Arc 17 : Pertempuran Bawah Tanah
W Author POV W
Dikcy berdiri kokoh di tempatnya, dinding runtuh dan menjadi tempat berpijak untuknya. Dibawah ada Poker serta sepasang adik-kakak menghadang atau lebih tepatnya mencoba bertarung melawan.
"Bagaimana kalau kita menaikkan tingkat kesulitannya.?" Dicky menciptakan tombak petir berukuran super besar saat tangan kanannya terangkat.
Poker berdecih.
Tombak Dewa : Tombak Petir Penghukum
Jush.!!
Bounch!
Tombak petir Dicky terpental keluar dari arena saat Civie memukulnya menggunakan Senjata Kode Nama berupa tongkat besi. Serangan Dikcy menghasilkan ledakan yang mampu membuat lubang super besar di tembok.
"Hehe. Serangan lambat seperti itu mudah dilawan.." kekeh Civie.
"Ho? Ini akan menyenangkan.."
Sesosok bayangan menusukkan pisaunya dari belakang, Dicky menarik tubuhnya ke kanan dan melompat mundur saat sayatan pisau memutar ke arahnya. Faith mengangkat pistol ditangan kiri dan menembakkannya, namun petir Dicky menangkis peluru timah itu seakan tidak ada apa-apanya.
"Kau juga lum--?!" Dikcy terkejut melihat Faith bergerak sangat cepat sampai-sampai menghasilkan bayangan semu. Faith melesat dan kembali menusuk, Dicky refleks menangkap tangan yang memegang pisau itu dan berhasil.
Civie tiba-tiba melompat dari belakang Dicky, ia mengayunkan tongkat besinya. Dicky mengelak setelah melepaskan tangan Faith agar dapat menghindar.
Tung.!
"Apa??" batin Dicky kaget.
Tongkat besi Civie terpantul ke arahnya setelah memukul ke tanah. Dicky dengan panik menggerakkan kepalanya dan berhasil menghindari hantaman tongkat yang dapat menggores kulit itu.
Tung!?
"!" Dicky kembali terkejut kali ini ia tidak bisa menghindar. Tongkat besi Civie kembali terpantul setelah memukul ruang kosong, tongkat itu memukul kuat kepala Dicky sampai dia memuntahkan sedikit darah.
Kedua adik-kakak itu segera melompat menjauh dari Dicky, bersamaan dengan itu bebatuan mengunci Dicky.
"Apa yang??"
Poker berlari dari depan, tangan kirinya diselimuti angin dan beberapa percik listrik.
Tinju Setrum
Bzzt!!
Dicky tersetrum oleh sisa-sisa petirnya. Poker meninju tepat di muka, tinju itu membuat Dicky terlempar dari tempatnya karena hempasan angin yang kuat.
Dicky menghantam lantai kasar tanpa ada kesadaran.
"Puas rasanya meninju wajah orang gak jelas ini.." ungkap Poker.
"Kau hebat juga, Poker.." puji Civie meletakkan tongkat dibahu.
"K-kita menang'kan.?" gugup Faith kembali ke dirinya yang asli.
"Ya. Saat memukul aku menetralkan kekuatan mentalnya. Dia tidak akan sadar dalam waktu lama.." terangkan Poker.
Tapi Dicky berdiri seperti orang yang kesurupan.
"Ya... Itu andai dia tidak memiliki kepribadian ganda." guman Poker tersenyum masam.
"Hehe... Kalian benar-benar menunjukkannya, kurasa saatnya serius." tekanan aura milik Dicky naik dratis melebihi ketiganya.
Tiga tombak petir tercipta di depan Dicky dan melesat ke ketiganya.
Dinding Penetral
Prank!
Ketiga tombak Dicky pecah jadi titik cahaya setelah ditahan oleh dinding angin Poker.
Awakening Mode : Lightning God
Seluruh badan Dicky diselimuti kumpulan petir layaknya armor.
"Semoga kalian dapat bertahan.." seringai Dicky menyeramkan.
Seluruh ruangan itu dikelilingi tombak petir emas kehitaman.
W Allyn vs Shaine POV W
Trnag..
Allyn dan Shaine masih di kamar(rusak), beradu pedang. Pergerakan mereka diluar dari kata normal, hampir seperti kucing hitam yang berlari di malam jum'at. Menyeramkan.
Allyn menciptakan tebasan merah ke Shaine, Shaine berpindah ke belakang Allyn berkat Senjata Kode Nama-nya, Allyn menarik pedang putihnya serta mengangkat pedang itu menghadap ke belakang menahan tebasan horizontal yang mengincar leher. Percikan bertebaran saat keduanya kembali beradu pedang dan melancarkan serangan balasan.
Allyn menginjak lantai dan terciptalah gelombang angin yang memukul mundur Shaine. Pedang Allyn tancapkan ke lantai dari balik pedang menyambar halilintar merah, pistol yang disediakan Shaine terlepas dari tangannya.
Tap!?
Lantai yang Shaine pijak menyala terang, angka 3 bersinar dibawah kakinya.
"Meledaklah!"
DHUAR!
Shaine meledak ditempatnya. Allyn melepas Red Knight dan melesat ke kiri asap hitam, dimana Shaine keluar. Shaine nampak terkejut melihat kedatangan Allyn. Angka 4 dan 5 masuk ke tangan yang Allyn gempal, kobaran api tercipta disana.
"Hyaa!"
Brugh?!
"Argh?!" Shaine terkena pukulan membara di perutnya, Allyn mementalkan Shaine menghantam tembok.
"Pikirkan lagi jika kau mau melawan Pengguna Kekuatan dengan Senjata Kode Nama.." nasehat Allyn ke Shaine yang tidak bisa bergerak lagi.
Allyn mendekat bersama angka 7, laser tertembak ke tempat Shaine dan mengenainya.
Dar...
Asap hitam berkumpul ditempat Shaine.
"?"
Pedang Allyn melayang setelah ia memintanya, Allyn memotong cepat bola kegelapan yang tertembak ke arahnya. Sesosok pria berjubah dan bertopeng X berdiri di hadapan Shaine.
"W-William--" Shaine jatuh pingsan setelahnya.
"Pendatang baru.." senyum Allyn lembali semangat. "Baiklah. Aku akan bertarung dengan kalian sebelum ke tempat Riza," seringainya.
W Other POV W
Di sisi lain dinding es, hanya Marina tersisa Shiina telah berhasil dikalahkan oleh Anggita dan dibekukannya di penjara es hijau.
"Hanya tinggal dirimu, Marina-san.." cetus Aoyuki mengangkat satu tangannya.
Marina hanya bisa menjatuhkan keringat. "Kalian sudah kalah karena memilih lawan yang salah.." hawa dingin mengumpul disekitar Marina.
Mugen no Frost
Crash!!
Marina membeku di kehampaan es biru langit yang indah.
Dua anggota King telah dikalahkan.
"Mereka cuma bertiga saja, sisanya tinggal 2 dan kurasa Poker dan anak buah Diga sedang melawannya. Tidak ada kewajiban. Aku harus menjaga nii-sama.."
"Benar juga. Kenapa aku bisa lupa?!" pekik Anggita lalu berlari ke arah Riza pergi bersama Aroki serta Rylan.
"Hei, aku tidak mengizinkanmu mendahuluiku.!"
"Siapa peduli.."
Disaat mereka bertengkar... Sebuah ombak api jatuh menghalangi jalan mereka. Sontak saja itu membuat mereka berhenti.
"Siapa?" tanya Anggita sambil kesal.
Riisycho tidak menjawab dan masuk melewati dinding api. Aku duluan, kata Riisycho sambil menyeringai.
Ekspresi Aoyuki seketika jadi pucat. "Tidak. Dia mengejar nii-sama!" panik Aoyuki terlihat.
Bola api mendarat ditempat Aoyuki panik, beruntung Anggita bergerak dan membawanya ikut menghindar.
"Hei tenangkan dirimu. Kau tidak bisa menyusul Riza jika kau panik.." marahi Anggita, dan kelihatannya berhasil karena Aoyuki terlihat agak tenang.
"Uumm. Kau benar.." mereka berdua bangkit menghadap Fanny dan Mia yang akan menjadi lawan mereka. "Kita mesti mengalahkan mereka lalu menyusul Riza."
"Ya!"
Sementara itu di atas markas..
"Hah, hah... Apa kalian tak terkalahkan, hah?" kesal Diga mengarah ke Azalea, One dan Raka(baru bangkit).
"Terimakasih, ketua.." ucap Raka karena Azalea menyembuhkannya. "Sama-sama, Raka. Kau adalah anggotaku jadi wajar jika aku membantu."
"Dua saja sudah menyusahkan.." batin Diga memaki.
Diga mengeluarkan banyak Kode Nama yang mengelilingi dirinya, Kode Nama Killing masuk ke shotgun dan Speed ke dirinya. Diga bergerak sangat cepat ke belakang ketiganya, Diga menembak sekali tiga. Azalea melenyapkan peluru dengan pedang cutlass yang diselimuti asap hitam, Raka memukul menggunakan aura birunya dan One cuma diam karena tembakan Diga meleset darinya. Diga kembali mengeluarkan Kode Nama kali ini rantai besi yang mengikat mereka, Azalea dan Raka dikunci pergerakannya dan kembali One hanya diam karena cuma dirinya yang tidak dirantai.
"Apa maksudnya ini? Aku sangat yakin untuk mengunci mereka semua tapi..?"
Keheranan Diga dimanfaatkan Azalea dan Raka untuk menghancurkan rantai kuat Diga.
"Percuma saja, Diga. Aku juga tidak tahu Kode Nama apa yang digunakan oleh orang ini.." batin Azalea.
Azalea membungkus cutlass dengan asap hitam keunguannya.
Melodi Kegelapan : Tebasan Penghilang
Blue Edge Aurora : Skywrath Launch
Azalea melempar tebasan hitam pekat dan Raka mengeluarkan tembakan laser mirip kamehameha.
Dhuar!
Kedua serangan itu ditahan oleh Kode Nama Protection yang Diga keluarkan.
"Hahaha. Jika dipikirkan dia mirip Author.." tawa Azalea.
"Jadi itu kenapa dinamakan Kode Nama 'kedua'.." gumam Raka menerka.
"Giliranku.." cetus One mengangkat tinjunya.
"........."
"Ini kesempatanku mencari tahu kekuatannya.."
Diam-Diam Diga menanamkan Kode Nama Google dikedua matanya untuk serangan One.
""...............""
Bruk!
Diga tidak bisa apa-apa saat One menjatuhkannya hanya dengan tinju, Kode Nama Protection menghilang entah kemana.
"Apa yang--?" Diga menujukkan keterkejutan yang luarbiasa dimatanya.
Diga berguling saat One melanjutkan serangan. Diga lalu menjauh, sangat jauh menjaga jarak dari One.
"Ini... Tidak masuk akal. Kode Nama itu seharusnya tidak pernah ada." gumam Diga gemetaran, bukan takut tapi dia terlihat sangat kebingunan.
Kode Nama Google berhasil menemukan kekuatan Kode Nama One. Itu adalah... Save List.
"Tapi bagaimana mungkin?" tanya Diga sangat pelan.
".........."
One sudah ada dibelakang Diga tanpa sepengetahuannya.
"Jika Author yang penuh kemustahilan 'ada', masa Kode Nama-ku tidak ada.." ucap One berbisik.
"Kurgh!" Diga mencoba kabur tapi One menangkap satu tangan Diga dengan mudahnya. One melempar Diga dan dengan keras menghantam tanah.
"Uhuk! Hah, hah. Aku harus mencari titik lemah Kode Nama ini.." pikir Diga bersusah payah bangkit.
Diga bersiap menggunakan Kode Nama yang dapat mencari tahu kelemahan.
Sampai Shaker datang..
Percuma.
"!"
Kau tidak akan bisa.
Diga segera berbalik tapi pria berambut emas itu sudah melewatinya dan kini berdiri di tempat yang sama bersama One.
"S-Shaker.."
Uncracker
Cruaaak!!!
Seluruh sisi kiri Diga terpotong dan mengalirkan begitu banyak darah. Diga jatuh dengan tatapan mata kosong.
"Aku tidak bisa membiarkan Pengguna Kekuatan sepertimu tetap ada, Diga. Dan juga dari awal aku memang berniat membunuhmu karena setelah melihat potensimu di masa depan menggunakan Fortune Tales.."
"Yang Mulia.." Raka sontak bertekuk lutut, hanya dia saja. Azalea dan One dibiarkan berdiri.
"Ayo kita ke tempat Author!"
Preview Next Arc :
A : Pagi2 semuanya
Senang melihat kalian baik. Bagaimana Arc satu ini? Mengejutkan, bukan?
One : Akhirnya Kode Nama-ku ketahuan juga
Azalea : Hoi Allyn, kita bakal ketemuan!
Allyn : Kakak! *berpelukan*
Diga : *murung di pojok*
Allyn : Yang sabar. Mungkin ini sdh jadi nasibmu *nepuk2 pundak Diga*
Riza : *masih digendong*
A : Untuk Arc depan ada Allyn vs Wiliam, Dicky Awakening Mode DAN!!! Aroki vs Shaker
Anggita : Aku gk ada ya? '-'
Akira : *bersiap nongol*
Raka : Urgh. Kenapa aku mesti lawan nih orang? ~_#
Rosa : Sekian untuk Arc satu in--
Adriana : --Bye semuanya ^~^
DigaRW, allynscarleta, anggita157, Aoyuki_Ohayashi, RakaTrafagar, RiiSycho
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro