Beautiful Morning |KlaSie|
Tidak jauh dari Muse ada sebuah pohon yang dijadikan mereka berdua sebagai tempat berteduh. Suara gemerisik daun yang bergoyang mengikuti hembusan angin terdengar sangat menenangkan, angin yang menerpa keduanya membawa kesejukkan pada mereka yang sedang berteduh dan menikmati pemandangan, sudah lama tidak ada hari damai seperti ini.
Keduanya duduk bersebelahan sembari melihat langit.
"Semuanya sudah selesai."
"Ya."
"Klaus-san."
"Ada apa Sierra-san?"
"Pagi yang indah ya."
"Ya, Sierra-san."
"Perang sudah selesai, kamu bakal menetap di sini?"
"Sepertinya begitu."
"Beneran?" tanya Sierra sembari menoleh ke Klaus heran. "Klaus tidak penasaran dengan dunia yang luas ini? Masih banyak tempat yang bisa dikunjungi lho~."
"Kalau Sierra-san ingin berpergian, silakan saja, Riou-dono akan melakukan perjalan dengan dua temannya, Sierra-san bisa ikut dengan mereka."
Sierra nampak tidak suka dengan balasan dari Klaus,kedua pipinya menggembung, menunjukkan ekspresi marah bercampur kecewa. Klaus tidak menduga Sierra akan marah padanya, ia langsung meminta maaf atas perkataannya tadi, manik merah milik Sierra masih menatap Klaus kesal, lalu menghembuskan nafas.
"Sekali lagi aku minta maaf ... kalau ada salah kata ketika berbicara."
"Klaus-san tuh benar-benar polos ya, aku agak kecewa tapi mau bagaimana lagi," gumam Sierra. "Meskipun begitu aku tetep suka sisi Klaus-san yang seperti itu."
Entah mengapa Klaus mendapatkan perasaan buruk.
Sierra mendekatkan diri pada Klaus, wajahnya juga bergerak dekat, sementara Klaus berusaha untuk menjaga jarak, takut ada hal tidak diinginkan terjadi, makin dekat wajah Sierra dengan wajahnya, rona merah mewarnai wajah Klaus.
"Sierra-san ...?"
"Klaus-san, gimana kalau kita berdua keliling dunia ini bersama?"
"Ber ... bersama? ... tapi Sierra-san, aku tidak memiliki kekuatan untuk bertarung ...."
Sierra menjauhkan badannya, kedua matanya melebar beberapa detik, lalu sebuah senyuman dan wajah penuh keyakinan terpancar dari gadis berambut perak itu. Tangan kanannya menepuk dada.
"Tenang aja, aku ada untuk melindungi Klaus-san," dengus penuh percaya diri.
"Kalau begitu ... bukankah aku akan jadi beban selama perjalanan?"
"Jangan khawatirkan soal itu, aku tidak merasa Klaus-san beban kok, Klaus-san bisa membantuku bikin strategi melawan monster dan menentukan tempat untuk aku bisa tidur nyenyak. "Setelah mengatakan itu Sierra menguap, kantuk mulai menguasai dirinya.
"Sierra-san kalau sudah mengantuk kita ke Muse untuk beristirahat."
"Benar juga ...," sahutnya lemah.
Sierra merentangkan kedua tangannya, memeluk leher Klaus dalam keadaan setengah mengantuk.
"Si ... Sierra-san?"
"Gendong, aku udah tidak punya tenaga untuk bergerak ...."
"Aku mengerti."
Klaus terdiam beberapa saat, memikirkan ia harus menggendong vampir berambut perak yang bergelayutan padanya yang sudah tidur. Klaus memutuskan untuk menggendong Sierra di punggung, menurutnya itu yang paling aman.
Klaus membawa Sierra sampai ke penginapan di Muse, membaringkan gadis vampir yang digendongnya ke ranjang, menyelimuti tubuhnya dan menghembuskan nafas lega. Klaus berjalan mendekati dinding, berniat untuk duduk, tetapi niatnya itu dihentikkan saat tangannya dipegang.
"Sierra-san?"
"Klaus-san, bagaimana kalau kita habiskan hari-hari indah lainnya bersama?"
"Eh?"
"Aku ingin terus bersama Klaus-san ... kalau Klaus-san tetap akan di sini, aku juga ...."
Klaus memperhatikan Sierra, berpikir kalau tadi Sierra sedang mengigau.
Klaus mencoba untuk melepaskan tangan Sierra dari tangannya, lalu kembali melanjutkan niatnya yang sempat tertunda. Klaus tidak tahu harus bereaksi seperti apa dengan ucapan Sierra, dari awal bertemu Sierra seperti senang menjahili dirinya, jadi Klaus memutuskan igauan Sierra tadi cuman kejahilan Sierra lainnya.
"Aku anggap seperti itu saja, Sierra-san tidak akan marah kaya tadi ... kan?" gumamnya, ada keraguan dalam dirinya, hati kecilnya berharap perkataan Sierra tadi itu serius. "Mungkin tidak ada salahnya menghabiskan waktu bersamanya ... mungkin."
Dalam tidurnya sebuah senyum lebar menghiasi wajah.
I know the time was coming today
In the morning like this, such a beautiful day
I want to own this sky with you
And we share, and we share, and we share the miracle
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro