Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Awal Dari Semuanya

Pintu mobil ditutup oleh seorang pria dengan stelan jas dan celana panjang hitam malam itu. Jangan tanya bagaimana wajahnya. Pasalnya, pria itu telah beberapa kali memastikan penampilannya seribu kali lipat lebih tampan dibanding hari biasa.

Rambut yang disisir rapi dibantu gel khusus rambut, mata tajam dengan bola mata hitam, serta tubuh tinggi ideal makin membuatnya sempurna. Pria itu menatap sebuket bunga yang dipegangnya, lalu menciumnya sejenak. Sontak, aroma bunga mawar memenuhi indra penciumannya.

"Good job Asher, Rumania will love it," gumamnya yakin sambil tersenyum. Setelah memastikan penampilannya sekali lagi di balik kaca mobil, Asher memasuki sebuah restoran yang mengusung garden concept. Dirinya disambut salah satu pelayan yang langsung mengantarkannya ke lantai dua restoran.

Lantai kayu yang dilapisi karpet beludru merah, lampu-lampu tumblr berwarna kuning gading, serta beberapa bunga mawar yang ada di pot maupun dinding restoran, membuat suasana terasa hangat dan romantis.

Sulit sekali menyewa satu lantai restoran ini karena terkenal di masayarakat kota Seoul. Hanya saja, apapun itu akan Asher wujudkan demi Rumania seorang.

Asher duduk di kursi yang diletakkan di tengah-tengah ruangan. Di sekitar tempatnya duduk, ada rangkaian bunga mawar membentuk hati, rencananya Asher dan Rumania akan duduk di tengah-tengah hati itu.

"Anda mau menghidangkan appetizer nya sekarang, Pak?" tanya salah satu pelayan.

Asher menggelengkan kepala, "tidak. Calon istriku belum datang."

Pelayan itu mengangguk lalu meninggalkan Asher sendirian, setelah meminta pelayan lain menghidangkan segelas air putih.

Malam ini Asher akan mengajak Rumania menikmati suasana romantis untuk terakhir kalinya, sebagai sepasang kekasih. Bulan depan, keduanya akan menikah dan Asher tidak ingin waktu pacaran mereka hanya lewat begitu saja. Bagi Asher, waktunya dan Rumania itu selalu penting.

Rumania memang tidak pergi bersama Asher malam ini. Gadis itu masih memiliki beberapa deadline pekerjaan yang harus di selesaikan, kemudian barulah ia mengambil cuti selama dua atau tiga minggu.

Asher mengambil ponselnya, lalu mengetikkan sesuatu di sana.

'Dear, kalo kamu butuh jemputan, call me okay? Jangan pulang sendirian.'

Asher menyentuh ikon send lalu tersenyum setelahnya sambil menunggu balasan masuk.

'Aku sudah pulang, tapi aku harus ke salon dulu. Kamu gapapa nunggu?'


'Jangan sendirian. Aku jemput kamu sekarang, ya?'

'Jangan. Aku udah bilang'kan kalo aku mau pake gaun baru? It's not surprise anymore if you come here.'

Asher tertawa pelan membaca pesan balasan Rumania. Tangannya mengambil gelas di meja dan meminumnya perlahan sambil mengetikkan pesan balasan.

'Oke, tapi hati-hati, ya. Tell me if you need something,'

'Iya, sayang. Aku butuh waktu satu jam, gapapa, kan?'

'It's okay, even you need 24 hours, i will waiting for you,'

'<3'

Asher tidak mempermasalahkan berapa lama waktu yang Rumania butuhkan untuk menemuinya malam ini. Apalagi, ini bukan kali pertama gadis itu menghabiskan waktu hanya untuk sekedar berdandan.

Rumania adalah seorang karyawan bank swasta. Asher bertemu dengannya sejak di bangku kuliah semester pertama. Ya, keduanya sudah akrab sejak jadi maba atau Mahasiwa Baru. Satu fakultas dan jurusan, membuat Asher sering bertemu Rumania.

Gadis itu cantik, enerjik, dan juga menarik. Rambut hitam sebahu dengan poni tipis menutupi dahi, sangat cocok dengan wajah baby face Rumania.

Keduanya memutuskan berpacaran sejak kegiatan ospek, dan berbagai macam hal yang merepotkan di dunia maba, selesai.
Hubungan itu terus berlanjut hingga sekarang, saat keduanya berusia dua puluh lima tahun.

Sebenarnya, Asher tidak masalah harus menikah lebih awal di usianya yang terbilang masih terlalu muda sebagai seorang pria. Apalagi, Asher memang telah sukses membuka perusahaan start up berbasis teknologi di Korea Selatan, bersama dengan teman-temannya yang ia temui sewaktu pertama kali bekerja di Korea.

Asher melirik jam dinding di tembok restoran. Tidak terasa, dirinya telah menunggu tiga puluh menit di sini. Asher kemudian memutuskan untuk memesan camilan agar tidak terlalu lapar karena menunggu Rumania.

"Tolong buatkan makanan ringan. Pilihkan saja beberapa yang porsinya kecil, dan hanya cukup untuk mengganjal," pintanya pada pelayan. Setelah selesai memesan, Asher kembali berkutat pada ponselnya.

Hanya saja, saat sedang asyik berselancar di sosial media, notifikasi chat masuk. Seorang sahabatnya mengirimkan foto perempuan dengan gaun merah muda tanpa lengan, sedang menggandeng seorang pria paruh baya.

Tanpa pikir panjang, Asher berjalan cepat ke arah tangga dan turun ke lantai satu. Di foto itu, Asher jelas tahu bahwa dua orang itu ada di restoran ini.

Matanya membola saat melihat Rumania mencium seorang pria, di ambang pintu masuk restoran. Banyak pelanggan yang bertepuk tangan seolah ikut senang, dan barulah Asher menyadari bahwa lantai pertama terlihat di hiasi beberapa bunga mawar, meskipun tidak semewah yang Asher lakukan di lantai dua.

Tak tinggal diam, Asher langsung menarik tangan Rumania hingga membuat gadis itu terpekik dan hampir jatuh.

"What are you do-,"

Asher memiringkan kepalanya sambil menatap tajam mata Rumania. Gadis itu refleks menutup mulut dengan satu tangan hingga terlihat benar-benar terkejut.

"Apa kau benar-benar tidak tahu tempat pertemuan kita malam ini?" bisik Asher membuat Rumania menundukkan kepala.

Pria yang ada di belakang Rumania seolah baru saja tersadar, dan mendekat dengan ekspresi tanya.

"Kenapa kau menghancurkan momen orang lain, tuan?" tanyanya terlihat menahan emosi. Asher mengalihkan matanya dari Rumania ke arah pria itu.

"Kenapa pula kau mencium calon istri orang lain?" tanyanya balik dengan wajah menantang dan bahasa Korea yang fasih.

"Asher, stop!"

Asher menatap Rumania dengan tatapan terluka, "Kenapa aku harus berhenti? Katakan, Rumania, apa sebenarnya yang terjadi?"

Rumania menarik napas dan membuangnya kasar. Ia sadar bahwa mereka telah menjadi tontonan satu restoran. Hanya saja, Rumania memang harus mengakhiri hubungannya dengan Asher sekarang juga, atau tidak sama sekali.

"Kita berakhir di sini. Kau dan aku."

Asher sekali lagi dikejutkan dengan kalimat yang paling ia takuti di seluruh dunia. Genggaman tangannya pada Rumania terlepas, kemudian dia menatap gadis itu seolah meminta penjelasan.

"Kenapa kita harus berakhir? Bulan depan kita akan menikah Rumania. Are you serious about that?" tanyanya sambil berusaha menahan tangis. Bagaimanapun, Asher juga manusia bukan?

"Iya, aku serius," Rumania mengangguk, lalu membalikkan tubuhnya dan menarik tangan pria lain di depan Asher, "Ayo Oscar, kita pergi."

Setelah adegan penuh drama, dengan diakhiri kepergian Rumania dan pria baru yang sama sekali Asher tidak tau siapa, dia menatap kosong lantai restoran. Dirinya benar-benar tidak tahu harus melakukan apa.

...
TO BE CONTINUED
...

Regard,
Macaron

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro