Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

32. Beginning of Disaster💐

🔱Καλή ανάγνωση🔱

.

.

.

Kepada Mama tercinta,

Aku menulis surat ini dengan berat hati, tetapi semua telah kupikirkan dengan sungguh-sungguh.

Pertama-tama, aku ingin mengungkapkan permintaan maaf dari hatiku yang paling dalam. Sebagai dewi minor, aku sadar telah melakukan banyak kesalahan yang mengecewakanmu. Aku tidak dapat melindungi diriku sendiri dan terus menjadi beban bagimu. Maafkan aku ....

Namun Mama, aku ingin mengungkap kebenaran bila aku sama sekali tidak diculik. Pada hari di mana Typhon menyerang, Yang Mulia Hades datang menyelamatkanku. Dia memberiku tempat perlindungan paling aman di istananya. Dia adalah orang yang menyayangi dan melindungiku dengan sepenuh hatinya. Dia memberiku cinta yang sangat besar, sebesar aku mencintainya.

Untuk itu, aku telah membuat keputusan besar. Aku akan menjadi pengantin wanita  Yang Mulia Hades dan tinggal di Dunia Bawah mendampinginya.

Aku menyadari bahwa cinta kami bukanlah sesuatu yang mudah dipahami oleh semua orang. Aku tahu bahwa ini akan sulit untuk kau terima. Akan tetapi, aku telah mempertimbangkan segalanya. Aku ingin menata hidupku sendiri dan mengambil tanggung jawab atas pilihanku.

Aku telah menemukan kebahagiaanku di sini. Aku yakin bawah cinta kami nyata dan kuat. Aku berharap seiring berjalannya waktu, Mama bisa menyadari itu. Bukankah Mama senantiasa mengharapkan kebahagiaan untukku?

Mama tersayang, terima kasih atas segala cinta dan perhatianmu. Tolong terimalah surat ini dengan hati yang terbuka. Aku tidak mengharapkan persetujuan, tetapi aku berharap mendapatkan pengertian dan dukungan darimu untuk pernikahan kami. Aku tidak akan pernah melupakan semua yang kau lakukan untukku. Aku akan selalu mencintai dan menghormatimu.

Dengan penuh cinta
Putrimu, Persephone

Demeter membaca surat di tangannya dengan gemetar. Demeter sangat yakin bahwa tulisan rapi yang dihiasi lekukan sulur bunga di sana adalah tulisan tangan Persephone, tetapi ia menolak untuk terima. Persephone tidak boleh pergi dari sisinya. Persephone adalah miliknya yang paling berharga.

Pengantin wanita

Menikah

Tinggal di Dunia Bawah

Demeter jatuh terduduk. Kata-kata tersebut terus berdengung di telinganya. Ketika memandang padang rumput yang mulai menghijau kembali, bayangan Persephone yang berlari pulang dan memanggil-manggil namanya membuat Dewi Kesuburan tersebut tersedu.

Sebuah penyesalan besar merasuki hati Demeter. Bukan tanpa alasan sikap posesifnya pada Persephone. Selama ini Demeter juga terbebani oleh perasaan bersalah pada putrinya. Namun baginya, tidak ada jalan lain. Persephone adalah satu-satunya hal baik dalam hidupnya yang selalu terluka karena cinta.

Dia memberiku cinta yang sangat besar, sebesar aku mencintainya.

Cinta yang kuat dan nyata.

Demeter mengepalkan tangan. Selain keberuntungan, hal yang tidak ia percayai di dunia ini adalah cinta. Demeter ingat betapa keras hidupnya ketika Zeus memaksanya berhubungan. Hera nyaris membencinya, bahkan menudingnya sebagai selingkuhan. Beruntung saat Persephone lahir, kecantikannya berhasil meluluhkan hati Hera yang kemudian menganggapnya sebagai anak sendiri.

Demeter pun percaya bahwa Persephone adalah hadiah yang diberikan dunia padanya tanpa campur tangan dewa lain. Ia mencintai Persephone dan yakin tidak ada cinta lain yang bisa menandingi kasih sayangnya. Demeter takut melihat putrinya terluka oleh dunia yang keras di luar sana. Karena itu, Demeter berusaha keras untuk menjaganya, menjauhkannya dari pandangan para dewa yang bisa memberinya rasa sakit atas nama cinta.

Sayang, semua kekhawatirannya menjadi kenyataan saat ini. Persephone akan menikahi Hades dan tinggal jauh di Dunia Bawah yang jauh dari kehidupan.

"Tidak! Ini tidak mungkin terjadi! Hades mungkin saja memaksa Persephone menulis surat ini!" Demeter meremas surat di tangannya dan menggeleng kuat. "Bukan, Hades memang memaksanya! Ya, Hades pasti melakukan itu dan mengancam putriku!"

Demeter berdiri dengan tatapan penuh amarah. Hades bersekongkol dengan Zeus untuk mengambil putrinya. Bagaimana pun, bagi Demeter itu adalah tindakan perampasan.

"Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Aku harus mengambil Persephone kembali!"

Demeter menggerakkan tangannya dengan penuh emosi. Rasa sakit hatinya memicu kekuatan alam yang luar bisa. Tanah-tanah subur di Sisilia seketika berubah menjadi padang berduri yang tandus dan gersang. Tumbuhan yang mulai subur pun kembali layu dan mati.

Tidak sampai di sana, dampak dari kemarahan Demeter terus menyebar hingga ke daerah bumi yang lain. Pohon-pohon hijau berubah menjadi gundul. Tanah yang gembur perlahan kering dan keras hingga sulit ditanami bibit tanaman. Manusia yang mulai dilanda kekeringan memohon belas kasihan padanya. Namun, Demeter terlalu tenggelam dalam kesedihannya untuk membagi simpati.

Demeter tidak peduli lagi soal statusnya sebagai Dewi Kesuburan. Ia kehilangan putri yang sangat dicintainya. Yang pantas dikasihani adalah dirinya, bukan manusia.

"Aku kehilangan Persephone karena memenuhi permintaan manusia!"

Demeter memandang langit. Manusia yang kehilangan harapan pada akhirnya akan berdoa dan mengusik Zeus. Demeter akan memanfaatkan itu untuk membalas dendam. Sampai Persephone kembali, Demeter bersumpah tidak akan menghidupkan apa pun di muka bumi.

💐💐💐

Aroma khas Hades melekat kuat di tubuh Persephone ketika ia membuka mata. Persephone bisa merasakan wangi manis dan sensual yang meresap dalam tiap jengkal kulitnya. Yang membuat pipinya semakin merona adalah ketika ia sepenuhnya terjaga, Hades melingkarkan lengan memeluk tubuhnya masih dengan mata terpejam.

Persephone menarik kedua sudut bibirnya. Melihat Hades terlelap adalah pemandangan langka. Biasanya Hadeslah yang membangunkannya. Dengan menggeliat kecil, Persephone melepaskan tubuhnya dari pelukan Hades lalu dengan hati-hati merangkak dan merebahkan diri di atas dada bidang penguasa Dunia Bawah tersebut.

"Yang Mulia Hades sangat tampan." Persephone berceletuk, memandang wajah Hades lekat-lekat sebelum ia menggeleng. "Ah, Hades. Aku harus membiasakan diri memanggilnya Hades."

Diam-diam, Hades yang mendengar hal tersebut menahan senyum. Sesungguhnya ia tidak benar-benar terlelap. Hades berulang kali terjaga untuk memastikan Persephone tidur nyenyak. Hades tidak ingin melihat kerutan di dahi istrinya lagi barang segaris saja. Semalam saat mendengar Persephone terisak di sela desahannya, Hades bahkan berpikir untuk menghentikan semua. Baru ketika Persephone perlahan menerimanya, Hades bisa menikmati momen penyatuan mereka sepenuhnya.

"Ini masih seperti mimpi," ujar Persephone menopang dagu dengan sebelah tangan. Diperhatikannya raut muka Hades dengan mata berbinar. Alis hitam dan tebal membuat ekspresinya selalu tampak serius. Hidungnya tegak, seiras dengan rahangnya yang tegas. Lalu bibirnya yang meski jarang tersenyum kepada orang lain, selalu berhasil memberinya kehangatan dan rasa cinta.

Getaran aneh seketika menggelitik sekujur tubuh Persephone begitu teringat belaian Hades. Dewi Bunga tersebut merona lantaran malu. Ujung jarinya tanpa sadar bergerak, membelai hidung hingga gurat bibir Hades yang dalam. Persephone memberanikan diri untuk mencium tepi dagu Hades. Jemarinya mungkin akan betah merasakan kelembutan bibir suaminya, bisa saja Hades tidak tersenyum dan membuatnya terkejut.

"Apa kau senang menyerang seseorang yang sedang tidur, Persephone?" Hades membuka mata dan tertawa lembut.

"Ha-Hades! Tidak begitu! Aku hanya ... ingin membangunkanmu!" Persephone gelagapan.

"Membangunkanku, ya?" Hades menahan tangan Persephone di bibirnya. "Kalau begitu kurasa ini cara yang tepat, Persephone."

Kening Persephone bertaut. "Te-tepat?"

"Ya, istriku." Hades bangkit dengan sebelah tangan bertumpu di atas tempat tidur, sedang tangan yang satunya melingkari tubuh Persephone untuk menahan sang dewi tetap di pangkuannya. Sambil tersenyum jahil, ia berbisik. "Sebab sekarang aku benar-benar bangun."

"Ah! Maksudku bukan ... bukan yang begitu!"

"Memang kau tahu apa yang kumaksud, Persephone?" Hades terkekeh lalu mendaratkan satu kecupan di dahi Persephone. "Dewiku ini rupanya cepat memahami sesuatu."

Persephone memukul lengan Hades dengan manja, tetapi tidak menolak saat sentuhan tadi mulai merayap menuju tengkuk dan pundaknya.

"Apa kau senang memperhatikanku saat tidur, Persephone?" Hades mengusap kedua pipi Persephone.

Persephone mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Lalu mengapa kau tidak mengatakannya dengan jujur?"

"Sebab aku ... malu mengatakan itu," aku Persephone.

"Kau masih malu padaku setelah apa yang kita lakukan semalam?" Hades mengetuk ujung hidung Persephone. Hades sangat tahu Persephone memiliki sifat pemalu, bahkan kadang terlalu sungkan. Hades tidak mempermasalah sebetulnya. Hanya saja, ia ingin hubungan yang lebih dalam setelah mereka menikah.

Bagi Hades, hubungan mereka bukan hanya tentang keintiman fisik, tetapi juga tentang kedalaman perasaan. Hades percaya setiap sentuhan akan lebih bermakna jika diimbangi dengan kedekatan emosial. Oleh sebab itu, Hades tidak ingin Persephone menaruh rasa segan padanya lagi setelah menikah.

"Persephone, Istriku. Jangan pernah menutupi perasaanmu padaku. Kalau kau senang menatapku, tatap aku sepuas hatimu." Hades mengeratkan pita di gaun tidur Persephone. "Aku senang menyentuhmu, tetapi akan lebih menyenangkan lagi bagiku bila kau membalas sentuhanku."

"Ya–ya, Hades. Aku mengerti." Persephone mengalungkan lengan di leher Hades ketika suaminya tersebut berdiri dan menggendong tubuhnya. "Kita mau ke mana?"

"Ke tempat yang sangat indah dan tersembunyi," jawab Hades berbisik pelan.

Persephone masih dilanda kebingungan, tetapi begitu keluar dari kamar dan melihat labirin panjang yang bercabang, perhatiannya teralih seketika. Hades benar-benar merenovasi istana untuk menjaga privasi kamar pengantin mereka.

"Ke mana para tengkorak penjaga pintu?" Persephone melihat ke sekeliling. Setiap lorong yang mereka lalui mengarah pada ruangan yang terlihat sama. Siapa pun yang melalui labirin tersebut pasti akan terjebak selamanya di saja. Namun, Hades terus saja berjalan santai.

"Jangan khawatir. Mereka hanya dipindahkan untuk sementara." Hades mengeratkan dekapannya saat mereka menyusuri tangga menuju dasar istana.

Persephone menoleh dan mendongak. Lorong di belakangnya kembali berubah. Lapisan batu yang menyusunnya bergerak teratur, berputar dan meliuk, sampai kemudian membentuk dinding penghalang yang baru.

"Aku memindahkan tengkorak itu agar mereka tidak mengganggu malam kita." Suara Hades menggema di antara terowongan yang mereka lewati. "Lucu rasanya kau mengkhawatirkan tengkorak yang pernah membuatmu menjerit ketakutan, Persephone."

Persephone kembali memukul gemas dada Hades yang terbuka. "Sekarang mereka temanku!"

"Teman?" Hades tertawa lagi. "Oh, aku tidak menyangka ada yang ingin menganggap tengkorak lapuk itu sebagai teman."

"Kenapa?" protes Persephone. "Mereka temanku bercerita saat kau sibuk bekerja."

Hades semakin tergelitik. "Jadi kau mewawancarai mereka lalu menuliskannya di jurnalmu, begitu?"

"Ya, mereka tahu banyak hal." Persephone menggulung ujung rambutnya sendiri. "Mereka bilang kau tidak pernah membawa wanita lain ke kamar, sampai aku datang."

"Ah, jadi kau mencari tahu privasiku lewat mereka?" goda Hades. "Ya, bukan ide yang buruk. Setidaknya mereka berkata jujur."

Persephone mengulum senyum. Hades selanjutnya melangkah menuju sebuah ruangan yang tampak bercahaya dari luar. Ruangan tersebut sangat luas, di kelilingi oleh kolam yang sangat indah. Airnya sangat jernih, menampakkan batu granit di dasar kolam yang bersih.

"Kemarilah, Persephone." Hades menurunkan Persephone, melepas pengait robe yang ia kenakan serta pita yang melilit gaun tidur sang dewi, lalu menuntunnya ke dalam kolam.

Persephone menerima uluran tangan Hades dan buru-buru masuk ke dalam air untuk menutupi tubuhnya yang dipenuhi bercak kemerahan. "Aku tidak menyangka ada kolam seindah ini di dalam istana."

"Ya, aku mengarahkan mata air dari jaringan sungai di bawah tanah dan menciptakan kolam ini untukmu." Hades menyandarkan punggung di tepi kolam dan menarik Persephone agar bersandar padanya. "Apa kau menyukainya?"

"Tentu saja. Aku menyukainya. Airnya sangat sejuk!"

Hades mengamati Persephone bermain air dengan riang. Rambut panjang sang dewi dibawa ke depan. Jejak-jejak cinta yang ia tinggalkan di punggung Persephone masih sangat kentara, tetapi ia tidak tahan untuk mencumbunya lagi.

"Hades!" Persephone memekik saat Hades mengecap tengkuknya. Raja Dunia Bawah tersebut memandangnya hangat, sebelum membungkam bibirnya.

Sensasi air kolam yang menyelimuti mereka membuat hasrat Hades semakin menggebu, tetapi menyadari tindakan tersebut bisa membuat Persephone tidak nyaman, ia memilih menahan diri. Hades tidak ingin melampiaskan nafsunya sesuka hati saat Persephone baru saja terjaga.

"Maaf, Persephone," lirih Hades berusaha tersenyum. Ia menyisir rambut halus Persephone lalu mengusap tubuhnya dengan lembut. "Aku akan membantumu mandi."

Persephone mengangguk, menikmati setiap sentuhan yang Hades berikan. Begitu selesai, ia berbalik lalu dengan gugup meletakkan tangannya di pundak Hades.

"Bo-bolehkah aku melakukan hal yang sama?"

Hades mengangkat alis, terkejut sekaligus senang dengan permintaan Persephone. Namun, apa yang ia khawatirkan terjadi juga. Ketika tangan Persephone beralih dari pundak ke bagian tubuhnya yang lain, Hades merasa semakin gerah. Bila diteruskan, mereka mungkin akan berakhir di tempat tidur lagi.

"Sudah cukup, Persephone." Hades berujar pelan. "Terima kasih, Istriku."

Persephone hendak protes, tetapi Hades sudah lebih dulu bergerak mengambil pakaian mereka. Persephone jadi bingung sendiri. Meski Hades masih bersikap lembut, ia merasa ada sesuatu yang salah. Hades berkata untuk menyentuhnya, tetapi baru sebentar, Hades menyuruhnya untuk berhenti.

"Aku tidak mengerti." Persephone memperhatikan Hades yang sudah mengenakan pakaian. Sampai Hades menggendongnya kembali, Persephone terus bertanya-tanya dalam hati. "Apa aku melakukan kesalahan?"

💐💐💐

Pernikahan Hades dan Persephone berlangsung sempurna. Zeus tahu dari balasan surat berisi ucapan selamat yang dikirimkannya pada Hades. Ya, hanya sepucuk surat. Bukan Zeus ingin bersikap pelit, tetapi bisa dikata, Hades memiliki segala kekayaan di bawah bumi. Jika pun Zeus mengirimkannya barang mewah, Hades akan menganggapnya sebagai hinaan. Meminta Apollo membuat mahakarya fenomenal pun bukan pilihan yang tepat.

Saat ini Persephone menjadi milikku seutuhnya. Dia ratuku. Dia duniaku. Segalanya bagiku. Lebih dari hidupku.

Zeus mengulang isi surat Hades yang membuatnya merinding disko sejak bait pertama. Penguasa alam kematian yang sehari-hari menorehkan hukuman keji di atas lembar sidang arwah, sekarang menulis kata-kata puitis layaknya seorang pujangga.

"Satu masalah selesai, ada lagi masalah yang lain." Zeus mengembuskan napas panjang lalu menyandarkan punggung di singgasanya yang empuk. Urat di pelipisnya semakin kentara ketika ia memandang ke langit-langit istana.

Pernikahan Hades dan Persephone adalah jalan tengah yang paling tepat untuk mengakhiri perkara takdir Persephone. Ia memenuhi kehendak Hades dan berhasil menjaga hubungan antara Olympus dan Dunia Bawah. Hera menjalankan perannya sebagai dewi pernikahan. Persephone bebas dari kutukan ibunya dan Demeter seharusnya bisa menyadari kesalahan besar yang ia perbuat selama ini dengan berlindung di balik alasan kasih sayang orang tua.

Namun, Zeus salah perhitungan. Demeter ternyata lebih kepala batu dari yang ia kira. Semalam ketika Zeus hendak beristirahat dengan tenang di peraduan, permohonan manusia yang tahu-tahu dialamatkan padanya membuat raja para dewa tersebut masih terjaga sampai sekarang. Doa dari manusia yang terancam paceklik karena kekeringan.

"Apa Demeter belum juga mengirimkan balasan?"

Teguran Hera membuat bola mata Zeus bergulir, memandang sang istri yang menitih tangga menuju singgasana di sebelahnya. Dua orang pelayan turut masuk sambil menyajikan anggur. Dari bola matanya yang menyeruak, Zeus yakin mereka hendak menguping pembicaraan, tetapi Hera segera memerintahkannya untuk meninggalkan ruangan.

"Belum." Zeus berdecak. "Bagaimana mungkin dia melalaikan tugasnya seperti ini?"

Hera mengangkat bahu. Ia tahu cepat atau lambat Demeter akan tahu perihal pernikahan Hades dan Persephone. Entah dari anak-anak Zeus yang senang ikut campur atau mungkin dari Helios si biang gosip semesta yang tinggal tidak jauh dari kerajaan Hades.

Apa pun itu, Hera sebenarnya tidak terlalu peduli. Suasana hatinya sedang senang saat ini. Pernikahan Hades dan Persephoje yang telah mendapat restu olehnya berjalan dengan baik. Hera bahkan mengirimkan hadiah pernikahan pada Persephone dan Dewi Musim Semi yang manis itu membalasnya dengan buket Lily putih–bunga kesukaannya.

"Tidak menjalankan tugas akan membuatnya kehilangan pamor. Demeter pasti menyadari itu," kata Hera sembari menuang anggur ke dalam gelas kristal. "Dia bahkan tidak meninggalkan Telesterion ketika Persephone meminta perlindungan darinya."

Zeus membenarkan Hera, tetapi tidak sepenuhnya setuju. Demeter memang sangat menjunjung tinggi peran yang membuatnya sebagai dewi yang dipuja seisi bumi. Cepat atau lambat, Dewi Kesuburan itu akan bertindak. Masalahnya, Zeus tidak tahu tindakan apa yang sedang direncakan Demeter. Sementara ia harus menjawab doa manusia sesegera mungkin.

"Aku sempat berpikir begitu, Hera." Zeus memijat dahi. "Tapi kurasa Demeter sengaja melakukan ini."

"Membuat manusia kelaparan?"

"Mengancam kita tepatnya."

"Mengancam kita dengan mempertaruhkan pamornya? Betapa konyolnya itu." Hera menyodorkan segelas anggur pada Zeus. "Sudahlah, kau butuh istirahat. Kalau Demeter tidak menjawab, kau bisa menemuinya nanti."

Napas Zeus terhembus pelan, membayangkan Demeter tengah merangkai batang berduri untuk menyambut kedatangannya di Sisilia. Namun, ia tidak menolak tawaran Hera. Anggur Olympus yang manis dan segar memang paling cocok untuk meredakan penat.

Hera menilik Zeus yang menghabiskan anggur di gelasnya hingga tidak bersisa. Sudah hampir seminggu Zeus tidak keluyuran. Hera tahu Zeus melakukan itu bukan sepenuhnya karena ingin menghabiskan waktu berdua. Raja para dewa tersebut diam-diam masih mencurigainya. Namun, bagi Hera itu lebih baik dibanding Zeus menebar benih di mana-mana.

"Kau masih mau lagi–"

Ucapan Hera terjeda saat Hermes memasuki ruangan dengan penampilan kacau. Himation yang dikenakannya tampak sobek di beberapa bagian. Beberapa duri yang menancap di rambutnya jelas menyiratkan dengan siapa Dewa Pembawa Pesan itu berurusan sebelum ini.

"Tampaknya kau telah melakukan tugas yang sangat berat, Hermes." Zeus menuruni tangga, menghampiri Hermes yang memasang wajah tidak senang.

"Masih untung aku tidak diubah menjadi kaktus!" kata Hermes kesal. Hermes sudah uring-uringan sejak Zeus memintanya mengirim surat pada Demeter. Apalagi Zeus tidak berbuat apa-apa setelah mendengar keputusan Persephone untuk menikah dengan Hades. "Persephone mengirim surat untuk Demeter lewat Iris dan itu membuatnya mengamuk. Sisilia sekarang jadi ladang duri!"

"Demeter memang keras kepala. Beruntung putra ayah yang satu ini pemberani dan penuh dedikasi." Zeus menepuk pundak Hermes, berusaha meredakan rasa kesalnya akibat terimbas kemarahan Demeter. "Haruskah ayah memberimu kereta listrik dengan energi petir sebagai hadiah? Itu akan jadi kereta tercepat di dunia. Kau bisa membuka layanan pengiriman super kilat,  Hermes Express Same-Day Delivery. Kedengarannya sangat keren. Bukan begitu?"

"Tidak perlu! Aku lebih suka sayapku!" Hermes mendengkus lalu menyerahkan sepucuk surat yang dililit dengan akar berpaku.

Zeus meringis sejenak kemudian membuka lilitan akar tersebut dengan hati-hati. Dari tulisan Demeter yang tidak ubahnya lilitan akar berduri tadi, Zeus tahu saudaranya itu amat-sangat marah. Zeus sampai harus menyipitkan mata guna menerka kata-kata singkat yang ditulis Demeter di sana.

Kepada Zeus,

Aku menolak untuk memberikan hidup pada tanah yang telah mencuri putirku! Hanya saat Persephone kembali ke pangkuanku, aku akan mengembalikan kehidupan pada bumi!

Demeter

"Sudah kuduga Demeter akan menggunakan cara ini!" Zeus menghentakkan kepala. Belum selesai dengan surat Demeter, tiba-tiba saja Athena memasuki ruangan dengan terburu. Meski raut wajahnya selalu kelihatan tenang dan bijaksana, Zeus tahu putri kebanggaannya tersebut ingin menyampaikan sesuatu yang mendesak.

"Ayahanda, ini situasi darurat!" Athena menghirup napas, berusaha menjaga nada bicaranya. "Manusia di bagian utara bumi menyembah Gaia!"

🔱🔱🔱
TBC

Halo, Dear Readers. Aku berusaha update teratur tapi banyak cobaan hidup yang harus dihadapi. Jadi ya, menulis sesempatnya saja.

Tapi jangan khawatir. Aku tidak mangkir lagi karena DL challenge semakin dekat. Aku sebenarnya bingung mau tamat berapa chapter. 50 chapter menurut kalian kepanjangan atau masih sanggup baca?

Btw, kalian tim happy ending atau sad ending? Mengingat sumpah atas nama sungai Styx tidak bisa dilanggar, aku tidak bisa menjanjikan banyak, ya. Hanya ingin tau saja hih 😁✌🏻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro