Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1

"Hmm gila. Udah sebulan gue diet akhirnya ketemu juga sama kesayangan gue!" Pekik seorang permpuan bernama Annasya yang akrab dipanggil Cia itu ketika memakan sendok pertama dari cheesecake nya.

Ira berdecak sebal dengan kelakuan teman baiknya itu tapi ia tertawa kecil karena mulut Cia yang belepotan kue yang dimakannya.

"Pelan-pelan ci makannya awas keselek loh." Ira memberikan tissue berlogo cafè yang sedang mereka tempati itu kepada Cia, "Mulut lo tu ga kalah belepotannya kayak anak kecil disana." Tunjuk Ira kepada bayi yang diperkirakan berumur dibawah tiga tahun yang terlihat kesulitan memakan kue coklat di hadapannya sedangkan Ibunya sedang berbincang dengan temannya.

"Iya ya? Sorry nih gue kangen banget." Ira mencibir melanjutkan kegiatannya tadi mengetik pada laptopnya.

"Ra, gimana lo sama cowok lo? Bagus-bagus aja?"

"Bagus."

"Ih lo kalo ngomong liat gue dong. Jangan ngetik mulu ih! percuma kita ketemuan, gue rela tau mempercepat cheat day gue yang seharusnya besok. Demi elo!" Cibir Cia kesal. Tetapi terus menyuapkan kue ke mulutnya.

Ira akhirnya menutup laptopnya setelah beberapa saat, "Eh iya, seharusnya gue yang nanya. Lo itu cowoknya yang mana sih? Nanti lo curhat cowok yang ini nanti pindah cowok yang sana. Ih, jangan-jangan lo playgirl ya?"

Hampir saja Cia tersedak cheesecake nya. Ia melotot kepada Ira, "Enak aja ya. Mereka tuh yang datang ke gue." Ucap Cia mendelik kepada Ira.

"Bukan gue yang kegatelan kok, cuman ya gitu, gaada yang serius ya gue jadi pindah-pindah terus." Cia mendumel dan tanpa sadar kuenya sudah tidak ada lagi di piring, habis hingga bersisah crumb nya saja.

"Lagian ya,cinta itu gapenting. Toh, nanti pada saatnya yang bakalan dipilih itu adalah yang berani ngelamar duluan. Pacar-pacar kita sekarang bisa jadi cuma orang yang numpang lewat. Jadi ngapain dipikirin banget."

Ira menaikkan satu alisnya, "Bukannya lo kemarin ya yang teriak-teriak di telfon ngerasa jomblo!" Sikap judes Ira, teman Cia sejak SMP itu memang tidak berubah. Lihat saja, Cia yang cerewet itu menjadi diam dan mengerucutkan bibirnya.

"Iya sih, habisnya lo pamer terus lagi nontonlah lagi dinnerlah sama cowok lo.. Gue kan pengen."

"Ya tapi kan lo juga sering tuh nonton, makan, hunting foto lagi sama cowok. Cowoknya banyak lagi!"

Cia mendengus kesal, "Ya tapi mereka kan bukan cowok gue, Cuman gandengan doang. Gaada yang serius tuh. Beda tau rasanya jalan sama pacar." Ungkapnya.

"Ya terus lo pengen balikan sama mantan lo? Cari pacar lah!"

Pupil Cia melebar mendengar perkataannya, "Sampe gue mati dan dibangkitkan lagi. Gue gak bakal mau balik sama tu orang sinting!" Ucap Cia berapi-api. Ia tidak akan mau kejadian itu terulang lagi.

Ira mendelik kesal, "Pasti lo juga belum tau kan. Mantan lo itu mau balik ke Jakarta. Saran gue lo buruan cari cowok. Inget ya mantan lo itu gila, dia gabakalan tinggal diam kalo tau lo masih single."

"Demi apa lo? Dia balik?"

"Iya serius. Di grup juga dia heboh gitu ngajak ketemuan."

"Aduh gimana nih?"

"Emangnya gaada kenalan lo yang kira-kira masuk kriteria sebagai pacar?"

Cia tampak berfikir sejenak dan mendengus, "Gak ada." Jawabnya, "Yuk ah pusing gue jadinya. Eh, ikut gue undangan yuk. Anak temannya nyokap ada ngadain baby shower. Gue disuruh gantiin dia. Abis itu kita belanja. Yuk!"

"Ah gausah deh lo aja sana, novel gue gak bakal selesai kalau lo ganggu terus." Ira lanjut mengetik di laptopnya.

"Ih lo gak asik ah. Ayo dong, gue gapunya kenalan disana. Nanti gue kaya orang bego lagi sendirian."

"Yaudah deh, tapi janji jangan lama lama!" Tuntut Ira sembari membereskan barang-barangnya.

"Siap!"

**

Mereka telah sampai di ballroom sebuah hotel, Ira berdecak kagum tidak menyangka bahwa hanya sebuah acara baby shower akan dirayakan se-megah ini. Bagaimana dengan ulang tahun? Apa akan lebih megah lagi?

"Gila ya orang kaya berat ini." Decak Cia terpukau oleh dekorasi acara itu. Mereka lalu bergerak ke-arah prasmanan dan mengambil makanan secukupnya dan duduk di kursi kosong menikmati makanannya.

Setelah selesai makan, Cia dan Ira meletakkan piring kotornya dibawah kursi dan berjalan sembari berbincang ke arah stand minuman yang kira-kira terlihat seperti es buah.

"Ra lo inget gak sama cowok yang waktu itu jalan sama gue yang tinggi banget?"

"Ingat. Emang kenapa?"

"Dia nikah seminggu setelah kita nonton bareng. Bayangin deh diem-diem gitu. Gue jadi ngerasa jadi cewek murahan banget tau gak." Desisnya, buku-buku jarinya memutih karena tekanan pada gelas yang dipegangnya, Matanya terlihat berkilat-kilat marah.

"Ya ampun! Nasib lo gitu terus ya Ci, kasian gue." Ucap Ira dengan ekspresi simpatik yang dibuat-buat dan kemudian ia terkekeh.

"Sialan lo!" Hardiknya kesal kemudian mengubah pandangannya ke arah lain dan mengernyit heran.

"Eh Ra itu cowok ngeliatan ke-mari ya?" Ujar Cia dan berusaha menunjuk pria itu dengan matanya.

"Yang mana sih?"

"Itu loh, yang tinggi pake kemeja warna navy blue."

Ira tidak juga mendapat 'kode' dari Cia. Karena kesal, Cia meletakkan kedua tangannya ke pipi Ira dan mengarahkannya kepada pria itu.

"Oh.. Iya ya"

Pria berkemeja biru yang baru saja mereka bicarakan, dengan santai terlihat berjalan ke arah mereka, "Gila ganteng banget! Dia jalan ke sini nih. Lo kesana coba biar ketauan. Dia mau nyamperin siapa."

"Er.. Okay."

Ira mengambil gelas berisi es buah tadi dan berjalan menjauh dari Cia. Dan Cia tetap berdiri di stand minuman.

Pria itu berhenti tepat di depan seorang perempuan. Ia mengeluarkan tangan kanan yang semula ia masukkan di dalam sakunya.

"Hai." Sapa pria itu ramah, menunggu balasan dari perempuan di depannya.

"Oh, hai juga."

To be continued

---

Maaf cerita ini belum ada prolog sama sinopsis. Alur cerita belum rancu, kita liat aja ya gimana jalan ceritanya mengarah.

Hugs and kisses

Duckyhorse

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro