Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Arc 17 : Pertemuan Yang Indah(mungkin?)

W Riza POV W






Ferrari Anggita melesat masuk ke dalam terowongan rahasia yang ada di salah satu jembatan besar masih di wilayah Staynight. Aku merasa kami seperti meluncur sangat cepat, terbawa arus.

"Apa Ini? Ini menyenangkan!"

"Aaaaah..!"

"Kalian berisik.!" marahku kepada dua kembaran yang duduk di kursi tengah.

""Eeeeh~??"" mereka membalasku dengan tatapan tak percaya.

"Biarkan saja nanti juga terbiasa.." apa Anggita baru saja menegurku? Bukan mereka berdua?

"Terbiasa?"

"Awalnya aku juga terganggu sama seperti Riza.."

"Anggita kejam~"

"Benarkah itu, Anggita?"

"Tidak. Aku cuma bercanda.." balas Anggita sambil tertawa. Dia pasti berbohong.

"Kita hampir sampai, kembalilah ke tempat duduk kalian.."

""Baik""

"Setelah giliran Anggita kalian nurut.." geramku.

"Anggita adalah yang tertua. Dia mesti harus dihormati.." kata si hitam.

"Lalu aku apa?"

"Kau cuma tamu kami.."

"Bukankah seharusnya kalian sopan pada tamu?!"

Anggita terkekeh sendiri. Sial aku lupa kami melakukan 'Lock On'. Mobil berhenti mantap di lantai kosong, aku dapat merasakan kami sedang naik lift. Ternyata lantai barusan adalah lift khusus transportasi dan barang bawaan.

Saat lift berhenti Anggita meminta kami untuk keluar. Tapi saat aku baru keluar..

"Hoawh??!" aku dikagetkan oleh seorang pemuda berambut merah dengan baju kasual.

"Hm~hm~anda terlihat berbeda dari 2 tahun yang lalu, Author.."

"A-apa aku mengenalmu?"

"Tidak sama sekali!" jawabnya penuh semangat.

Aku langsung facepalm.

"C-Civie, t-tidak sopan s-seperti itu.."

"Hm?"

Tidak lama kemudian aku juga melihat gadis berambut merah, pakaiannya kasual putih. Mereka kembar?

"Lama tak jumpa kalian berdua.." sapa Anggita kepada dua orang baru ini.

"N-nona Anggita.."

"Kami juga ada.!"

"Halo.."

Dan muncul duo kembar yang ada di dalam mobil.

"Apa Diga ada?"

"Ya, tuan sudah menunggu anda. Itulah kenapa kami ada disini.." jawab pemuda rambut merah, namanya Civie mungkin.

"T-tuan Diga sudah m-menunggu kalian.."

"Kau menghubunginya?" tanyaku ke Anggita tapi Anggita menggeleng tanda tidak.

"Lalu dia tahu darimana jika kami datang?"






W Before POV W

Beberapa menit yang lalu..

"Ini benar-benar sebuah kejutan. Bukan begitu, tuan?" tanya pria berkacamata ke Diga yang melihat Riza ada di kamera pengintai HELL.

"Benar sekali. Aku harus bagaimana jika Allyn tahu jika orang ini sekarang ada disini.." kata Diga dengan ekspresi kecut.

"Apa yang mesti kita lakukan?"

Diga mendesah. "Aku takut menggunakan Shaine untuk melindungi Riza dari Allyn. Lebih buruk dari itu mungkin William juga perlu.." desah Diga.

"Ini sepertinya buruk untuk, kesehatan anda, tuan. Apa perlu saya turun tangan.?" tawar si kacamata hitam.

"Tidak-tidak. Jika mereka tidak sanggup menghadapi Allyn masih ada 'mereka'.."

"Maksud anda nona Aoyuki dan Pedia's Soul?"

"Kau mengerti aku, Oliver. Riza adalah tamu disini, dan tugas kita adalah melayaninya.."

"Saya akan menjaga Rylan.."

"Bagus. Aku bisa membayangkan apa jadinya tuh anak bila ikut kumpul. Jadi runyam."

Kembali ke Riza. Riza dan regunya diantar lewat lorong yang super panjang, anehnya saat persimpangan Riza berpisah dengan yang lain.

"Gawat aku tersesat. Aku harus menghubungi Anggita nih." saat Riza ingin menghubungi Anggita, tanda hati di punggung tangannya menghilang. "Dari sekian waktu kenapa harus sekarang."

Lewat sini.

"?"

Riza dibisikkan oleh suara yang sangat lembut dan familiar? Riza tanpa sadar melewati lorong, bukannya ke tempat Diga Riza malah memasuki ruangan yang berbeda dari sebelumnya.

Taman.

Itulah kata yang ada dipikiran Riza saat melihat taman hutan yang berada di dalam terowongan rahasia. Pepohonan hijau membuat lingkungan sekitar menjadi nyata merasa berada di hutan tapi tidak. Ada sebuah air mancur yang diterangi cahaya bulan dan seorang perempuan bersurai biru duduk di sana. Ia perlahan memutar pandangan sampai bertemu dengan Riza.

"Perasaan apa ini? Aku..seperti..pernah bertemu dengannya. Kenapa hatiku sakit sekali?"

Perempuan itu mulai tersenyum. "Sangat lama. Sudah sangat lama aku menunggumu.."

"Aku??"

"Nii-sama..."






W Another POV W






Fanny mengenakan pakaiannya tanpa lama. Ia segera menyusul Riisycho yang telah duluan berpakaian. Fanny ke ruangan Shaker terlihat di sana dia duduk di singgasana, tangannya kembali tumbuh setelah pertarungan melawan Allyn. Tidak jauh di dekatnya ada Riisycho yang bersandar di samping tempat duduk Shaker.

"Aku akan merebut kembali Buku Kosong dari tangan pencuri itu.."

"Aku'kan sudah bilang kombinasi Time dan Chaos itu adalah lawan alamimu, kakak. Biar aku yang melawan Allyn, akan kupastikan dia kalah ditangan ini. Aku juga punya dendam pribadi terhadapnya.."

"Melawan Allyn? Kau serius??"

"Aku tidak berencana untuk kalah.."

"Menurutmu bagaimana, Fanny? Apa Riisycho dapat mengalahkan pencuri itu?" tanya Shaker.

"30%.."

"Cuma segitu? Kau benar-benar pelit, Fanny.." seringai Riisycho. "Aku sudah mempertimbangkan semuanya. Kekuatan Allyn berada ditingkat no. 1 Tombak Kemenangan OMEGA--kakaknya sendiri. Memang benar kau adalah adik Raja tapi kau bukan Raja!"

"Ho o~kau berani sekali. Apa kau masih marah karena aku merendahkanmu, Fanny." urat-urat nadi Riisycho mulai keluar.

"Kenyataannya begitu. Aku masih tidak menerimamu!"

Tap!

Riisycho hadir dihadapan Fanny dan tidak ada tanda ketakutan sama sekali di wajah.

"Aku suka saat kau berani melawanku, kau tahu itu.."

"Hentikan, Rii. Aku tidak akan membiarkan kau 'merusak' masa depan OMEGA. Fanny sangat berharga setelah aku, kau dan Buku Kosong karena dialah yang akan menjadi Wadah.!"

"Tcih! Kakak terlalu memanjakannya.."

"Seharusnya aku yang bilang begitu. Untuk pasangan yang ingin menikah kalian tidak semestinya bertengkar.."

"" ...... ""

"Panggil One, bawa dia bersama kita.." titah Shaker ke Riisycho. Adik Shaker ini sedikit menunjukkan keterkejutannya.

"Akhirnya kakak mau menggunakan orang itu?"

"Kau yang lebih tahu dariku, Rii. Jika One... Lebih hebat dari kita berdua!"






W Normal POV W






Riza masih berdiri di taman itu, bersama si perempuan yang tersenyum untuknya.

"Nii? Bukankah itu panggilan 'kakak' dalam bahasa Jepang. Kenapa dia memanggilku seperti itu ditambah 'sama'??"

"Anoo... Kau memanggilku?"

Ia masih tersenyum tapi kemudian menggeleng. "Aku cuma bicara sendiri tadi.."

"Benarkah?"

"Apa kau tidak lelah berdiri di sana... Riza-sama?"

"H-hahaha. Entahlah aku merasa tidak lelah mungkin karena hutan ini.?"

"Dia tahu namaku?"

"Akhirnya aku menemukanmu!"

"Heh?"

Riza berbalik dan mendapati seorang perempuan berambut pirang dengan seragam hitam.

"Siapa?"

Perempuan itu.menyeringai. "Panggil saja aku... Shaine."






W Other POV W






Diga tengah mencari keberadaan Riza menggunakan cctv yang sudah di pasang diseluruh markas, termasuk kamarnya sendiri.

"Aku tidak bisa menemukan Riza.."

Lalu Diga menemukan cctv yang memantau taman hutan. "Shaine.?"

Kreet...

Pintu ruangan dibuka oleh perempuan berambut pirang.

"Allyn?"










































"Ini saya, Shaine. Kenapa anda tidak bisa mengenali anak buah anda sendiri, tuan? Jadi? Kenapa anda memanggil saya?"

"........."

Diga seketika menjadi pucat. Ia dengan cepat kembali ke monitor. "Jika Shaine ada disini. Lalu di sana--?!"






W Riza POV W






"S-Shaine.?"

"Hm~"

"Entah kenapa aku merasa di tipu.."

"......"

"?"

Mata itu? Senyumannya? Siapa perempuan ini?

"Riza, hati-hatilah aku merasakan hal berbahaya darinya. Riza! Hei Riza!"

Aku seperti pernah bertemu dengannya.

Jzzztj!!

"!"

Kepalaku tiba-tiba saja seperti habis di aliri listrik. Buram tapi nyata, perempuan ini dia tidak tersenyum. Dia menyeringai kepadaku.

Dia...









































Allyn?









































Preview Next Arc

A : Malam all, ane up SPW lo~~

A : Padahal tadi mau up IKSAN tapi terkendala karena ada masalah dan juga gk jadi up QUEMA sama cerita baru lainnya.

Riza : Kau banyak alasan ##--

Allyn : Iya nih. Padahal udah seru'serunya.  Eh? Malah selesai *geram sendiri*

Riisycho : Tunggu aku. Aku akn datang juga *ikut nimbrung*

Aoyuki : Cuma dapat sedikit dialog doang

Aroki : *cuma diam*

A : Di next selanjutnya ada Allyn yang akan menyerang. So sampai jumpa di next arc

Fanny : Bye'-'

anggita157, DigaRW, TioFanny18, & allynscarleta

RiiSycho

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro