Panji ErtHazel The Portal Guard - Swan_AF
🌙🌙🌙
SOUL REVOLUTION HIGH SCHOOL
[Behind The Wall]
-One Universe, Two World-
Penjaga portal bukanlah penjaga yang hanya mengutamakan kekuatan. Dia juga harus cerdik, cekatan, tanggung jawab, dan cepat dalam membaca situasi.
-Panji ErtHazel-
Menjadi abdi tidaklah semudah kau membalikkan telapak tangan. Kau harus memegang teguh perintah dari Rajamu untuk melaksanakan mandat dengan penuh pertanggungjawaban.
Menjaga portal adalah tugas yang bisa di katakan mudah, namun di balik kata mudah tersimpan kesulitan yang mendalam. Segala aktivitas di dalamnya harus mendapatkan persetujuan dari sang penjaga yang memiliki kekuatan spiritual lebih dari siapapun.
Penjaga portal bukanlah penjaga yang hanya mengutamakan kekuatan spiritual. Dia juga harus cerdik, cekatan, bertanggung jawab dan cepat dalam membaca situasi.
Hari itu, anak remaja bernama Panji Erthazel sudah sah di nobatkan sebagai anak yang bertugas untuk menjaga portal. Sebuah tempat khusus yang menjadi akses penghubung antara dunia mereka dan dunia manusia. Saat penobatan, Panji sempat mengumpat dalam hati karena tidak menyukai mandat itu. Dia sudah tahu jika kedepannnya nanti akan ada masalah yang di timbulkan oleh makhluk dari dunia manusia. Apalagi dia bukanlah seseorang yang berkekuatan hebat seperti Rajanya.
Panji sudah beberapa kali menolak untuk mengemban mandat itu, karena dia tau pekerjaan itu sangat membosankan. Mulai dari memberikan stampel, membuka kontrak perjanjian untuk mendapatkan akses, menyampaikan laporan setiap seminggu sekali, bahkan mengawasi mereka dari kejauhan. Bagi Panji, tidak ada yang lebih membosankan dari itu semua.
Meski terkesan sangat membosankan, lambat laun Panji mulai terbiasa dengan tugasnya. Pada umumya yang diberi tugas untuk menjaga perbatasan dan gerbang kerajaan adalah para prajurit bertubuh besar, menyeramkan, galak dan tidak punya toleransi dan memiliki kekuatan spiritual di atas rata-rata. Berbeda dengan Panji yang hanya berperawakan tinggi, tubuh atletis, minim bicara, dan tidak pernah mengerti bagaimana cara berpikir seorang wanita.
Jabatan resminya adalah panglima perang, akan tetapi karena keadaan portal sedang tidak stabil, Raja Crithone memilihnya untuk membantu menjaga portal. Dan lagi, meskipun Panji sangat buruk dalam berkomunikasi, Panji adalah pria tertampan urutan ke 4 di negeri Souland. Urutan pertama adalah putra pertama Raja Abraham, lalu putra pertama Raja Britya, selanjutnya putra pertama Raja Crithone, dan berikutnya adalah Panji Erthazel, anak salah satu abdi dari raja Crithone yang saat ini sedang tinggal di dunia manusia sebagai kepala sekolah.
Kamis, 20 Mei ...
Panji sedang berjuang dari rasa kantuknya, mau bagaimanapun juga dia harus tetap terjaga agar tidak tertidur saat jam pelajaran Mr. Elbert atau dia akan berakhir dengan soal-soal pemanggil jiwa (soal ujian kimia). Dania dan Dharma beberapa kali melirik kearah Panji yang terlihat seperti sedang bertarung dengan dirinya sendiri.
Terlihat lucu, apalagi dengan kelopak mata yang di paksa untuk tetap terjaga. Menyadari ada yang sedang meliriknya, Panji langsung mengalihkan pandangannya kearah Dania dan Dharma sekan bertanya 'ada apa?'. Keduanya serentak menggelengkan kepala, seakan memberi jawaban 'bukan apa-apa'. Dengan santai Panji kembali mendengarkan dongeng dari Mr. Elbert tanpa memperdulikan kedua temannya yang masih melirik kearahnya.
Saat pelajaran berlangsung dengan khidmat, Panji tersentak ketika merasa ada yang mencoba untuk mendekati gudang dengan aroma manusia yang sudah bercampur dengan dunianya. Bukan hanya satu orang, akan tetapi lebih dari dua orang. Saat itu panji hanya bisa berharap agar pelajaran segera usai.
"Ada yang masuk," desis Panji. Pikirannya langsung tertuju pada portal di dalam gudang.
"Masuk kemana Panji?" tegur Mr. Elbert yang bisa mendengar gumaman Panji, meski saat itu jaraknya lebih dua meter dari Panji.
"Hn?" ekspresinya terlihat bingung saat mengetahui Mr. Elbert menegurnya dengan maksud lain.
"Saya tanya masuk kemana? Apanya yang masuk?" tegasnya yang membuat Panji memutar bola mata mencari alasan. Dia sempat terdiam beberapa saat sebelum menjawab.
"Hmm ...." Ekspresi Panji terlihat bingung saat Mr. Elbert menegurnya.
Mr. Elbert terlihat berpikir, "Kamu melamun?"
"Tidak sir, aku tidak melamun," elak Panji.
"Alasan! Sudah jelas kamu melamun saat pelajaran saya! Apa kamu melupakan peraturan saya?" sanggahnya yang membuat Panji sedikit kesal.
Panji menghela napas pasrah, "baiklah maafkan saya. Saya sasih ingat dengan jelas UUD Mr. Elbert yang isinya melarang sayauntuk tidak boleh tidur, tidak boleh melamun, dan tidak boleh berulah."
Mr. Elbert hampir tersenyum, namun tertahan. Dia tidak mau image-nya turun karena kagum pada ingatan Panji.
"Bagus jika kamu masih ingat. Ketika saya sedang mengajar, pastikan pikiranmu fokus pada pelajaran, bukannya malah masuk kedalam dunia angan yang kamu bangun sendiri."
"Dunia angan kan memang di bangun sendiri, kalau ramai-ramai namanya bangun rumah, 'kan?"gerutunya yang hanya bisa di dengar oleh beberapa siswa, dan itu berefek dengan cengiran kecil, "baik Mr, maafkan saya," tutur Panji yang membuat Mr. Elbert kembali menerangkan materinya.
Usai jam pelajaran, Panji bergegas menuju gudang untuk memastikan perasaannya. Dan ketika sampai di gudang, dia menghela napas lelah.
"Rasanya aku harus memperkuat sensor portal ini," kata panji yang sedang berbicara pada dirinya sendiri.
Aroma khas manusia itu semakin kuat dan membuatnya sakit kepala. Panji harus segera mengurus ini di negeri Souland, tidak baik jika banyak manusia yang masuk ke dalam dunia penyihir. Saat kakinya melangkah maju, tanpa sengaja dia menginjak sapu dan membuatnya terhuyung memasuki cermin. Tubuhnya beringsut pada semak-semak di dekat hutan. Benar-benar posisi jatuh yang sangat tidak elegan.
"Setidaknya jatuh di semak-semak jauh lebih baik dari pada jatuh di tempat sampah," katanya sambil membersihkan pakaian belakang yang kotor.
Siang itu panji berjalan dengan santai menuju rumah pribadinya dan melakukan pengecekan secara besar-besaran. Sakit di kepala yang di rasa semakin berat membuat kedua matanya memerah, sungguh terlihat seperti monster liar yang sedang kelaparan. Dia butuh cairan dan stirahat.
Kedatangannya ke markas di sambut hangat oleh dua manusia kembar yang menjabat sebagai bawahannya, Zack dan Zaid. Zack memperhatikan wajah sahabatnya yang nampak lesu. "Hazel! Kau kurang tidur lagi?" tanya Zack.
"Sepertinya kurang makan juga," lanjut Zaid sambil melirik saudaranya.
"Dan kurang motivasi untuk hidup. Kasihan sekali," kata mereka secara bersamaan.
Panji tidak menanggapi teguran si kembar, dia hanya fokus untuk mengecek beberapa hal yang terjadi selama dia belajar di dalam kelas. Kondisi portal yang semakin menua membuatnya harus bekerja keras, kadangkala si kembar ikut serta membantu untuk mengalirkan energi spiritualnya pada Panji.
"Hazel, kau sudah memberi peringatan kepada mereka untuk tidak sembarangan membawa manusia ke dalam dunia kita, 'kan?" Zack mengalihkan perhatiannya dari tumpukan buku mantra itu.
"Sudah," jawab Panji dengan singkat.
"Tapi kenapa aroma manusia di sini selalu bertambah? Apa ada yang memiliki akses lain?" Zack terlihat bingung.
"Dengar, kami tidak mau melihat mu di hukum cambuk hanya karena kau melindungi mereka yang tidak tahu diri," ketus Zaid.
"Kalau begini terus, kesehatanmu akan terganggu!" omel Zack.
"Zack benar. Semakin banyak mereka membawa manusia, maka semakin banyak pula energi spiritual yang kau gunakan untuk menekan kestabilan dunia kita dan dunia manusia," kata Zaid memperjelas.
"Kalau itu diperlukan, maka akan ku lakukan!" tegasnya yang membuat Zack dan Zaid mencibir.
Panji tertawa saat mendengar cibiran yang dilontarkan oleh si kembar. Banyak hal yang sudah terjadi di dunia manusia. Panji juga sudah menemukan beberapa anak yang berasal dari dunianya yang singgah ke dunia manusia karena pengasingan, anak yang memiliki manna karena hasil pernikahan dengan penyihir, dan beberapa manusia yang baru-baru ini memiliki kontrak penjanjian dengan segel persetujuan dari Panji. Sejujurnya Panji tidak kuat dengan aroma manusia yang begitu kuat. Terlebih saat mereka berada dekat dengan Panji, kepalanya akan terasa pusing dan ingin muntah. Jika ingin mengeluh, tentu saja dia akan mengeluh. Penat, bosan, lelah, dan kesal. Semua rasa itu bercampur menjadi satu di hatinya. Namun karena ketiga raja itu yang memintanya. Jadi mau bagaimanapun keadaannya, dia harus berdiri kokoh mengabaikan rasa yang bersarang di dalam dirinya.
Kejadian beberapa tahun lalu kembali terlintas di benaknya. Ayahnya yang bernama Kasano Erthan mendapati Raja Crithone yang sedang terkulai lemah di dalam kamar. Energi spiritualnya terganggu tanpa sebab yang jelas. Dan hal itu menyebabkan ketidakstabilan dikerajaan. Sang tabib dari keluarga Ert yang sangat dipercaya akan ilmu pengobatannya memberi saran pada Raja Crithone, dia disarankan untuk menekan energinya di tempat yang tidak memiliki manna sama sekali. Hal itu tentu membuat istri dan anak Raja Crithone hawatir, mereka ingin sang tabib mencari jalan lain tanpa harus menyuruh raja Crithone keluar dari istana. Meski demikian, raja Crithone menuruti sang tabib. Dia sangat percaya pada tabib dari keluarga Ert.
Sejak pemeriksaan itu, Raja Crithone mulai melakukan ritual untuk membuat sebuah portal menuju dunia lain. Dunia yang sama sekali tidak memiliki manna, dan itu adalah dunia manusia. Untuk membuat portal tersebut, Raja Crithon membutuhkan 7 bunga kehidupan yang tumbuh di gunung Yusheng. Dalam proses pembuatan portal, Raja Crithone hampir kehilangan nyawanya saat melakukan meditasi selama 21 hari. Di penghujung hari terakhir, Raja Crithone akhirnya berhasil membuat sebuah portal penghubung antara dunia manusia dan dunia Souland.
Selama 10 tahun portal itu di jaga langsung oleh Raja Crithone. Namun, kesibukannya di dunia manusia membuatya tidak sanggup jika hanya sendirian menjaga portal itu, terlebih statusnya saat itu sudah menjadi kepala sekolah di dunia manusia. Oleh sebab itu dia mengadakan pertemuan tiga raja untuk melakukan diskusi mengenai penjaga potal. Raja Britya, selaku Raja Iceland menyarankan Kasano Erhan untuk menjaga portal. Raja Crithone langsung menolaknya, dia sudah di tugaskan untuk menjadi jendral utama di kerajaan. Kemudian Raja Britya menyarankan Panji Erthazel untuk melaksankan tugas mulia tersebut. Tanpa pikir panjang, Raja Crithone langsung menerima Panji yang saat itu masih berusia 14 tahun untuk menjaga portal. Meski terbilang muda, Panji adalah anak yang sudah berhasil menjadi panglima perang diusia mudanya. Itulah sebabnya kenapa Raja Crithone sama sekali tidak keberatan dan menugaskannya menjaga portal tersebut.
Panji yang mulai tersadar dari bayangan masalalu mengenai bagaimana portal itu terjadi, kenapa harus memiliki kontrak, kenapa penyihir harus menekan manna-nya saat di dunia manusia, dan hal-hal lain yang saling berkaitan. Itu karena kestabilan antara dunia sihir dan dunia manusia harus tetap terjaga dalam pengawasannya, jika ada kesalahan maka Panji akan menerima hukuman dengan 30 kali cambukan. Hukuman itu adalah ketentuan dari keluarga Ert yang sangat di kenal dengan peraturan kedisiplinannya.
Beberapa minggu ini terasa sangat aneh, banyak dari mereka yang datang menemui Panji hanya untuk meminta persetujuan kontrak dengan segel milik Panji. semakin banyak kontrak yang di buat dengan segel miliknya, maka semakin lemah pula keadaannya di dunia manusia. Oleh sebab itu, dia harus sering bermeditasi di dunianya sendiri untuk memulihkan diri.
Sebenarnya ada tiga jenis segel yang digunakan sebagai akses. Yang pertama adalah segel Raja Crithone yang hanya bisa dimiliki oleh beberapa pihak tertentu. Kemudian segel dua naga, yang artinya bisa dimiliki oleh para penyihir dan manusia yang sudah membuat perjanjian atas persetujuan dari Raja Crithone dan Panji.
Kemudian segel teratai yang diciptakan sendiri oleh Panji atas persetujuan dari Raja Crithone. Segel ini sedikit rumit dan beresiko untuk panji, karena segel ini menggunakan energi spiritualnya. Dia melakukan hal itu agar lebih mudah mengawasi mereka yang sudah memiliki akses resmi. Jika ada yang melanggar, Panji akan segera menyadarinya. Selain itu Panji berhak membatalkan kontrak secara sepihak. Ada pula yang tidak perlu menggunakan akses dari Raja Crithone maupun Panji. mereka adalah para bangsawan yang memiliki kekuatan spiritual di atas rata-rata. Seperti raja, ratu, putra-putri kerajaan.
Tidak sampai di sana saja, mereka yang sudah sah memiliki segel dari Panji bisa membawa temannya yang berstatus manusia biasa untuk memasuki dunia sihir. Dan itulah kelemahan dari segelnya. Panji sudah memperingati beberapa kali, namun mereka enggan untuk mendengarkan. Ibarat kata, sudah di beri hati, tetapi meminta jantung. Semakin banyak hawa manusia yang memasuki dunia sihir, maka semakin lemah kondisi portal. Dan salah satu hal yang harus dilakukan Panji setiap malamnya adalah memperkuat portal itu dengan sihirnya.
Sadar dari lamunannya, Panji mulai merapikan buku-buku yang dijadikan bahan untuk mantra baru dan harus segera kembali kedunia manusia untuk memberikan laporan. Terlebih Panji merasa jika ada kekuatan besar yang melewati portal.
Merasa urusannya sudah selesai, Panji segera undur diri dan meninggalkan si kembar di dalam ruangan. Entah apa yang sedang mereka diskusikan, Panji terlihat malas untuk mengindahkan itu.
Saat kembali ke dunia manusia, Panji berjalan santai seakan tidak memiliki beban. Tujuan utamanya saat itu adalah perpustakaan. Dia sungguh merindukan buku-buku yang terpajang rapi di sana, kesunyian perpustakaan terasa lebih menenangkan untuk bermeditasi. Dan tempat itu merupakan ruang favorit Panji untuk masuk ke dunia mimpi.
Tepat di depan perpustakaan, Panji sudah disambut hangat oleh penjaga perpustakaan dengan senyum semringah yang sulit diartikan.
"Pojok kanan sebelah utara dekat buku sejarah," jelas penjaga perpustakaan itu, dia sudah sangat hapal di jam berapa saja Panji akan datang.
Terlihat jelas wajah Panji yang sedikit tersenyum seakan berterima kasih. Penjaga perpustakaan hanya mengangguk dan ikut tersenyum. Meski terkadang sikap dingin Panji sangat menyebalkan, penjaga perpustakaan selalu menyediakan tempat khusus untuk Panji. Selain karena keinginannya sendiri, itu juga salah satu perintah langsung dari Mr. Fredy atau raja Crithone. Mr. Fredy pernah menyampaikan sesuatu kepada Mrs. Irmina. Dia mengatakan jika Panji memiliki penyakit ayan, yang sesungguhnya itu hanyalah kebohongan belaka.
Panji menghampiri tempat yang dimaksud tadi. Saat tiba disana, matanya terfokus pada satu titik tertentu untuk melihat tempat yang sudah tersedia kasur kecil, bantal, makan siang dan air mineral. Bibirnya melengkung sedikit hingga tercipta sebuah senyuman. Panji duduk dengan tenang dan siap untuk menyantap makanannya. Akan tetapi, tanpa diduga seseorang datang menghampiri Panji.
"Panji!" panggil seseorang yang sudah duduk di hadapannya.
Mendengar namanya dipanggil, Panji pun mengurungkan niat makanya dan memperhatikan gadis yang ada di hadapannya.
"Arenia?"
"Kamu dipanggil Raja Crith- ah, maksudku Mr. Fredy. Dia nunggu kamu di ruangannya."
Panji terlihat biasa saja dan tidak menjawab, dia meletakkan kembali makanannya dan hanya meneguk air mineral dengan sedikit.
"Pergilah, terima kasih untuk infonya."
"Eh Panji tapi ...,"
"Kubilang pergi. Kamu nggak tuli, 'kan?" tekan Panji yang membuat Arenia terdiam.
Melihat tidak ada reaksi dari lawan bicaranya, Panji menghela napas dan memilih untuk pergi dari sana.
Seperti yang disampaikan Arienia. Ternyata Mr. Fredy sedang menunggunya sejak tadi. Dia tidak sendirian, ada dua orang lainnya yang dikenali oleh Panji. Dengan jiwa kesatrianya, dia berjalan mendekat dan memberi hormat.
"Panji ErHazel datang menghadap."
"Ah, Hazel. Bagaimana kabarmu?" tanya Raja Crithone yang memang sudah jarang melihat Panji.
"Seperti yang terlihat."
"Kaku seperti ayahnya," singgung Raja Abraham.
"Dia adalah anaknya, jadi wajar jika sama, 'kan?" kata Raja Britya dengan maksud mengiakan.
Raja Crithone yang mendengar itu sedikit tidak senang. Untuk mengalihkan pembicaraan, Raja Crithone langsung bertannya pada Panji perihal portal.
"Bagaimana hasilnya? Apa mereka sudah ditemukan?"
"Sudah, Baginda."
"Lantas, bagaimana keadaan portal?"
"Stabil seperti biasanya."
Raja Crithone atau biasa di panggil Mr. Fredy itu terlihat tidak puas dengan jawaban Panji. Wajahnya terlihat pucat seperti kekurangan cairan.
"Hazel? Apa kamu sedang sakit?" tanya Mr. Fredy.
"Tidak."
"Benarkah?"
Panji mengangguk, lalu berjalan lebih mendekat sambil mengeluarkan sihirnya yang sedikit meredup.
"Baginda Raja, saya membawa beberapa daftar nama yang ingin mengikat kontrak dengan dunia Souland. Baru sedikit yang saya akses, sisanya saya menunggu persetujuan anda." Panji sedikit mundur dari tempatnya.
"Kenapa tidak kau akses semua? Penanggung jawab tempat itu adalah kau, Hazel," tegur Raja Abraham yang memiliki maksud untuk menyindir Panji.
"Maaf Baginda Raja, saya tidak bisa mengakses keseluruhan. Yang memiliki risiko sangat besar itu diluar tanggung jawab saya. Ada beberapa jenis kontrak yang harus melalui persetujuan baginda Raja Crithone."
Raja Abraham menaikkan salah satu alisnya. "Oo, rupanya kau mau mengelak? Seorang kesatria harus bisa memegang teguh prinsip dan harus berani mengambil resikonya. Bukankah itu yang dulu kau ucapkan sebelum di tugaskan?"
Panji tersenyum seakan merendahkan. "Baginda benar. Akan tetapi, jika baginda tidak suka dengan cara kerja saya, silahkan baginda pilih abdi sendiri untuk menggantikan saya. Tentunya pengganti yang lebih baik dari marga Ert. Dan perlu baginda ingat, yang pantas dan berhak untuk menyuruh saya hanya satu Raja saja. Bukan anda maupun para Raja sekaligus Ratu yang lain."
Raja Crithone memperhatikan raut wajah Panji yang masih terlihat tenang. Namun sorot matanya terlihat sedang memancarkan aura permusuhan yang luar biasa. Menyadari hal itu, Raja Crithone pun angkat suara.
"Hazel, laporanmu akan kupertimbangkan. Pergilah untuk istirahat," katanya dengan lembut.
"Di mengerti," ujar Panji yang langsung pamit undur diri.
Panji keluar dari ruangan itu dengan perasaan kesal sekaligus lega. Setidaknya satu raja sudah dibungkam untuk tidak mengusik pekerjaannya. Baginya, kepercayaan adalah harga diri seorang kesatria, terutama untuk seorang panglima perang seperti dirinya.
Akibat perang dingin tadi, Panji kehilangan minat untuk kembali ke perpustakaan. Dia lebih memilih untuk tidur di dalam kelas sampai jam pelajaran berikutnya. Setibanya disana, Panji terkejut saat melihat Zack dan Zaid yang sedang duduk di dekat kursinya menggunakan seragam sekolah yang sama sepertinya.
"Sang pangeran katak akhirnya datang dengan wajah kataknya," sindir Zack pada Panji yang terlihat sulit untuk tersenyum.
"Sang pangeran katak ingin sekali memenggal kepala pangeran kera." Kini Zaid menyindir saudara kembarnya.
Panji yang mendengar itu langsung tertawa hambar.
"Pangeran katak ini ingin sekali membunuh dua kurcaci yang suka sekali membangkang," kata Panji yang memukul pelan bahu si kembar.
"Aw ... kasihanilah kami panglima," rengek Zaid dengan suara memohon, berharap mendapat belas kasih dari Panji.
"Sayangnya panglima ini tidak mau berbelas kasih kepada kalian," katanya sambil tertawa.
"Apa kita nggak mau berpelukan?"
"Kita? Kayaknya enggak deh. Kamu saja sana sama tiang portal," gerutu Zaid.
"Dari pada meluk kalian, aku sih lebih memilih kecemplung di kolam racun tanpa madu!" ketusnya yang membuat si kembar tertawa.
Ketika ketiganya sedang tertawa, Zack merogoh sesuatu di tas dan mengambil kertas yang terbuat dari kulit rusa itu untuk di berikan kepada Panji.
Panji menerima kertas itu lalu di baca dengan teliti. Ketika Panji selesai membaca isi surat itu Panji hanya merespon dengan helaan napas. Sepasang matanya melirik kepada si kembar yang sedang tersenyum penuh arti kepada Panji.
"Jadi? Kalian mengundurkan diri hanya untuk bisa membantuku?"
Pertanyaan itu membuat si kembar mengangguk dengan cepat.
"Ya Dewa, kenapa kau kirim dua manusia ini untukku?" Panji menepuk wajahnya dengan telapak kanannya.
Meski sempat menolak, pada akhirnya Panji menuruti keinginan mereka untuk membantunya dalam menjaga portal. Dan sejak saat itulah kehidupan Panji di dunia manusia berubah. Kondsinya pun semakin baik dan stabil karena perawatan si kembar. Dan mulai saat itu pula penghuni perpustakaan bertambah menjadi 3 orang.
[end]
🌙🌙🌙
*) Manna : Kekuatan Sihir
Seperti yang telah dikatakan, terlalu banyak rahasia di SRHS. Ini ... hanya sebagian kecilnya. Jadi teman, masih ingin menikmati keseruan bersama kami di sini?
Don't go anywhere!
🌙🌙🌙
-The Casts-
PANJI ERTHAZEL
ZACK & ZAID
THE PORTAL
KING CRITHONE in Fantasy World
KING ABRAHAM
KING BRITYA
Mr. FREDY PRAMUDYA (KING CRITHONE)
MIRROR
Salam,
SR Agent.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro