26. Ignite 💐
🔱Καλή ανάγνωση🔱
Semakin jauh dari istana, langkah Persephone semakin memburu. Sesekali ia harus berhenti ketika kakinya tersandung jubah Hades yang kepanjangan, atau karena tudung di kepalanya yang melorot menutupi mata. Walau begitu, Persephone tidak berniat melepaskan jubah tersebut. Selain karena wangi tubuh Hades yang tertinggal di sana, pakaian berbahan kulit itu berhasil melindunginya dari hawa dingin yang menusuk tulang ketika ia melewati jalanan berbatu menuju gerbang yang dijaga oleh Cerberus.
"Maafkan aku, Yang Mulia Hades." Persephone berujar dalam hati untuk yang kesekian kali. Setelah ini ia mungkin harus memeluk Hades sebagai permintaan maaf. Atau ... mungkinkah Persephone harus menciumnya saja?
Persephone menggeleng, berusaha fokus pada tujuan utamanya menemui Hermes. Persephone sadar tindakannya ini sedikit ceroboh, tetapi membiarkan Hermes memulai konflik dengan Hades akan jauh lebih buruk lagi.
Tanpa Persephone sadari, beberapa meter di belakangnya Hades mengikuti. Jelas, Hades tidak ingin membiarkan dewi kecilnya kesulitan di perjalanan. Apalagi elemen-eleman di dunia bawah belum sepenuhnya menyatu dengan Persephone. Hades mungkin lupa mengatakan ini, tetapi memerintah alam dan benda mati lebih sulit dibanding menundukkan dewa. Segenap elemen di Dunia Bawah punya otoritas sendiri yang tidak bisa dipaksakan.
Atas kehendak Hades, bara api di sungai Flegethon akan dengan senang hati meningkatkan suhunya untuk menghukum kepanitiaan Thanatos yang lalai. Namun, sungai berapi tersebut memiliki temperatur minimum untuk membakar jiwa-jiwa sesat yang penuh dosa. Hades tidak bisa mengingkari itu. Demikian pula untuk sungai Cocytos dan sungai Styx.
"Cerberus!"
Seruan Persephone mengalihkan perhatian Hades. Cerberus yang sedang berjaga di depan gerbang tampak berlari menghampiri Persephone dengan girang. Anjing berkepala tiga dengan gigi setajam belati tersebut berlomba-lomba mengendus Persephone. Hades jadi sedikit cemburu.
"Pelan-pelan!" Persephone tertawa ketika Cerberus menggosok badan di lengannya dengan manja. "Kalian lucu sekali!"
Mendengar pujian Persephone, Cerberus semakin bersemangat. Perlahan, ukuran tubuhnya dibuat semakin kecil untuk menyesuaikan diri dengan Persephone. Taring runcing yang digunakannya untuk mengoyak tubuh penyusup pun disembunyikannya di balik rongga mulut.
Melihat itu, Hades tersenyum kecil. Ketika Cerberus mengendus keberadaannya, ia meletakkan telunjuk di bibir, memberi isyarat agar anjing-anjing itu diam. Sebagaimana biasanya, Cerberus patuh pada perintah Hades dan mengiringi Persephone keluar gerbang.
Setelah tiba di gerbang kerajaan yang dijaga oleh Cerberus, berjalanlah ke kanan dan kau akan menemukan sebuah kuala yang menghubungkan cabang sungai Styx dan sungai Akheron. Bila berjalan ke arah kiri, kau bisa berakhir di terusan sungai Flegethon.
Persephone mengulang penjelasan Hades dalam hati. Diperhatikannya keadaan sekitar dengan cermat, sesaat sebelum mengambil haluan. Namun, belum juga kakinya melanglah, Cerberus menyalak kecil dan menghadang jalannya.
Persephone tersenyum. "Aku tidak akan pergi, Cerberus. Aku hanya ingin menemui Hecate di Hutan Gelap."
Cerberus menyalak lagi, masih mengitari tubuhnya. Persephone tahu, sebagai hewan yang dipercaya Hades menjaga pintu gerbang dunia bawah, Cerberus punya insting yang tajam. Namun, ia tidak bisa menunda waktu lebih lama lagi. Hermes mungkin sudah menunggunya saat ini.
"Jangan khawatir." Persephone mengelus kepala Cerberus bergantian. "Yang Mulia Hades telah membuatkan peta untukku. Aku tidak akan tersesat. Aku akan segera kembali begitu urusanku dengan Hecate selesai."
Cerberus saling berpandangan, tetapi menyadari di belakang sana Hades menganggukkan kepala, anjing tersebut perlahan mundur dengan telinga terkulai lemah.
"Aku janji, setelah kembali dari Hutan Gelap, kita akan bermain kejar-kejaran." Persephone memeluk Cerberus bergantian. "Tunggulah di sini, anak manis."
Bujukan Persephone berhasil membuat Cerberus tenang. Setelah memberi tanda dengan menjilat punggung tangannya, anjing tersebut akhirnya membiarkan Persephone pergi.
"Kerja bagus, Cerberus." Hades muncul dari balik persembunyiannya. Penguasa Dunia Bawah tersebut menepuk kepala Cerberus. "Kalian tetap berjaga di sini. Jangan biarkan ada satu orang pun penyusup yang masuk. Biar aku yang menjaga Persephone."
Cerberus melolong, menanggapi perintah Hades. Anjing yang semula berukurkan tidak lebih tinggi dari pinggang Hades itu kembali berubah ke wujud raksasa bertaring yang siap mengoyak mangsanya.
Sementara itu, Persephone telah tiba di tepi kuala yang mempertemukan sungai Styx dan sunga Akheron. Persephone mendekat hingga cahaya dari lenteranya terbias di permukaan air, menerangi dinding batu dan langit-langit dengan pendar berkilauan. Dua arus yang saling bersinggungan di sana membentuk riak deras yang cukup untuk kuat menenggelamkan perahu. Mustahil bagi Persephone melaluinya.
"Yang Mulia Hades tidak mungkin membiarkanku kesulitan," gumam Persephone kemudian mengeluarkan petanya. Ia menilik dengan saksama dan menemukan jalur menuju tebing yang bisa ditelusuri lewat tepi kuala.
Hades yang mengawasi Persephone dari jauh mengulum bibir. Meski Persephone tidak tahu-menahu tentang relief dunia bawah, tetapi dewi kecilnya itu percaya padanya–dan tidak ada yang membuat Hades lebih bangga dibanding kepercayaan itu.
Setelah melewati kuala, kau akan menemui tebing. Jangan khawatir, ada jalan masuk rahasia melalui tangga di sini.
Persephone kembali berkutat dengan petanya sembari mengingat pesan Hades. Jalan masuk yang dimaksud berada tepat di antara sesar yang membentuk patahan di tengah tebing. Persephone termangu sesaat kemudian menapaki undakan yang meliuk dan tersusun rapi tersebut. Ia mendaki hingga ke puncak dengan mudah tanpa kepayahan sedikit pun.
Hades ikut menyusuri undakan di tebing. Rengkahan tersebut sesungguhnya tidak ada, sampai beberapa saat yang lalu ketika ia menggeser lempeng kerak bumi sebagai tumpuan bagi Persephone mendaki.
Ya, tebing tinggi yang mengantara Erobos dengan daerah di seberang sungai sebenarnya salah-satu defensi geodinamika dunia bawah. Hades mengubah tata ruang tersebut secara berkala untuk melindungi eksklusivitas domainnya agar tidak mudah dijajaki orang lain. Namun setelah Hades menimbang, mungkin lebih baik bila patahan tersebut dibiarkan terbuka. Kalau-kalau Persephone ingin berkunjung ke Hutan Gelap lagi. Masalah tatanan dunianya akan ia rancang ulang nanti.
Hades harusnya menghela napas lega ketika tiba di atas tebing dan memastikan Persephone bertemu dengan Hecate. Sembari menunggu, ia bisa menyaksikan dewi bunga kesayangannya itu merangkai herbarium. Seperti yang biasa ia saksikan diam-diam di Sisilia.
Akan tetapi, sesuatu yang dituju oleh mata Hades justru membuat jantungnya bergelegak marah. Di antara kabut gelap yang menyelimuti Erobos, netra gelap Hades bisa melihat Persephobe berpelukan dengan Hermes.
Hades tidak menyangka, Persephone merencanakan semua ini hanya untuk mengkhianatinya.
💐💐💐
Beberapa jam belakangan dihabiskan Hermes dengan hilir mudik di depan Hutan Gelap milik Hecate.Tidak terhitung sudah berapa kali ia memutar badan dengan resah sampai bekas pijakannya berhasil membentuk jejak yang menjelujuri tanah. Hermes tidak boleh berlama-lama di sana bila tidak ingin ketahuan oleh Thanatos atau dewa-dewi lain yang bisa melaporkannya pada Hades, tetapi Persephone belum juga menampakkan diri.
Dewa pengantar roh tersebut lantas menggigit bibir, teringat pada reaksi Apollo tempo hari. Hermes mengenali–dan juga memulai konflik dengan Apollo sejak lahir. Ia tahu benar bila saudaranya dengan segudang bakat itu punya kesombongan luar biasa. Apollo tidak akan menunjukkan cela di hadapan orang lain, terkecuali untuk urusan percintaannya yang tragis. Namun, Apollo benar-benar pucat saat itu hingga nyaris terjun bebas ke bumi bila Hermes tidak menyelamatnya.
Setelah itu, Apollo mengurung diri di kamar dan menolak bertemu siapapun. Hermes sampai hampir mendapat hantaman panah Artemis karena menyelinap ke kuilnya untuk meminta bantuan. Sayangnya, ketukan pintu dari Artemis juga tidak mendapat atensi dari Apollo.
"Apa Apollo melihat sesuatu yang buruk tentangku?" Pertanyaan yang berputar di kepala Hermes terlontar begitu saja. Sedetik kemudian ia menggeleng.
Tidak. Tidak mungkin. Meski congkak tidak terkira, Apollo tidak mungkin membiarkannya pergi begitu saja tanpa peringatan. Apalagi ini menyangkut keselamatan Persephone.
Derap langkah dari balik kabut kemudian membuat Hermes menoleh dengan cepat. Matanya membola ketika mendapati Persephone dengan napas terengah berlari padanya.
"Persephone!" Hermes nyaris berteriak. Ia berhasil menemukan dewi bunga yang menghilang tiba-tiba dari bumi. Dengan penuh kelegaan, dipeluknya Persephone erat-erat. Tidak ada yang berbeda dari Persephone kecuali jubah hitam panjang yang kemungkinan besar menjadi penyebab putri Demeter tersebut tampak kehabisan napas. Setidaknya, Persephone baik-baik saja.
"Aku sangat merindukanmu, Persephone. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan, tetapi kita harus segera pergi dari sini."
Persephone mengerjap, berusaha melepaskan diri dari dekapan Hermes tanpa membuatnya tersinggung. "Hermes, tunggu sebentar! Aku akan menjelaskan semuanya!"
"Tidak ada waktu!" Hermes menarik pergelangan Persephone. "Kita bisa ketahuan. Kau bisa menjelaskan semuanya nanti!"
"Tidak bisa, Hermes! Kumohon, dengarkan aku dulu." Persephone menahan pijakannya untuk menghentikan langkah Hermes. "Aku tidak akan meninggalkan dunia ini!"
"Apa?" Hermes kontan berbalik. "Persephone, kau bicara apa? Aku tidak salah dengar, bukan?"
"Tidak, Hermes. Kau tidak salah dengar. Aku tidak akan meninggalkan Underworld." Persephone menarik napas panjang. "Aku memenuhi suratmu untuk meluruskan kesalahpahaman ini."
"Kesalahpahaman apa yang kau maksud, Persephone? Apa kau dalam pengaruh sihir?" Hermes mendekat dan menelungkupkan tangan di dahi Persephone. Dunia bawah terkenal sebagai sumber dari segala kekuatan magis dan ilmu hitam.
"Aku sepenuhnya sadar, Hermes." Persephone menggeleng tegas. "Ini adalah keputusanku sendiri. Meski pada awalnya aku ketakukan dan sulit beradaptasi, tetapi Dunia Bawah ternyata tidak semenyeramkan itu. Aku bahagia di sini. Yang Mulia Hades—"
"Cukup, Persephone. Hentikan semua omong kosong itu." Hermes menatap lurus ke dalam iris biru Persephone yang tampak lebih gelap karena redupnya penerangan di sana. Sorot mata Persephone tidak menunjukkan kebohongan, tetapi Hermes sangsi dewi yang tinggal di padang bunga seindah Sisilia itu ingin menetap di Dunia Bawah. "Apa kau tidak sadar? Hades menjadikanmu sandera!"
Sandera? Begitukah pikiran orang-orang pada Hades selama ini?
Persephone terpekur. Pengorbanan yang telah dilakukan Hades padanya bahkan tidak bisa dibayar dengan cara apapun. Hades membuatnya melihat dunia untuk pertama kali. Hades menyembunyikan identitas darinya hanya agar ia tidak berkecil hati. Hades menyelamatkannya dari serangan Thypon. Hades mengakuinya, menghiburnya, membuatnya bisa mendengar himne manusia. Hades melakukan segala hal untuknya.
"Kau salah, Hermes! Yang Mulia Hades tidak pernah menjadikanku sandera!" Persephone menepuk dirinya dengan mata berkaca. "Yang Mulia Hades menyelamatkanku dari raksasa yang menghancurkan Sisilia. Akulah yang memilih ikut padanya."
"Itu karena kau tidak punya pilihan lain." Hermes memengangi kedua pundak Persephone. "Persephone, semua orang merindukanmu. Semua orang mengkhawatirkanmu."
"Aku tahu. Aku juga merindukan kehidupan di bumi. Aku merindukan ibuku. Aku merindukanmu. Aku merindukan Artemis, Apollo, dan para nimfa di Sisilia. Namun setelah semua yang terjadi, aku tahu dunia ini adalah tempat terbaik bagiku. Aku baik-baik saja dan sekarang kau tahu tidak ada lagi hal yang perlu untuk dikhawatirkan."
Perkataan Persephone membuat Hermes terperangah. Banyak hal yang bisa menyanggah argumen Persephone. Hermes yakin bisa membuat Persephone sadar bila keputusannya salah. Namun, tidak saat mereka masih berada di Alam Kematian tersebut. Paling tidak, mereka harus keluar dari sana dulu.
"Tidak bisa!" Hermes menarik lengan Persephone. "Sadarlah, Persephone! Hades adalah dewa yang kejam! Dia dewa yang tidak punya belas kasihan!"
"Yang Mulia Hades bukan dewa yang kejam!"
Persephone menampik tangan Hermes dengan marah. Bersamaan dengan duri yang muncul dari permukaan bebatuan hingga memaksa Hermes mundur selangkah. Persephone tidak bisa menahan emosi dalam dirinya kali ini. Hermes menghina Hades dan itu membuatnya sakit hati. Jauh lebih sakit dibanding mendengar penghakiman Demeter atas dewi minor sepertinya.
"Yang Mulia Hades memperlakukanku dengan sangat baik! Yang Mulia Hades adalah satu-satunya orang yang mengakui kemampuanku!"
Air mata Persephone mengalir tanpa bisa dicegah. Rintiknya yang menetes di tanah menumbuhan benih Poplar yang mulai menjalar memenuhi kawasan Erobos.
"Kau tidak mengerti, Persephone." Hermes merendahkan suara. "Kau dilahirkan untuk menjadi Dewi Bunga. Kau tidak seharusnya tinggal di dunia ini. Bagaimanapun, kau harus kembali ke bumi."
Kata-kata Hermes kali ini berhasil membuat perasaan Persephone bergemuruh. Ia tidak bisa menghindar dari takdirnya sebagai dewi untuk bumi, tetapi hatinya telah jatuh pada Hades.
"Tidak! Bahkan bila harus mengingkari takdir itu, aku akan tetap di sini!"
"Persephone, apa yang membuatmu sampai bersikeras begini? Apa karena Hades memberikan segala yang kau inginkan? Kami bisa melakukan itu—"
"Karena aku mencintainya!" Bahu Persephone naik-turun. Ditatapnya Hermes yang tercengang. "Aku mencintai Yang Mulia Hades dan tidak akan pergi dari sisinya! Aku akan menikah dengannya dan kami akan bahagia!"
Mata Hermes membola mendengar pengakuan Persephone. Namun, yang jauh lebih mengejutkan adalah sulur berduri yang tahu-tahu sudah mengakar dan memerangkap kakinya.
"Maafkan aku, Hermes." Persephone menatap Hermes dengan sorot mata sendu. "Tetapi kau harus kembali seorang diri."
"Persephone, tunggu!" Hermes berusaha menyusul Persephone. Namun, kedua kakinya masih tertahan oleh sulur tanaman.
Hecate yang sejak tadi mengamati dari balik hutan beranjak keluar ketika Hermes berhasil melepaskan diri dari jeratan sulur Persephone. Hecate tidak bisa membiarkan Hermes menyusul dan memaksa Persephone. Hades bisa menghukumnya di Tartaros. Dengan kekuatannya untuk menciptakan ilusi, Hecate kemudian membuat Hermes tersesat dengan jalan bercabang yang tidak putus.
Pandangan Hermes lantas berputar. Ia adalah dewa yang mampu menentukan arah, tetapi Underworld bukan dunia yang sering dijelajahi olehnya. Hermes mencoba beberapa jalan yang berbeda tetapi berujung kembali ke tempat yang sama. Ketika tubuhnya terduduk lemas, Hermes mendengar suara kepakan sayap membelah udara.
"Gawat! Itu Thanatos!"
💐💐💐
Untuk pertama kali seumur hidupnya, Hades merasa jantungnya berdenyut sakit. Kecewa dan amarah berkecamuk dalam dirinya. Hades tidak pernah merasa semurka ini. Bahkan saat melawan Kronos, sang ayah yang dengan keji pernah menelannya mentah-mentah.
Yang Mulia Hades, berjanjilah untuk selalu percaya padaku.
Percaya? Hades tersenyum miris. Persephone memintanya untuk percaya, tetapi mengingkari kepercayaan yang ia berikan.
Aku Persephone. Ratu Dunia Bawah. Dalam lindungan Hades, raja Alam Baka. Jangan coba-coba menyakitiku atau kalian akan mendapatkan hukuman di Tartaros.
Dada Hades semakin sesak membayangkan senyum manis Persephone. Namun, yang paling miris dari semua kekecewaan yang ia terima adalah kenyataan bahwa sampai detik ini pun ia tidak bisa menghukum Persephone. Bahkan saat Persephone mengkhianatinya, Hades tidak bisa melunturkan rasa cintanya.
Untuk itu, satu-satunya yang akan menerima hukuman darinya adalah Hermes. Hades tidak peduli dengan Zeus dan Olympia. Selama ini ia tidak pernah mengusik urusan di istana Olympus. Namun, Hermes menyalahi tugasnya sebagai dewa pengantar arwah dan ingin membawa kabur Persephone.
Hades baru ingin mengambil langkah ketika teriakan Persephone membuatnya tercekat. Persephone tampak berdebat dengan Hermes.
"Yang Mulia Hades bukan dewa yang kejam!"
Hades terpaku di tempat.
"Aku mencintai Yang Mulia Hades dan tidak akan pergi dari sisinya! Aku akan menikah dengannya dan kami akan bahagia!"
Hades mengerjap lambat. Pengakuan Persephone terdengar sangat jelas di telinganya. Tangan Hades yang semula terkepal perlahan membuka. Hades salah. Persephone tidak bekhianat. Persephone benar mencintainya. Persephone bersedia menikah. Jadi, inilah maksud Persephone untuk memintanya percaya.
Ketika Persephone berbalik dan meninggalkan Hermes, Hades kembali menyembunyikan diri dan mengikuti dari belakang. Hades tahu ini berat bagi Persephone, maka ia ingin menjaga perasaannya dengan tidak muncul secara tiba-tiba. Akan tetapi, tumbuhan yang menjalar mengiringi langkah Persephone membuat Hades berhenti.
"Benih Poplar?" Hades menekuk lutut. Erobos adalah tanah kering yang minim unsur hara. Tidak ada tumbuhan hijau yang bisa tumbuh di sana melainkan pohon kayu tanpa pembuluh serta beberapa jenis tumbuhan beracun. "Mungkinkah Persephone ...?"
Sedetik kemudian Hades tersadar dan menyusul Persephone dengan segera. Begitu menuruni sesar di tebing, sesuatu yang menakjubkan pun terjadi. Undangan tersebut kini diselimuti Liana dengan akar napas yang membelit di dinding tebing.
"Persephone!" Hades yang telah sampai di gerbang berteriak begitu tidak menjumpai Persephone dalam pandangannya. Cerberus tidak di sana, kemungkinan sedang mengejar arwah yang sedang melarikan diri. Persephone bisa salah jalan bila tidak hati-hati.
Di lain pihak, Persephone yang tidak bisa menguasai diri tanpa sadar menyusuri jalan menuju anak sungai Flegethon. Saat kakinya tersandung, barulah Persephone tersadar bila dirinya sedang berada di bibir jurang. Bara api sekian meter di bawah sana memantul di mata birunya. Persephone ingin bangkit, tetapi lereng tiba-tiba bergumuruh dan meruntuhkan tanah yang dipijakinya.
Persephone berusaha menjangkau apapun. Namun, tangannya hanya mampu menggenggam kerikil yang ikut terhempas bersama tubuhnya sebelum tenggelam dalam lautan api.
🔱🔱🔱
TBC
Halo, my Dear Readers. Jangan lupa tinggalkan vote, komentar, dan share cerita ini ke teman-teman kalian yang menggemari mitologi Yunani!
Fully Love, Kireiskye
💐💐💐
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro