Akuma no Ko |JowyRiou|
A/N:
Lyrics: kazelyrics
.
.
.
Jowy menggenggam tangan Riou erat, dalam keadaan compang-camping, terluka dan darah yang menetes dari sisi bibir. Jowy membuka mulutnya mengatakan sesuatu pada Riou. Kata-kata itu membuat Riou terkejut, sepasang manik amber milik Riou berkaca-kaca.
"Dunia ini sangat kejam, meskipun begitu aku akan tetap mencintaimu. Akan kukorbankan semuanya demi melindungi dirimu."
Riou menggeleng pelan, ia tidak ingin kehilangan Jowy.
"Jowy, jangan bilang begitu, aku ... aku akan cari cara lain, aku tidak ingin hidup di dunia yang tidak ada kalian ...," ucapnya dengan suara gemetar, air mata mulai menetes membasahi tanah.
"Tidak ada cara lain, Riou maafkan aku."
"Jowy!"
---
Kedua mata terbuka menampakkan sepasang amber menetes air matanya, Riou terdiam sesaat, merasakan tiap tetes air matanya yang jatuh membasahi bantalnya. Mimpi yang dialaminya tadi sangat-sangat buruk. Semakin Riou menginginkan semuanya bisa berakhir dengan bahagia dan menyelamatkan semua, dadanya terasa makin sesak sekaligus sakit, air matanya tidak bisa dihentikan.
Berapakalipun dihapus, air matanya akan kembali menetes.
Kedua tangannya bergerak menghapus air mata yang menetes sampai matanya merah dan sembab.
Tok, tok, Riou menyibak selimut yang menutup tubuhnya, berjalan cepat menuju pintu sembari mengusap air matanya. Riou agak terkejut saat melihat Luc mengunjungi kamarnya. Riou tidak langsung menanyakan alasan Luc datang tetapi ia bisa melihat wajah Luc yang biasanya datar jadi memasang wajah khawatir padanya.
"Kamu baik-baik saja?"
"Iya ...."
"Kemarin kamu bilang kamu mau ke Tenzan, beruang besar itu ingin aku menemanimu ke sana."
"Aku bisa ke sana sendiri."
Manik emerald Luc memandangi manik amber milik Riou lekat-lekat, lalu manik hijau yang memancarkan kekhawatiran itu tertutup dan terbuka lagi beberapa detik kemudian.
"Yasudah kalau kamu ingin sendiri, aku akan menunggumu di bawah gunung."
"Sudah kubilang aku bisa sen ... diri ...."
"Dengar, aku tidak mau dengar beruang menyebalkan itu mengoceh."
Riou menundukkan kepala, matanya kembali berkaca-kaca, tubuhnya gemetar. "Terima kasih ... Luc."
"Tidak usah berterima kasih, ayo."
Riou mengangkat kepalanya, ekspresi wajah yang menampakkan kesedihan yang dipendamnya berganti dengan kepercayaan diri dan wajah yang menetapkan keputusannya.
Riou pun berangkat bersama dengan Luc, mereka berpisah tak lama setelah Riou harus mendaki ke puncak sendiri.
Dari kejauhan Riou bisa melihat punggung Jowy, Jowy sudah sampai duluan di tempat janji ini. Riou tidak mengucapkan sepatah kata, tubuh Jowy berbalik menghadap ke arahnya dengan senyum tipis, mengisyaratkan bahwa pemuda berambut pirang pucat itu lega Riou datang ke tempat ini.
Sesuai janji.
"Riou."
"Jowy ... apa kita harus melakukan ini? Aku tidak ingin melakukannya ...."
Jowy memperlihatkan wajahnya yang sendu, yang memiliki perasan yang sama dengan Riou saat ini, tetapi Shin no Monshō yang ia miliki ini seakan bersingkronisasi dengan Kagayaku Tate no Monshō milik Riou, memintanya untuk bertarung, sampai ada salah satu dari mereka tak bisa bangkit lagi.
Riou menggelengkan kepala. "Jowy! Aku tidak ingin melakukannya, aku tidak ingin bertarung denganmu ...!"
"Aku juga, tapi ini adalah takdir kita."
"Aku tidak ingin!" seru Riou.
Kedua mata Jowy terbelalak saat melihat Riou menangis, tetapi ia memilih untuk mengabaikannya, ia sudah menerima takdirnya ini. Menerima kutukan dari monshō ini.
"Kalau Riou tidak mau ... aku akan memaksamu menggunakan tonfa yang kamu bawa itu!" balasnya dengan penuh keyakinan, berusaha untuk menutupi ketidakinginannya, keraguannya.
"Jowy, hentikan ini."
Jowy mengeluarkan bo staff miliknya, menunjukkan bahwa dirinya siap untuk menyerang. Riou awalnya ragu, ia terus mencoba meyakinkan diri bahwa ini satu-satunya cara agar dunia kembali damai. Dengan wajah yang masih bersedih Riou mengeluarkan tonfa miliknya. Riou memposisikan diri siap bertarung.
"Kita akhiri semuanya di sini Riou."
"Ya, Jowy ... aku tidak akan menahan diri."
"Aku juga."
Dunia ini sangat kejam, meski begitu aku mencintaimu
Tak peduli apa pun yang kukorbankan, aku akan tetap melindungimu
Meski itu adalah kesalahan, aku takkan ragu-ragu lagi
Kebenaran itu berarti percaya pada diri sendiri dengan kuatnya
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro