31. Wedding Night 💐
🔱Καλή ανάγνωση🔱
🔞Mengandung konten dewasa 🔞
.
.
.
Libur nasional pertama kali dalam sejarah disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh penghuni Dunia Bawah. Halaman istana Hades dipadati oleh kerumuman dewa-dewi beserta sekumpulan roh yang saling berbaur, hendak menyaksikan langsung pernikahan raja dan ratu mereka. Segala kegiatan hari itu dijeda untuk sementara, termasuk hukuman untuk para pendosa di Tartaros.
Adapun penyeberangan sungai Akheron dibuka dengan gratis selama pesta berlangsung. Para arwah gentayangan yang menanti putus asa di hilir sungai dapat menumpang di perahu Kharon tanpa harus membayar dengan obolos. Sebelum sidang putusan kembali digelar, mereka dibebaskan berkeliaran di sekitar wilayah kerajaan tanpa dihalangi Cerberus.
Segerombolan arwah yang baru memasuki wilayah kerajaan Hades memandang ke sekeliling dengan takjub. Seluruh elemen di sana tampak hidup. Dinding relief yang suram kini diperkokoh dengan jalinan akar yang merambat hingga permukaan tanah. Sulur hijau segar tumbuh di antara bayang-bayang gelap bebatuan. Bunga-bunga cerah yang mekar di antaranya memberikan kontras warna menakjubkan. Siapa sangka, dewi yang tempo hari dibawa Hades dari Dunia Atas ternyata bisa membawa kehidupan bagi Alam Kematian.
"Yang Mulia Raja dan Ratu telah tiba!"
Seruan tengkorak penjaga pintu membuat suasana yang riuh-rendah berangsur hening. Seluruh pandangan serempak tertuju pada altar di halaman istana yang ditata layaknya kebun bunga.
Ketiga hakim Dunia Bawah yang bertugas mencatat sumpah lantas berdiri, diikuti oleh Thanatos beserta segenap kepanitiaannya. Dewa kematian tersebut mencermati keadaan untuk yang kesekian kali. Altar telah siap, semua lentera telah dinyalakan, nektar dan ambrosia untuk jamuan pun telah terhidang. Yang paling penting, tidak ada rumput berduri dan aroma darah manusia–sebagaimana yang mereka persiapkan sewaktu pertama kali menyambut Persephone. Halaman istana sekarang dipenuhi kelopak bunga langka yang menebarkan wangi semerbak ke segala penjuru.
Dari balik pintu yang terbuka, Hades keluar dengan menggandeng Persephone. Cerberus yang menanti di depan gerbang mengiringi mereka menyusuri jalur pengantin beralaskan bentangan karpet emas. Lilin-lilin kecil dan batu permata yang berserakan di tepinya menciptakan cahaya gemerlapan yang menyoroti tiap langkah mereka. Nimfa yang membentuk barisan di sepanjang jalur tersebut bergantian memberi selamat dan menebarkan kelopak bunga di udara.
"Ramai sekali," gumam Persephone seraya melambaikan tangan. Sorot matanya menyapu sepanjang barisan tamu yang hadir diiringi senyum bahagia.
Hades di sebelah Persephone ikut mengulas senyum tipis. Hanya untuk hari ini, Hades membiarkan penghuni kerajaannya mengagumi pesona sang ratu. Hades ingin seluruh orang mengenali dan menghormati Persephone. Bahwa, dewi bermakhota bunga dari Dunia Atas tersebut adalah istrinya.
"Salam kepada Yang Mulia Raja dan Ratu Dunia Bawah!"
Thanatos berujar lantang ketika Hades dan Persephone telah tiba di altar. Dewa-dewi, nimfa, dan para arwah yang hadir serempak berlutut dan bersujud. Persephone memandang mereka dengan haru. Pertama kali seumur hidupnya, ia dipuja secara langsung oleh sekian banyak orang.
"Yang Mulia Hades, tamu pernikahan kita sangat banyak," ujar Persephone merasa sangat tersentuh.
"Tentu saja, Persephone. Mereka datang untuk melihatmu. Untuk merayakan hari pernikahan kita." Hades mengangkat sebelah tangan, memberi isyarat agar seluruh hadirin bangkit.
Di waktu yang bertepatan, Kharon yang baru selesai menyeberangkan arwah datang membawa cawan berisi air dari sungai Styx. Alis Persephone saling bertautan. Hanya ada satu cawan dan itu berarti Hades seorang saja yang akan bersumpah atas nama sungai Styx.
"Yang Mulia Hades tidak perlu melakukan itu." Persephone menyentuh lengan Hades dengan lembut.
"Mengucapkan sumpah adalah bagian dari pernikahan, Persephone." Hades menjawab dengan ringan, seakan tidak terbebani dengan perjanjian sakral yang akan mengikatnya.
"Kalau begitu, izinkan aku bersumpah atas nama sungai Styx juga," pinta Persephone dengan khawatir.
"Sumpah atas nama sungai Styx adalah bentuk kesungguhanku padamu, Persephone." Hades menepuk kedua pundak Persephone. "Dan percaya padamu adalah bukti cintaku. Maka kau tidak perlu mengikat dirimu dengan sumpah yang sakral ini. Cukup aku saja."
Mata Persephone berkaca ketika Hades menggenggam jemarinya dengan erat. Penguasa Alam Kematian tersebut menuntunnya ke pusat halaman untuk mengucapkan sumpah pernikahannya di hadapan seluruh penghuni Dunia Bawah.
"My loyal citizens. In the grace of this tranquil night, I stand before you to make a momentous announcement. Today, before all of your eyes, I declare my union with your queen." Hades berujar dengan suara berat dan dalam, genggamannya pada Persephone semakin erat. "Persephone, a radiant queen. Now a part of my heart, a part of my destiny. She who will share my throne. She who will carve history alongside me. You, my precious people. Must honor your queen, as you honor me."
Senyum tulus menghiasi wajah Persephone. Kekhawatiran yang sempat membayanginya sirna. Persephone tahu tidak perlu meragukan apa pun dari Hades. Maka ketika Hades bersiap membacakan sumpah, Persephone hanya mampu mengerjapkan matanya yang berbinar.
"In the name of Styx, the eternal river courses through our beloved realm. I, Hades, the ruler of the Underworld, solemnly declare this oath." Hades menatap mata Persephone dengan pandangan yang hangat dan teduh. "In times of peace and joy, in times of crisis and uncertainty, I vow to love and protect Persephone."
Air mata Persephone perlahan meluruh, melintasi pipinya yang merona oleh perasaan haru dan bahagia.
"In the name of Styx, I promise to stand as a steadfast protector, an anchor in the shadowy depths, and a beacon of unwavering devotion." Hades meraih cawan di atas meja dengan sebelah tangan. Masih dengan tatapan terkunci pada Persephone, ia melanjutkan, "With this sacred water, I vow to be your shelter in times of darkness and your companion in the dance of starlight. Through the twists and turns of the Underworld's labyrinth, my love for you will endure like the ever-flowing waters of Styx."
Air sungai Styx perlahan bergejolak, menciptakan riak bercahaya yang meruap ke udara. Hades segera merapatkan pinggir cawan ke bibirnya. Dalam sekali tegukan, air tersebut ditenggak hingga habis. Tiap tetasan yang mengalir melalui kerongkongannya terasa dingin.
Hades bergeming sebentar begitu merasakan energi mengisi hingga ke urat-urat nadinya. Styx, sang pemilik sungai yang sakral telah menerima sumpah pernikahan mereka.
Persephone yang menyadari perubahan air muka Hades segera merapatkan tubuh, mengusap dada sang raja Dunia Bawah yang bergemuruh. Ketiga hakim yang mencatat sumpah pun serempak meletakkan pena.
"Apa yang terjadi pada Yang Mulia Hades?" Hacate menoleh pada Thanatos di sampingnya, tetapi di balas dengan gelengan tanpa suara.
Ker dan Erinyes pun tanpa sadar menahan napas. Demikian pula dengan Morai beserta anak-anak Hypnos dan Nyx di barisan belakang. Baru setelah Hades berdeham kecil dan menangkup kedua tangannya di pipi Persephone, dewa-dewi tersebut mengembuskan napas lega.
"Persephone," panggil Hades nyaris terdengar seperti bisikan. Ia menunduk, menyatukan dahi dengan Persephone dan mengucapkan ikrar terakhirnya. "My beloved wife, in the name of Styx, I promise to be your partner in the eternal dance, through every season, every shadow, and every ray of light. May our love be as boundless as the river that binds us, flowing through the ages and beyond."
Getar suara Hades terdengar mengharu-biru. Persephone dengan berlinang air mata membalas sumpah Hades lalu memeluk raja Dunia Bawah tersebut. Sekelebat memori terbayang di benaknya. Sewaktu dirinya terkurung sendirian di Sisilia. Ketika ia harus menyaksikan Artemis, Apollo, dan Hermes pergi sambil menahan tangis. Saat Demeter memojokkan dan membandingkannya dengan dewa-dewi Olympia.
Bila Persephone mengingat semua itu, rasanya mustahil ia bisa berada di sini sekarang. Sebagai mempelai wanita dari raja Dunia Bawah. Sebagai seorang ratu yang dihormati seluruh rakyatnya.
Mendapati Persephone terisak, Hades mengelus pipi sang dewi. Perlahan, Hades membawa wajah Persephone lebih dekat dengan wajahnya, membiarkan tatapan mereka bertemu barang beberapa saat, sebelum ia menyapu bibir lembut Persephone dengan bibirnya.
Sorak gembira para penghuni Dunia Bawah memenuhi udara. Benih bunga yang menguar membawa harum aroma musim semi yang sengar. Pada saat itu, Hades dan Persephone secara resmi menjadi pasangan raja dan ratu yang telah terikat oleh sumpah paling sakral di kalangan dewata. Sumpah yang mengikat takdir. Tidak bisa dan tidak seharusnya dilanggar.
💐💐💐
Pada awalnya, Persephone menyangka bila upacara pernikahannya adalah momen yang paling mendebarkan seumur hidup. Ternyata, malam pernikahan jauh lebih mendebarkan lagi. Di depan cermin perak di kamar pengantin yang disulap menjadi ruangan bernuansa romantis, Persephone diduk memainkan rambut dengan gugup.
Setelah Hades mengikrarkan sumpah pernikahan, acara dilanjutkan dengan membuka perjamuan. Mereka bersulang dan menikmati minuman yang diramu dengan campuran nektar dan anggur spesial. Saat itu Persephone sempat protes sebah Hades mencegahnya meminum terlalu banyak agar tidak mabuk, tetapi kini ia mengerti maksud dari larangan tersebut.
Malam pengantin ....
Persephone menarik napas. Begitu jamuan selesai, Hades memintanya beristirahat sebentar untuk malam pengantin mereka. Ia memutuskan untuk berendam dalam air kembang yang hangat sebelum berganti pakaian. Morai menyiapkan untuknya gaun tidur berbahan sutra yang sangat lembut.
"Bagaimana aku memulainya? Apa harus menunggu sampai Yang Mulia Hades meminta?" Persephone menggigit bibir saat mematut penampilannya di cermin.
Gaun tidur tipis yang membalut tubuhnya cukup jelas menyiratkan bahwa ia bukan perempuan yang tidak tahu makna dari malam pertama. "Apakah aku yang harus menawarkan diri? Tapi bagaimana bila Yang Mulia Hades menilainya tidak sopan? Lagipula aku tidak tahu harus mengatakan apa!"
"Istriku sudah lama menunggu?"
Suara Hades membuat Persephone tersentak kaget. Yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah penampilan sang raja Dunia Bawah dengan robe satin berwarna hitam. Kain halus tersebut menjejak, memperlihatkan dada bidang dan otot-otot perut Hades yang terbentuk sempurna.
"Maaf, aku perlu merubah susunan ruang-ruang di istana ini." Hades duduk di dekat Persephone dan menyentuhkan ujung jari di hidung sang dewi. "Agar kamar kita aman dari pengganggu," bisiknya samar.
"Ti-tidak apa-apa, Yang Mulia Hades tidak perlu minta maaf." Persephone menunduk dengan wajah memerah. Ia tahu Hades punya tubuh yang menawan. Bukan kali pertama ia menyaksikan Hades bertelanjang dada. Namun, potongan robe yang Hades kenankan turut menyingkap bagian bawah tubuhnya dengan jelas.
"Panggil aku Hades, Persephone." Hades membelai wajah Persephone. "Mulai sekarang, panggil aku dengan namaku saja."
Persephone terbeliak dan mendongak. "Tapi Yang Mulia, itu ... itu tidak sopan."
"Begitukah?" Hades tertawa kecil. "Tapi kurasa itu bukan masalah bagi dewi yang pernah mengancam akan memasukkanku ke Tartaros."
"Yang Mulia Hades!" Persephone menutup wajahnya dengan malu. "Waktu itu aku kan belum tahu siapa Yang Mulia Hades sebenarnya!"
Masih dengan tawa ringan, Hades menggeser tubuhnya lebih dekat dan menarik pelan tangan Persephone. "Dan sekarang kau sudah tahu bahwa aku bukan hanya raja Dunia Bawah, melainkan suamimu juga. Jadi, jangan panggil aku dengan sebutan itu saat kita sedang berdua. Kau mengerti, Istriku?"
"Ba-baik, Yang Mulia Hades."
"Hades," ujar Hades hanya menekankan namanya.
Persephone meringis. Lidahnya terasa kelu menyebut langsung nama Hades. "Bagaimana kalau, suamiku? Suamiku ya-yang tampan! Aku akan memanggil Yang Mulia Hades seperti itu!"
Bahu Hades berguncang karena menahan geli. Meski begitu, ia berlagak tidak senang dan menggeleng. "Tidak, Persephone. Kau cukup memanggilku Hades."
Tatapan Hades akhirnya membuat Persephone menyerah. "Ha-Hades," katanya dengan mata terpejam.
Hades menghela napas. Istrinya memang sangat menggemaskan. Hades jadi ingin mengerjainya terus. "Bagus. Sekarang ulangi sebanyak 3 kali."
Segaris kerutan muncul didahi Persephone, tetapi ia lantas menurut. "Ha-des."
"Lagi."
"Hades ...."
"Sekarang buka matamu dan lihat aku."
Kelopak mata Persephone pelan-pelan terbuka. Tatapannya bertemu dengan netra obsidian milik Hades yang menyorot hangat tetapi penuh cinta. Persephone tahu selama ini Hades berusaha menahan diri dan bersabar untuk menunggu hari pernikahan mereka. Persephone tahu tidak mudah meredam nafsu yang memburu, tetapi Hades bersedia tidur di sebelahnya demi membuatnya hangat dan nyaman.
"Hades," panggil Persephone lembut. Tangannya menyapu rahang Hades yang tegas. "Hades, suamiku."
Sudut bibir Hades semakin terkembang. Dibawanya Persephone ke dalam pelukannya. Bibir Persephone dibungkam dengan ciuman penuh cinta. Aroma manis dari tubuh Persephone membuat Hades semakin memperdalam pagutan, menyesap rasa semanis nektar yang membuatnya candu.
Persephone berusaha mengatur napas saat Hades menjeda ciuman mereka. Bibirnya mengatup, berusaha tidak mengeluarkan suara ketika Hades mencumbu leher jenjang dan pundaknya.
"Ha-Hades!" Persephone memekik dan menahan tangan Hades yang hendak menarik pita gaun tidurnya. Persephone tiba-tiba merasa belum siap. Bahkan sekarang tubuhnya sudah berkeringat.
"Ada apa, Persephone?" Hades menilik wajah Persephone. "Kau tidak menyukai sentuhanku?"
Persephone menggeleng cepat. Ia menginginkan belaian Hades, sungguh. Namun, bagaimana cara menyikapi dan menerimanya, Persephone tidak tahu.
"Maafkan aku, Hades." Persephone menjatuhkan diri ke pelukan Hades. "Aku bukan ingin menolak, tapi aku sungguh tidak berpengalaman dalam hal ini. Aku takut membuatmu kecewa. Bo-bolehkah aku mempelajarinya dulu?"
Berbeda dari respons yang diduga Persephone, Hades justru terkekeh dan menyisir rambutnya dengan penuh kasih.
"Persephone, istriku yang sangat kusayangi di dunia, dengarlah." Hades mengecup puncak kepala Persephone. "Tidak ada hal dari dirimu yang mengecewakan dan bisa membuatku kecewa. Aku senang mendengar kau tidak berpengalam dalam bercinta, sebab itu berarti kau menjaga kesucianmu selama ini."
"Hades ...." Persephone membenamkan dirinya lebih dalam pada dekapan Hades. Kalimat tersebut berhasil membuatnya tenang.
"Lalu soal belajar, satu-satunya tempatmu berguru adalah aku. Sebab aku adalah suamimu. Aku berhak atas segala yang ada pada dirimu dan kau pun demikian." Hades mengangkat tubuh Persephone dan memeluknya dari belakang. "Kau pernah berkata, kau sangat menyukai aroma tubuhku, bukan?"
Persephone melenggut tanpa suara. Terpaan napas Hades ditengkuknya membuat bulu kuduknya meremang.
"Dan aku berjanji akan membagi aromanya untukmu. Kau ingat itu?"
Persephone sesungguhnya tidak merasa Hades pernah berjanji untuk itu, tetapi sensasi aneh saat penguasa Alam Kematian tersebut mengecup bagian belakang telinganya membuat ia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Maka ia pun melenggut saja.
Anggukan Persephone membuat pergerakan Hades semakin intens. Dewi Bunga dalam pelukannya tersebut tidak lagi meronta saat ia menanggalkan kain tipis yang menjadi penghalang di antara mereka. Namun, Hades bisa merasakan tubuh Persephone gemetaran. Merasa perlu memberi dewi kecilnya hiburan, kedua tangan Hades menelusup di antara lengan Persephone.
Persephone menggigit bibir saat jemari Hades menggelitik puncak dadanya. Perutnya terasa bergejolak. Persephone merasa aneh dengan sensasi tersebut, tetapi tidak kuasa untuk menolak.
"Jangan menahan suaramu, Persephone." Kecupan Hades berpindah ke pipi Persephone. "Sebut namaku. Aku ingin mendengarnya."
Persephone bergidik, menyebut nama Hades di antara desahannya yang menggoda. Hades membalikkan tubuh Persephone, menatap sang dewi menatapnya sayu. Setiap lekuk yang ia dapati sungguh indah dan membangkitkan gairah. Sekali ini, Hades tidak bisa menahan hasratnya lagi.
"Persephone," tutur Hades lembut. Sebelah tangannya menopang punggung Persephone, sedang sebelah yang lain digunakan untuk melonggarkan pengait robe. "Percayalah padaku. Aku tidak akan menyakitimu. Aku akan memperlakukanmu dengan lembut. Bila kau merasa kurang nyaman, katakan saja."
Persephone melenggut. Tubuh kekar Hades yang hangat membuatnya terpegun beberapa lama, sampai Hades kembali menyentuhnya dengan gairah yang menggebu.
"Kau sangat cantik, Persephone. Istriku yang paling cantik di dunia." Hades berbisik lalu membaringkan Persephone dengan hati-hati. Tiap jengkal tubuh sang istri kemudian dicumbunya dengan pelan. Pada beberapa bagian tertentu, Hades menahan kecupannya lebih lama, menyesap aroma dan rasa manis di sana tanpa jeda.
Sementara Persephone terbuai, Hades kembali memandu, menuntun sang dewi menyelaraskan tempo. Ketika Persephone terisak oleh sentakannya, Hades dengan sigap menenangkan, menuntunnya dengan sabar untuk menyatukan raga.
Persephone merasakan cinta yang luar biasa saat jiwa mereka melebur jadi satu. Persephone tidak akan lupa bagaimana Hades menyerukan namanya di antara penyatuan mereka. Persephone akan selalu mengingat bagaimana Hades memanjakannya dengan sesuatu yang hanya bisa diberi oleh seorang suami kepada istrinya.
"Yang Mulia ... maaf, maksudku, Hades ...." Persephone menoleh pada Hades yang berbaring menghadap padanya. Peluh yang membanjiri tubuh kekar raja Dunia Bawah itu terlihat mengilap di bawah cahaya lentera yang temaram.
"Ya, istriku?" Hades membuka lengan, menyambut Persephone yang meringsak ke pelukannya. Bila menuruti keinginannya, Hades bisa meminta Persephone untuk bangkit dan mereka akan melakukan itu sekali lagi. Namun, dewi kecilnya masih belum terbiasa dan terlihat letih. Lagipula malam itu mereka memadu kasih cukup lama. Hades menerka bila saat ini pagi sudah menjelang di dunia atas.
"Terima kasih sudah mencintaiku." Persephone mendaratkan cumbuan ringan di dada Hades.
Hades memejam sebentar. Sentuhan tersebut membuat darahnya kembali bergejolak. "Terima kasih juga sudah menerima cintaku, Persephone."
"Lain kali aku tidak akan menangis lagi," tutur Persephone meringis malu. "Tapi sebenarnya aku lebih banyak menangis karena bahagia."
"Begitukah?" Hades mengecup dahi Persephone. "Tapi apa pun itu, jangan lagi menangis, Dewiku. Sekarang tidurlah dengan nyenyak."
Hades membiarkan Persephone mencari posisi yang nyaman di pelukannya, lalu berbisik sangat pelan.
" Seperti yang pernah kukatakan sebelumnya, kita akan terjaga sampai pagi di malam pernikahan kita." Senyum samar Hades terkembang. "Dan malam-malam setelahnya."
🔱🔱🔱
TBC
Terima kasih sudah menghadiri acara pernikahan Hades dan Persephone. Masing-masing tamu boleh mengambil batu permata untuk dibawa pulang sebagai souvenir.
Jangan lupa mengisi buku tamu sebagai cacatan jiwa-jiwa berbakti yang akan diberi reward bebas tes masuk Elysian.
Terakhir, mohon antri dengan tertib saat akan menaiki perahu Kharon.
Sampai jumpa di kehidupan (baca : chapter) selanjutnya!
💐💐💐
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro