, kembali lagi di SPW ^

A : Ane ada pengumuman karena Arc 18 bentar lagi nongol setelah Arc terakhir dari Arc 17 up

A : Seperti yg kalian tahu di Arc selanjutnya ada pertarungan heboh--- TAPI STOP! STOPPP!!

A : Karena Arc depan bakal mundur ke beberapa bulan xD. Maksudnya masa lalu

A : Oh Well~intinya pertarungan di atas bakal ditunda selama satu Arc *maaf xD*

Riza : Dasar tak berperasaan -_#

A : Sampai jumpa di Arc terakhir 17, semuanya. Bye^^

allynscarleta, DigaRW, HeyRainShakers, RakaTrafagar

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro