Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16. Abolishment 💐

🔱Καλή ανάγνωση🔱

Keberhasilan Hades mengalahkan Typhon sama sekali bukan akhir dari perkara bagi Zeus. Bagaimana pun juga, masih banyak pihak yang akan menuntut penjelasan darinya setelah ini. Zeus harus sesegera mungkin mencari jalan tengah untuk menghindari perselisihan demi menjaga takhtanya sebagai raja para dewa.

Bila ada yang menyebut dirinya haus kekuasaan, Zeus tidak akan menyangkal. Pada hakikatnya, semua dewa memang demikian. Fitrah mereka adalah pengakuan. Tersebab itulah dewa-dewi senang unjuk diri dan pamer kekuatan. Meski hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku bagi Hades.

Di mata Zeus, Hades adalah dewa mayor yang tidak seperti kebanyakan dari mereka. Penguasa alam kematian tersebut seakan tidak tersentuh oleh sanjungan. Hades senantiasa berdiam diri di Underworld, tanpa atensi pada dunia, tanpa ingin mengumbar kekuatan yang sejatinya bisa meluluhlantakkan gunung Olympus.

"Ini sedikit rumit ...."

Dengan telunjuk menyanggah puncak hidung, Zeus mendesah berat. Tatapannya dibawa menerawang, menembus langit-langit istana yang berhias panorama alam semesta.

Setelah perang melawan titan berakhir, saat mereka bersaudara duduk bersama untuk merundingkan klaim penguasaan terhadap dunia, sekelumit rasa takut menggerayangi hati Zeus. Poseidon dengan trisulanya yang menghujam tampak tidak sabar mencaplok wilayah kekuasaan, sementara aura dingin Hades  nyaris membekukan susana.

Akan tetapi ketika perundingan dimulai dan Hades mendapatkan Dunia Bawah sebagai teritorial, dewa dengan netra segelap obsidian tersebut tidak menunjukkan pertanda emosi yang berarti selain kedua alis terangkat beberapa senti. Lalu dengan begitu saja, Hades pun menerima bagiannya. Padahal bila saudaranya yang satu itu keberatan, niscaya perang jilid II akan terjadi.

Tidak hanya itu. Hades juga merupakan satu dari sedikit sekali dewa yang tidak senang melampiaskan hawa nafsu. Ketika ia dan Hera terlibat konflik rumah tangga yang tak berkesudahan, juga Poseidon yang dibuat pusing dengan anak setengah dewa hasil persilangan dari berbagai jenis makhluk, Hades justru sibuk dengan pekerjaannya. Zeus betul-betul khawatir Hades akan jadi perjaka tua. Gelar yang tidak semestinya dimiliki oleh petinggi Olympia.

Oleh sebab itu, ketika Hades meminta restunya untuk Persephone, Zeus tidak bisa menolak. Tentu tidak setelah sekian ribu tahun saudaranya itu tidak pernah menaruh perhatian pada wanita mana pun. Lagipula, Zeus tidak bisa membayangkan betapa kacaunya dunia bila Hades murka dan memutus akses menuju underworld. Regenerasi tidak akan terjadi dan siklus kehidupan manusia akan terputus.

Yang sekarang jadi masalah adalah mengapa harus Persephone? Dari sekian banyak wanita yang menggoda untuk diajak bercinta, mengapa Hades justru tertarik pada dewi muda tersebut?

Zeus tahu benar bila Persephone sangatlah jelita. Tidak ada yang sanggup menolak pesona gadis bunga yang membuat bumi berseri tersebut. Namun, kesenjangan usia di antara Hades dan Persephone sangat kentara.

Zeus bukannya meragukan Hades. Hanya saja, aturan percintaan bagi para dewa akan semakin merumit. Setelah mengizinkan hubungan terlarang antara Apollo dan Hyacinthus–lantaran putranya yang satu itu selalu gagal memikat wanita bahkan dengan segala kelebihannya, sekarang ia harus melegalkan age-gap relationship antara Hades dan Persephone. Bisa-bisa manusia yang dibekali akal pikiran mengambil inspirasi dari kisah mereka.

Persephone bisa lepas dari Demeter setelah menikah dengan Hades. Kau tahu aturannya.

Zeus mengulangi kata-kata Hera yang mencul dalam wujud kabut di bayangannya.

Apakah kau bersedia memberkati pernikahan mereka?

Tentu saja. Dengan satu syarat.

Apa itu?

Persephone harus mencintai Hades. Dengan begitu, kutukan

BRAAAK!

Suara pintu yang dihempas dengan gusar berdegum, bersamaan dengan lenyapnya sosok Hera di hadapan Zeus. Di ambang pintu Aula Dewan, muncul Apollo dan Hermes dengan air muka tidak senang. Dewa yang tidak pernah akur tersebut tampaknya telah berkomplot.

"Selamat datang putra-putraku yang mewarisi ketampanan ayah." Zeus berdiri merentangkan tangan, meski ia tahu baik Apollo maupun Hermes yang sama-sama merengut tidak akan sudi membalas ramah-tamahnya. Namun, bukan Zeus namanya bila ia tidak tahu bagaimana cara mengalihkan perhatian anak-anaknya.

"Ayah sangat terharu." Zeus menggosok hidung. "Kalian berdua akhirnya bisa akur."

"Akur?" ucap Hermes dan Apollo berbarengan. Keduanya saling pandang dengan jengah. Sementara Zeus yang berhasil melempar umpan diam-diam menyunggingkan senyum.

"Siapa yang akur dengannya!" Hermes mendengkus, tidak sudi disebut berdamai dengan Apollo. Bila bukan karena ingin menuntut keterlibatan Zeus pada kekacauan di Sisilia, Hermes pun tidak sudi berdiri di samping dewa yang menyebut dirinya multitalenta itu.

Akan tetapi, ia butuh suara. Zeus memang tidak lebih menyayangi Apollo dibanding Artemis, bahkan tidak segan menjatuhkan hukuman padanya. Namun setidaknya, track record Apollo sebagai dewa yang ahli dalam berbagai hal membuat saudaranya itu cukup diperhitungkan. Buktinya Zeus mengizinkan Apollo menjalin cinta terlarang dengan Hyacinthus untuk mengobati patah hatinya. Meskipun lagi-lagi kisah asmara mereka kembali berakhir tragis. Ketampanan Apollo memang sia-sia.

"Siapa juga yang mau bekerja sama denganmu!" balas Apollo sengit.

Setelah selesai menyanyikan satu album lagu sebagai hiburan di pesta Artemis, Apollo bergegas ke Sisilia dan mendapati pulau hijau tersebut nyaris menjadi padang gersang. Sisilia hancur dan Persephone menghilang. Apollo bertemu dengan Hermes di reruntuhan bekas kuil Persephone dan terlibat aksi saling lempar kesalahan dengan tukang pos berkedok dewa Olympia tersebut sebelum akhirnya mereka sepakat menemui Zeus.

Apollo sejujurnya malas bekerja sama dengan Hermes, tetapi menuntut Zeus seorang diri kecil kemungkinan akan berhasil. Lagi pula, sebagai dewa yang paling muda, Hermes sangat dimanja Zeus. Contohnya saja ketika Aphrodite menolak Hermes. Zeus yang merasa kasihan langsung mengirim elangnya untuk mencuri sandal Aphrodite dan akan dikembalikan oleh Hermes dengan bayaran cinta satu malam. Sungguh dewa yang kurang pesona.

"Sebentar!" Hermes mengangkat sebelah tangannya. "Kita di sini bukan untuk bertengkar."

"Benar juga!" Apollo bersedekap lalu memandang Zeus penuh antipati. "Ayah, jelaskan apa yang terjadi di Sisilia!"

"Sisilia hancur dan Persephone tidak ada di sana!" Hermes ikut berseru.

Zeus memperhatikan kedua putranya sambil meringis dalam hati. Mereka memang sangat mirip dalam beberapa hal, selain ketampanan. Sikap angkuh Apollo dan sisi pemberontak Hermes. Zeus menyesal mewariskan dua sifat itu pada putranya.

"Sudah ayah duga kalian akan tahu masalah ini cepat atau lambat." Zeus menukas dengan tenang. "Typhon memberontak sehingga Sisilia harus ditutup untuk sementara. Kalian tahu sendiri bagaimana raksasa itu bisa menghancurkan bumi."

Hermes menarik sebelah ujung bibirnya. Gelagat Zeus sangat mencurigakan. "Lalu di mana Persephone? Kenapa ayah tidak membicarakan ini sebelumnya sehingga kami bisa menyelamatkan Persephone!"

Lirikan menyelidik dari Hermes jelas sedang berusaha mencari celah dari kata-katanya, tetapi itu sama sekali bukan masalah bagi Zeus. "Kalian sibuk dengan tugas masing-masing. Jangan khawatir, Persephone ada di tempat yang aman."

"Maksud ayah di Dunia Bawah? Aku tidak sengaja menyentuh tangan Persephone di hari itu dan melihat Dunia Bawah!" Apollo memicingkan mata. Zeus boleh beralasan menutupi Sisilia dengan awan petir untuk mencegah Typhon keluar dan menghancurkan bumi, tetapi ada banyak sejanggalan yang ia temui. "Ayah pasti sengaja membuatku berlama-lama di pesta Artemis! Apa yang sebenarnya ayah rencanakan?"

"Dunia Bawah?" Hermes terperangah dan menunjuk Apollo dengan gusar. "Kau tidak pernah menceritakan itu!"

"Kenapa juga aku harus melakukannya!" sergah Apollo.

"Kau bertanya kenapa?" Hermes berkacak pinggang. Tangannya menepuk dada berulang kali. "Karena aku adalah satu dari sedikit dewa yang diberi hak oleh Hades untuk masuk ke Dunia Bawah!"

Apollo merungus kesal mendengar kesombongan yang terselip dalam kata-kata Hermes, tetapi melihat dewa pengantar arwah tersebut membolakan mata, kuriositasnya ikut terpantik.

"Hades!" Hermes berujar dengan suara tercekat. Ia terlalu khawatir pada Persephone sampai melupakan satu hal penting. "Para Ker di dunia bawah berkata bila Hades dan Thanatos naik ke dunia atas untuk melawan raksasa yang berhasil keluar dari gunung Etna!"

"Hades ...?" Apollo berseru sangsi dengan ekspresi yang sulit dimaknai.

Melihat keterkejutan di wajah kedua putranya, Zeus mengulum senyum simpul. Apollo dan Hermes mungkin berpikir Hades membawa paksa Persephone, Zeus akan membiarkan putra-putranya berpikir demikian untuk melindungi rahasia penting yang selama ini mereka tutupi.

Bagaimana pun juga, dewa muda yang lahir setelah masa kejayaan tidak akan bisa menantang dewata mulia raya yang berhasil menggulingkan kekuasaan titan dari dunia. Bahkan bila kewaskitaan Apollo dan keberanian Hermes digabungkan, Zeus yakin masih perlu beribu-ribu tahun bagi mereka untuk menandingi kekuatan Hades.

💐💐💐

Tidak ada hal yang lebih menyeramkan bagi penghuni Dunia Bawah dibandingkan kemurkaan Hades. Tangisan dan jeritan sudah menjadi makanan sehari-hari, tetapi Hades bisa memberi hukuman yang jauh lebih mengerikan dari kematian.

"Ini semua karena kalian!" para Ker menuding ketiga hakim Dunia Bawah yang sedari tadi berembuk, tetapi tidak mencapai satu permufakatan apa pun.

"Bagaimana mungkin kalian menyalahkan kami?" Minos menepis tuduhan yang ditujukan pada mereka.

"Kami hanya memberi saran untuk membuat persembahan. Acara penyambutan ratu sepenuhnya berjalan atas ide kalian," timpal Radamanthus yang disusul oleh Aecus. "Lagi pula, sang ratu juga tidak menyukai persiapan yang telah kalian atur sebelumnya."

Erinyes yang mendengar sindiran tersebut kompak mendesis marah. Sementara Ker mulai mendesak Thanatos untuk membuat laporan pertanggungjawaban sebelum Hades benar-benar membumihanguskan Dunia Bawah.

"Thanatos, kau harus mewakili kami dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban!" Satu orang Ker menyahut.

"Benar! Kamu yang meminta kami mengusulkan ide!" sambung seorang lagi.

Thanatos hanya bisa meringis dengan bahu menggantung. Acara penyambutan ratu gagal total. Alih-alih mengutarakan pertanggungjawaban, penjelasannya lebih tepat disebut pengakuan dosa. Meski demikian, Thanatos tidak menyalahkan siapa pun. Mereka tidak tahu bila calon ratu Dunia Bawah adalah Persephone sang Dewi Bunga. Maka selagi menunggu gerbang ruang kerja Hades terbuka, ia hanya bisa mendengar perselisihan tersebut sampai sebuah gelak tawa mengejutkan mereka yang ada di sana.

"Kalian dengar itu?" Mata Magaera yang menitikkan darah membola. "Yang Mulia Hades baru saja tertawa!"

"Apa dunia sudah akan berakhir?" Alecto dan Tisiphone ikut terbeliak. Selama mengabdikan diri sebagai bawahan Hades, baru pertama kali ini mereka mendengar raja alam kematian itu tertawa lepas.

"Kurasa tidak," pungkas Thanatos. "Ini pasti berkat Yang Mulia Ratu."

"Benarkah?" Ker menyeruak. "Apakah itu pertanda bagus?"

"Entahlah." Thanatos mengelus dagu dengan ragu. "Kita tunggu saja keputusan Yang Mulia Hades."

Perdebatan di antara para bawahan Hades akhirnya terjeda. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing dan terus menunggu di halaman istana hingga hari berganti dan tengkorak yang menjaga pintu ruang kerja Hades mempersilakan untuk masuk.

"Kalian siap?"

Thanatos mengerling saudara-saudaranya yang mengangguk kecut. Dengan langkah gentar, ia melangkah lebih dulu disusul ketiga hakim, baru kemudian Erinyes dan Ker. Mereka memberi salam penghormatan dan bersujud kepada Hades dan Persephone yang duduk di pangkuannya.

"Thanatos!" Persephone menyeru dari atas podium begitu Thanatos mengangkat wajah. Diperhatikannya bawahan Hades yang bersimpuh padanya satu per satu. Sepanjang hayat, baru kali ini Persephone mendapati dewa-dewi lain menghamba kepadanya.

Hades membelai punggung Persephone. Dewi kecilnya kelihatan terkejut mendapat salam penghormatan. Ia menjatuhkan tatapan dingin pada Thanatos, ketiga hakim, Erinyes, dan Ker.

"Kurasa sungai Flegethon sudah cukup panas untuk melelehkan otak kalian yang tidak ada gunanya itu!" Suara Hades menggema.

Para Erinyes melirik Thanatos, berharap tangan kanan Hades itu memberi pembelaan. Mereka memang bekerja di Tartaros dan tahan terhadap suhu ekstrem di sana. Namun, Hades mampu menyalakan sungai Flegethon sampai suhu tertinggi yang bisa menghancurkan jiwa dan raga seorang dewa.

Tanpa perlu menoleh, Thanatos tahu seluruh pandangan tertuju padanya. Ia meneguk sebentar, membersihkan kerongkongannya yang mendadak terasa kering. Belum sempat menuturkan advokasi, Hades sudah lebih dulu menyambung kalimatnya.

"Namun, ratuku berpendapat lain."

Tatapan Hades melembut ketika memandang Persephone dalam dekapannya. Sebelum ini, Persephone memohon agar Thanatos dan segenap panitia konyol yang dibentuknya dibebaskan dari hukuman. Sebagai dewi minor yang eksistensinya tidak diketahui banyak orang, Persephone merasa Thanatos dan para bawahannya yang terlibat dalam acara penyambutan ratu tidak sepenuhnya salah.

Hades tidak senang memberi pemakluman, baginya yang salah tetap salah. Namun, ia menghargai pendapat Persephone yang akan menjadi pendampingnya untuk memerintah Dunia Bawah ke depan.

Thanatos terkesiap. Senyum Persephone yang ditujukan kepadanya memberikan sedikit harapan.

"Perkenalkan dirimu, Persephone." Hades menggenggam Persephone dan berbisik pada ratunya. "Jangan malu, lakukan saja."

Persephone mengangguk pelan. Hades telah mengajarkan padanya cara memperkenalkan diri sebagai calon seorang ratu. Ia hanya perlu menyebut nama, peran, dan memberi sedikit kecaman.

"Ha-halo semua." Persephone melambaikan tangan, berharap Thanatos dan kawan-kawannya tidak merasa canggung.

Ker dan Erinyes beradu tatap. Mereka tidak pernah menyapa orang lain dengan manis. Sebagai pembawa kematian yang menyakitkan, Ker akan mencabik jiwa korbannya tanpa permisi. Demikian pula dengan Erinyes yang bertugas menimpakan hukuman keji kepada para roh di Tartaros.

"Kenapa kalian tidak membalas sapaan sang ratu!" Hades menepuk mejanya hingga Thanatos bersaudara terkinjat di tempat.

"Apa yang harus kita lakukan?" Mewakili Erinyes, Magaera berbisik. Ular di rambutnya ikut mendesis.

"Lakukan seperti yang persis dia lakukan!" jawab Minos yang dibenarkan oleh Radamanthus dan Aecus.

"Halo, Yang Mulia dewi Persephone. Selamat datang di dunia bawah."

Thanatos berinisiatif membalas duluan, diikuti dengan rekannya sesama terdakwah yang lain. Suara Erinyes yang bergetar sempat menuai tilikan tajam dari Hades, tetapi Persephone tidak mempermasalahkan.

"Terima kasih, senang bertemu kalian lagi." Persephone memegang dadanya yang berdebar. "Namaku Persephone. Putri Demeter, Dewi Musim Semi."

"Aku baru tahu Demeter punya putri." Minos bergumam.

Aecus berusaha menggali ingatannya sewaktu masih berwujud manusia fana. "Ah, bukankah dia yang disebut Kore?"

"Diamlah. Yang Mulia Hades menatap kita." Radamanthus memperingatkan Minos dan Aecus lalu memasang wajah paling bijaksana ketika Persephone melanjutkan perkataannya.

"Aku ... aku akan menjadi ratu Dunia Bawah mendampingi Yang Mulia Hades."

Persephone mengulang kalimat yang diajarkan Hades dengan ragu. Sementara sang penguasa Dunia Bawah membenarkan dengan bangga dan senang hati.

"Karena itu, kalian harus mendengar perintahku. Bila tidak, maka kalian akan ...." Persephone menggigit bibir. Hades berkata bila ia harus memberikan ancaman untuk menegaskan kekuasaannya sebagai seorang ratu. "Kalian akan digigit tumbuhan pemakan serangga."

"Tumbuhan pemakan serangga." Para Ker berkasak-kusuk. "Tumbuhan macam apa itu?"

"Apa pun itu, kurasa sesuatu yang berbahaya," sahut Erinyes.

Hades memukul mejanya sekali lagi untuk menenangkan suasana. "Itu adalah tumbuhan yang bisa menyerap keabadian kalian!"

Persephone menoleh cepat pada Hades dan berbisik telinganya. "Yang Mulia, sebenarnya tumbuhan itu hanya bisa mengakibatkan demam."

"Tidak apa-apa. Aku yang akan mencabut keabadian mereka setelah terserang demam." Hades mengembuskan napas, berusaha menahan geli. Butuh ribuan derajat celsius untuk membuat Thanatos bersaudara yang lalu-lalang di Tartaros terjangkit "demam". Persephone memang tidak pernah gagal membuatnya gemas.

"Kami mengerti, Yang Mulia!" Thanatos dan kepanitiannya menyembah sekali lagi.

Hades melenggut puas. Setelah Persephone selesai memperkenalkan diri, raja alam kematian tersebut kembali mengambil alih pembicaraan.

"Atas pertimbangan dari Persephone, aku mencabut hukuman kalian."

Hades mengamati para bawahannya yang menatap dengan penuh harap. Pandangannya sekilas beralih pada Persephone yang memasang senyum semanis nektar. Sembari merengkuh dewi kesayangannya, Hades melanjutkan dengan tegas.

"Sebagai gantinya, kalian harus mempersiapkan pesta pernikahan yang paling mewah untuk ratuku."

🔱🔱🔱
TBC


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro