Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

20. Undercover 💐

🔱Καλή ανάγνωση🔱

Malam hampir mencapai puncaknya ketika Hades dan Zeus bertemu secara diam-diam di suatu daratan yang tampak seperti negeri antah-berantah. Di bawah naungan awan "anti-penguntit" buatan Zeus, keduanya duduk berkutat. Hades tidak tahu istilah yang tepat untuk awan putih buatan Zeus yang dapat berubah menjadi gegana mengerikan dalam sekejap mata. Namun, ia dapat memastikan tidak ada makhluk yang bisa keluar dari kepulan awan tersebut tanpa tersengat petir sekian juta voltase.

"Kau bilang Persephone tidak bisa menggunakan kekuatannya di dunia bawah?" Zeus mengulang penuturan Hades sambil mengelus dagu.

"Sederhananya seperti itu." Hades mendesah panjang. "Tapi tidak sesederhana itu."

Zeus ikut membuang napas. Diperhatikannya air muka Hades yang sarat kekhawatiran. Memang hanya Persephone seorang yang bisa mencairkan kebekuan hati dari penguasa alam kematian tersebut. Hades yang sejatinya minim ekspresi sekarang lebih "terbaca".

Satu hal yang membuat Zeus selaku raja para dewa segan pada Hades–selain otoritas dan kekuatannya–adalah karena ia selalu hadir tanpa emosi. Sulit memetakan perasaan Hades hanya dari raut wajahnya saja. Bahkan Zeus bersaksi, di antara 6 patung dewata mulia raya yang dibuat Hepaesthus sebagai ornamen di istana, hanya rupa Hades yang benar-benar mirip dari segi mimik wajah.

Akan tetapi, Zeus merasa prihatin juga pada kisah cinta Hades dan Persephone yang rumit. Meski berbagai pihak mengutuk hubungannya dengan banyak wanita yang merusak silsilah keluarga, paling tidak kisah Zeus tidak melibatkan urusan dua domain yang saling bertolak belakang.

"Ini terkait aturan domain yang kita sepakati dulu." Zeus berujar, menggali kembali memorinya beberapa milenium yang lalu.

Pada dasarnya, setiap dewa lahir dengan dua arketipe, jenis kekuatan dewata yang berbanding lurus dengan eksistensi mereka. Semakin besar peranan seorang dewa terhadap dunia, maka akan semakin tinggi pula kedudukan dan pamornya. Zeus tidak bermaksud berbangga hati, tetapi sebagai raja para dewa, bisa dibilang dirinya punya peranan paling besar di dunia.

Arketipe pertama adalah kekuatan asali, diturunkan secara genetik melalui ichor yang mengalir dalam tubuh setiap dewa. Ichor memberi kekuatan dasar seperti keabadian, kemampuan berteleportasi, serta kemampuan mengubah wujud sesuatu yang dalam arti lain disebut menciptakan "kutukan".

Ichor diwariskan melalui persilangan gen. Oleh karena itu, makhluk setengah dewa yang mewarisi setengah gen dari orang tua dewata mereka memiliki umur yang lebih panjang, meskipun tidak kekal. Namun demikian, kemampuan ini bisa ditangguhkan. Zeus bisa mencabut keabadian yang dimiliki seorang dewa dan mengubahnya menjadi makhluk fana.

Arketipe kedua disebut kemampuan adaptif, kekuatan spesifik yang menjadi ciri khas masing-masing dewa dan tidak diwariskan. Kemampuan ini merupakan spesialisasi yang dapat diperoleh dari berbagai cara. Baik karena faktor eksternal ketika seorang dewa lahir, pemberian dari dewa lain, maupun yang diperoleh dengan latihan khusus.

Misalnya saja, Apollo yang lahir ketika matahari berada di titik tertinggi mendapat berkat dari Dewa Matahari. Demikian pula dengan Artemis yang lahir ketika bulan purnama di malam sebelumnya. Contoh lain adalah kelahiran Athena. Sebab suatu hal yang tidak ingin Zeus ceritakan, putri kebanggannya tersebut lahir dengan baju zirah yang di kemudian hari menjadi dewi Kebijaksaan Perang.

Selain itu, sebagian dari dewa-dewi Olympia mendapat kekuatan spesial dari hasil latihan keras. Artemis di usia tiga tahun meminta Zeus untuk mengajarinya memanah. Selaku ayah yang baik, Zeus pun mememuhi keinginan tersebut dan meminta para Kiklops membuatkan busur beserta anak panah dari perunggu untuk Artemis. Ketika beranjak remaja, Artemis kemudian mendapat gelar sebagai Dewi Pemanah.

Hal yang sama dilakukan Zeus ketika Hermes dengan bakatnya dalam berkomunikasi ditunjuk sebagai Dewa Pembawa Pesan. Ia meminta Hepaesthus untuk membuatkan topi dan sandal bersayap untuk memudahkan pekerjaan anak bungsunya.

"Mungkin kau belum tahu ini, tetapi Persephone tidak memiliki keterampilan dasar sebagai seorang dewi Olympia." Zeus bersuara lagi. "Persephone tidak bisa membuat kutukan."

"Aku tahu itu," sergah Hades cepat. "Aku mengenal Persephone-ku lebih dari orang lain."

"Persephoneku," ulang Zeus dalam hati. Untuk pertama kalinya Zeus mendapati raut wajah cemburu di wajah Hades. Lucu sekaligus menyeramkan.

"Baiklah, kau yang paling tahu tentang Persephone-mu."

Zeus meringis. Menghadapi prasangka Hades sama menyeramkannya dengan menghadapi Hera yang sedang cemburu buta.

"Yang sedang ingin kubicarakan di sini adalah hukum wilayah. Persephone memiliki kemampuan menumbuhkan bunga, sebab kelahirannya disambut baik oleh alam. Dia menjadi Dewi Musim Semi berkat didikan Demeter yang mengajarinya cara menghubungkan emosi dengan makhluk hidup. Kemampuan adaptif itu tidak berlaku di dunia bawah, kecuali bila Persephone bisa menghubungkan emosinya dengan alam di sana."

"Apa maksudmu?"

"Persephone harus benar-benar menyatu dengan Dunia Bawah." Zeus berdeham. "Dan tentunya menyatu dengan dirimu juga."

Hades mendesah berat. "Persephone sudah mencoba, tetapi dewi kecilku itu mengalami hipotermia di sungai Cocytos."

Zeus memperbaiki posisi duduknya dan menepuk pundak Hades. Ia tidak berniat menjadi penasehat cinta di saat wanita selingkuhannya ada di mana-mana, tetapi akan sangat mengkhawatirkan bila Hades melalaikan urusan dunia bawah karena galau berkepanjangan.

"Hades, kau harus memastikan duniamu bisa menerima Persephone." Zeus menatap Hades serius. "Bukan hanya penghuni Underworld, tetapi segenap elemen di sana harus tahu bila Persephone adalah ratunya. Dengan begitu, sesuai hukum wilayah, Persephone akan punya kendali atas domainmu."

"Kami akan menikah. Persephone akan menjadi ratu Dunia Bawah. Aku telah mengubah himne pemujaan dan manusia akan tahu bila Persephone adalah istriku. Satu-satunya istriku." Hades melipat tangan di depan dada. "Sebab itu kau harus segera memberikan restu untuk pernikahan kami."

"Aku mengagumi kesungguhanmu, Hades. Namun, restu dariku saja tidak cukup. Kau tahu, Hera adalah Dewi Pernikahan. Bila kau ingin menikah dan menobatkan Persephone menjadi ratu secara resmi, kau butuh restu dari Hera juga."

"Lalu, apa ada di antara kalian yang tidak ingin memberi restu?" Mata Hades menelisik penuh antisipasi dan Zeus menyadari betapa sensitif saudaranya tersebut perkara cinta. Ralat, perkara Persephone.

"Tentu saja tidak. Aku tahu benar siapa dirimu. Kau bisa mengibarkan bendera perang bila aku merintangi hubunganmu dengan Persephone," kilah Zeus berusaha mencairkan suasana. "Aku bisa memberikan restuku kapanpun kau menginginkannya. Hanya saja, Hera punya syarat khusus."

"Yaitu?"

"Kau harus memastikan Persephone benar-benar mencintaimu dengan sepenuh hati."

Hades terdiam. Bola matanya sempat tertuju ke satu arah selama beberapa saat sebelum dibuat berkedip beberapa kali. "Aku akan memastikan itu."

Zeus mengangguk mantap. "Aku tidak pernah meragukanmu."

"Ya." Hades berdiri, bersiap melakukan teleportasi kembali ke ruang kerjanya di dunia bawah.

"Hades" panggil Zeus lagi. Seringaian halus terbentuk di bibirnya yang tertarik simetris di kedua sisi. "Meski Persephone belum menjadi ratu secara resmi, kau tetap bisa tidur dengannya."

Hades berbalik sambil mendecakkan lidah. Ia paham apa yang dimaksudkan oleh saudaranya yang mata keranjang tersebut.

"Ada apa? Apa yang salah?" Zeus mendelik. "Hades! Jangan bilang kau belum menyentuh Persephone!"

"Itu bukan urusanmu."

Rahang Zeus terbuka lebar mendengar penuturan Hades. "Kau serius? Kalian belum pernah melakukan itu?"

"Aku bilang itu bukan urusanmu!"

"Demi alat kelamin Uranus!" Zeus tercekat. "Kau bilang kau mencintainya!"

"Ya, tetapi aku tidak ingin merampas kehormatan perempuan yang aku cintai demi memuaskan diriku sendiri."

"Hades, ini bukan hanya tentang kepuasanmu sendiri. Perempuan mungkin akan menolak di awal. Ya ... kadang-kadang butuh sedikit paksaan. Namun, pada akhirnya mereka akan luluh juga. Lagipula kita hanya memberi cinta, bukan? Tidak ada yang salah dengan itu!"

Hades berdecak malas. Perkataan Zeus membuat telinganya sakit. "Cinta yang diberi dengan paksaan adalah luka, dan aku bersumpah tidak akan melukai istriku sendiri."

"Terserahlah." Zeus menyerah. Ia tidak akan menang bila mendebat Hades. "Ah, aku hampir lupa. Aku punya sesuatu untukmu."

"Apa itu?" Hades menerima sebuah surat gulungan yang dikeluarkan Zeus dari balik himation berbahan linen yang ia kenakan. Sebuah simbol yang tertera di sana membuat Hades membolakan mata. Tanda khusus untuk pesan rahasia.

"Ini rahasia besar, tetapi sekarang kau pantas mengetahuinya." Zeus melirik ke sekeliling. "Tidak ada yang tempat aman di bumi. Kau bisa membaca di ruang kerjamu nanti."

Hades hanya mengangguk singkat. Ia memasukkan surat gulungan tersebut ke dalam jubah sebelum sosoknya lenyap dari pandangan Zeus. Sekalipun istananya dibentengi dengan sistem penjagaan super ketat, Hades tidak ingin terlalu lama meninggalkan Persephone yang sedang lelap tertidur.

Sementara itu sepeninggal Hades, Zeus celingak-celinguk memperhatikan situasi. Ia memilih tempat pertemuan tersebut bukan tanpa alasan. Sebetulnya Zeus ada janji dengan seorang nimfa.

Segera setelah memastikan tempat tersebut aman dari mata-mata Hera, Zeus menuju kaki gunung. Dua orang Oread tampak menanti kehadirannya. Satu di antara mereka adalah kekasih gelap Zeus, sementara satu lagi adalah nimfa yang pandai bercerita dan bisa membuat lawan bicaranya lupa waktu. Zeus memerintahkannya untuk berjaga di luar hutan untuk menahan Hera. Kalau-kalau tabiatnya ketahuan.

Echo, nama nimfa tersebut. Roh alam bersuara merdu itu menunduk patuh dan berjaga di sekeliling hutan sambil sesekali bersenandung, tanpa tahu bila keterlibatannya dalam perselingkuhan Zeus akan mendatangkan malapetaka di waktu yang akan datang.

💐💐💐

"Yang Mulia Hades! Yang Mulia Hades!"

Suara Persephone bergema di sepanjang labirin menuju ruang kerja Hades, seirama dengan derap langkah kakinya yang terdengar semakin cepat. Persephone mulai hapal jalan menuju ruang kerja Hades tanpa takut tersesat. Bahkan ketika melewati anak tangga yang bergerak dengan sendirinya, Persephone tidak lagi kesusahan–walau masih nyaris tersandung.

Hades yang serius membaca isi surat Zeus lekas menoleh ke arah pintu. Dari celah sempit yang terbuka, ia bisa melihat Persephone mendorong pintu besi sekuat tenaga. Dewi mungil itu sampai menubrukkan bahu dan menggunakan kakinya yang beberapa kali tersilap di lantai sebagai tumpuan.

Merasa energinya terkuras habis, Persephone memilih masuk ke ruangan Hades lewat sedikit ruang kecil yang tercipta. Hades hanya terkekeh melihat tingkah dewi kecilnya.

"Yang Mulia Hades!" seru Persephone dengan mata berbinar.

Hades menggulung suratnya dengan cepat kemudian memasukkannya ke dalam laci. Ia bangkit dan merentangkan tangan, menyambut Persephone. Anak rambut yang tergerai di wajah Dewi Musim Semi tersebut menjadi pertanda bahwa Persephone baru saja terjaga.

Malam di Dunia Atas memang masih panjang dan tubuh Persephone masih membawa ritme sirkadian dari kehidupannya di bumi. Hades ingin menduga bila Persephone bangun dari tidurnya karena mimpi buruk, seperti di awal kedatangannya malam-malam yang lalu. Namun, keceriaan di wajah sang dewi meleyapkan praduganya.

"Ada apa, Persephone?" Hades merengkuh Persephone. "Apa yang membuat dewiku terbangun di tengah malam begini?"

"Yang Mulia Hades! Manusia menyebut namaku dalam doa!" Persephone memeluk Hades dengan girang. "Mereka ... mereka seperti berbisik di telingaku! Bukan! Mereka seperti berbicara dalam hatiku!"

"Begitukah?" Tangan Hades menyisir rambut panjang Persephone. Pesan yang dikirimkan para Onerai pada para pendeta di kuil telah tersampaikan. Orang-orang yang memujanya sedang mempelajari dan menyebarkan himne untuk Persephone.

"Ya!" Persephone meloncat kegirangan. "Apa Yang Mulia Hades bisa mendengarnya juga?"

"Hm." Hades bergumam kecil. "Jadi itu yang membuatmu terbangun?"

Persephone mengangguk semangat. Sesekali ia terdiam, mendengar bait demi bait himne yang dipanjatkan manusia.

Kepada dewi Persephone. Dewi musim semi yang membawa berkah pada dunia.

"Ya! Itu aku! Aku dewi musim semi!" Persephone membalas doa yang ditujukan padanya, meski ia tahu manusia yang fana tidak bisa mendengar kata-katanya secara langsung.

Dewi pujaan kami, dewi Persephone. Dewi yang menumbuhkan bunga-bunga di muka bumi.

"Ya! Aku bisa menumbuhkan bunga-bunga di muka bumi!" Persephone melirik Hades kemudian memelankan suara. "Walau tidak di Dunia Bawah ...."

Hades hanya mengulum bibir, berusaha tidak tertawa. Persephone selalu berhasil membuatnya gemas.

"Tidak masalah, Persephone," bujuk Hades merendahkan tubuh. "Kemampuanmu akan muncul kembali ketika kau bisa menyatu dengan alam di dunia ini."

"Tapi bagaimana aku bisa menyatu dengan dunia ini, Yang Mulia?"

"Seharusnya ada banyak cara. Kita pikirkan itu nanti. Sekarang dewi kecilku harus kembali beristirahat." Hades menggenggam tangan Persephone. Setelah membaca surat yang diberikan Zeus, perasaan Hades pada Persephone semakin kuat. Dewi Bunga yang terpenjara di Sisilia tersebut telah kehilangan banyak kebahagiaan dan ia berjanji akan terus membuatnya tersenyum setelah ini.

Persephone menurut. Jemarinya ditautkan pada tangan kekar Hades yang menuntunnya berjalan ke luar ruangan. Mulanya, mereka berjalan beriringan dengan tenang. Namun, ketika Persephone mengayunkan lengan dan berlari-lari kecil, Hades ikut mengimbangi.

Melihat Hades meniru gerakannya, Persephone terkikik geli. Ia terus  mempercepat langkah, bahkan ketika menuruni anak tangga. Hades pun mengikuti sambil mengawasinya. Ketika sebelah kaki Persephone salah berpijak, dengan segera ia mengubah pergerakan anak tangga di sana agar dewi kesayangannya tidak tergelincir.

"Kau kelihatan sangat senang," ujar Hades pada Persephone yang mendudukkan diri di tepi ranjang.

"Maafkan aku, Yang Mulia." Persephone menghadap Hades malu-malu. Ia sadar sikapnya sudah berlebihan. "Ini untuk pertama kalinya aku mendengar manusia menyebut namaku. Aku sangat bahagia sampai tidak bisa mengontrol diri."

"Tidak perlu meminta maaf, Persephone. Kau pantas mendapatkannya. Kau sangat pantas untuk dipuja."

Mata Persephone mulai berkaca saat jemari Hades mengusap pipinya. "Yang Mulia Hades, terima kasih. Aku tidak akan mendapatkan semua ini bila bukan karenamu," tuturnya antara gugup dan malu.

"Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga, Persephone. Aku yang seharusnya berterima kasih. Kau yang telah membuatku bahagia."

Hades memajukan badan hingga tidak tersisa jarak antara dirinya dan Persephone. Dengan sangat pelan, ia mengecup dahi Persephone dan menyatukan kening mereka.

Degup jantung Persephone memburu saat telunjuk Hades melukis segaris goresan di bibirnya. Aroma napas yang hangat sekaligus menyegarkan menyapu wajahnya saat raja alam kematian tersebut meraih rahangnya dan mendekatkan wajah.

Persephone menutup mata, mencoba menenangkan diri dan menerima sentuhan bibir Hades. Rasanya sangat lembut dan sangat manis. Hades pun demikian. Semakin dalam pagutan yang tercipta, semakin besar pula nalurinya sebagai seorang lelaki bekerja.

Detik berikutnya Persephone tidak mampu lagi menjelaskan lebih lanjut sensasi aneh yang membuatnya terbuai. Yang ia tahu, Hades mengakhiri kuluman bibirnya dengan pelukan hangat.

Malam tersebut menjadi malam penuh kenangan bagi keduanya. Malam di mana sang raja alam kematian dan dewi musim semi sama-sama memberikan ciuman pertamanya dengan tulus hati dan penuh kasih.

🔱🔱🔱
TBC

📜Author Notes📜

Himation adalah pakaian luar tanpa yang umun digunakan para dewa-dewi dalam mitologi Yunani. Berupa kain panjang ta la jahitan yang membelit tubuh. Perbedaan himation pria dan wanita terletak pada ukuran, model, dan aksesoris tambahan.

Gambaran himation yang dikenakan Zeus kurang lebih seperti ini. Template story infoku hilang jadi penjelasan istilah-istilah unik lewat deskripsi saja huhu ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro