Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 2

Je melangkah riang setelah keluar dari ruang loker sembari menggenggam surat berwarna pink cerah yang ditemukannya di loker tadi.

"Surat cinta! Ini surat cinta!" serunya riang sambil menari-nari. Kayaknya anak satu ini sudah tertular kepribadian 4D Tristan. Banyak yang bilang kan kalau pertemanan itu bisa membuat kalian mirip satu sama lain.

"Duh, heboh banget sih jomlo satu ini," olok Sakha dengan wajahnya yang datar itu.

"Baca dululah, Je. Jangan-jangan surat tagihan utang," komentar Haris.

"Enak aja, aku nggak punya utang! Kamu kali yang utang aku seratus ribu kemarin!" geram Je kesal.

Haris meringis. "Kok inget sih, padahal aku sudah bawa ke dukun biar kamu lupa."

"Emang dukun mana?" Niko yang polos malah percaya.

"Bagaimana, Mbah? Korban pelet saya nggak berhasil nih." Haris melirik Tristan antusias.

"Hm ... Kalau ada tambahan sejuta lagi saya jamin dia akan amnesia sepenuhnya," ucap cowok kriwil itu sambil melenggut khidmat dan memegangi dagunya.

"Rugi, woy! Utangnya seratus ribu doang!" protes Haris.

Tawa seketika menggema di koridor yang lengang itu. Je merasa bahagia, amarahnya akibat perseteruan tadi pagi dengan ibunya serasa sirna seketika.

"Makanya sini baca rame-rame, suratnya," pinta Haris. Ini anak bigos satu emang super kepo.

"Nggak! Ini surat cinta pertamaku. Aku bakal baca sendiri!" tegas Je mantap. Bergosip adalah satu keahlian Haris. Bakat itulah yang membuatnya populer dan cepet akrab dengan cewek-cewek. Je tidak akan membiarkan cowok yang dicurigainya sebagai admin lambe turah itu menganggu privasinya.

"Huh, pelit!" Haris mencibir.

"Biarin ajalah, Ris, orang kelamaan menjomblo tuh jadinya kayak gitu." Tristan berpura-pura berbisik tapi suaranya sengaja dikeraskan.

"Kalian ini pengen aku tendang dari squad mobile Legendku!" ancam Je sambil melotot.

"Ampun, Yang Mulia Justin Timberlake! Hamba tidak berani!"

"Kasihanilah, hamba Yang Mulia Justin Timberlake!"

Tristan dan Haris segera mengemis-ngemis penuh derita. Siapa yang nggak takut ditendang sama top global player di Mobile Legend tiga season berturut-turut itu. Je mendengus. Dia tak senang nama aslinya disebut. Ya, Justin Timberlake itu nama asli Je. Ibunya adalah mantan fangirl 'N Sync semasa muda dulu. Je merasa jengah dengan nama itu sehingga dia mengambil satu huruf saja sebagai nama panggilannya, "J." Terdengar keren kan?

"Guys! Elina! Itu Elina!" Haris tiba-tiba mencicit. Cowok genit satu ini emang punya semacam radar pendeteksi cewek cantik.

Elina Putri, adalah salah satu dari sekian most wanted girl di sekolah. Cantik, seksi dan cerdas. Si peringkat satu di sekolah. Teman-teman Je memelototi Elina dari jauh sampai air liur mereka menetes. Dia adalah idola bersama squad mobile Legend J, kecuali Je tentunya. Je tak tertarik pada cewek judes dan arogan satu itu. Apalagi namanya sama dengan gamer musuh bebuyutan Je.

Tanpa diduga cewek berambut bob dengan kacamata bulat itu menoleh lalu melangkah cepat-cepat menghampiri Je dan gengnya. Cowok-cowok nista itu segera kembali pada mode cool mereka.

"Justin! Hari ini jangan bolos ya, aku sudah ditegur wali kelas lagi. Mana tugas papermu kemarin. Kumpulkan hari ini atau kamu nggak dapat nilai!" tegas cewek itu.

Je mendecih. Dia beneran nggak suka sama cewek ini. Baru ngomong aja yang keluar bisa semua. Elina adalah teman sekelas Je dan ketua kelas. Duduknya persis di bangku sebelah Je. Wali kelas mereka, Bu Lala, berpikir bahwa dia bisa mengendalikan Je dengan bantuan cewek seseksi Elina. Sayangnya itu nggak mempan bagi Je. Okelah, Je akui Elina emang cantik dan seksi, tapi mulutnya yang beracun itu membuatnya jengkel setengah mati.

"Apa sih urusanmu!" geram Je.

"Aku cuman nyampein apa kata Bu Lala aja," ucap cewek itu songong lalu melangkah pergi dengan innocent.

Setelah kepergian Medusa satu itu Tristan langsung mengoceh panas dingin.

"Gila! Ini gila! Dia kayak karakter manga tsundere! Tipeku banget! Aku deg-degan, anjir!!!" Otaku itu meracau nggak jelas.

"Dasar Maso!" olok Je sambil menjitak si 4D.

"Kamu aja nggak normal, Je. Kalau aku jadi teman sebangkunya, dia pasti udah aku pacarin dari dulu." Ini omongan Sakha. Je dulu sungguh tak mengira cowok yang sedingin kutub selatan itu punya tipe kayak Elina.

"Dia udah ngancam kamu jangan bolos tuh, Je. Ntar jam kedua beneran mau ke Hitech?" Niko mengingatkan.

"Terus aku harus nurut sama dia gitu? Ogah banget! Rencana tetep jalan. Aku nggak bisa tahan nggak main mobile Legend barang sehari aja. Pokoknya sebelum sore harus sudah ada hape baru," tegas Je.

"Emang hape lama ke mana?" tanya Haris.

Je terdiam sejenak lalu berkata. "Kecemplung bak mandi," dusta Je.

"Ya ampun, segitunya main di kamar mandi segala!" cemooh Sakha.

Je tersenyum kecil sembari melirik Niko. Cowok itu balas mengangkat sudut bibirnya. Meskipun mereka terlihat akrab, Je tak semudah itu berbagi cerita pada para sahabatnya. Apalagi tentang ibunya yang tak pernah mendukung profesinya sebagai gamer profesional. Hanya kepada Niko saja Je membagi sedikit cerita itu. Itu pun karena mereka selalu naik bus yang sama dan kadang kehilangan bahan pembicaraan.

***

Setelah berada di kelas, duduk di bangku spesial tepat di depan meja guru, Je membuka surat pink dari lokernya jadi. Je semringah menatap surat itu. Surat cinta pertamanya. Luar biasa! Siapa gadis gila yang cukup berani itu? Dengan cengkram lebar, Je mulai membaca surat itu. Je tercengung memandangi tulisan yang serasa dia kenal itu. Tulisan itu benar-benar mirip dengan tulisannya sendiri!

Dear, J.

Apakah kamu kaget membaca surat ini? Apa kabar J. Ini aku, dirimu dari masa depan.

Mata Je terperangah membaca baris pertama isi surat itu. Gila! Ini siapa yang iseng! Kurang ajar! Je sudah mau meremas surat itu, tapi rasa ingin tahunya yang kuat membuat dia memutuskan untuk lanjutkan baca saja.

Aku ingat hari ini hari valentine. Jadi aku sengaja mengirim surat dengan warna pink supaya romantis, hahaha. Apa itu mengejutkanmu? Jangan-jangan kamu kegeeran mengira ini surat cinta? Hahahaha!

Aku hidup di tahun 2068. Lima puluh tahun dari waktumu sekarang. Kamu boleh percaya boleh tidak. Ada sebuah penemuan mesin waktu di jaman ini, tapi belum sempurna. Perusahaan belum berani mengirimkan manusia. Ceo-nya menawarkan padaku untuk mengirimkan benda apa saja dengan harga murah sebagai uji coba. Ini terdengar konyol dan hanya buang-buang uang, tapi aku tertarik.

Kamu tak akan tahu, J, aku memiliki banyak sekali penyesalan semasa hidup. Aku selalu berpikir seandainya saja, seandainya aku kemampuan untuk kembali ke masa lalu aku akan memperbaiki semuanya. Kini aku hanya seorang pria tua berusia enam puluh delapan tahun yang masih jomblo. Ya, aku memilih jomblo, karena aku pikir aku tidak bisa mencintai orang selain dia. Asal kamu tahu, aku bahkan pernah melakukan percobaan bunuh diri. Itu dulu sekali ketika aku masih dua puluh tahun. Aku kehilangan segalanya, rasanya benar-benar ingin mati saja, tapi Tuhan begitu kejam, kan? Dia memberiku umur sepanjang ini.

Maka akan kubagi kisah hidupmu yang terjadi hari ini sampai beberapa hari ke depan. Anggap saja spoiler. Akan kukirimkan surat-surat itu di lokermu. Bacalah dan resapi. Aku harap kamu bijak dalam membuat keputusan, J. Kenapa? Karena momen-momen spesial yang kamu alami sekarang tak akan pernah terulang, atau bahkan tidak akan pernah terjadi jika kamu salah melangkah. Jangan sampai salah memilih, J. Jangan sampai salah!

Sebelum kita mulai, apa kamu pernah dengar teori tentang dunia paralel? Penjelasan CEO hari ini membuatku pusing dan sempat ragu. Sebaiknya kamu searching saja supaya lebih paham. Dunia paralel adalah dunia yang terbentuk dari pilihan-pilihan kita.

Ada kisah tentang seorang anak yang pergi ke masa lalu untuk membunuh ibunya. Apa itu masuk akal? Aku rasa tidak. Maksudku, kalau si anak itu membunuh ibunya sendiri, itu artinya di masa depan si anak tidak pernah dilahirkan. Lalu apa bisa dia pergi ke masa lalu dan membunuh ibunya? Pusing, kan?

Singkatnya aku berpikir begini. Jika aku mengirim sebuah surat ke masa lalu, itu mungkin bisa merubah nasibku di masa depan ini. Tapi hal ini menyebabkan di masa depan aku malah jadi tidak punya alasan untuk mengirim surat, kan? Bagaimana kalau aku khilaf? Terlalu bahagia sampai lupa mengirim surat? Itu artinya masa depanku, tak akan berubah? Itulah yang membuat teori perjalanan waktu bagi sebagian besar orang tak masuk akal. Namun si CEO ini memberikan solusi dari lubang teori ini, yaitu teori dunia paralel.

Si CEO menggambarkan padaku bahwa semua orang punya pilihan dan nasib seseorang tergantung apa yang akan dia pilih itu. Ini mirip ayat suci, kan? "Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya." Sang CEO menjelaskan bahwa setiap pilihan yang diambil akan menciptakan dunia paralel. Dunia yang memiliki kisah berbeda dengan kisahku sekarang ini. Itu artinya apa? Bahwa pilihanku di masa lalu yang mungkin berubah akibat pengaruh surat ini tidak akan mempengaruhi duniaku yang sekarang. Namun, pilihan itu akan menciptakan dunia yang baru.

Ya, ini kedengarannya emang buang-buang uang sekali. Untuk apa aku mengirim surat ini walaupun aku tahu tak akan ada yang berubah dari kondisiku sekarang? Akan tetapi, aku masih berharap, seandainya saja ada dunia paralel di mana aku bisa melihat mereka hidup bahagia, aku akan mengorbankan apa saja. Aku mohon padamu, J. Selamatkan mereka.

***
Spoiler yang diupload di Joylada hanya sampai Chapter ini ya guys. Kalau kalian mau baca lanjutannya, mampirlah ke aplikasi Cabaca. Terima kasih 😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro