Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

03

Menatap langit malam sudah menjadi kebiasaan sejak masih kecil, melihat dan menghitung bintang-bintang sebelum tidur menghilangkan rasa lelah dan kantuk.

Berdiri di balkon, bersandar pada pagar pembatas dengan arah mata mengarah ke langit malam yang indah.

Rumah yang ia tempati sepi untuk saat ini karena ayah angkat dan adik angkatnya tengah berada di luar Jepang untuk melatih si adik angkat agar bisa menjadi sepertinya.

Dalam hati ia tidak ingin Aya mengalami hal yang sama dengannya, menjadi seorang idol atas tuntutan seseorang hanya untuk memenuhi ambisi dan selepas dirasa sudah tidak mampu maka akan langsung di buang begitu saja bak sebuah jam tua yang tidak lagi berfungsi.

Ia juga tahu bahwa dalam lubuk hati yang terdalam milik gadis muda itu ada satu keinginan yang sama dengannya, yaitu hidup bersama dengan saudara tercinta tanpa bisa di pisahkan karena keduanya sama-sama memiliki orang yang mereka sayangi dan rela melakukan apapun demi kebahagiaan orang tersebut.

Ia memiliki seorang adik yang dulu penyayang dan perhatian padanya sementara Aya memiliki seorang kakak yang sangat menyayanginya bahkan rela melakukan apapun agar dapat membawa Aya kembali ke pelukannya.

Namun nasib keduanya juga berbeda. Yotsuba Tamaki, sampai kapanpun akan menunggu Aya kembali padanya bahkan jika saat itu dia sudah tidak menjadi idol lagi tapi dia akan tetap menunggu adiknya kembali, karena tujuan Tamaki hanya satu. Membawa Aya kembali kepadanya dan menjalani hidup bersama.

Riku juga sama, membawa Tenn kembali ke kehidupan mereka yang lama tapi saat Riku sudah berusaha mati-matian membawanya ia justru menolak secara mentah-mentah dengan mengatakan jika Tenn tidak mengakuinya sebagai adik dan sekarang?

Hal itu benar-benar terjadi seperti Tuhan memang mengabulkan keinginan tidak di sengaja tersebut. Riku mulai menjauh, tangan yang dulu berusaha menggapainya, langkah kaki yang dulu selalu mengikuti di belakangnya sekarang berhenti dan memilih berbalik, berjalan ke arah berlawanan dengan apa yang ia tempuh.

Bisa dibilang Riku pergi ke arah cahaya berada dan ia semakin terjerumus ke sebuah kegelapan tanpa akhir.

Wush~

Angin kencang tetiba menerpa tubuhnya lantas membuat bulu kuduk merinding akibat di terpa dinginnya angin malam musim gugur. Sudah berapa ia melamun di balkon ini, satu jam? Entahlah ia lupa yang pasti sekarang adalah waktunya untuk ia tidur dan masuk ke dalam dunia mimpi.

Tenn kembali ke dalam kamar dan menutup pintu balkon, segera ia masuk ke dalam selimut dan mematikan lampu di nakas meja tepat sebelah kasur. Memejamkan mata dan berusaha tertidur, sebelum benar-benar masuk ke alam mimpi ia berdoa.

Berharap semuanya akan baik-baik saja dan apa yang terjadi serta yang  ia pikirkan beberapa hari ini tidak akan terjadi untuk kedepannya.

Kring~

Jam weker bergema di seluruh ruangan tempat ia tidur, jarum pendek sudah menunjukkan pukul 7 pagi tanda ia harus bangun dan bersiap pergi bekerja. Tak lupa ia juga harus sarapan atau jika tidak ia akan jatuh sakit dan berakhir di ceramahi oleh rekan satu grup.

Melempar selimut ke sembarang arah lalu bangkit dari tidur dan duduk di pinggir kasur, berusaha mengumpulkan kembali kesadaran dari dalam dunia mimpi yang tidak pernah sesuai realita.

Dengan wajah bantal yang masih terlihat jelas, ia masuk kedalam kamar mandi dan mencuci muka serta menyikat gigi tak lupa juga mandi.

Beberapa menit berlalu dan sekarang ia sudah rapi dengan pakaian yang biasa ia pakai untuk pergi bekerja, segera ia turun ke bawah dan pergi ke dapur untuk memanaskan makanan yang sudah ia buat seminggu yang lalu dan ia dinginkan di dalam peti es.

Sudah selesai memakan sarapan dan sekarang waktunya pergi ke Agensi Yaotome untuk menemui Manajer dan meminta jadwalnya untuk hari ini.

Entah mengapa, ia sudah biasa menjalani kehidupan monoton seperti ini. Terbesit niat dalam hati untuk mencoba sesuatu yang baru seperti pergi dari pekerjaan dan bersenang-senang namun apa daya akan ada resiko yang harus ia tampung jika dirinya berbuat seperti itu.

Bisa saja itu merusak image dan sudut pandang orang terhadap dirinya. Seorang Kujou Tenn yang sempurna pergi dari tempat kerja hanya untuk bersenang-senang, mau taruh di mana wajahnya jika sampai ada berita seperti itu. Lagipula membuang waktu itu bukanlah dirinya sama sekali, ia lebih suka menghabiskan waktu dengan latihan-latihan panjang, entah itu latihan koreografi atau lainnya.

Walau terkadang juga ia akan pergi bersenang-senang dengan anggota Trigger dan grup idol lain seperti Idolish7 dan senpai mereka Re:Vale tapi tetap saja ia harus tetap berlatih.

Membicarakan Idolish7, kalau tidak salah hari ini Trigger dan grup dengan singkatan Ainana itu akan bertemu di agensi Takanashi untuk membicarakan soal drama kemarin. ia sudah di beritahukan oleh sang leader tentang hal itu dan mereka akan bertemu sekitar pukul 11 siang nanti.

Lebih baik sekarang ia pergi ke Agensi terlebih dahulu untuk menemui sang Manajer.

Beberapa waktu berlalu dan akhirnya ia sampai di Agensi Yaotome, sekarang ia berada di sebuah lift yang mengantarnya ke ruang rapat milik Trigger.

Ceklek

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi orang-orang didalam yang semula tengah berdiskusi ria, semua mata menatapnya.

"Kalian kenapa? Apa ada yang salah denganku?"

"Ah! Tidak Tenn. Hanya saja tumben kau sedikit telat"

"Apa aku harus selalu datang pagi? Lagipula aku memang sengaja datang telat"

"Hee~ pergi kemana sikap Profesional mu itu? Aku penasaran dengan tingkah mu beberapa hari ini. Kau terlalu banyak melamun akhir-akhir ini"

"Apa itu masalah?"

"Aku hanya bertanya padamu Bocah"

"Maa maa~ sudahlah Gaku, Tenn. Jangan memulai perdebatan pagi-pagi. Tenn ayo masuk dan duduk lah, kita akan membahas tentang drama yang kau ambil kemarin"

Mengangguk sebagai jawaban, masuk ke dalam ruangan dan duduk di sofa tepat sebelah Ryu. Anesagi Kaoru selaku manajer mulai kembali menjelaskan dari awal tentang drama tersebut, Tenn mengambil naskah yang berada di tasnya.

"Akan ku jelaskan dari awal. Jadi drama ini menceritakan tentang dua anak kembar yang akan di perankan oleh Tenn dan Nanase Riku, di dalam drama ini kalian juga akan mempunyai seorang kakak dan itu akan di perankan oleh Ryu.

Peran yang di perankan Nanase Riku adalah peran yang bisa dibilang peran Antagonis sementara kau protagonisnya Tenn. Sebenarnya aku sudah diskusikan dengan Manajer Idolish7, Takanashi Tsumugi. Ia bilang jika Nanase Riku yang minta untuk menjadi antagonis dalam drama ini"

Tenn penasaran dengan apa yang akan di lakukan sang adik didalam drama ini. Peran antagonis tidak cocok untuk adiknya yang memiliki paras imut dan polos, apa ia ingin mencoba sesuatu yang berbeda?

"Bisa kalian lihat dalam drama ini ada satu adegan yang mungkin dapat sedikit mengguncang hati mu Tenn. Ada scene dimana Nanase Riku akan mengatakan jika dirinya membenci dirimu, ku harap kau tidak sakit hati untuk kedepannya"

"Mana mungkin bocah ini akan sakit hati? Seharusnya yang jadi antagonis itu Tenn, dia lebih mendalami di bandingkan Nanase"

"Ku amplas mulut mu suatu hari nanti Sobaman"

Jujur saja ia pasti akan takut dan tidak kuat menghadapi scene tersebut tapi ia harus melakukannya sebagai seorang profesional.

"Nanti jam 11 kita akan ke agensi Takanashi untuk berlatih peran dan mendalami karakter masing-masing, Nikaido Yamato, seseorang yang bisa dibilang sudah mendalami dunia seni peran akan mengajari kalian tentang yang di perlukan dalam berakting.

Berusahalah sekuat tenaga dan lakukan secara profesional, jangan merusak nama Trigger dan Agensi Yaotome. Jadikan drama ini sebagai pijakan besar untuk karir kalian kedepannya"

Kata-kata motivasi yang terdengar seperti ancaman jika ketiganya merusak nama baik perusahaan, Tenn mengangguk saja. Sudah terbiasa ia di motivasi seperti itu. Jika nama baik mereka rusak maka pemimpin agensi lah yang akan memarahi ketiganya, ia tahu seperti apa watak Sachou nya tersebut. Pantas saja si Leader sangat tidak suka pada ayahnya sendiri.

Setelahnya Anesagi keluar dari ruangan meninggalkan ketiga orang dari grup Trigger tersebut. Tenn mengambil naskah dan menatapnya.

"Kenapa kau bocah? Takut Nanase benar-benar membenci mu?"

Bukan kah itu sudah terjadi? Itulah yang ia pikirkan saat Gaku menanyakan hal tersebut secara langsung.

"Tidak. Lebih baik kau pikirkan tentang cinta mu yang tertolak beberapa hari kemarin"

"Pfft--"

Ryu berusaha sekuat tenaga kala ia mengingat peristiwa yang membuat temannya pundung sehari setelahnya. Yaotome Gaku, secara tidak langsung menyampaikan perasaannya kepada Manajer Idolish7 dan parahnya di tolak. Dua kali pula.

"Oi! Aku masih berusaha ingat. Lagipula saat itu aku hanya bertanya bukan menyatakan perasaan"

"Tapi bukannya sudah jelas kalau kau menyatakan cinta mu maka dia akan menolak? Sudahlah jangan banyak berharap. Sachou saja membencinya"

"Sialan!"

"Maa~ maa~ ochitsuke futari tomo. Kalian selalu saja berdebat"

"Dia yang mulai Ryu"

Ingin rasa Gaku memukul kepala pemuda merah muda ini tapi ia masih sayang akan nyawa.

"Demo...Tenn"

Panggilan Ryu membuat Tenn menoleh dari kegiatannya yang semula membaca naskah.

"Gaku benar. Beberapa hari ini kau terlalu banyak melamun bahkan tidak biasa kau datang telat seperti pagi ini. Apa terjadi sesuatu?"

Ryu memang sosok orang yang peka akan dirinya dan keadaan di sekitar, manik emas itu melembut saat menatap netra magenta miliknya, mimik air wajahnya menuntut jawaban dari Tenn.

Kepala memutar ke memori beberapa hari yang lalu, saat ia datang berkunjung ke dorm Idolish7 untuk menemui adiknya. Memberitahu alasan mengapa ia pergi dari rumah tempat keduanya dulu pernah tinggal bersama menjadi saudara kembar.

Jika ia bisa memutar waktu mungkin ia akan lebih memilih tinggal bersama adiknya, menjalani hidup sebagai saudara kembar yang tak dapat dipisahkan.

"Lihat. Lagi-lagi ia melamun, pasti ada sesuatu"

"Maaf.. aku hanya... Memikirkan Riku.."

"Memikirkan Nanase atau sesuatu yang berhubungan dengan Nanase?"

Entah mengapa Gaku selalu bisa membuatnya kalah telak dengan perkataan yang keluar dari mulut pemuda silver tersebut.

"Raut wajahmu mengatakan segalanya. Aku harus bertanya pada Nikaido nanti, dia pasti tahu sesuatu"

"Jangan lakukan itu"

"Kalau begitu beritahu kami! Aku sudah muak menghadapi tingkahmu yang seolah dapat menghadapi segalanya"

Tenn dapat melihat raut wajah Gaku yang kesal dengan tingkahnya tapi ia tetap dalam pendirian untuk tidak memberitahu siapa pun, termasuk Ryu dan Gaku.

"Ini urusanku, biar aku yang menyele--"

"--terserah! Kau memang tidak ingin dibantu"

"Astaga kalian!~ jangan berdebat. Gaku, jangan memaksa Tenn untuk mengatakan apa yang ia pikirkan dan Tenn jangan terlalu bersikap menutupi segalanya seperti itu"

Keduanya mengangguk bersama. Sasuga Ryu, dia dengan mudahnya melerai perdebatan keduanya dan membuat mereka diam.

Setelah Ryu berucap seperti itu, pintu ruangan terbuka menampilkan Anesagi.

"Ayo. Kita akan ke Agensi Takanshi sekarang"

Ketiganya bangkit dari tempat duduk dan berjalan keluar ruangan mengikuti Anesagi menuju parkiran tempat mobil mereka berada.

Sepanjang jalan hanya ada keheningan di dalam mobil, Anesagi mengernyitkan dahi tanda ia terheran-heran. Tumben sekali mobil ini jadi sepi dan tidak ada perdebatan antara Gaku dan Tenn seperti biasa?

Ryu pun juga diam, yah~ karena kedua rekannya tidak berisik sama sekali jadi untuk apa ia berbicara lagi pula sepertinya mood sang center sedang tidak bagus.

Sekarang grup Trigger sudah berada di dalam ruang rapat di Takanashi Production bersama para manajer dan Idolish7 itu sendiri. Mereka semua telah selesai membagi peran masing-masing dan suasana sedikit cukup canggung untuk saat ini.

Semua sibuk menghapal sedikit naskah dan sesekali bergumam mengenai dialog yang mereka ucapkan.

"Kita tidak berlatih sekarang?"

Gaku akhirnya membuka suara, suasana ini sangat canggung menurutnya. Tidak biasa Idolish7 tidak rusuh atau bercanda gurau seperti bisa dan...

Tumben sekali Nanase Riku tidak mencoba untuk mendekati Tenn?

Cubit lengan Gaku jika ia bermimpi tentang hal ini. Maksudnya bagaimana bisa Nanase bersikap acuh kepada kakaknya, orang yang selama ini Nanase kejar.

"Ah. Ayo semuanya kita ke Paractice Room. Kita akan berlatih sedikit tentang peran kalian dan aku juga mungkin akan sedikit memberi kalian ilmu. Hanya sedikit. Itu pun jika aku niat berbicara panjang lebar dengan kalian"

"Dasar pemalas kau Ossan"

Draak.

Semua pasang mata menatap ke arah bangku yang diduduki Nanase Riku, ia merapikan barang-barangnya dan mulai berjalan menuju pintu keluar. Merasa di perhatikan, pemuda Crimson itu menoleh lalu menatap mereka semua yang kini tengah menatapnya heran.

"Apa? Yamato-san bilang ingin ke ruang latihan bukan? Jadi ayo"

Riku langsung keluar begitu saja tanpa menunggu anggota membernya, dengan sigap Idolish7 berdiri dan lalu menyusul centernya.

Gaku yang berada tepat disebelah Tenn berbisik kepadanya.

"Nanase terlihat aneh... Kau tahu apa yang terjadi dengannya?"

"...tidak.... Aku tidak tahu"

Gaku menatap si center dengan tatapan heran, tidak seperti biasa Tenn menjawabnya dengan nada seakan ingin menangis tersebut.

"Ayo lah Tenn, Gaku. Kita keruang latihan dan Gaku mungkin Tenn sedang dalam suasana hati yang tidak baik jadi biarkanlah dia"

Ryu pun kembali menenangkan kedua rekannya agar tidak kembali terjadi perdebatan yang mungkin akan membuat beberapa orang khawatir, dia berdiri dari kursi dan berjalan menuju pintu di susul oleh Gaku dan Tenn dibelakang.

Tenn sedikit melirik ke depan, ke arah dimana adiknya tengah bersanda gurau dengan salah satu member. Suara tawa dan senyuman lebar itu di perlihatkan begitu saja kepada mereka semua, kepada anggota Idolish7 yang lain dengan mudahnya.

Krieet~

Pintu ruang latihan di buka oleh si manajer Idolish7, satu persatu dari mereka masuk ke dalam lalu berbaris sesuai grup masing-masing.

"Kalian bisa berlatih di ruangan ini. Ingat berlatihlah sekuat tenaga agar film ini berhasil dan sukses besar"

"Ha'i!!"

Mereka menjawab penuturan sang manajer dengan suara lantang.

Latihan pun di mulai, mereka memulai latihan dengan mendalami ilmu tentang perfilman yang di jelaskan Yamato walau hanya di terangkan sedikit, itu pun dia menjelaskannya dengan sedikit tidak niat.

Mereka semua melihat Riku dan Tenn yang berperan menjadi tokoh utama berlatih dengan serius.

"Aku heran akan sesuatu..."

"Apa maksud mu Yaotome?"

"Nanase dan Tenn seperti bertukar peran"

"Benarkan? Harusnya Riku yang menjadi protagonis tapi dia minta--"

"Bukan hanya di drama ini... Tapi--"

Manik silver menatap kedua pemuda berbeda Surai yang saat ini tengah berlatih di ujung sana.

Leader Idolish7 mengerti apa yang di maksud oleh Gaku dan ia langsung menganggukkan kepalanya secara pelan, netra hijau tua mengikuti arah pandang si Surai platinum.

"Ada sesuatu diantara mereka yang terjadi..."

----------------------------------

Yak saya kembali...

Tenn: bisa gak ini buku hapus aja... Sengsara Mulu gue beneran.

Ogah males. Justru buku ini ada untuk menyengsarakan mu wahai Kujou Tenn:D

Fuga: AUTHOR-SAN YANG SEBELAH GIMANA? AKU SAMPAI NYASAR LOH!

Iya nanti...

Riku: silahkan vote dan komen minna-san~

Kuon: kritik dan saran juga boleh.

Riku&Kuon: Sampai jumpa (^∇^)

Malaikat nyasar--

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro