Tiba-tiba saat aku sedang asyik mengerjakan soal-soal UAN aku teringat kejadian kemarin ketika ujian harian di bimbel. Saat itu aku mau tanda tangan lalu tanpa kusadari aku melihat sebuah nama yang panjangnya seperti kereta, 'M. Dika Ardyansyah Latif Wicaksono'.
"Ini ortunya gokil abis kasih nama anaknya pake nama orang sekampung," Celetuk Rena di sampingku. Ternyata Rena melihat juga toh.
"Hus, berisik ih Rena. Kerjain ulangan dulu deh. Baru nanti cerita-ceritanya," Eka menegur Rena, dan Rena pun langsung terdiam.
Untung saja saat itu si Dika itu belum datang. Jadi gak perlu dengar ocehan nyebelin si Rena. Ya, walaupun omongannya Rena sama persis dengan apa yang kupikirkan.
Menurutku si Dika ini, cukup misterius. Pasalnya dia tuh kalau datang paling akhir, kalau pulang paling duluan. Udah gitu dia juga jarang tersenyum. Bahkan ada juga yang ngomongin dia di belakang. Entah deh, menurutku dia itu seperti tidak memiliki ekspresi.
Kalau dari tampang ya lumayan, agak berisi tapi gak gemuk, lumayan tinggi, tampang lumayan manis. Ya, ampun apa coba yang aku pikirkan. Kenapa tiba-tiba aku mikir kayak gini.
Pernah sekali aku menabrak dia saat akan masuk ke kelas. Ya, aku gak sengaja. "Maaf ya gak sengaja," dia hanya mengangguk tanpa ekspresi, tanpa menjawab ucapanku. Sungguh manusia ini, bisa bicara kan? Punya ekspresi kan? Hm, kok aku malah jadi kepikiran dia sih. Huft…
🍦🍦🍦
Purwokerto, 30/12/17
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro