Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Rain and I don't fell lonely

Nuea Pov

Pada akhir Bulan Juli seperti ini mungkin di negara lain matahari tetap bersinar terang dan langitnya juga cerah, tetapi tidak dengan di Thailand.

Bulan ini adalah bulan dimana pada pagi sampai siang hari mataharinya bersinar dengan sangat panas, sehingga aku berpikir tidak akan turun hujan.

Tetapi ketika aku melihat ke arah langit.. Apakah ini tetesan hujan atau hujan es?

Saat ini aku sedang berdiri di bawah payung di depan salah satu gedung Fakultas Kedokteran Hewan. Aku tidak tahu nama gedung ini sebenarnya, tetapi aku sering melewati gedung ini setiap aku mengantar Rama pergi kuliah.

Saat ini, aku sudah tidak tertarik lagi melihat Fakultasku sama sekali, satu-satunya hal yang paling penting bagiku saat ini adalah Apakah Rama sudah selesai berkuliah atau belum?

---

Sama seperti saat ini, dia tidak bersiap-siap akan turun hujan tadi pagi. Makanya ketika hujan mulai turun, aku menyadari bahwa Rama tidak membawa payung, jadi aku bergegas untuk menjemputnya dan membawa payung untuknya.

Sekarang saatnya aku memeriksa tempat kuliahnya ini. ☺️

Aku mengerti bahwa pada awal semester baru di Universitas memang terasa sangat menyenangkan bagi anak-anak SMA yang baru saja masuk ke Universitas. Mereka pasti masih merasa penasaran dan ingin melihat-lihat gedung Universitas mereka belajar.

Namun, apakah hanya itu saja yang dia harapakan atau Apakah dia menyukai suasana Universitasnya ini?  

Bagaimanapun juga, hari ini adalah hari pertama Rama pergi berkuliah di sini, jadi aku merasa sedikit khawatir. Dia meminta aku untuk menjemputnya seperti biasa.

Aku tidak ingin berdiri di depan gedungnya dan terlihat seperti seorang ayah yang sedang menjemput anaknya setelah berkuliah. 😅

Tetapi ketika aku melihat ke badanku sendiri dan melihat pakianku, aku hanya bisa menghela napas lembut. Aku baru menyadari mengapa dari tadi aku menjadi pusat perhatian orang-orang disini😞.

Aku memakai celana jeans yang robek di bagian lututnya dan sepasang sepatu kets yang bahkan tidak aku perhatikan lagi, ditambah saat ini aku sedang memakai kaos crew Fakultas Teknik karena aku baru saja bangun tidur.

Aku baru bangun tidur siang tadi saat menyadari hari ini hujan dan aku mengenakan matel yang besar. Aku bahkan tidak ingin memikirkan bagaimana kondisi rambutku sendiri saat ini karena aku sangat terburu-buru tadi.

Aku terburu-buru karena sudah waktunya aku menjemput Rama di kampusnya ini dan dia tidak membawa payung, di tambah hujan tidak berhenti turun sejak tadi.

---

“Rama!”

Aku berteriak memangilnya saat aku melihat Rama sedang berlari keluar dari gedung. Rama berhenti sejenak sebelum berlari kearahku.

“Apakah kamu datang terlalu cepat kesini?” Rama bertanya padaku sambil meringkuk di sampingku di bawah payung.

“Iya.. sekarang hujan makanya aku merasa khawatir. Jadi aku datang lebih awal dan menunggumu. Kenapa kamu keluar seperti tadi?” Aku berkata kepadanya.

Bahkan saat hujan seperti ini, aku tetap harus memarahi orang yang berlari keluar dari gedungnya seperti tadi.

“Yeah.. aku tadi sudah memberitahukan kepada Phi bahwa aku akan keluar jam setengah empat dan aku tidak ingin membuatmu menunggu terlalu lama..” Dia mendongak ketika berbicara denganku.

“Tidak masalah.. Aku tahu kamu pasti akan bertingkah seperti ini jadi aku datang untuk menjemputmu dengan cepat..” Kataku lembut sambil mengusap rambutnya.

“Kamu sekarang basah..” Kataku sambil menyeka air hujan yang membasahi wajah cantiknya itu.

“Phi Nuea.. ada banyak orang disini..” Kata Rama sambil melihat ke kiri dan ke kanan.

Saat ini tidak banyak orang yang melewati tempat kami berdua dan hanya ada sedikit orang yang memperhatikan kami berdua.

“Aku hanya ingin mengelap wajah pacarku saja..” Kataku dengan tenang.

Tetapi sebenarnya hatiku saat ini merasa tidak tenang. Saat ini jantungku berdetak dengan sangat cepat karena matanya menatapku dengan tajam. Hal ini membuat aku sangat ingin mencondongkan tubuhku ke arahnya dan mencium bibirnya agar dia tahu apa yang aku rasakan.

“Pacarmu yang mana?” Rama bertanya dengan wajah yang memerah dan memeringkan wajahnya dengan ragu untuk bertanya padaku.

“Ehm.. anak yang baik ini adalah pacarku atau kamu belum punya pacar?” Tanyaku.

“Aku sudah memilik pacar dan nama pacarku adalah Nuea. Yang saat ini sedang memakai baju yang sangat tipis untuk menjemput pacarnya..” Kata Rama sambil menatapku.

Jadi aku bergerak sedikit lebih dekat kepadanya karena aku melihat bahunya berada di luar payung.

“Oh.. Tetapi saat ini aku memakai jaket. Tetapi lihatlah dirimu, kamu berlari keluar di tengah hujan seperti itu dan sekarang bajumu benar-benar basah..” Kataku.

Kalau dia merasa cemburu padaku adalah hal yang biasa, tetapi aku juga merasakan perasaan yang tidak berbeda jauh darinya.

Saat ini dia mengenakan baju kemeja putih yang lumayan tipis, tetapi karena terkena air hujan jadi aku bisa melihat tubuhnya dengan jelas. Saat melihatnya setengah basah seperti ini rasanya aku sangat ingin merobek bajunya itu.. tetapi saat ini aku harus mengendalikan diriku karena ada mahasiswa lain juga di sekeliling kami saat ini.

“Tadi aku sedang terburu-buru dan aku takut membuatmu menunggu terlalu lama..” Kata Rama sambil tersenyum.

“Kamu bisa mengirimkan aku Line dan tetap menungguku di dalam..” Jawabku sambil menggelengkan kepala.

“Yeah.. aku sangat senang saat kamu bilang kamu akan mengajak aku pergi ke toko kue dan datang untuk menjemputku..” Kata Rama dengan suara lembut.

Dia seolah-olah ingin mencoba untuk memberitahukan kepadaku dia tidak bersalah, meskipun aku sangat peduli padanya.

“Um.. Aku sudah ada disini dan aku datang menjemputmu. Apakah kamu masih mau kita pergi? Ini masih hujan..” Kataku kepada Rama yang sedang berbicara dengan suara memohon dan dia hanya mengangguk.

Keramaian orang-orang yang ada di sekitar kami berdua di tengah hujan seperti ini tidak terlalu menarik minatku sebanyak orang yang sedang berjalan di sebelahku.

Kami berdua memiliki badan yang tidak kecil dan payung yang kami gunakan saat ini juga tidak terlalu besar. Jadi salah satu dari kami pasti akan basah dan orang yang seharusnya basah adalah diriku, karena aku sangat peduli kepada orang yang berada di sebelahku daripada diriku sendiri.  

“Kami lebih masuk ke dalam payung ini..” kata Rama sambil menarik jaketku.

“Aku sengaja keluar payung ini karena aku memakai jaket untuk menutupi diriku..” Kataku dan menarik lengannya sedikit agar Rama lebih mendekat kepadaku daripada sebelumnya.

“Memakai jaket bukan berarti kamu tidak akan basah. Aku sudah basah, jadi tidak masalah..” Katanya dengan nada khawatir.

“Aku hanya…”

“Apa yang mengganggu pikiranmu?” Aku bertanya pada Rama.

Tetapi Rama hanya mengangkat kepalanya dan tersenyum padaku. Akhirnya Rama mau juga masuk ke dalam ruang kosong yang ada di bawah payung ini yang sudah aku sediakan untuknya.

“Terima kasih..”

Aku hanya tersenyum saat mendengar perkataanya dan meletakkan tanganku yang bebas di atas bahunya.

“Dengan begini kamu tidak akan merasa kedinginan..” bisikku.

“Dasar gila!”

Rama menjawab seperti itu, tetapi bibirnya tersenyum ketika aku memeluknya seperti ini dan aku juga tidak bisa menahan senyuman kebahagianku juga.

Yeah.. mungkin saat hujan dan menjemput di Universitas tidak terlalu buruk.

---

Aku membawa Rama menuju mobilku yang aku parkir tidak terlalu jauh dari tempat kami berdua sedang berjalan, tetapi aku berniat untuk berjalan pelan-pelan agar aku bisa lebih lama bersama dengan Rama. Kami berdua membutuhkan waktu yang lama untuk bisa sampai ke mobil, tetapi kami tidak merasa masalah untuk melakukan hal itu.

Aku segera membuka mobilku dan membukakan pintu untuk orang yang saat ini tidak membawa payung agar masuk lebih dulu ke dalam mobil. Lalu baru aku berjalan ke sisi pengemudi dan menutup payung itu sebelum masuk ke dalam mobilku.

Hal ini membuat Rama yang sudah masuk lebih dulu ke dalam mobil mengambil payung yang kami pakai dan menaruhnya di belakang mobil kami. Aku baru menyadari betapa menyenangkan memiliki pacar saat berada di dalam mobil dalam cuaca yang sedang hujan seperti ini.

Aku kemudian menyalakan mesin mobilku dan menunggu beberapa saat sehingga tubuhku bisa menyesuaikan diri dengan suhu yang ada di dalam mobil ini. Aku melihat Rama sedang menggerakan rambutnya dari kiri ke kanan, jadi aku segera menyesuaikan suhu AC mobilku ini.

Rama saat ini baru masuk ke Universitas dan menjadi sangat tampan. Rambutnya yang dulu pendek sekarang sepanjang cinta yang ada di hatiku. Di tambah dia terlihat sangat keren dengan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang berwarna hitam yang slim fit.   

Bukankah sangat mengundang melihatnya saat ini?

Aku berpikir ada baiknya jika dia tidak memakai celana panjang yang terlalu pas dengan tubuhnya. Jika dia memakai seperti ini ada berapa banyak bajingan yang akan mendekatinya? Aku benar-benar tidak suka saat memikirkannya.

Aku kemudian melepaskan jaketku dan meletakkan di atas pangkuannya dan Rama segera berbalik untuk menatapku, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Jadi aku hanya tersenyum padanya dan menyesuaikan bajuku sendiri, tetapi Rama memegang tanganku.

“Apakah kamu tidak merasa kedinginan?” Tanya Rama.

“Aku tidak merasa kedinginan, kamu saja yang memakainya..” Jawabku.

“Phi Nuea..”

Rama mendekatakan jaketku ke arah wajahnya sebelum memeluknya. Saat aku melihatnya melakukan hal itu, aku tidak bisa menahan senyumku.

“Oh.. kamu memang harus bertingkah seperti anak baik..” Kataku sambil menggelengkan kepalaku sedikit.

“Kamu sangat suka menggelengkan kepalamu..” Kata Rama dan meraih kepalaku.

“Sebenarnya aku sangat ingin mencium pipimu, tetapi aku harus menahannya..”

“Dasar gila! Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu?” Rama bertanya kepadaku.

Tetapi aku hanya menatapnya dan memberikan senyuman genit padanya sebelum aku berbalik dan mulai menjalankan mobilku.

“Bagaimana hari pertamamu di Kampusmu?” Tanyaku ketika aku mulai mengeluarkan mobilku dari tempat parkir.

“Sangat menyenangkan daripada yang aku kira. Aku juga sudah mendapatkan beberapa teman yang datang untuk menyambutku karena mereka mengira aku adalah Phralak. Kami berbicara lama sebelum mereka tahu bahwa aku Rama..” Kata Rama dan menceritakan tentang harinya di Universitas.

Rama tidak berbeda dari diriku ketika aku masih berada di tahun pertamaku. Tetapi saat ini aku duduk dan mendengarkan dia bercerita karena semua ini tentang dirinya. Aku senang mendengarkan apapun yang dia katakan kepadaku.

“Haruskah kita pergi ke toko kue itu dulu? Hujan masih sangat deras dan aku tidak mau mengemudi dalam keadaan seperti ini..” Aku menoleh dan menanyakan pendapat Rama saat kami akan melewati toko kue favoritnya.

Toko kue itu adalah tempat teman Em dulu membelikan kue untuk menggoda Phralak waktu itu. Tetapi dia tidak tahu bahwa yang dia goda saat itu adalah Rama. Berkat toko kue inilah, makanya aku membuat keputusan untuk meminta Rama agar mau berpacaran denganku.

“Yeah.. aku ingin makan kue..” Balas Rama.

----

Jadi aku segera mengendari mobilku ke tempat parkir toko kue yang sudah sering aku datangi bersama-sama dengan Rama. Dia sangat suka rasa kue di toko ini.

Sayangnya setelah aku lulus dari Fakultas Teknik mesin, aku tidak dapat melamar pekerjaan di sekitar sini. Aku belum mau bekerja dulu saat ini, jadi aku mengatakan kepadanya belum ada pekerjaan yang cocok untukku. Sebenarnya aku masih suka bersama-sama dengan Rama.

Aku masih tinggal di apartemen yang sama dengan Rama saat ini yang tinggal bersama-sama denganku juga. Rama berpisah dari Phralak, meskipun mereka seharusnya tinggal di apartemen yang sama, tetapi Rama lebih banyak memilih tinggal di apartemenku.

Kenapa? Yeah.  Karena Phralak sudah begitu terikat dengan Gwang kecilnya sehingga dia memilih untuk tinggal bersamanya di apartemen itu. Jadi Rama harus datang dan tinggal bersama-sama denganku.

“Apakah kamu mau memesan susu?”

Aku segera menatap Rama ketika dia bertanya padaku. Pada usiaku yang sudah dua puluh tiga tahun, aku harus terus minum susu sama seperti saat aku masih kecil. 😅

Selain itu, Rama juga tidak suka kalau aku pergi ke bar, dia bahkan tidak mengizinkan aku masuk ke dalam bar lagi. Dia berkata bahwa dia tidak suka aku pergi ke bar makanya aku dengan senang hati menuruti kemauannya.

“Hm? Memang apa yang kamu pesan?” Tanyaku.

Aku kemudian berjalan ke belakang Rama yang sedang memesan sandwich di kasir. Aku membaca daftar pesanan Rama, dia memesan green tea cake, susu segar dan kue coklat.

“Yeah.. aku memesan kue coklat untuk diriku sendiri..” Kata Rama sambil melihat-lihat menu yang lain.

“Ehm.. kamu juga bisa memesan green tea agar kita bisa berbagi..” Kataku padanya.

Dia hanya mengangguk dan mengatakannya kepada kasir itu. Setelah itu aku membayar pesanannya.

“Ayo kita duduk di sana..”

Rama menujuk ke arah meja yang ada di sudut dan dekat dengan jendela. Kasir itu tersenyum kepada kami berdua dan meminta kami menunggu pesanan kami itu.

“Kamu tahu, bajingan itu berkata kepadaku bahwa aku ada disini, tetapi seperti aku tidak ada disini karena aku tidak pernah berkumpul bersama-sama dengan teman-temanku lagi karena aku lebih memilih untuk bersama dengan pacarku..” Kataku kepada Rama saat kami sedang berjalan kearah meja kami.

“Apakah itu perkataan Phi Pond?”

“Ugh..”

“Kamu harus bisa mengerti perasaan orang yang masih lajang..” Kata Rama sambil tersenyum.

“Oh.. kamu jahat sekali. Aku kira kamu akan merasa kasihan padaku..” Kataku sambil duduk di sebelah Rama.

---

Saat ini kami berdua sedang melihat ke arah luar jendela dan menyaksikan hujan deras yang turun dari langit tanpa adanya tanda-tanda akan berhenti.

“Kenapa aku harus merasa kasihan padamu?” Tanyanya.

“Kamu pasti mengerti yang aku maksud. Mereka berkata aku sudah terjebak denganmu dan aku tidak bisa kemana-mana lagi..” Kataku dan bersandar di bahunya.

“Apakah kamu sedang memohon padaku sekarang?” Tanya Rama.  

Rama tidak membuat aku bergerak dan dia juga tidak mendorong tubuhku menjauh darinya, jadi aku meletakan daguku di atas bahunya dan menatap orang yang saat ini pipinya sudah merona.

“Kalau aku mempunyai pacar untuk memohon makanya aku harus memohon kepadanya..” jawabku.

“Nah itu dia.. Kamu bisa menjawab P'Pond bahwa kamu sudah memiliki pacar yang tinggal bersama-sama denganmu saat ini, jadi kamu memilih untuk tinggal dengan pacarmu itu..” Rama membungkuk dan tersenyum padaku saat dia menjawab seperti itu.

“Aku tahu.. aku akan selalu kalah dari pacarku..” Kataku sambil membelai lembut bahu dan pipinya dan Rama hanya tersenyum malu.

Kami berdua bercanda cukup lama sebelum kue yang kami pesan datang. Rama mengambil kue green tea dan mulai memakannya, dia menggerakkan kakinya ke depan dan ke belakang karena rasa kue itu sangat enak.

Aku juga ingin tahu bagaimana rasa kue itu, jadi aku membuka mulutku untuk menggigit kue yang akan dia makan itu, tetapi Rama mengabaikan aku. 😞

“Oh.. biarkan aku mencobanya juga na..” pintaku.

“Tidak.. Kue ini sangat enak dan aku tidak mau berbagi..” Kata Rama sambil menggelengkan kepalanya.

“Tetapi aku mau berbagi denganmu. Aku membagi jaket favoritku kepadamu..” Kataku padanya dan menujuk kearah jaketku yang saat ini dia pakai.

“Tetapi aku tidak ingin membagi milikku dengan siapapun..” Kata Rama sambil menatap mataku dan membuat aku merasa lucu.

“Ada apa?” Tanyaku sambil menoleh ke arah belakang.

Saat ini aku seperti melihat ada dua pria yang ada di meja yang lain sedang menatapku. Jadi aku menoleh ke arah Rama dan tersenyum padanya.

“Apakah kamu merasa cemburu?” Tanyaku padanya.

Tetapi Rama hanya mengerutkan keningnya tanpa menjawabku, lalu dia mengangkat tangannya untuk menulis kata cemburu di kaca yang berkabut dan ada panah yang menunjuk ke arahku. 

“Hahaha.. kenapa kamu bertingkah imut sekali?” Kataku sambil mengulurkan tanganku untuk memeluk leher Rama.

“Jangan berbicara apa-apa. Sekarang sedang hujan dan kamu memaki baju yang tipis, tetapi kamu malah memberikan aku jaketmu untuk aku pakai..” Katanya sambil bergumam.

“Aku merasa lebih cemburu kepadamu dari pada rasa cemburumu padaku..” Kataku di dekat telinga Rama.

“Tetapi aku lebih cemburu dan aku sangat posesif kepadamu..” Jawabannya.

Aku menulis kata lucu di kaca seperti yang dia lakukan padaku dan menggambar panah untuk menujuk kearahnya seperti yang dia lakukan kepadaku. Rama tersenyum padaku sebelum dia menghapus kata 'na' dengan meletakan panah yang menunjuk ke arahku.

[T/N: kata imut ditulis 'insa' (nâa rák) dan ketika Rama menghapus in' (nâa) hanya tersisa sn' (rák) yang berarti 'I love you]

“Oh! Kamu bisa membiarkan 100 orang untuk melihatku, tetapi aku tidak akan pernah merasakan apapun kepada mereka semua..” Kataku pada Rama.

“Yeah.. aku hanya merasa takut bahwa Phi akan merasakan sesuatu kepada mereka. Aku takut kamu merasa bosan kepadaku..” Kata Rama kepadaku.

“Saat aku bersama denganmu, aku tidak pernah merasa bosan..” Jawabku dan mengulurkan tanganku untuk membuat gambar hati untuknya.

“Ini hadiah untukmu..” Kata Rama sambil malu-malu dan menawari aku sesuap kue green tea nya.

Aku hanya tersenyum sebelum membuka mulutku untuk menerima kue yang terasa sangat lezat ini.

“Untukmu, aku akan belajar membuat kue yang jauh lebih enak dari kue ini..” Kataku.

“Aku tidak berpikir saat ini kamu tidak sedang mencari pekerjaan kan? Ibu meneleponku setiap hari dan mengeluh bahwa Phi tidak mencari pekerjaan dari apa yang sudah kamu pelajari. Phi harus pergi bekerja di sekolah bersama-sama dengan ayah..”

Ibu yang sedang Rama bicarakan bukanlah ibunya tetapi ibuku yang tidak pernah menelepon anaknya ini, tetapi lebih suka menelepon pacar putranya.

“Katakan pada ibu untuk membicarakan hal ini lagi denganku enam tahun kedepan. Aku akan menunggu pacarku selesai berkuliah dulu..”

Rama hanya menatapku sebelum dia membungkuk dan menekan hidungnya dengan lembut di pipiku. Dinginnya Ac dipadu dengan hujan di luar tidak membuat pipiku terasa sejuk saat dia melakukannya.

"Kamu jahat.." kataku padanya, mengulurkan tangan untuk mencubit hidungnya yang cantik.

“Phi Nuea..” balas Rama.

“Lagi..”

“Hah?”

“Bisakah kamu mencium pipiku lagi?” Tanyaku langsung dan membuatnya menunduk lagi.

“Tidak..” Kata Rama sambil meletakkan tanganya di atas mataku.

“Ayo lakukan sekali lagi..” Kataku padanya.

“Ada banyak orang disini, P'Nuea..” Ayo bangunlah..” Kata Rama sambil membelai pipinya dengan tangannya. 

“Tidak ada banyak orang..” Kataku.

Yeah.. memang tidak ada banyak orang disini ketika kami masuk ke dalam dan hanya ada beberapa meja yang terisi. Di tambah saat ini kami berdua duduk di sudut  yang sedikit gelap sehingga mereka tidak akan melihat apa yang sedang kami lakukan.

Aku melihat ke arah luar melalui kaca dan memperhatikan bahwa tidak ada orang yang lewat karena saat ini hujan masih turun dengan derasnya.

“Ayo bangunlah..” Kata Rama sambil mencoba mengangkat bahuku.

“Kita tidak akan terlihat disini..” Kataku padanya, tetapi Rama menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak melihat apa-apa selain mereka itu dan aku tidak mengerti mengapa kamu sangat ingin aku mencium pipimu lagi..” Gumam Rama.

“Aku ingin kamu menciumku lagi karena pipiku sangat harum dan aku wangi. Aku ingin merasakan sesuatu yang manis..” Kataku padanya.

“Tidak bisakah kita pergi ke tempat lain untuk melakukannya?” Rama bertanya padaku dan matanya melebar seperti piring.

“Pipiku terasa dingin dan aku ingin kamu melakukannya sekarang..” Jawabku.

Rama mengambil tangaku dan pipinya saat ini benar-benar sudah memerah. Wajahnya tidak menuju wajahku untuk mencium pipiku tetapi dia malah mencondongkan pipinya yang merah kearahku.

“Pipiku juga terasa dingin..” Katanya pelan saat kami bertatapan mata.

Aku tersenyum sebelum perlahan duduk dengan benar untuk mencium pipinya yang memerah yang saat ini ada di depanku.

Perasaanku yang membenci musim hujan sudah menghilang saat aku bersama dengan Rama.

Kemarahan dan kebosanan yang aku rasakan saat aku menunggu Rama keluar dari Fakultasnya beberapa saat yang lalu segera menghilang begitu aku mencium pipi manis yang ada di depanku.

Musim hujan tidak terasa buruk sama sekali dan terasa jauh lebih baik saat aku bersama dengan Rama seperti saat ini.

Sejujurnya ketika aku berpikir bahwa jika musim hujan maka pipiku akan menjadi dingin, maka semakin aku ingin hujan ini terus turun.

Jika aku membandingkan perasaan cintaku dengan hujan yang terus turun pastinya hujannya tidak akan pernah berhenti.

The End

Vote and comment 😁🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro