Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

End of All |JuliWill-WillElfie|

A/N:

Focalors=Elfaria

Furina=Julius

.

.

.

Seorang anak laki-laki sewarna kristal biru cerah melihat pantulan dirinya pada air yang mengalir, pantulan dirinya berubah menjadi seorang gadis yang seumuran dengannya, mata dan rambutnya lebih cerah dari miliknya, memiliki senyum manis tetapi wajahnya sekarang sedih bercampur takut.

Anak gadis itu berkata, "Lindungilah Will, apapun yang terjadi dan jadilah tongkat untuknya."

Anak laki-laki itu tidak mengerti mengapa dirinya harus melindungi orang asing, ia tidak kenal dengan orang yang memiliki nama Will itu.

Ketika anak laki-laki itu mengetahui bahwa yang harus ia lindungi adalah anak yang tidak bisa menggunakan sihir, ia menolak permintaan gadis itu.

gadis itu meyakinkan anak laki-laki itu setiap kali mereka bertemu, di pantulan cermin, pantulan air.

Akhirnya anak laki-laki itu mengikuti permintaan perempuan itu.

Anak laki-laki itu mendapatkan berkat dari gadis itu berupa kekuatan elemen sihir yang sangat kuat. Elemen es yang sangat kuat, bisa membekukan segalanya.

---

Is this war

Is this fate

Is this what we were destined to be

Suatu hari anak laki-laki itu memahami mengapa gadis itu yang selalu muncul menggantikan pantulan dirinya. Anak laki-laki berambut hitam yang dibilang tidak memiliki sihir ternyata memiliki sihir terpendam yang sangat besar, sebuah pedang yang bisa memotong sihir, gadis itu bilang saat pedang bersatu dengan tongkat, itu akan menjadi senjata tidak terkalahkan.

Ketika anak itu menggunakan kekuatannya, rambut hitamnya akan memutih seperti salju, tubuhnya juga sedikit demi sedikit kehilangan hangatnya, termasuk dengan ingatan, kekuatan itu harus mengorbankan ingatannya, tentang siapapun termasuk dirinya (Julius).

Kekuatan ini hanya tertulis di naskah kuno, naskah itu ada di tangan kepala sekolah, naskah itulah yang dicari perempuan yang menyuruhnya untuk melindungi Will. Naskah itu bisamengembalikan Will dalam keadaan semula, ingatan-ingatan yang sudah dikorbannya untuk kekuatan itu juga bisa kembali tetapi hanya sebagian saja.

Naskah kuno itu belum diterjemahkan seluruhnya.

Laki-laki yang kini menginjak umur 16 tahun berdiri di depan cermin dengan ekspresi wajah kesal.

Manik birunya berkilat membawa amarah.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya dari awal soal ini?"

"Aku punya alasanku sendiri, aku tidak mau 'mereka' tau soal Will, dan ... hanya kamu yang bisa kuminta tolong."

"Kenapa aku? Kamu sudah muncul sewaktu aku kecil, meminta tolong tiada henti untuk menjadi tema--kamu tidak pernah mengatakan itu, semacam melindungi, menjadi tongkatnya."

Perempuan itu mengalihkan pandangannya, ekspresi wajahnya nampak menahan sakit, ia ingin sekali mengutarakan tentang dirinya ini, tentang semuanya, termasuk kehadiranannya di hidup Julius, tetapi tidak bisa. Ia ingin melindungi Julius dari kebenaran, gadis itu ingin Julius melihat dengan matanya sendiri kebenaran yang ditutupinya.

"Percayalah padaku ... cuman Will yang bisa membunuh 'mereka', hanya kekuatan Will dan juga sihirmu." Gadis itu menaruh tangannya di dada. "Gantikan aku melindunginya, aku hanya bisa percayakan dia padamu."

"Katakan alasanmu, kenapa aku?"

Gadis itu menempelkan telapak tangannya ke kaca, dengan senyum sumringah yang menutupi kesedihan yang dirasakannya. "Kamu sangat baik, meskipun perilakumu kadang kasar dan memanggil Will ... anak gagal atau nol besar, tetapi kamu tidak membiarkannya sendiri, kamu juga berusaha untuk menghentikan Will dari memakai kekuatannya, aku mengerti pasti kamu kesal anak yang kamu pikir tidak kompeten lebih kuat dan lebih hebat darimu."

"Aku percayakan dia padamu, terima kasih sudah menemaninya." Maaf aku hanya bisa mengatakan itu saja.

Julius mendengus, tidak puas dengan jawabannya. "Aku hanya mengikuti apa yang kamu inginkan."

"Itu tidak mengubah penilaianku padamu, kamu sudah membantu Will." Gadus itu berkata lagi sembari meletakkan kedua tangannya yang mengepal di depan dada. "Tunggu sebentar lagi, kumohon."

Julius membalikkan badannya membelakangi cermin. "Baiklah, adanya anak gagal itu tidak berpengaruh apa-apa padaku, aku tetap menjadi murid 3 besar di sekolah sihir ini."

Senyum merekah di wajah perempuan itu, lega mendengar jawaban Julius, ia tahu dirinya yang ini bisa diandalkan, dengan begini ia bisa fokus mengumpulkan kekuatan untuk melindungi dirinya yang di luar cermin.

"Terima kasih Julius."

Ia berterima kasih dan mulai pudar, menghilang dari hadapannya.

Cermin kembali memperlihatkan pantulan Julius yang asli.

---

Kakinya melangkah menyusuri jalanan yang sepi, bulan purnama menyinari Urbus Regarden, malam ini Will meminta teman-temannya untuk berkumpul di kedai Dwarf. Langkah kakinya berhenti ketika sesuatu mendekat, seperti kekuatan gelap melesat dengan cepat ke arah dirinya, sebelum Julius berhasil menarik tongkat sihirnya, ujung tongkat sihir asing sudah berada di depan dadanya.

Pada saat yang sama gadis yang mirip dengannya muncul di hadapannya, memunggunginya sembari merentangkan kedua tangannya ke samping, menggantikannya menerima serangan sihir yang terarah pada jantungnya.

Gadis itu menoleh ke arahnya, air mata menetes jatuh.

I will stay with you 'til the end of time

To save you from the truth

Please remember, only believe what I said to you

"Tolong jaga Will untukku, wahai diriku yang berada di luar cermin, selama ini kekuatan sihirku adalah kekuatan sihirmu juga, untuk kali ini kuberikan semua sihirku padamu, terima kasih kamu sudah mau menuruti permintaanku, Julius Reinburg."

Kalimat terakhir perempuan itu ucapkan tanpa suara, tetapi Julius bisa membaca gerak bibirnya.

Kata-kata terakhir perempuan itu adalah ...

"Tolong jalani hidup yang tidak pernah kumiliki."

Semenjak kejadian itu, Julius tidak lagi melihat perempuan itu dalam pantulannya, gadis itu tak lagi pernah muncul dan Julius berusaha untuk beraktivitas seperti biasa seolah tidak pernah terjadi apapun tadi malam, tidak mau percaya juga sebenarnya selama ini ia telah berbicara gadis di dalam cermin dan bukan imajinasinya saja. Perkataan gadis itu terus terngiang-ngiang di dalam kepalanya, meskipun gadis itu sudah tidak ada, ia tetap terus melanjutkan apa yang diminta, dan percaya perkataannya.

"Julius!"

Namanya dipanggil oleh Will, suaranya terdengar dari belakang, Julius memutar badannya.

"Apa?"

"Kemarin malam ... tidak terjadi apa-apa kan?"

"Apa maksudmu?"

"Kemarin kamu yang paling terakhir datang ke kedai, tidak ada yang terjadi kan?"

Julius terdiam beberapa saat, enggan untuk mengatakannya, pada akhirnya ia mengatakan alasannya dan Julius tidak bilang kalau kemarin malam ia diserang agar laki-laki di depannya ini tidak khawatir.

"Mungkin kamu tidak akan percaya apa yang aku katakan, tadi malam ada perempuan misterius yang datang berceloteh tidak masuk akal dan menyuruhku untuk terus bersamamu, melindungimu dan kata-kata aneh lainnya." Julius sempat mengalihkan pandangannya, dan aku tetap menurutinya meski terdengar konyol dan sekarang pun begitu, tidak peduli fraksiku berbeda dengannya, aku akan tetap menjaganya.

Will nampak kebingungan, mencerna apa yang dikatakan Julius, walaupun ia sendiri tidak mengerti ia memutuskan untuk percaya apa yang dikatakan Julius dengan senyum merekah di wajahnya.

Dahi Julius berkerut melihat reaksi Will yang percaya-percaya saja dengan apa yang dikatakannya.

Manik Julius bergerak melihat ke belakang Will dalam jarak pandanganya ia melihat Lihanna datang, menuju ke arah mereka, Julius membuat setangkai bunga mawar menggunakan sihirnya, lalu menyematkannya di jubah kanan Will.

"Untukmu, anggap saja jimat pelindung."

Julius pergi meninggalkan Will.

Will berterima kasih dan berjanji untuk menyimpan bunga mawar itu dengan baik.

"Gantikan diriku menjalani hidup, aku iri padamu bisa bersama dengan Will."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro