Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4

"Tadi itu siapa?" Tanpa sedikitkpun mengalihkan perhatian dari jalanan di hadapannya, Farhat bertanya.

"Oh.." perlahan tapi pasti, Annasya mengangkat kepalanya yang sebelumnya ia tundukkan,"Dia mantan pacarku."

Suasana kembali menjadi hening. Tanpa bisa ditahan, tangan Annasya bergerak untuk menyentuh sudut bibir Farhat dengan hati-hati."Masih sakit? Maaf ya aku udah banyak ngerepotin kamu. Lebih baik kamu turunin aku di halte aja." Ucap Annasya gemetar.

Farhat melirik Annasya sekilas dan kembali fokus ke arah jalan, tidak mengindahkan permintaan Annasya,"Kamu kasih tau alamat rumah kamu. Atau aku bawa kamu ke apartemenku."

Annasya tidak punya pilihan lain selain memberikan alamatnya kepada Farhat. Farhat tampak kesakitan saat berbicara, yang membuat Annasya meringis.

Mobil SUV hitam itu melaju ke salah perumahan elite yang tidak jauh dari pusat kota. Setelah mengarahkan pada rumahnya, Annasya pun pamit dan turun dari mobil. Diikuti oleh Farhat yang juga ikut turun dan memastikan Annasya masuk ke rumahnya.

"Makasih banyak. Maaf mengganggu dan merepotkanmu." Ucap Annasya lirih dengan ekspresi menyesal. Farhat pun perlahan-lahan tersenyum kecil walaupun daerah sekitar bibirnya bengkak.

"Besok, apa jadwalmu?"

Annasya mengernyitkan dahinya, tidak paham dengan maksud dari pertanyaan Farhat,"Jadwalku? Maksud kamu, apa yang aku lakuin besok?"

"Iya. Besok kamu ngapain aja?" Ulang Farhat dengan usaha lebih keras untuk berbicara, sialan orang itu batin Farhat.

"Besok aku cuma mau nyusun barang yang masuk di butik aku. Setelah itu pulang, emang kenapa?"

"Besok kamu pulang jam berapa?"

Annasya membuka notes kecil yang dia kantongi. Berisi coretan dan schedule hariannya. "Kalau cepat, aku bisa pulang selesai shalat Dzuhur."

"Paginya kamu berangkat jam berapa?"

Annasya bingung dengan Farhat yang terus bertanya hal-hal yang seharusnya tidak perlu ditanyakan, tapi dia tetap menjawabnya. "Besok jam 7 aku udah disana, butik aku gak jauh sih jadi aku berangkat jam 6 lewat gitu deh."

"Yaudah, berangkat sama aku ya?" Pintanya.

Annasya terpaku di tempatnya berdiri. Ada apa dengan pria ini? Sudah direpotkan, wajahnya babak belur, kok sekarang malah menawarkan diri jadi supir gini? Batinnya.

"Annasya?"

"Eh iya boleh deh kalo kamu nawarin" ucapnya dengan tawa canggung,"Emang gak ngerepotin yah? Nanti dekat-dekat aku kamu sial terus kaya tadi."

"Buat pacar apa sih yang engga." Dia terkekeh geli namun sekejap tergantikan oleh rintihan sakit di area mulutnya. "Lagian, kalo aku dekat kamu. Aku bisa mastiin cowok tadi ga gangguin kamu lagi."

Annasya pun tertawa canggung, "Maaf tadi aku jadiin kamu tumbal. Bukan maksudnya begitu. Cuman, kata Ira kalo dia tau aku masih single dia bakal sering gangguin aku. Makanya aku sengaja bilang kamu pacar aku.. maaf ya."

Farhat memutar bola matanya kesal, "Udah berapa kali kamu minta maaf terus? Aku juga ga keberatan kok. Udah, kita pacaran aja beneran. Gaada yang salah kan? Kamu juga mau katanya tadi."

Annasya hanya tersenyum kecil sebagai balasan.

"Oh iya, besok kamu pulang juga aku jemput. Tapi maaf aku gabisa lama-lama kalau kamu mau jalan-jalan."

"Gapapa kok, emang rencananya besok mau dirumah aja seharian."

Farhat tampak berfikir dan menimang-nimang sebuah keputusan,"Gimana kalau kamu ikut aku aja besok? Acaranya malam. Acara dari kantor gitu, kamu mau ikut?" Tanyanya.

"Acara kantor? Kamu mau bawa aku ke acara kantor?"

"Iya."

Annasya menggeleng pelan, "Enggak deh, aku bukan siapa-siapa di kantor kamu. Nanti jadi aneh lagi kalo aku ikut."

"Kata siapa?" Tanya Farhat sambil mengerling jahil, "Kamu kan pacar aku."

Sontak wajah Annasya memanas dan ia bisa merasakan wajahnya berubah menjadi semerah tomat. Jika kalian bisa melihat dibalik hijabnya, telinganya juga ikutan memerah.

"Apaan." Katanya gugup, "Tapi kan aku gak berkepentingan di kantor kamu."

"Gapapa. Bukan aku aja kok yang bawa pasangan."

"Anggap aja itu first date kita sebagai sepasang kekasih." Ucapnya dengan senyum jahil menghiasi wajahnya.

Annasya mendengus, "Baiklah. Aku masuk dulu yah? Mau mampir?" Tawarnya sopan. Namun dia tau dia masih ingin Farhat pergi karena keberadaannya tidak baik bagi kesehatan jantung seorang Annasya.

"Gausah deh. Kamu istirahat aja, jangan lupa makan malam. Aku pergi dulu ya."

**

"Serius? Kencang banget kalian pdktnya" Seru Ira di telfon.

"Kalau bukan gara-gara cowok sialan itu. Gue bakal bahagia banget sekarang. Tapi saat ini yang gue rasakan adalah perasaan bersalah." Keluh Annasya

Ira berdecak sebal di seberang sana, "Eh gausah dipikiran lah! Dianya juga ga keberatan kan? Kayaknya dia seneng tuh malahan." Serunya heboh.

Annasya hanya bergumam menanggapi, "Dia udah suka sama aku dari aku kecil. Dari SD! Bayangin deh gue kaget banget tadi siang."

"Apa? Dari SD? Gila lama banget tuh! Masa kalian ga pernah kenalan? Ceritain dong!." Ira langsung menyerang Annasya dengan banyak pertanyaan.

Sesaat sebelum ingin menjawab pertanyaan Ira, Annasya melirik jam dinding menunjukkan pukul lima sore lewat lima menit. Annasya memekik dan langsung mematikan sambungan telefon secara sepihak. Dan menelfon Farhat -sebelum Farhat pulang, mereka sempat bertukar nomor telfon.

"Halo?" Farhat mengangkat telfonnya.

"Halo Farhat. Aku mau nanya, acara nanti malam formal gak? Aku harus dandan gimana?"

"Gak terlalu formal kok. Cuma acara makan-makan biasa."

"Oke, aku tutup dulu yah." Klik.

Annasya bergegas membuka kotak riasnya, mengambil beberapa hal yang diperlukan dan merias dirinya.

Riasannya kali ini tidak terlalu ribet tetapi cantik. Dengan eyeshadow berwarna coklat sedikit lebih tua dari warna kulitnya, di sudut matanya digunakan warna coklat yang lebih tua untuk mempertajam matanya, kali ini ia tidak memakai bulu mata palsu, syukur dia memiliki bulu mata yang lentik sehingga hanya dengan maskara saja, riasan matanya sudah terlihat menonjol.

Lipstick yang digunakannya berwarna MLBB(My Lips But Better) panggilan untuk lipstick dengan warna senada dengan bibir aslinya, lalu ia memoleskan blush on berwarna peach pink yang memberikan kesan kulit sehat. Tak lupa menghighlight beberapa sudut wajahnya yang diperlukan.

Jika dilihat dari tempat tidurnya yang berserakan dengan baju-baju, Annasya sangat berhati-hati memilih bajunya kali ini. Pilihannya jatuh kepada baju kemeja kuning tua panjang dengan potongan yang memanjang ke belakang, dipadukan dengan celana kulit berwarna coklat gelap. Sangat kasual dan cocok dengan acara makan malam.

Sepatu yang dipilihnya adalah sepatu boots hitam mencapai atas mata kaki, dengan ujung runcing dan hak pendek. Dengan handbag mini berwarna abu-abu.

Setelah memastikan penampilannya sudah bagus, ia mengecek lagi jam dinding di kamarnya, menunjukkan pukul tujuh malam. Yang berarti beberapa saat lagi, Farhat akan datang.

Tak lama setelah itu, bel rumah Annasya berbunyi. Dengan gugup, Annasya berjalan keluar dan membuka pintu. Terlihat Farhat yang sudah siap dengan gaya lebih kasual dibandingkan apa yang ia lihat tadi siang. Rambutnya disisir rapi, dan ia menggunakan kemeja yang senada dengan warna celana yang dipakai Annasya.

Farhat tersenyum kecil melihat Annasya melamun, "Hei. Sudah siap?" Tanyanya dengan mata yang berbinar geli. "Eh udah. Penampilanku gimana? Gak berlebihan kan?"

Farhat menggeleng kecil dan memberikan lengannya kepada Annasya. Annasya menyambutnya dengan tersenyum kecil.

Mereka pun berjalan ke mobil Farhat, di dalam hati Annasya terus berdoa agar disana dia tidak melakukan hal-hal bodoh. Sedangkan Farhat berjalan di sisinya dengan senyum lebarnya yang tidak bisa ia tahan.

Tanpa mereka tau, tak jauh dari tempat mereka berdiri, sepasang mata memperhatikan kedekatan mereka dengan tangan mengepal.

"Kamu milikku, Annasya." Kecamnya.

To be continued...

***

PART 4 Done yeay!

Aku masih mikirin nama yang cocok buat pemeran 'cowok itu' hehe. Kira-kira nama apa yang cocok yah?

Hugs and kisses

Duckyhorse

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro