Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Nightmare

Pria itu berlari di lorong-lorong berwarna putih dengan cepat. Tak peduli dengan perkataan orang-orang di sekitar yang mengatakan tidak boleh berlarian di rumah sakit, ia juga tidak peduli dengan cacian beberapa orang yang ia tabrak dengan tidak sengaja. Ia juga tidak peduli dengan tampilannya. Jas hitam yang sudah dilepas, dasi hitam bermotif kotak-kotak yang sudah tidak ada, dan dua kancing atas kemeja putih yang sudah hilang entah kemana.

Karena tujuan otaknya kini tertuju pada seorang wanita yang sedang berjuang di ruang rumah sakit yang bernama Ruang Operasi.

"Aku mohon bertahanlah."

SORRY

Naruto has Masashi Kishimoto

Pairing by Minato .N. and Kushina .U.

Genre Family and hurt/comfort

RATED T

...

Tokyo, 10.00 a.m

Hujan masih mengguyur kota Tokyo, Minato berada di ruang rapatnya. Rapat mengenai pendapatan hasil penjualan minuman kaleng yang diproduksi oleh perusahaan dimana Minato bekerja.

15 menit rapat digelar, namun belum ada satupun angka atau penjelasan yang memenuhi otak Minato. Entah mengapa sejak tadi instingnya mengatakan bahwa ada yang tidak beres dan hal ini berhubungan dengan istrinya tercinta.

Drt.. Drt... Drttt... Panggilan telepon bergetar di saku celana Minato dengan rasa bersalah dan meminta maaf Minato akhirnya keluar dari ruang rapat.

Tou-san. Nama tersebut terlihat di layar handphone nya, dengan perasaan tidak karuan Minato menjawab panggilan tersebut.

"Hallo tou-san ada hal penting ap-"

Deg, jantung Minato serasa terlepas dari tempatnya. Berita tersebut, apa yang telah didengar nya dari tou-san nya pasti bercanda. Minato dengan cepat berlari keluar gedung, ia tidak mempedulikan rapatnya, ia juga tidak mempedulikan guyuran hujan. Ia berlari terus berlari ke area parkir dan segera menyalakan mobilnya.

'Ini pasti bercanda.' Minato membawa mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Namun, belum 10 menit jalanan macet Parah.

'Sial,' Minato sudah tidak dapat bersabar lagi ia membuka jas berwarna hitamnya dan keluar dari mobilnya. Tidak peduli akan hujan yang membasahi seluruh tubuhnya.

Minato berlari terus, dasi yang dipakainya ia buang dengan asal. Jalan lenggang, tentu karena orang-orang akan berteduh dari hujan yang semakin deras. Suara klakson yang mulai tidak teratur menjadi bagian backsound diantara rintikan hujan yang membasahi kota Tokyo.

Tinggal sedikit lagi, Minato dapat melihat puncak dari rumah sakit Tokyo.

.

..

...

...

.....

Minato tiba di depan ruangan operasi, orang pertama yang tertangkap oleh netranya adalah Jiraya. Tou-san nya menelpon tadi lalu disusul oleh kedua orang tua Kushina. Hashirama dan Mito. Secara perlahan Minato menghampiri orang tua dan mertuanya tersebut. Lelah sebab berlari tadi mulai terasa oleh Minato.

"Minato? Nak, apa kau kehujanan?" Mito, ibu dari istrinya yang bertanya pertama kali.

Minato tersenyum kecil, secara tidak sadar matanya mulai berkaca-kaca. "Kushina... ia kenapa?"

"Kushina menjadi korban dari kecelakaan lalu lintas, mobil yang ia kendarai ditabrak oleh mobil lain. Polisi yang menangani kecelakaan ini sedang di ruang laboratorium untuk mengetahui apakah pengendara mobil tersebut sedang dibawah pengaruh alkohol atau tidak."

Minato menarik napas dan menutup mata sebentar mendengar penjelasan dari Tou-san nya. Rasa nya seperti mimpi, sebab tadi pagi Kushina masih sehat, masih bercanda dengannya bahkan mereka sempat bercumbu sebentar. Tadi pagi rasanya seperti mimpi dan sekarang lah sebuah kenyataan.

"Kushina akan baik-baik saja, ia wanita yang kuat," Hashirama mengusap punggung menantunya tersebut. Jika boleh jujur ia pun gusar dan takut akan keadaan Kushina namun bila ia tidak tegar maka siapa yang akan menjadi sandaran sang istri. Menantu nya pun sama kalutnya.

Detik berganti menit, menit berganti jam. Tepat 5 jam dari ruangan operasi tersebut ditutup dan hingga kini belum ada tanda-tanda bahwa ruangan akan segera dibuka dan dokter menyampaikan kabar baik bahwa istrinya, Kushina, akan baik-baik saja.

"Kaami-sama aku mohon selamatkan Kushina."

.

..

...

...

.....

Tepat 6 jam operasi akhirnya ruangan tersebut terbuka, Tsunade yang merupakan Okaa-san Minato dan bagian dari tim dokter keluar menghampiri keluarga. Ada banyak perasaan yang tak terbaca dari mimik wajah Tsunade. Namun yang jelas rasa kesedihan nampaknya lebih mendominasi.

"Maafkan kami, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun takdir berkata lain. Kushina meninggal dunia dengan janin yang dikandungnya."

Minato yang mendengar ucapan Tsunade tak memberikan reaksi apapun. Ia kini dihadapkan pada mimpi buruknya Kushina meninggal begitupun dengan janin yang bahkan ia belum mengetahuinya.

"Janin? Kushina, apa ia sedang hamil?" Pertanyaan Minato sontak membuat terkejut semua orang terlebih lagi Tsunade.

"Minato, apa kau tidak mengetahui istri mu hamil?"

Tidak menghiraukan pertanyaan Tsunade, Minato secara cepat berlari menghampiri Kushina yang terbaring di ranjang bekas operasi dengan tubuh dingin dan wajah pucat. Minato menatap nanar jasad Kushina secara perlahan dan gemetar tangan kanan nya ia angkat dan disimpan di perut Kushina sedangkan tangan kiri nya ia pakai untuk membelai wajah Kushina.

"Maaf kan aku terlambat," secara pelan Minato mengungkapkan permintaan maaf nya. Ia meminta maaf sebab terlambat menyadari Kushina mengandung, ia meminta maaf sebab tidak memaksa ikut ke rumah sakit saat tadi pagi Kushina mengatakan akan ke rumah sakit.

Ia pun meminta maaf kepada sang janin sebab telat menyadari kehadirannya. Minato bahkan saat kesadaran nya mulai menghilang tetap mengucapkan maaf.

.

..

...

...

.....

Pemakaman Kushina dilaksanakan sehari setelahnya. Banyak pelayat yang mendatangi rumah duka dan mengucapkan bela sungkawa, mereka tidak menyangka bahwa istri dari Minato Namikaze akan pergi secepat itu. Polisi pun datang saat sore hari, menyatakan dari hasil lab bahwa si pengendara memang sedang dalam pengaruh alkohol dan saat tes urine dinyatakan bahwa ia positif menggunakan ganja. Hashirama dan Jiraiya tentunya meminta pelaku diadili sebab karenanya mereka kehilang putri dan calon cucu mereka.

Sedangkan Minato, selepas pulang dari pemakaman ia mengurung diri di kamar. Menatap nanar poto pernikahannya, didalam poto tersebut Kushina sangat cantik dan menawan. Senyuman yang wanita itu berikan memberikan arti bahwa ia sangat bahagia.

"Aku merindukan mu, Kushina."

-SELESAI-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro