Arc 16 : Pergi Ke Jamuan
W Author POV W
Istirahat jam siang telah berbunyi, para tahanan satu persatu keluar dari sel mereka menuju dapur.
Clang.!
Jeruji besi milik Trash terbuka ke samping.
"Hmm. Sudah tengah hari toh.." celutuk Ride turun dari ranjang dan keluar dari sel.
"Kau tidak ikut keluar?" tanya Trash kepada Blaze yang berdiam diri di kamar tahanan. "Biarkan saja, dia terlalu galau sampai lupa makan." kata Ride.
"......" Trash akhirnya ke dapur tanpa Blaze.
Mereka sampai di dapur, menu makanan berupa sepotong paha ayam, cabai cair dan air putih tidak lupa nasi dengan sedikit sayuran. Trash memakai kaos hitam dengan garis putih-putih dikedua tangan. Baju khusus tahanan tingkat S, sementara Ride cuma bagian lengannya yang berwarna hitam. Ada empat satpam yang menjaga, satu di pintu masuk dan sisanya berkeliling mengawasi, lima kamera pengintai dan tujuh pegawai dapur.
"Mereka semua Pengguna Kekuatan, tahu.." cetus Ride memberitahu Trash yang menghitung. "Terutama ketua dapur dan satpam yang menjaga pintu, mereka memiliki Kode Nama yang unik,"
"Kau tahu Kode Nama mereka?" Ride mengangguk ringan saat ditanya. "Bleach dan Dimension Touch, untuk menebak siapa pemiliknya kuserahkan sisanya padamu."
"Aku pernah mendengar rumor tentang mereka.."
"Mereka sangat terkenal, apalagi si satpam dia dicalonkan menjadi Kapten Penjagaan Sel. Kita beruntung pemilik jabatan itu telah pergi, jika tidak akan sulit keluar dari sini.."
"?" Trash memasang ekspresi 'sulit' seraya menatap Ride, Ride mendekatkan dirinya.
Kau... Ingin kabur'kan?
W Another POV W
Dua gadis muda mendekati Riza dan memakaikannya sebuah kemeja putih lengan panjang, jas merah dan celana hitam panjang. Gadis berambut gelap memegang sepasang sapu tangan berbahan tipis dan gadis satunya membantu Anggita mengenakan gaun hijau dan rok tembus pandang.
"Kita akan menghadiri jamuan. Tapi bukankah tidak baik membeberkan keberadaanku.?"
"Ya.."
"Lalu kenapa?!"
"Para bangsawan tidak akan mengenalimu tapi di sana ada seseorang yang sangat ingin bertemu denganmu.."
"Siapa?"
"Orang yang pernah diselamatkan oleh Cryvirus. Nama marga bangsawannya adalah Audliya.."
"Cryvirus.."
"Kau 'sangat' ingin tahu tentang orang itu'kan?" kata Anggita berbalik badan. "Dan kebetulan sekali, orang itu memiliki pesan dari Cryvirus langsung..!" Riza menjadi diam.
"Lalu pakaian ini.?"
"Untuk fashion.!"
"Huh??"
W SKIP POV W
Jam malam di Kota Nightstay menunjukkan pukul 18.40, HELL telah memasukkan tahanan mereka ke dalam sel masing-masing. Dan gerbang masuk HELL keluar mobil hijau Ferrari, Anggita mengemudikan mobil itu. Mereka keluar dari HELL, kini berada di jalanan Kota Nightstay.
"Hidupmu terlihat enak, Anggita. Bukan cuma tinggal di apartemen pribadi, kau juga memiliki mobil yang bagus.."
"Dan gajih yang lumayan.." sambung Anggita sendiri, Riza tersenyum kecil.
Mobil mereka memasuki jalanan yang dipenuhi bangunan besar.
"Anggita, boleh aku bertanya?"
"Silahkan. Apapun untukmu, Riza.."
"Kau mengenal Cryvirus.?"
"Tidak, tapi dia sangat terkenal di dunia ini. Cryvirus adalah orang yang sangat berpengaruh, kuat serta terhormat. Tetapi dia juga memiliki sisi buruk juga.."
"Sisi buruk?"
"Kata orang dia sering mengabaikan perintah penting, tak bertanggungjawab dan rumor mengatakan dia orang yang egois.."
"Berbeda dengan pendapat Pasukan Pemberontak. Dia bertingkah baik di dalam tapi tidak di luar.." pikir Riza.
"Cryvirus adalah cucu dari Tetua Wattpad Paralel yang menguasai dunia ini dan akan menjadi ahli waris andai kakeknya tidak mati dan surat wasiatnya menghilang.."
"Hm.?"
Apa maksudnya ini?
"Riza, kau tidak berfokus ke pembuatnya melainkan ke wasiat yang hilang itu'kan?" seru Anggita. "Cryvirus berusaha mendapatkan kembali wasiat kakeknya namun benda itu lenyap seakan tidak pernah ada. Pertanyaannya, apa ada cara untuk mendapatkan wasiat itu kembali.?"
"........"
"Jawabannya adalah 'ada'!"
"Dengan... Kekuatan Author?" gumam Riza saat matanya bertemu dengan manik Anggita.
"Benar.."
Dug!
Riza tiba-tiba menyandarkan dirinya ke pintu.
Hahaha.?
Apa selama ini aku menjadi alat agar dia dapat memiliki apa yang diinginkannya? Sialan!!
"Kita sampai!" Anggita menghentikan Ferrari nya pelan di tangga masuk, tepat di bangunan berada.
"Aku ingin kau dinginkan kepalamu setelah ini kita ada perjamuan, Riza.." kata Anggita mendekat.
"Apa yang kau--?" Anggita menyentuh wajah Riza merubah temperatur badan Riza ke titik standar.
"--Aku menggunakan kekuatanku untuk menghentikan emosi panasmu itu.."
"Anggita.."
"Ayo! Nanti kita bisa ketinggalan jamuan pestanya.." Anggita keluar pertama dari mobil, Riza menyusul sekian detik. "Orang yang ingin bertemu denganmu ada di lantai paling atas bangunan ini,"
Riza mengangkat wajah ke atas, lantai 25.
Grap.!?
"?" Riza refleks menatap ke kiri saat merasakan suatu sentuhan, di sana ada Anggita yang memeluk lengan kirinya.
"Apa yang kau lakukan?"
"Memeluk. Sudah wajar bagi pasangan melakukannya.."
"A-apa??"
"Peraturan jamuan di sini harus 'berpasangan'.." beritahu Anggita.
"Tapi p-pakaiannya--"
"--Aku sengaja membuatnya berbeda agar kau tidak sadar.."
"H-hah.?!"
"Ayo.." Anggita menarik pelan Riza masuk ke gedung.
"A-Anggita, a-aku tidak bisa melakukan ini.."
"Kita hanya berpura-pura. Kuatkan dirimu.."
"Tidak mungkin.."
Tirai cahaya terbuka memperlihatkan banyak bangsawan berkumpul di aula perjamuan di lantai 15. Riza berjalan begitu susahnya bersama Anggita yang 'menikmatinya'.
"Gentle. Berusahalah bersikap gentle, Riza..." pintanya.
"T-tidak bisa.." senyum palsu Riza saat disapa beberapa orang.
"Ah, sial. Aku kira tidak masalah tapi pakaian yang kami pakai.."
Pakaian yang mereka kenakan mencolok, karena cuma mereka yang menggunakan warna sedangkan lainnya hitam dan putih.
"Beruntung topeng ini melindungi wajahku.."
Ya, dan mereka mengenakan topeng.
Sementara itu Anggita terus membawa Riza sampai ke lantai 25 karena lumayan banyak orang yang ingin berbicara dengan mereka. Pintu lift tertutup tanda Riza berhenti gentle.
"Padahal di film terlihat mudah ternyata tidak.." gumam Riza berkeringat.
Anggita tertawa kecil, ia berjinjit untuk dapat menyentuh muka Riza. "Kau sudah lumayan kok.." pujinya. Riza berhenti berkeringat, air peluhnya menjadi uap dingin.
"Kau enak sudah terbiasa tapi ini kali pertama bagiku.." kesal Riza.
"Eeeh~~"
"Berhenti tersenyum seperti itu.."
"Baik-Baik, tuan penulis.."
"........"
Mereka diam selama lift menuju lantai paling atas.
"Riza... Bisa kau simpan bukumu itu?"
"!" Riza tersentak mendengar kalimat barusan, pasalnya Riza baru saja membuka HOPE.
"Kau ingin mencari info dengan melumpuhkanku, bukan?"
"B-bagaimana kau tahu?" tanyanya dengan bodoh. Anggita menghadap Riza lalu menunjuk tanda di bawah pundak kanannya.
"Karena kita 'satu'!"
"S-satu?" bingung Riza bersama rona merah. "Urgh? Dingin," uap dingin keluar dari sisi kanan pakaian Riza, ada gambar hati dan anak panah di hatinya.
"Kode Nama Belover-ku membuat kita satu pasangan dan membuat pikiran kita berbagi satu sama lain seperti perasaan saling mencintai sepasang kekasih..."
"Tapi kita bukan kekasih.."
"Memang benar tapi Kode Nama ini membuat kita menjadi sepasang, dengan persetujuanku tentunya.."
"Itu curang.!"
"Aku menyebutnya cerdik.." Riza mendesah pasrah dan HOPE ia simpan kembali.
"Jadi Riza, apa yang ingin kau ketahui?"
"Tidak jadi.."
"Aneh. Aku tidak bisa membaca isi hatimu.." bisik Anggita.
"Memang Kode Nama itu menjadikan pikiran kita satu tapi menurutku ada satu syarat yang harus dipenuhi, yaitu keikhlasan hati. Tidak tahu sama dengan ikhlas.." Anggita tersenyum.
"Kau memang hebat.."
"Terimakasih.."
Pintu lift terbuka dan berhenti di lantai 25.
W Normal POV W
Tit...
Satpam itu menggesekkan kartu didekat ganggang pintu, lampu merah tanda pintu terkunci.
"Cuma 10 menit kau di dalam sana, ingatkan itu.." kata satpam(1).
"Aku tidak akan lama.." sahut satpam(2), saat (1) melangkah pergi (2) menelusuri disekitar tempat duduk Trash. "Ada jejak aura di sin--"
Tess.!
Titik ungu menancap di kening tengah (2). (1) merasakan keanehan segera kembali ke pintu.
"........."
Sebilah pedang terayun di belakangnya dan menyerang (1). Ditempat sel Trash, debu-debu berhenti mengelilingi tangan Trash dan sulur ungu menyelimuti kamar Ride.
"Apa kalian berhasil?" tanya Blaze yang ada di ruang terbuka.
"Mungkin.." ragu Ride.
"Bagaimana dengan satpam satunya?"
"Berdoa saja dia tidak kembali ke dapur.." Ride keluar dari kamarnya, ia mengarahkan sulur-sulur ungu ke jeruji besi. "Sebentar lagi kita ak--"
Kalimat Ride terpotong oleh sebuah tangan yang menembus sel, tangan itu mencengkeram dan bersamaan dengan itu sel terbuka dengan sendirinya. Seorang gadis berambut coklat dengan seragam sekolah berdiri di depan sel. Trash mengenalinya.
"Via?!"
Preview Next Arc
A : Malam all, ane up lebih cepat biar esok dpt up SPToP xD
A : Bagaimanan arc ini?
Riza : Arc depan kita akan ketemu sama OC SPToP dan OC SPW1
Anggita : Jngn lupa rencana kabur kelompok Trash. Nanti akan ada pertarungan hebat lo~~
Allyn : Bagianku di ambil T~T
Ride : So, good bye. See you next Arc
Trash : Bye '-'
Allyn : Bagianku T~T
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro