Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Marisu no Bansan |CarpaFinn ver|

Kakaknya selalu bilang pada Finn untuk pulang sebelum matahari terbenam karena akan ada monster yang akan berkeliaran, mereka tidak bisa mengerti [bahasa]. Finn selalu mematuhi perkataan kakaknya itu.

Suatu hari Finn tersesat di dalam hutan saat sedang mengumpulkan herba liar untuk membuat obat. Finn berjalan tanpa arah dan akhirnya ia menemukan sebuah rumah, meskipun ada rasa takut dan kakinya gemetar setiap kali melangkah. Finn memaksakan dirinya untuk memasuki rumah itu daripada tidak ada tempat untuk berlindung sampai pagi tiba.

Lampu lentera yang masih bersinar dengan terang Finn arahkan ke sembarang arah, memastikan tidak ada siapapun di dalam rumah. Finn melihat banyak peralatan untuk meracik obat dan cauldron. Ini bukan rumah, melainkan atelier.

Nafas Finn tercekat kala melihat mahluk yang sedang berjongkok melihat ke arahnya, mata merah menyala, memiliki taring putih yang tajam, mulutnya meneteskan darah. Kaki Finn bergetar lemas, tubuhnya berangsur-angsur jatuh ke bawah, ketakutan yang sudah menguasai dirinya membuat Finn tak bisa menggerakan tubuhnya sedikit pun.

Mahluk bermata merah itu melompat ke arah Finn, kuku tajam mencengkram tangan Finn, Finn berusaha untuk melepaskan diri tetapi tenaganya kalah kuat dengan mahluk bermata merah itu. Kedua matanya meneteskan air mata, suaranya seakan habis, ingin berteriak "Tolong" atau "Ampuni aku", kalau pun ia bisa berteriak, monster tidak akan mengerti kata-kata.

Finn memejamkan kedua matanya, pasrah dengan apa yang akan monster itu lakukan padanya, tetapi monster itu berhenti bergerak seakan menyadari sesuatu. Finn membuka matanya perlahan, monster itu menatapnya, Finn bisa merasakan di dalam tatapan mata monster itu ada kesedihan. Tangan Finn yang bergetar menyentuh tangan monster itu yang masih mencengkram pundak kirinya.

"Kamu tidak apa?"

Suara lembut yang keluar dari Finn membuat monster itu melepaskan cengkramannya dan yang bikin monster itu terkejut juga pemuda di hadapannya ini tidak melarikan diri darinya.

Monster itu memperkenalkan diri sebagai Carpaccio, sebelum menjadi seperti ini ia adalah seorang manusia sama seperti Finn, ia berubah menjadi seperti sekarang karena kecerobohannya sendiri.

"Kamu tidak takut padaku?" tanyanya sembari mengelus wajah Finn dengan lembut.

Finn memegang tangan Carpaccio. "Tidak, karena aku tau sebenarnya kamu itu manusia, aku lega, ternyata bukan monster yang seperti dikatakan orang-orang termasuk kakakku." Sebuah senyum tipis Finn berikan padanya.

Finn percaya, mungkin dengan kata-kata mereka akan mengerti bahwa monster yang selalu mereka ceritakan itu bisa mengerti [bahasa]. Saling mengerti satu sama lain, tidak ada kesalahpahaman, lagipula saat ditelaah, darah yang ada di mulut Carpaccio adalah darah hewan bukan manusia.

Setelah itu keduanya tinggal bersama. Finn memasakkan makanan untuk Carpaccio, membersihkan atelier itu dari debu, botol kaca serta cauldron yang dipenuhi debu dibersihkan oleh Finn, Carpaccio hanya memperhatikan Finn dari dekat.

"Ada apa? Ngeliat aku terus?"

"Observasi."

"Begitu ya, aku lanjut mempersihkannya."

Finn mengusap keringat di dahinya, atelier tak terawat kembali bersih bak baru ditinggali, selanjutnya Carpaccio. Finn berniat untuk merapikan rambutnya.

"Tidak usah."

"Biar rapi."

Finn memaksa Carpaccio duduk di kursi dan mulai merapikan rambut marun yang sudah terlalu panjang sampai menutupi wajah.

"Selesai."

Carpaccio nampak tidak senang sembari memegangi helai rambutnya yang sudah pendek. Dalam keheningan Carpaccio mendengar langkah kaki seseorang di luar, bersamaan dengan suara langkah kaki itu Carpaccio bisa merasakan hawa membunuh.

Brak! pintu atelier didobrak dari luar menampakkan seorang lelaki dengan rambut senada dengan Finn, mengarahkan tongkat sihirnya pad Carpaccio dengan ekspresi marah juga dendam.

"KEMBALIKKAN ADIKKU!"

"Tunggu kak! Dia tidak melukaiku sama sekali."

"Finn lebih baik kamu diam, aku akan membunuh monster itu."

"Kak, dia baik, tidak melukaiku sama sekali."

Pemuda itu tak ada niat untuk mendengarkan kata-kata Finn sama sekali, serangan dilancarkan olehnya, pedang raksasa melesat ke Carpaccio, Carpaccio membelalakan matanya kala melihat Finn melompat untuk melindunginya, pedang itu melukai Finn. Finn bersama dengan pedang itu jatuh ke lantai.

"Finn ...."

Tangan Carpaccio menyentuh luka di pinggang Finn, hanya luka gores, tidak fatal, Finn masih bisa diselematkan. Isi kepala Carpaccio saat ini hanya memikirkan cara untuk menyembuhkan luka Finn. Ia sudah lama tidka meracik obat, tidak ada obat yang tersisa di lemari, sementara pemuda yang datang untuk membunuhnya jatuh terduduk, tatapannya kosong, sihirnya telah melukai adiknya sendiri.

Carpaccio menggendong Finn, satu-satunya cara agar Finn masih bisa selamat adalah membawa Finn ke kota, Carpaccio yakin pasti di kota akan ada seseorang yang bisa menyembuhkan luka Finn.

Carpaccio membawa lari Finn menuju kota.

Sulit bagi orang-orang dengan perawakan yang berbeda untuk memahami satu sama lain

Mereka tidak bisa memahami [bahasa]

Yang manakah iblis sebenarnya?

Carpaccio terus menggerakkan kakinya tanpa henti, langit sudah mulai terang, tubuh Carpaccio terbakar oleh cahaya matahari terbit. Tubuhnya yang sudah mulai melebur menjadi debu sudah tidak ia pedulikan, jika ia sudah sampai di kota pun pasti orang-orang akan ketakutan dengan dirinya yang sudah seperti ini, tetapi Carpaccio tidak akan menyerah sebelum luka yang diderita Finn sembuh.

Sampai di kota Carpaccio yang sedang menggendong Finn membuat orang-orang berteriak ketakutan, berlari dan ada yang mengarahkan tongkat sihirnya pada Carpaccio.

Kalian pasti tidak akan percaya padaku

Aku hanya ingin satu ini saja. Maukah kamu mendengarkan permintaanku?

Carpaccio meminta siapapun untuk menyembuhkan luka yang diderita Finn, salah satu dari mereka menanggapi Carpaccio dengan tenang, menunjuk seorang remaja laki-laki brambut merah muda dan bilang bahwa dia bisa menyembuhkan luka Finn. Carpaccio menurunkan tubuh Finn ke bawah di dekat remaja laki-laki itu.

Remaja laki-laki itu menyembuhkan luka Finn menggunakan sihir airnya.

Perasaan lega menyeruak di dalam diri Carpaccio, Finn terselematkan. Manik merahnya melihat pada matahari terbit. Inilah akhir dari dirinya, pandangannya beralih ke Finn. Ia tidak bisa melihat senyum Finn lagi setelah ini.

Finn membuka matanya kembali, melihat ke Carpaccio yang sebagian tubuhnya sudah hilang. Tangan kanan Finn bergerak seolah hendak meraih Carpaccio, disaat itu juga seluruh tubuh Carpaccio menjadi debu di bawah sinar matahari pagi.

Finn meneteskan air mata.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro