2
Annasya P.O.V.
Pagi ini, dengan playlist 'morning fortune' ku -ku namai seperti itu karena aku selalu dinasihati ibuku kalau orang yang bangun pagi itu keberuntungannya lebih banyak dibanding yang tidak. Seperti halnya perkataan 'rezeki dipatok ayam' kalo gak bangun pagi.
Lagu dari penyanyi tersohor di dunia pada zamanku -well hingga zaman kini- yang berjudul Single Ladies bersenandung dengan hebohnya. Aku memicingkan mataku kepada speaker mini berbentuk kapsul kesayanganku ini. Dan berfikir, apa dia sedang berusaha mengejekku?
All the single ladies
All the single ladies
All the single ladies
Now put your hands up.
Okay,stop.
Memang, lagu ini bertujuan untuk menyemangati perempuan single diluar sana agar tidak merasa bahwa pria adalah suatu hal yang dibutuhkan, atau istilahnya barang primer. Kalian bisa berdiri sendiri, dan untuk para pria jangan banyak bicara dan langsung saja pasangkan cincin di jariku jika kau mau. Begitulah kira-kira
Tapi tetap saja dengan secara tidak langsung otakku langsung memberikan setrum kejut dan menyadarkan diriku betapa single nya keadaanku saat ini.
Kalian akan menyebutku gila, tapi begitulah sistem kerja otakku. Akupun menjadi makin kesal dan menekan tombol next pada ipod ku. Dan lagu yang dimainkan berikutnya lebih parah.
Somebody to love - Usher ft. Justin Bieber
AAAARGH.
Dengan kesal aku memutuskan untuk mematikan playlist -yang baru kusadari sangat bodoh itu- dan melanjutkan menyapukan blush ke cheeckbones ku. Dan memoleskan lipstick keluaran baru dari Rihanna yaitu Mattemoiselle-gila ini baby Rih, dia buat nama itu pasti dari mademoiselle kan! Emang jago deh- dengan shade Single.
Sing- WHAT?
Tiba-tiba iphone-ku berdering dan memampangkan Caller ID Ira Febriani. Sahabat ter-judes, ter-gak jelas, kadang garing, sok iya,sok- ah banyak deh tapi aku sayang.
"Halo beeeeeeeebs"
"Bebs babs bebs lagi lo. Gue tebak ini pasti lo belum melangkah keluar dari rumah. Ngaku lo!"
"Hehe sorry beb jangan marah gitu laaah." Seruku sembari memakaikan maskara pada bulu mataku.
"Atau jangan jangan lo belum mandi?!"
"Nih ya gue udah mandi, udah dandan, tinggal pake parfum,tas,sepatu, terus tinggal capcus!" Ucapku terburu-buru karena 'si bos' udah kedengaran bete banget.
"Yaudah cepetan."
Klik
'Kebiasaan' batinku. Dia memang suka gitu kalau marah.
**
Now i'm in trouble.
Jujur, se gimanapun tampang playgirlnya aku. Tetap aja gabisa ngadepin cowo secara langsung kalo sendirian. Apalagi ni cowo kayaknya gantengnya kelewat batas. Bisa mati kutu!
"Oh hai juga!" Jawabku sok ramah. Di pikiranku sudah ada Ira yang berlagak muntah mendengar nada bicaraku tadi.
"Tadi aku lihat kamu sama teman, dimana dia?"
Sial, bener kan. Dia mau nyari Ira, bukan aku! Samperin ajalah orangnya langsung kenapa nyamperin aku!
"Dia duduk disana." Ucapku datar sambil menunjuk kelompok kursi di barisan belakang.
"Oh.. kenalin aku Farhat." aku sangat malas untuk menerima telapak tangannya tapi sebagai orang yang cantik dan berpendidikan. Aku harus menjaga moralku dan tetap menerima tangannya dan memperkenalkan diriku.
"Aku Annasya."
"Aku tau." Jawabnya dengan senyum yang lebar. Well detak jantungku terasa sangat berbahaya cepatnya. Gila, orang ini tampan dan aku yakin. Dia tau cara memanfaatkan kelebihannya itu.
Tapi wait. Apa katanya tadi?
"Aku tau?" Tanyaku membeo. Well aku benci orang yang mengulang pernyataan menjadi pertanyaan tapi aku baru saja melakukannya.
Dia menggaruk tengkuknya -yang kujamin tidak gatal, melihat ekspresinya yang aneh itu- lalu menatap mataku lagi yang rasa-rasanya aku memiliki sisa nyawa yang sedikit untuk bisa tetap berdiri tegak dengan heelsku yang ngomong-ngomong tingginya 10 cm.
"Kita satu tk, satu sd, satu smp tapi beda SMA. Tapi kita tidak pernah satu kelas." Jelasnya.
"Oh ya?" Ucapku seperti orang bodoh. Terlihat dia pun tersenyum tidak enak. Well, aku tidak bisa berpura-pura kenal sama orang kalau ada 'reuni dadakan' seperti ini.
"Ya, mungkin kau tidak mengenalku. Tapi aku tau kamu." Ucapnya dan tangannya mulai mengambil gelas yang sama denganku dan meminum isinya. Dan pardon me, apakah barusan dia menunjukkan ekspresi gugupnya? Wah cute banget!
"Kamu tau aku dari mana? Btw, sorry ya aku beneran gainget kamu siapa." Ucapku dengan nada menyesal. Dia hanya menggeleng kecil dan tersenyum. LAGI!
"Gak salah kamu kok, kita emang gapernah kenalan. Cuma aku yang tau kamu aja." Posturnya terlihat lebih santai dari yang tadi, sepertinya dia sudah bisa mengontrol kegugupannya,kurasa.
"Hayo.. penggemar rahasia ya?" Ucapku dengan niat mengganggunya. Tapi siapa sangka aku baru saja melihat semburat merah di wajahnya yang memang memiliki kulit dengan warna tidak terlalu gelap. Merahnya sampai ke telinga lagi.
Nih orang lucu amat sih. Jadi gemes pengen bawa pulang! Eh?
"Ya begitulah." Ucapnya mencoba santai. Dan dua kata itu tidak berdampak baik pada diriku. Jantungku berdetak cepat. Ego-ku menjingkrak-jingkrak mengetahui ada orang ganteng yang suka sama aku. Dan otakku blank. Lagian ni orang jujur amat sih!
Iphoneku berdering menunjukkan bahwa Ira menelfon. Aku melirik sedikit ke arah laki-laki di depanku ini dan meminta izin. Ia mempersilahkannya dengan mengangguk.
"Apaan?" Ucapku tanpa basa basi.
"Siapa jadinya dia?" Ira kedengarannya penasaran banget.
"Itu, katanya dia satu tk,sd,smp sama gue. Tapi gue gakenal. Cuman ganteng gila!" Pekikku tertahan karena takut ada yang mendengar seruan gilaku.
"Alamatnya ada yang mau dapet gandengan." Aku bersumpah mendengarnya berdecak kesal,"Yaudahlah ya gue pulang deh. Bosen banget disini. Lo sama dia aja ya ajak dia kemana kek. Kalo dia nanya gue kemana. Bilang aja gue sakit." Emang sahabat gue paling bisa.
"Oke thankyou bebeb muach muach." Aku tertawa melihatnya dari kejauhan meringis jijik.
Setelah selesai, aku meletakkan kembali smartphoneku kedalam handbag yang kubawa. Dan melihat kearah Farhat yang sepertinya masih nyaman dengan posisinya -menyandarkan sebagian tubuhnya ke dinding dan memandang ke arahku.
"Siapa?"
"Temanku yang tadi, kayaknya dia sakit perut deh, jadi izin pulang." Ucapku berpura-pura kebingungan. Hey jangan menjudge ku dulu. Ini adalah trik umum yang dipakai banyak perempuan bahkan laki-laki. Bukan aku saja.
"Kamu kesini sama dia? Naik apa?"
"Naik mobil dia. Kayaknya, aku pesan gocar aja deh. Atau grab gitu." Bohong. Aku dan Ira tadi sama-sama naik grab.
"Jangan!" Ucapnya dan setelah sadar suaranya terlalu keras, ia pun berdeham,"Maaf, maksudku kamu samaku aja. Aku bawa mobil kesini."
Yes berhasil!
"Em.. gimana ya aku sebenarnya bukan mau kerumah. Aku mau makan dulu di mall sebentar. Udah kangen sushi, hehe. Gausah deh daripada ngerepotin."
"Gak kok. Aku sama sekali gak merasa direpotkan." Ia dengan cepat meletakkan gelasnya dan berjalan ke arahku agar kami berdiri lebih dekat.
Aku bisa mencium aroma shampoo dan parfum designer menguar dari tubuhnya.
"Ayo." Katanya dengan senyum yang sangat lebar hingga matanya. Aku rasa ini bakal jadi first date yang menyenangkan.
Wish me luck.
To be continued ..
~~~
Part kedua! Hehe. Gimana guys? Gak nambah jelek kan? Kan? Kan?
Hugs and kisses
Duckyhorse
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro